No Prosedur Percobaan Hasil pengamatan Dugaan/reaksi Kesimpulan
Perc Sebelum Sesudah 1. 1. Uji Barfoed - Amilum - Amilum - Reaksi pada Amilum : Glukosa dan tidak + Reagen Laktosa terhadap 2,5 ml pereaksi 5 tetes cuplikan barfoed (amilum, berwarna Barfoed = uji barfoed glukosa, laktosa - Glukosa Larutan merupakan tidak berwarna karbohidrat - Dipanaskan dalam air berwarna biru golongan yang berada di - Laktosa - Glukosa monosakarida dan penangas tidak + Reagen disakarida yang Endapan Merah bata berwarna Barfoed = - Reaksi pada Glukosa : terbukti saat diuji - Jika mengendap selama 2 menit maka Monosakarida - Pereaksi Larutan dengan reagen - Jika mengendap selama 10 menit maka Disakarida barfoed berwarna barfoed berwarna biru menghasilkan biru - Laktosa + endapan berwarna Reagen merah bata dengan Barfoed selang waktu =Larutan masing-masing. berwarna biru No Prosedur Percobaan Hasil pengamatan Dugaan/reaksi Kesimpulan Perc Sebelum Sesudah - Amilum + Reagen - Reaksi pada Laktosa : Barfoed + dipanaska n = Tidak ada endapan merah bata - Glukosa+ Reagen Barfoed+ dipanaska n =Terbent uk endapan merah bata (t= ±2 menit) No Prosedur Percobaan Hasil pengamatan Dugaan/reaksi Kesimpulan Perc Sebelum Sesudah - Laktosa + Reagen Barfoed + dipanaska n= terbentuk endapan merah bata (t = ± 10menit) ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Uji Barfoed adalah uji karbohidrat yang mempunyai tujuan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida. Atau dengan kata lain adalah untuk mengetahui adanya gula monosakarida pereduksi. Prinsip dari uji Barfoed ini adalah berdasarkan adanya gugus karbonil bebas mereduksi Cu 2+ dalam suasana asam membentuk Cu2O (endapan warna merah bata). Artinya, prinsip tersebut berdasarkan reduksi Cu2+. Pada percobaan pertama yaitu dengan sampel Amilum. 5 tetes sampel amilum (tidak berwarna) dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan dengan 5 ml pereaksi Barfoed (berwarna biru) menghasilkan larutan berwarna biru, kemudian dipanaskan. Setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan (tidak ada endapan merah bata setelah lebih dari 10 menit). Reaksi yang terjadi adalah :
Pada percobaan kedua yaitu dengan sampel Glukosa. 5 tetes sampel
glukosa (tidak berwarna) dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan dengan 5 ml pereaksi Barfoed (berwarna biru) menghasilkan larutan berwarna biru, kemudian dipanaskan. Setelah dipanaskan ±2 menit terjadi perubahan yaitu terdapat endapan merah bata. Reaksi yang terjadi adalah :
Pada percobaan ke tiga yaitu dengan sampel Laktosa. 5 tetes sampel
laktosa (tidak berwarna) dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan dengan 5 ml pereaksi Barfoed (berwarna biru) menghasilkan larutan berwarna biru, kemudian dipanaskan. Setelah dipanaskan lebih dari ±10 menit terjadi perubahan terbentuk endapan merah bata. Reaksi yang terjadi adalah : Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa monosakarida lebih cepat menghasilkan kupri oksida (Cu2O) daripada disakarida dikarenakan glukosa mempunyai C anomer yang merupakan bagian dari gugus hemiasetal. Sehingga glukosa berada pada kesetimbangan pada larutan dengan gugus aldehid rantai terbuka. Dengan adanya gugus aldehid tersebut, glukosa dapat mereduksi pereaksi Barfoed. Hal ini dibuktikan pada glukosa yang ditambahkan dengan pereaksi Barfoed dan menghasilkan endapan merah bata lebih cepat daripada laktosa yaitu kurang lebih selama 2 menit. Pada sampel amilum tidak terbentuk endapan merah bata. Hal ini dikarenakan amilum merupakan polisakarida. Polisakarida terbentuk karena banyak sekali ikatan glikosida. Maka dari itu sulit bagi polisakarida untuk terhidrolisis membentuk suatu monosakarida. Karena sulitnya membentuk suatu monosakarida, pada akhirnya tidak terjadi proses reduksi bagi amilum itu sendiri, dan tidak terjadi proses oksidasi bagi reagen barfoed. Hasil akhir yang terjadi adalah uji negatif pada amilum. Pada sampel laktosa, pemanasan ±l0 menit terbentuk endapan merah bata, hal ini disebabkan laktosa akan terhidrolisis menjadi monosakaridanya yaitu glukosa dan galaktosa. Dapat diketahui bahwa monosakarida dapat menghasilkan kupri oksida (Cu2O). Dikarenakan mempunyai C anomer yang merupakan bagian dari gugus hemiasetal. Sehingga glukosa dan galaktosa berada pada kesetimbangan pada larutan dengan gugus aldehid rantai terbuka. Dengan adanya gugus aldehid tersebut, glukosa dan galaktosa dapat mereduksi pereaksi Barfoed. Larutan karbohidrat yang paling cepat bereaksi adalah larutan glukosa. Kemudian larutan yang agak lama namun memberi uji positif adalah laktosa. Sementara untuk larutan karbohidrat jenis amilum, tidak bereaksi atau menunjukkan hasil negatif. Sekalipun aldosa atau ketosa berada dalam bentuk sikliknya. Namun bentuk ini berada dalam kesetimbangannya dengan sejumlah kecil aldehid atau keton rantai terbuka, sehingga gugus aldehid atau keton ini dapat mereduksi berbagai macam reduktor. Oleh karena itu, karbohidrat yang menunjukkan hasil reaksi positif (endapan merah pekat) dinamakan gula pereduksi (Ana, 1994).