Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN PENYANGGA

GURU PEMBIMBING
SRI RAHAYU, S.Si

DISUSUN OLEH :
NAMA : LIDYA TESALONIKA
KELAS : XI MIPA 3
NISN : 0045572277

SMAN 5 PALANGKA RAYA


TAHUN 2021
Kata Pengantar

Puji syukur saya hatarkan kehadirat Tuhan Yang Maha esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul
"Mengidentifikasi Larutan Penyangga Dengan Indikator Alami". Adapun tujuan dari penulisan
laporan ini adalah untuk menambah wawasan tentang perubahan warna yang terjadi pada larutan
penyangga bagi para pembaca dan juga penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Sri Rahayu, S.Si selaku guru kimia saya yang
telah membantu saya baik secara moral maupun materi, dan telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan saya. Saya juga berterima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.
Saya menyadari, bawa laporan yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat saya harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Palangka Raya, 19 Maret 2021

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………...
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………......
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………….
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………
1.2 Tujuan…………………………………………………………………………………….
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………………
2.1 Larutan penyangga…………………………………………………………………………
2.2 Indikator…………………………………………………………………………………...
BAB 3 METODOLOGI………………………………………………………………………………

3.1 Alat dan Bahan……………………………………………………………………………..

3.2 Cara Kerja………………………………………………………………………………...


BAB 4 HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN…………………………………………
4.1 Hasil Pengamatan………………………………………………………………………...
4.2 Pembahasan………………………………………………………………………………
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………………….
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….
5.2 Saran……………………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan, misalnya dalam analisis kimia,
biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Larutan penyangga atau larutan
buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH pada kisarannya.
Untuk menjaga pH larutan agar tidak mengalami perubahan yang mencolok, digunakan
zat-zat yang bersifat penyangga. Jika pada suatu larutan penyangga ditambah sedikit asam atau
ditambahkan sedikit basa atau diencerkan, maka pH larutan tidak berubah.
Fungsi larutan penyangga banyak sekali, salah satunya dalam bidang kesehatan dan
bidang farmasi (obat-obatan). Selain itu, fungsi larutan penyangga juga dapat diaplikasikan
dalam tubuh manusia, larutan berperan penting dalam mempertahankan pH. Hal ini terjadi
karena di dalam cairan sel tubuh terdapat sistem penyangga, yaitu asam drogen fosfat.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
"Mengidentifikasi Larutan Penyangga Dengan Indikator Alami"

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum yaitu siswa dapat memahami dan mendefinisikan perubahan
warna yang terjadi di pada larutan penyangga setelah ditambahkan sedikit asam atau basa dengan
menggunakan indikator alami.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Larutan Penyangga
Larutan penyangga adalah larutan yang menjaga pH dengan cukup konstan dan memiliki
kemampuan untuk menahan perubahan pada pH saat pengenceran atau penambahan sedikit asam
atau basa. Kemampuan larutan penyangga dalam mempertahankan perubahan pH dalam proses
penambahan basa atau asam tersebut disebut dengan aksi buffer.
Larutan buffer memiliki komponen asam yang dapat menahan kenaikan pH dan
komponen basa yang dapat menahan penurunan pH. Komponen tersebut merupakan
konjugat dari asam basa lemah penyusun larutan buffer itu sendiri. Dengan demikian,
larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan
basa konjugatnya ataupun basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut
sebagai reaksi asam-basa konjugasi. Jika dilihat secara umum maka larutan penyangga ini
dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa.
a) Larutan Penyangga Asam
Larutan penyangga asam merupakan larutan yang mengandung suatu asam lemah
dan basa konjugasinya. Larutan penyangga ini berfungsi untuk mempertahankan pH pada
kondisi asam, dimana memiliki pH kurang dari 7. Adapun contoh larutan penyangga
asam adalah campuran asam etanoat (CH3COOH) dan natrium etanoat (NaCH3COO)
dalam larutan yang memiliki komponen buffer CH3COOH dan CH3COO. Adapun
larutan penyangga asam ini dapat diperoleh dengan cara mencampurkan asam lemah
dengan garamnya dari basa kuat. Misalnya mencampurkan asam asetat dengan natrium
asetat. Selain itu, mencampurkan asam lemah dengan basa kuat dimana asam lemah
dicampurkan dalam jumlah berlebih.

b) Larutan Penyangga Basa


Larutan penyangga basa merupakan larutan yang mengandung suatu basa lemah
dan asam konjugasinya. Larutan ini berfungsi untuk mempertahankan pH pada kondisi
basa yang memiliki pH lebih besar dari 7. Adapun contoh larutan penyangga basa adalah
campuran dari larutan amonia (NH3(aq)) dan larutan amonium klorida (NH4Cl (aq))
yang memiliki komponen buffer NH3 dan NH4+. Larutan penyangga basa dapat
diperoleh dengan cara mencampurkan basa lemah dengan garamnya dari asam kuat
misalnya mencampurkan amonium hidroksida dengan amonium klorida. Selain itu,
mencampurkan basa lemah dengan asam kuat dimana basa lemah dicampurkan dalam
jumlah berlebih.

Dalam menentukan pH larutan penyangga, ada 3 hal yang perlu kita ketahui, yaitu pH
larutan penyangga asam, penyangga basa, dan perhitungan pH dengan penambahan sedikit asam
kuat atau sedikit basa kuat.
Dalam ilmu Kimia, larutan penyangga dapat dihitung dengan rumus berikut:
a) pH larutan penyangga asam

Larutan penyangga asam dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya. Misalkan dalam
larutan penyangga asam yang mengandung asam asetat (CH3COOH) dan ion asetat
(CH3COO–) terdapat reaksi kesetimbangan sebagai berikut:

CH3COOH (aq) ↔ CH3COO– (aq) + H+ (aq)


Maka harga tetapan kesetimbangan asam (Ka) dan harga dari (H+) adalah:

b) pH larutan penyangga basa

Larutan penyangga basa dapat dibuat dari basa lemah dan garamnya. Misalkan dalam
larutan penyangga basa yang mengandung ammonia (NH3) dan ion ammonium (NH4+),
terdapat reaksi kesetimbangan sebagai berikut:
NH3 (aq) + H2O (I) ↔NH4+ (aq) + OH– (aq)
Maka harga tetapan kesetimbangan basa (Kb) dan harga dari (OH+) adalah:

2.2 Indikator
Indikator asam basa adalah suatu senyawa kompleks yang dapat bereaksi dengan
senyawa asam basa. Hal ini akan terjadi reaksi tertentu bilamana terdapat larutan asam dan basa
dengan memberikan warna tertentu. Dari indikator ini akan dapat diketahui bahwa adanya sifat
asam atau basa. Indikator ini juga bisa dipakai untuk mengetahui tingkat kekuatan suatu asam
dan basa.
Ada beberapa indikator yang berbahan alami, namun perlu juga indikator yang di buat
secara sintesis pada laboratorium. Dibawah ini beberapa jenis indikator asam basa beserta
contohnya, antara lain:
a) Kertas Lakmus
Kertas lakmus merupakan idikator yang paling sering digunakan dalam mentukan asam
dan basa. Hal ini dikarenakan kertas lakmus lebih efisien dan praktis serta harganya lebih
terjangkau atau murah. Ada dua jenis kertas lakmus yakni lakmus biru dan lakmus
merah. Senyawa asam basa bisa ketahui dengan memakai kertas lakmus dengan cara
mengamati reaksi larutan dengan perubahan warna pada kertas lakmus. Larutan basa
akan menunjukkan reaksi pada kertas menjadi warna biru, sedangkan larutan asam akan
menunjukkan kertas lakmus dengan warna merah. Larutan basa akan mengubah warna
kertas lakmus merah menjadi warna biru, sedangkan larutan asam akan mengubah warna
kertas lakmus biru menjadi merah. Kertas lakmus akan menunjukkan warna netral
(garam) tanpa menunjukkan suatu perubahan yang berarti tetap pada warna asal kertas.

b) pH meter
pH meter merupakan alat pengukur pH pada suatu larutan dengan cepat dan lebih akurat.
Dal pH meter terdapat ektroda yang bisa dimasukkan kedalam sebuah larutan asam basa
yang akan mengukur nilai pH-nya. Nilai pH tersebut bisa dengan mudah di lihat secara
langsung melalui angka yang ada pada layar digital pada alat pH meter.

c) Larutan Indikator
Larutan indikator adalah jenis indikator yang bisa dipakai untuk mengetahu sifat asam
basa dalam sebuah senyawa. Hal ini bisa diketahui ada atau tidak sifat asam basa suatu
zat. Umumnya hal ini larutan indikator dipakai pada bentuk larutan yang mana sifat
pembawaan asam ataupun basa akan menjadi lebih mudah di deteksi.
Adapun Indikator yang sering digunakan pada laboratorium, antara lain:

- Bromtimol Blue (BTB)


- Fenolftalein (PP)
- Metil Jingga (Mo)
- Metil Merah (Mm)

Dibawah ini beberapa indikator pH lainnya yang sering dipakai dalam sebuah
laboratorium. Indikator di bawah ini akan menunjukkan adanya perubahan warna sebuah
larutan pada kondisi nilai pH tertentu.

d) Indikator Alami
Ada beberapa jenis tanaman yang dapat menunjukkan sebagai indikator alami, seperti
kulit manggis, bunga sepatu, pacar air, kol ungu, kunyit dan bunga baogenvile. Bisa atau
tidaknya tanaman menjadi indikator alami tergantung adanya perubahan warna bilamana
ekstrak tumbuhan diteteskan pada larutan basa atau asam.
e) Indikator Universal
Indikator universal merupakan indikator yang mempunyai nilai tingkat kepercayaan yang
tinggi. Indikator ini terdiri dari berbagai macam indikator dengan mengetahui warna yang
berbeda pada setiap nilai pH antara 1 sampai 14. Indikator universal bisa berupa sebuah
larutan dan ada yang berupa kertas. Terdapat warna standar dalam penentuan ukuran pH
antara 1-14 pada indikator universal. Adapun cara menggunakan indikator universal yaitu
dengan mencelupkan kertas indikator ke dalam larutan yang akan di teliti nilai pH-nya
atau dengan meneteskan indikator universal pada larutan yang akan dideteksi. Langkah
selanjutnya menunggu perubahan warna yang akan tertera pada warna standar yang
tertera.

Daftar Indikator Asam-Basa


BAB 3
METODOLOGI
3.1 Alat
Alat dan yang dibutuhkan, antara lain:
No Alat dan Bahan Jumlah
1 Gelas plastik 12 Buah
2 Sendok makan 2 Buah
3 Ekstrak kulit buah naga ½ gelas
4 Deterjen ½ gelas
5 Soda kue (NaHCO3) ½ gelas
6 Air garam dapur (NaCl) ½ gelas
7 Minuman bersoda ½ gelas
8 Cuka (CH3COOH) ½ gelas

3.2 Cara Kerja


Percobaan 1

 Menyiapkan 3 buah gelas.


 Menuangkan tiga sendok larutan sampel ke masing-masing gelas.
 Menuangkan satu sendok indikator buah naga ke masing-masing gelas.
 Menggoyang-goyangkan gelas secara perlahan.
 Melihat dan mengamati apa yang terjadi dengan percobaan tersebut.
Percobaan 2

 Menyiapkan 3 buah gelas.


 Menuangkan tiga sendok larutan sampel ke masing-masing gelas.
 Menuangkan satu sendok basa (NaHCO3) ke masing-masing gelas.
 Menuangkan satu sendok indikator buah naga ke masing-masing gelas.
 Menggoyang-goyangkan gelas secara perlahan.
 Melihat dan mengamati apa yang terjadi dengan percobaan tersebut.
Percobaan 3
 Menyiapkan 3 buah gelas.
 Menuangkan tiga sendok larutan sampel ke masing-masing gelas.
 Menuangkan satu sendok cuka (CH3COOH) ke masing-masing gelas.
 Menuangkan satu sendok indikator buah naga ke masing-masing gelas.
 Menggoyang-goyangkan gelas secara perlahan.
 Melihat dan mengamati apa yang terjadi dengan percobaan tersebut.
BAB 4
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Percobaan 1
Perlakuan Hasil Pengamatan
Menambahkan satu sendok indikator buah Warna larutan berubah menjadi merah muda
naga ke dalam sampel deterjen. keungu-unguan.
Menambahkan satu sendok indikator buah Warna larutan berubah menjadi merah muda
naga ke dalam sampel NaCl. keungu-unguan.
Menambahkan satu sendok indikator buah Warna larutan berubah menjadi warna coklat.
naga ke dalam sampel minuman bersoda.
Percobaan 2
Perlakuan Hasil Pengamatan
Menambahkan satu sendok larutan soda kue Saat ditambahkan soda kue larutan menjadi
(NaHCO3) ke dalam sampel deterjen lalu bening, ketika ditambahkan indikator buah
menambahkan satu sendok indikator buah naga larutan menjadi warna merah muda.
naga ke dalam campuran tersebut.
Menambahkan satu sendok larutan soda kue Saat ditambahkan soda kue larutan menjadi
(NaHCO3) ke dalam sampel NaCl lalu bening, ketika ditambahkan indikator buah
menambahkan satu sendok indikator buah naga larutan menjadi warna merah muda.
naga ke dalam campuran tersebut.
Menambahkan satu sendok larutan soda kue Saat ditambahkan soda kue larutan menjadi
(NaHCO3) ke dalam sampel deterjen lalu coklat, ketika ditambahkan indikator buah
menambahkan satu sendok indikator buah naga larutan tetap berwarna coklat.
naga ke dalam campuran tersebut.
Percobaan 3
Perlakuan Hasil Pengamatan
Menambahkan satu sendok larutan cuka Saat ditambahkan cuka larutan menjadi
(CH3COOH) ke dalam sampel deterjen lalu bening, ketika ditambahkan indikator buah
menambahkan satu sendok indikator buah naga larutan menjadi warna merah muda
naga ke dalam campuran tersebut. keungu-unguan.
Menambahkan satu sendok larutan cuka Saat ditambahkan cuka larutan menjadi
(CH3COOH) ke dalam sampel NaCl lalu bening, ketika ditambahkan indikator buah
menambahkan satu sendok indikator buah naga larutan menjadi warna merah muda
naga ke dalam campuran tersebut. keungu-unguan.
Menambahkan satu sendok larutan cuka Saat ditambahkan cuka larutan menjadi
(CH3COOH) ke dalam sampel minuman coklat, ketika ditambahkan indikator buah
bersoda lalu menambahkan satu sendok naga larutan menjadi warna coklat.
indikator buah naga ke dalam campuran
tersebut.
4.2 Pembahasan
Percobaan 1
Pada percobaan pertama, satu sendok indikator buah naga ditambahkan ke sampel
deterjen, setelah diamati beberapa detik, warna campuran tersebut berubah menjadi merah muda
keungu-unguan. Warna berubah yang berarti deterjen menunjukkan bersifat basa. Pada percobaa
NaCl, satu sendok indikator buah naga ditambahkan ke sampel NaCl (garam netral), setelah
diamati beberapa detik, warna campuran tersebut berubah menjadi merah muda keungu-unguan.
Larutan menjadi merah muda keungu-unguan karena warna indikator buah naga berwarna merah
muda pada pH sekitar 7. Lalu Pada percobaan minuman bersoda, satu sendok indikator buah
naga ditambahkan ke sampel minuman bersoda, setelah diamati beberapa detik, warna campuran
tersebut berubah menjadi coklat. Larutan soda menjadi coklat karena ada reaksi campuran warna
dari indikator.
Percobaan 2
Pada percobaan kedua, sampel deterjen ditambahkan dengan satu sendok basa NaHCO3,
setelah diamati warna tetap bening, hal tersebut terjadi karena sama-sama bersifat basa, sehingga
tidak terjadi reaksi. Selanjutnya campuran tersebut ditambahi lagi dengan satu sendok indikator
buah naga, setelah diamati beberapa detik, warna campuran tersebut berubah menjadi merah
muda keungu-unguan, hal tersebut menunjukkan bahwa keduanya bersifat basa. Pada percobaan
NaCl, sampel NaCl (garam netral) ditambahkan dengan satu sendok basa NaHCO3, setelah
diamati warna tetap bening, hal tersebut terjadi karena tidak terjadinya reaksi. Selanjutnya
campuran tersebut ditambahi lagi dengan satu sendok indikator buah naga, setelah diamati
beberapa detik, warna campuran tersebut berubah menjadi merah muda keungu-unguan. Warna
berubah karena indikator buah naga berwarna merah muda pada pH sekitar 7. Lalu pada
percobaan minuman bersoda, satu sendok indikator buah naga ditambahkan ke sampel minuman
bersoda, setelah diamati beberapa detik, warna campuran tersebut berubah menjadi coklat gelap.
Larutan soda menjadi coklat karena ada reaksi campuran warna dari indikator.
Percobaan 3
Pada percobaan ketiga, sampel deterjen (basa) dan CH3COOH (asam) dicampurkan,
setelah diamati warna tetap bening, hal tersebut terjadi karena campuran memiliki Ph sekitar 7
sehingga tetap bening. Selanjutnya campuran tersebut ditambahkan lagi dengan indikator buah
naga menjadi merah muda keungu-unguan karena deterjen sifatnya basa dengan PH sekitar 10
yang mana warna indikator buah naga masih menunjukkan warna merah muda. Pada percobaan
NaCl, sampel NaCl (garam netral) dan CH3COOH (asam) dicampurkan, setelah diamati warna
tetap bening, warna tetap bening karena tidak ada reaksi PH sekitar 7, sesuai warna asli larutan.
Selanjutnya campuran tersebut ditambahkan lagi dengan indikator buah naga menjadi merah
muda keungu-unguan, hal tersebut terjadi karena warna indikator buah naga berwarna merah
muda pada saat PH sekitar 7. Lalu pada percobaan minuman bersoda, satu sendok indikator buah
naga ditambahkan ke sampel minuman bersoda, setelah diamati beberapa detik, warna campuran
tersebut berubah menjadi coklat gelap. Larutan soda menjadi coklat karena ada reaksi campuran
warna dari indikator.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan analisis data yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
 Sifat larutan penyangga adalah mampu mempertahankan PH meskipun diberi sedikit
asam lemah ataupun basa lemah.
 Kulit buah naga dapat dijadikan sebagai indikator alami.
 Indikator alami hanya mampu memperlihatkan suatu larutan asam atau basa saja dan
tidak dapat menampilkan PH secara tepat.
 Indikator akan mengalami perubahan warna ketika tercampur dengan larutan asam
ataupun basa.

5.2 Saran
Adapun saran yang saya sampaikan terkait dengan penelitian ini adalah:
 Durasi praktikum sebaiknya tidak terlalu cepat
 Lebih meningkatkan keselamatan dalam bekerja
 Menggunakan alat pengukur dalam menuangkan larutan agar lebih akurat

Daftar Pustaka
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/pengertian-larutan-penyangga-dan-jenisnya-6752/
https://www.slideshare.net/saifulnurs/laporan-larutan-penyangga-70437068
http https://www.studiobelajar.com/larutan
penyangga/#:~:text=Larutan%20penyangga%20adalah%20suatu%20sistem,dengan%20larutan
%20buffer%20atau%20dapar. s://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/03/indikator-asam-
basa.html
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/matematika/materi-larutan-penyangga-kelas-11/
https://kumparan.com/berita-hari-ini/larutan-penyangga-pengertian-jenis-rumus-dan-manfaat-
1uvUsV6yGV8
https://rumuspintar.com/larutan-penyangga/
https://www.gurupendidikan.co.id/indikator-asam-basa/
https://pendidikan.co.id/indikator-asam-basa/

Anda mungkin juga menyukai