“ KALORI METER ”
Disusun Oleh:
NPM : E1G020080
Kelompok :-
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
1.1 Nama Percobaan
Kalorimeter
Hukum kekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan dan diciptakan
melainkan hanya dapat diubah dari suatu bentuk energi kebentuk energi yang lain. Misalnya pada
peristiwa gesekan energi mekanik berubah menjadi panas. Pada mesin uap panas diubah menjadi
energi mekanik. Demikian pula energi listrik dapat diubah menjadi panas atau sebaliknya.
Sehingga dikenal adanya kesetaraan antara panas dengan energi mekanik/listrik, secara
kuantitatif hal ini dinyatakan dengan angka kesetaraan panas-energi listrik/mekanik.
Kesetaraan panas-energi mekanik pertama kali diukur oleh Joule dengan mengambil
energi mekanik benda jatuh untuk mengaduk air dalam calorimeter sehingga air menjadi panas.
Energi listrik dapat diubah menjadi panas dengan cara mengalirkan arus listrik pada suatu kawat
tahanan yang tercelup dalam air yang berada dalam kalorimeter. Kalorimeter adalah alat yang
digunakan untuk mengukur kalor. Kalorimeter umumnya digunakan untuk menentukan kalor
jenis suatu zat.
Beberapa jenis kalorimeter, yaitu :
§ Kalorimeter Alumunium
§ Kalorimeter Elektrik (digunakan untuk mengukur kalor jenis zat cair)
§ Kalorimeter gas
§ Kalorimeter bom
Energi listrik yang hilang dalam kawat tahanan besarnya adalah:
W = v.i.t
Keterangan:
W = energi listrik (joule)
v = tegangan listrik (volt)
i = arus listrik (ampere)
t = lama aliran listrik (sekon)
Kalor adalah suatu bentuk energi yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda
yang bersuhu lebih rendah ketika benda itu saling berhubungan. Benda yang menerima kalor,
suhunya akan naik sedangkan benda yang melepas kalor,suhunya akan turun.
Besarnya kalor yang diserap atau dilepas oleh suatu benda berbanding lurus dengan:
1. . Massa benda
2. Kalor jenis benda
3. Perubahan suhu
Jadi besarnya kalor dapat dirumuskan:
Q = m.c.t
Dalam satuan SI, kalor adalah joule. Satuan kalor yang lain adalah kalori.
Kesetaraan joule dan kalori adalah sebagai berikut:
1 joule = 0,24 kalori
1 kalori = 4,184 joule
Satu kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu 1oC air murni
yang massanya 1 gram. Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan
1 kg zat sebesar 1K atau 1oC.
Hukum kekalan energi kalor (azas black) menyatakan bahwa “Pada pencampuran dua zat,
banyaknya kalor yang dilepas zat bersuhu tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat
bersuhu rendah.”
Atau dapat dirumuskan:
Qlepas =Qterima
Maka energi listrik yang dilepaskan akan diterima oleh air dalam kalorimeter dan
kalorimeter itu sendiri, sehingga akan terjadi perubahan panas pada air dan kalorimeter.
Bila dua benda atau lebih mempunyai suhu yang berbeda-beda dan saling bersinggungan,
maka akhirnya kedua benda tersebut akan berada dalam kesetimbangan (mempunyai suhu yang
sama). Hal ini terjadi disebabkan karena adanya perpindahan kalor di antara benda-benda
tersebut. Benda yang suhunya tinggi melepaskan kalor, sedangkan benda yang suhunya rendah
akan menyerap kalor. Jumlah kalor yang dilepas dan diterima telah dinyatakan oleh Joseph Black
dalam suatu azas yang disebut "azas black" atau hukum pertukaran panas yang berbunyi “Pada
pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan
banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah”. Rumusnya dapat diformulasikan
sebagai berikut:
Dengan :
QLepas = jumlah kalor yang dilepaskan oleh zat (Joule)
QTerima = jumlah kalor yang diterima oleh zat (Joule)
a.
m1 m2 t1 t2 ta
(gram) (gram) (◦C) (◦C) (◦C)
115,7 145,7 30 54 24
b.
m air m es t air L es ta
(gram) (gram) (◦C) (◦C) (◦C)
154,3 36 29 256,3 22
c.
M0 = 94,5
M1 = 115,7
M2 =145,7
Suhu Air Mula- mula =128◦C
d.
No Waktu t (Menit) Penurunan Suhu ∆t (◦c)
1. 30 36
2. 60 34
3. 90 30
4. 120 28
5. 150 22
B. Analisa Data dengan menggunakan Teori Ralat
❖ Ralat Mutlak:
120
∆x = √ 20
∆x = √6
= 2,4494
❖ Ralat Nisbi:
∆𝐗
∆I = X rata− rata X 100%
2,4494
= X 100% = 8,16%
30
❖ Keseksamaan:
K = 100% - ∆I
= 100% - 14,90% = 91,84%
• ANALISIS DATA
1. Kapasitas Kalor Kalori Meter Percobaan A
Dik :
m1 = 115,7 gram c = 1000 kal/ kg◦c
m2 = 145,7 gram ta = 24
C =….?
Jawab :
m1 c ( ta –t1 ) + C ( ta – t1 ) = m2c (t2 –ta )
115,7 1000 ( 24 – 30 ) + C ( 24 – 30 ) = 145,7 1000 ( 54 -24 )
115.700 ( -6 ) + (-6C) = 145.700 (30)
-694.200 – 6C = 4.371.000
C = -844.200 kal/◦c
30
20
10
0
30 60 90 120 150
waktu
5. Suhu minimu pada C5 yaitu suhu paling rendah yaitu saat pada waktu 150 menit suhunya
mencapai 22⸰c dan suhu ini merupakan suhu yang paling rendah dari waktu waktu
sebelumnya.
B. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan bahwa kapasitas kalor suatu benda dapat
diartikan sebagai jumlah kalor atau panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda
dalam satuan suhu. Dalam hal ini kapasitas kalor suatu kalorimeter memiliki nilai yang
konstan karena setara dengan massa dari benda tersebut dikalikan dengan kalorjenis suatu
benda. Besar kapasitas kalor kalorimeter yang didapat pada percobaan ini memiliki hasil
yang berbeda-beda, misalnya pada massa air panas sebesar (60±0.05)g memiliki hasil 7
kal/oC. Berdasarkan teori nilai kapasitas kalor kalorimeter meiliki nilai 7.13 kal/oC.
Perbedaan yang terjadi tersebut, mungkin saja dikarenakan kesalahan atau kurang
telitinya praktikan dalam melakukan praktikum.
• Kalorimeter adalah alat untuk mengukur kalor jenis suatu zat.
• Energi tidak dapat dimusnahkan dan tidak dapat diciptakan.
• Kalor berpindah dari suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah hingga suhu menjadi termal.
• Kalor sebanding dengan massa benda, kalor jenis benda dan perubahan suhu.
• Perbandingan antara banyaknya kalor yang diberikan terhadap kenaikan suhu benda
dinamakan kapasitas kalor.
• Dalam suatu sistem, jumlah kalor yang diberikan oleh suatu zat yang mempunyai suhu
lebih tinggi sama dengan jumlah kalor yang diterima zat lain yang bersuhu lebih rendah.
C. Daftar Pustaka
Alonso, Marcello dan Fien Edward J. 1994. Dasar – Dasar Fisika Universitas Edisi Kedua.
Jakarta : Erlangga.
Tim Penyusun. 2017. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember : Universiras Jember
Zaelani, Ahmad, dkk. 2006. Belajar Itu Berbeda Apa Tidak?. Bandung : Yrama Widya.