Menurut Abson dan Pargeter (1986), struktur mikro logam las baja terdiri dari
kombinasi dua atau lebih fasa-fasa berikut yang disususn berdasarkan suhu
pembentuknya :
1. Ferit batas butir (grain boundary ferrite), terbentuk antara suhu 1000
sampai 650 ºC sepanjang batas butir austenit.
2. Ferit Widmanstatten (Widmanstatten ferrite side plates), terbentuk antara
suhu 1000 sampai 650 ºC
3. Ferit acicular (acicular ferrite), terbentuk antara suhu 650 ºC
4. Bainit,terbentuk antara suhu 500 ºC
5. Martensit, terbentuk jika proses pendinginannya sangat cepat
Dari kelima struktur mikro di atas, ferit acicular merupakan struktur mikro yang
diinginkan karena dapat meningkatkan kekuatan dan ketangguhan logam las
seperti yang dilaporkan oleh Harrison dan Farrar (1981). Grong dan Matlock
(1986). Peningkatan kekuatan ini disebabkan karena ferit acicular berbutir halus
sesuai dengan persamaan Hall-Petch berikut :
−1
σ = σ O + kd
2
Dimana
: tegangan luluh
o : tegangan friksi (friction stress)
k : koefisien penguat (strengthening coefficient)
d : ukuran (diameter) butir
Pengujian keker asan didasarkan pada standart DIN 50351 atau ASTM E-10
dan harus memenuhi persyaratan lainnya yaitu :
a. Permukaan spesimen harus halus, rata dan tegak lurus terhadap arah
pembebanan.
b. Brinell standart menggunakan : beban (P) = 3000 kg, Diameter bola =
10mm, dan Waktu penekanan = 10-15 detik.
dimana :
P = Beban [kg]
D = Diameter Indentor [mm]
Beberapa tingkat dar i bebean yang umum digunakan adalah 30kg, 15kg, 10kg,
5kg, dan 1kg. Pemakaian Beban dan Diameter Indentor yang tidak standar harus
dicantumkan pada angka kekerasan.Untuk menghindari kesalahan pengukuran
kekerasan Brinell, maka beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain:
1. Ketebalan spesimen minimum = 10 * kedalaman Indentsi (t).
2. Waktu penekanan biasanya 10 - 15 detik untuk logam f errous dan 30
detik untuk logam yang lebih lunak.
3. Jarak titik pusat indentasi yang satu terhadap yang lain dan terhadap tepi
spesimen minimal = 3 * diameter indentasi (d).
4. Diameter indentasi (d) harus terletak dalam r entang sebagai berikut,
0.2 D < d < 0.7 D
dimana:
D = Diameter bola [mm]
d = Diameter indentasi [mm]
Tabel 4.3. Beban dan Identor yang digunakan pada pengujian Rockwell
Angka kekerasan Rockwell tidak bersatuan, tetapi didahului dengan huruf depan
seperti Tabel 4.3, yang menyatakan kondisi pengujian. Skala Rockwell terbagi
atas 100 divisi, dimana tiap divisi sebanding dengan kedalaman indentasi 0,002
mm. Angka keker asan Rockwell B dan Rockwell C dinyatakan sebagai
kedalaman indentasi (hi) dapat ditulis sbb:
Persiapan spesimen perlu dilakukan kar ena indentasi cukup kecil dan metode
pengukuran langsung oleh mesin yang meliputi :
a. Permukaan atas dan bawah spesimen harus datar, halus dan bebas dari
b. kotoran, minyak, benda asing dan cacat.
c. Ketebalan spesimen minimum 0.01 in. (0.25 mm)
d. Ketebalan spesimen minimum = 10 * kedalaman Indentasi (t).
e. Jarak titik pusat indentasi yang satu terhadap yang lain dan terhadap tepi
spesimen minimal = 3 * diameter indentasi (d).
k
σ y=+¿ σ √d ¿
Gambar 1.21. (a) proeutectoid ferrite tumbuh pada butir austenit kecil dan (b) ferit
widmansatten dihasilkan dari butir austenit besar
Jika butir austenit cukup besar dibanding ukuran proeutectoid ferrite maka pada
proeutectoid ferrite akan tumbuh ferit Widmanstatten menuju ke dalam butir
sebagai akibat dari kondisi butir austenit yang jenuh dengan C.