Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL PERCOBAAN KIMIA

ASAM dan BASA

Disusun oleh :

KELOMPOK IV | XI MIPA 2

M. ZIDAN RAMZI
NOVI RAHMAWATI
RIZKYA AZZAHRA HIDAYATULLAH
WAN SYAKILA JULIARTI
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dari kelompok IV kelas XI MIPA 2 dapat
melaksanakan sebuah percobaan dan menyelesaikannya dengan baik.

Sehingga akhirnya terusunlah sebuah laporan percobaan kimia ini. Laporan ini
telah kami susun dengan sistematis dan sebaik mungkin.

Dengan selesainya laporan ini, maka kami tidak lupa mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan
percobaan kimia ini. Khususnya kepada Ibu Sukmawati S, Pd. selaku guru mata
pelajaran kimia di kelas kami.

Demikian ini laporan percobaan kimia yang telah kami buat. Kami  mohon kritik
dan sarannya apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Semoga laporan percobaan kimia ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Juga
bermanfaat bagi kami selaku penyusun.

Aikmel, 15 Januari 2021

Penyusun,

Kelompok IV
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Tujuan................................................................................................................4
C. Rumusan Masalah............................................................................................4
D. Hipotesis...........................................................................................................5
E. Landasan Teori.................................................................................................5

BAB II : METODE PERCOBAAN...............................................................................9


A. Waktu dan Tempat.........................................................................................9
B. Alat dan Bahan.................................................................................................9
C. Langkah Kerja.................................................................................................10
Percobaan 1 : Menguji sifat larutan dengan kertas lakmus..................10
Percobaan 2 : Menguji derajat keasaman larutan dengan indikator
universal.......................................................................................................10
Percobaan 3 : Menguji sifat asam-basa air dengan larutan indikator..11

BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................12


A. Hasil................................................................................................................12
B. Pembahasan....................................................................................................13
C. Kesimpulan.....................................................................................................14
D. Saran................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asam dan basa sudah dikenal sejak dulu. Istilah asam berasal dari bahasa
Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa berasal dari bahasa Arab yang
berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama
diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam
ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam nitrat dalam buah jeruk
berfungsi untuk member rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam
asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit.
Asam mineral yang lebuh kuat telah dibuat sejak abad pertengahan. Salah
satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliiti
untuk memisahkan emas dan perak. Suatu larutan dapat diketahui sifat asam
atau basanya dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat yang
mempunyai warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa. Salah satu
contohnya adalah kertas lakmus.

Sedangkan untuk menentukan besarnya derajat keasaman/pH larutan asam


basa dapat digunakan pH meter atau dapat juga dengan indikator asam-basa
yang lain seperti larutan indikator contohnya metil jingga, metil merah,
bromtimol biru, dan fenolptalein serta dapat juga menggunakan indikator
universal. Perubahan warna indikator pada pH tertentu disebut trayek pH
atau jarak pH. Namun indikator tersebut hanya dapat dipergunakan di
laboratorium saja bahkan seperti pH meter sangat jarang digunakan karena
harganya yang tidak terjangkau, oleh karena itu dapat digunakan indikator
alami yang dibuat dari bahan-bahan alami untuk menentukan apakah sifat
suatu larutan asam ataupun basa.

B. Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah untuk menguji sifat asam-basa suatu larutan
dengan menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator serta menguji
derajat keasamannya dengan indikator universal.

C. Rumusan Masalah
1. Apakah kertas lakmus dan beberapa larutan indikator dapat
mengidentifikasi larutan asam-basa?
2. Apakah indikator universal dapat menguji derajat keasaman suatu
larutan?
3. Diantara larutan-larutan yang disediakan, yang manakah yang termasuk
larutan asam dan basa?

D. Hipotesis
Hipotesis atau dugaan kami mengenai rumusan masalah di atas adalah :
1. Kertas lakmus dan larutan indikator dapat mengidentifikasi larutan asam-
basa.
2. Indikator universal memang digunakan untuk menguji derajat keasaman
larutan.
3. Larutan yang termasuk asam diantara larutan yang disediakan adalah
larutan HCl, HNO3, DAN CH3COOH. Sedangkan larutan NaCl dan NaOH adalah
larutan bersifat basa.

E. Landasan Teori
Asam adalah Asam dalam ilmu kimia ialah senyawa kimia yang
jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan sebuah larutan dengan pH lebih
kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam yaitu suatu zat yang bisa memberi
proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau bisa menerima
pasangan elektron bebas dari suatu basa.

Basa ialah zat(senyawa) yang bisa beraksi dengan asam, menghasilkan


senyawa yang disebut garam. Sedangkan basa yaitu suatu zat-zat yang bisa
menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Sifat
basa pada umumnya ditunjukkan dari rasa pahit dan licin.
Untuk menguji keasaman atau kebasaan suatu zat atau larutan dapat
digunakan kertas lakmus, indikator universal, pH-meter, larutan indikator,
dan indikator alami.

Larutan asam dan basa ini akan memberikan warna tertentu jika direaksikan
dengan indikator. Indikator merupakan suatu senyawa kompleks yang bisa
atau dapat bereaksi dengan senyawa asam basa.

Dengan melalui indikator, kita akan dapat mengetahui suatu zat bersifat
asam atau pun basa. Indikator tersebut juga dapat digunakan untuk dapat
mengetahui tingkat kekuatan pada suatu asam atau basa.

Kertas Lakmus

Kertas lakmus terbagi menjadi 2 jenis, yaitu lakmus merah dan Biru. Kertas
lakmus adalah indikator asam basa yang paling praktis, mudah dan murah,
serta penggunaannya sangat mudah.

Kertas lakmus juga memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat digunakan untuk
mengukur secara teliti hal ini dikarenakan, perubahan warna yang ditujukan
tidak dapat menunjukan secara tepat tingkat pH larutan. Tabel. Perubahan
warna kertas lakmus pada berbagai jenis larutan

Jenis
Lakmus merah Lakmus biru
larutan

Asam Merah Merah

Basa Biru Biru

Garam Merah biru

Senyawa asam basa tersebut dapat diindentifikasi dengan menggunakan


kertas lakmus dengan cara mengamatinya pada perubahan warna dikertas
lakmus pada saat bereaksi dengan larutan. Pada larutan asam, kertas lakmus
itu selalu berwarna merah, sedangkan pada larutan basa, kertas lakmus
tersebut selalu berwarna biru.

Sehingga, larutan asam tersebut akan mengubah warna kertas lakmus biru
menjadi merah dan larutan basa akan tersebut mengubah warna lakmus
merah menjadi biru. Pada larutan yang netral (garam), warna kertas lakmus
ini tidak menunjukkan suatu perubahan (merah tetap merah serta biru tetap
biru).

Larutan Indikator

Larutan indikator yang sering di gunakan adalah fenolftalein (PP), metil


merah (mm), metil jingga (mo), dan bromtimol blue (BTB). Larutanm
indikator dipergunakan dalam laboratorium untuk titrasi larutan.
Penggunakan larutan indikator pada titrasi harus dengan ketelitian
pengamatan yang tinggi. Hal ini dikarenakan, perubahan warna akan terjadi
hanya dengan beberapa mL.

Larutan indikator tersebut merupakan salah satu dari jenis indikator yang
dapat digunakan dalam mengetahui sifat asam basa sebuah senyawa. Untuk
dapat mendeteksi sifat asam basa suatu zat, pada umumnya digunakan
indikator didalam sebuah bentuk larutan, sebab dengan larutan indikator,
sifat pembawaan asam maupun basa itu menjadi lebih mudah untuk
dideteksi.

Indikator yang sering digunakan pada laboratorium ialah :

1. larutan indikator fenolftalein (PP)


2. metil merah (mm),
3. metil jingga (mo), dan juga
4. bromtimol blue (BTB).
Berikut ini merupakan beberapa indikator pH lainnya yang juga sering
digunakan didalam sebuah laboratorium. Indikator-indikator dibawah ini
menunjukkan adanya perubahan warna larutan pada rentang nilai pH
tertentu.

Indikator Universal

Indikator universal akan memberikan warna tertentu jika di teteskan atau


dicelupkan kedalam larutan asam atau basa. Warna yang terbentuk
kemudian di cocokan dengan warna standar yang sudah diketahui nilai pH-
nya. Nilai pH dapat ditentukan dengan indikator pH (indikator universal),
yang memperlihatkan warna bermacam-macam untuk tiap niali pH yang
relatif sempit hal ini karena indikator universal di lengkapi dengan peta
warna, sehingga kita bisa menentukan nilai pH zat berdasrkan warna-warna
tersebut.

Salah satu dari indikator yang memiliki atau mempunyai tingkat


kepercayaan baik merupakan indikator universal. Indikator universal ini
merupakan indikator yang tediri dari bebagai macam indikator dengan
warna yang juga berbeda untuk tiap-tiap nilai pH antara 1 – 14. Indikator
universal tersebut ada yang berupa sebuah larutan dan juga ada yang
berbentuk kertas. Paket indikator universal tersebut selalu dilengkapi
dengan adanya warna standar untuk pH 1 – 14.

Makin asam suatu larutan makin kecil nilai pH-nya. Larutan dengan pH = 1
itu artinya mereka akan memiliki 10 kali lebih besar sifat asam daripada
mereka yang memiliki larutan dengan pH = 2, itu juga berlaku untuk larutan
dengan pH sama dengan  1 yanga akan memiliki sifat 100 sifat asam yang
lebih besar daripada mereka larutan yang memiliki pH sama dengan 3 dan
seterusnya. Makin besar nilai pH suatu zat, maka zat tersebut makin basa.

Cara menggunakan indikator universal ini ialah dengan mencelupkan kertas


indikator universal pada suatu larutan yang akan diteliti/diselidiki nilai pH-
nya atau meneteskan indikator universal pada larutan yang deteksi.
Selanjutnya, tinggal amati perubahan warna yang terjadi serta bandingkan
perubahan warna tersebut dengan warna yang standar.

pH Meter

pH meter adalah salah satu peralatan yang dapat membantu kita dalam
menentukan pH suatu larutan. pH meter mempunyai elektroda yang dapat di
celupkan kedalam larutan yang akan diukur pH-nya. Nilai pH dapat dengan
mudah dilihat secara langsung melalui angka yang tertera pada layar digital
dari alat tersebut.

Indikator alami
Beberapa tumbuhan dapat digunakan sebagai indikator karena tumbuhan
tersebut memperlihatkan perubahan warna dalam larutan asam atau basa.
Jenis atau bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai indikator alami,
anatara lain bunga sepatu, mawar, kunyit, dan kubis ungu. Indikator ini
banyak digunakan di labolatorium sekolah karena penggunaan mereka
relatif minim “biaya”.

BAB II
METODE PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Percobaan dilakukan pada hari Sabtu, 9 Januari 2021. Bertempat di
laboratorium biologi SMAN 1 Aikmel.

B. Alat dan Bahan


Alat :

1. Pipet Tetes

2. Plat tetes

3. Gelas Kimia

Bahan :

1. Larutan NaOH, NaCl, HCl, HNO3, dan CH3COOH

2. Kertas lakmus merah dan biru

3. Indikator universal

4. Air kolam dan air PAM

5. Larutan indikator

- Metil jingga (MO)

- Metil merah (MM)

- Bromtinol biru (BTB)

- Fenolftalein (PP)

C. Langkah Kerja
Kami melakukan tiga percobaan dengan langkah kerja yang berbeda.
Percobaan 1 : Menguji sifat larutan dengan kertas lakmus

1. Siapkan plat tetes dan isi masing-masing lubang plat tetes dengan
larutan NaOH, NaCl, HNO3, CH3COOH, dan HCl.
2. Dengan menggunakan pipet tetes, masing-masing lubang plat ditetesi
sebanyak lima tetes.
3. Celupkan kertas lakmus dan biru pada masing-masing larutan.
4. Amati perubahan warna pada kertas lakmus.
5. Catat hasilnya dan tentukan sifat larutan.

Percobaan 2 : Menguji derajat keasaman larutan dengan


indikator universal

1. Siapkan plat tetes dan isi masing-masing lubang plat tetes dengan
larutan NaOH, NaCl, HNO3, CH3COOH, dan HCl.
2. Dengan menggunakan pipet tetes, masing-masing lubang plat ditetesi
sebanyak lima tetes.
3. Celupkan indikator universal pada masing-masing larutan di plat tetes.
4. Amati perubahan warna pada indikator universal.
5. Cocokkan perubahan warna kertas indikator pada tabel warna indikator
universal.
6. Catat derajat keasaman berdasarkan perubahan warna indikator
universal.
Percobaan 3 : Menguji sifat asam-basa air dengan larutan
indikator

1. Cuci plat tetes dan lap menggunakan tisu, kemudian teteskan 4 tetes air
kolam dan air PAM.
2. Tambahkan 2 atau 3 tetes larutan indikator.
- Lekukan pertama dengan metil jingga (MO)
- Lekukan kedua dengan metil merah (MM)
- Lekukan ketiga dengan bromtinol biru (BTB)
- Lekukan keempat dengan fenolftalein (PP)
3. Catat perubahan warna yang terjadi ke dalam tabel pengamatan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Hasil Percobaan 1

NO Nama Larutan Warna Sifat Larutan


Merah Biru
1 Larutan HCl Merah Merah Asam
2 Larutan NaOH Biru Biru Basa
3 Larutan NaCl Merah Biru Netral
4 Larutan CH3COOH Merah Merah Asam
5 Larutan HNO3 Merah Merah Asam

Hasil Percobaan 2

NO Nama Larutan Derajad Keasaman (pH) Sifat Larutan

1 Larutan HCl 0 Asam


2 Larutan NaOH 9 Basa
3 Larutan NaCl 7 Netral
4 Larutan CH3COOH 1 Asam
5 Larutan HNO3 0 Asam

Hasil Percobaan 3

Metil Perkiraan Jenis


NO Larutan Metil Merah BTB Penolftalein
Jingga pH Larutan
Kuning Tak
1 Air PAM Kuning Hijau 6,3-7,6 Netral
Jingga Berwarna

Kuning Tak
2 Air kolam Kuning Hijau 6,3-7,6 Netral
Jingga Berwarna
B.Pembahasan
Percobaan 1

1. Larutan HCl yang diuji dengan lakmus merah tidak mengalami perubahan
warna, kemudian diuji dengan kertas lakmus biru berubah warnanya
menjadi merah, dari perubahan kertas lakmus tersebut dapat diketahui
larutan HCl bersifat asam.

2. Larutan NaOH yang diuji dengan lakmus merah berubah warna menjadi
biru, kemudian diuji dengan kertas lakmus biru tidak mengalami perubahan
warna, dari perubahan kertas lakmus tersebut dapat diketahui larutan NaOH
bersifat Basa.

3. Larutan NaCl yang diuji dengan lakmus merah tidak mengalami perubahan
warna, kemudian diuji dengan kertas lakmus biru tidak mengalami
perubahan warna, karena tidak terjadi perubahan kertas lakmus tersebut
dapat diketahui larutan NaCl bersifat Netral.

4. Larutan CH3COOH yang diuji dengan lakmus merah tidak mengalami


perubahan warna, kemudian diuji dengan kertas lakmus biru berubah
warnanya menjadi merah, dari perubahan kertas lakmus tersebut dapat
diketahui larutan CH3COOH bersifat asam.

5. Larutan HNO3 yang diuji dengan lakmus merah tidak mengalami


perubahan warna, kemudian diuji dengan kertas lakmus biru berubah
warnanya menjadi merah, dari perubahan kertas lakmus tersebut dapat
diketahui larutan HNO3 bersifat asam.

Percobaan 2

Pada penentuan pH larutan dengan menggunakan indikator universal di


dapatkan bahwa:

- Larutan HCl mempunyai harga pH 0, dengan sifat larutan Asam.


- Larutan NaOH mempunyai harga pH 9, dengan sifat larutan Basa.
- Larutan NaCl mempunyai harga pH 7, dengan sifat larutan Netral.
- Larutan CH3COOH mempunyai harga pH 1, dengan sifat larutan Asam.
- Larutan HNO3 mempunyai harga pH 0, dengan sifat larutan Asam.

Percobaan 3

Air PAM

- Setelah diuji dengan metil jingga, air PAM berubah warna menjadi kuning
jingga.
- Setelah diuji dengan metil merah, warnanya berubah menjadi kuning.
- Ketika diuji dengan BTB, warna air PAM berubah menjadi hijau.
- Ketika diuji dengan fenolftalein, tidak terjadi perubahan warna.
- Berdasarkan perubahan warna larutan indikator dan garis bilangan asam
basa dapat diketahui bahwa air PAM memiliki perkiraan pH 6,3- 7,6 dengan
jenis larutan Netral.

Air Kolam

- Setelah diuji dengan indikator larutan metil jingga, air kolam berubah
warna menjadi kuning jingga.
- Setelah diuji dengan metil merah, warnanya berubah menjadi kuning.
- Ketika diuji dengan BTB, warna air kolam berubah menjadi hijau.
- Ketika air kolam diuji dengan indikator fenolftalein, tidak terjadi perubahan
warna.
- Berdasarkan perubahan warna larutan indikator dan garis bilangan asam
basa dapat diketahui air kolam memiliki perkiraan pH 6,3- 7,6 dengan jenis
larutan Netral.

C. Kesimpulan
- Untuk mengetahui sifat asam-basa suatu larutan, kita dapat menggunakan
kertas lakmus merah, lakmus biru, indikator universal, dan larutan indikator.
- Suatu larutan bersifat asam apabila pH-nya kurang dari 7.
- Suatu larutan bersifat netral apabila pH-nya sama dengan 7.
- Suatu larutan bersifat basa apabila pH-nya lebih dari 7.
- Semakin kecil pH suatu larutan, semakin asam larutan tersebut. Dan
semakin besar pH suatu larutan, semakin basa larutan tersebut.
- Larutan yang bersifat asam yaitu HCl, CH3COOH dan HNO3
- Larutan yang bersifat basa yaitu NaOH
- Larutan yang bersifat netral yaitu NaCl, Air PAM dan Air kolam
D. Saran
1. Sebelum melakukan percobaan, pastikan alat yang digunakan sudah bersih
agar tidak terjadi kesalahan akibat bahan yang terkontaminasi.
2. Berhati-hatilah saat menuangkan larutan ke plat tetes, khususnya larutan
asam.
3. Amati perubahan warna dan bandingkan dengan tabel warna seteliti
mungkin.
4. Pastikan larutan yang diuji tidak tercampur dengan larutan lainnya.
5. Selalu perhatikan keamanan dan kebersihan saat melakukan percobaan.

Anda mungkin juga menyukai