Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

OBAT TRADISIONAL

Oleh:

NAMA: IKHMAL

NO.BP: 19011087

KELAS: 2019B

TUGAS: TEKNOLOGI FITOFARMAKA

DOSEN PENGAMPU:

HENNI ROSAINI, S.Farm.apt

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

(STIFARM)

PADANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, dimana yang sudah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat berhasil menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya ini. Dimana dalam makalah ini berjudul “Obat Tradisional”. Kami
menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya, kritik dan saran
dari seluruh pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini mulai dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala bentuk usaha kita. Amin…

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................

A. CONTOH OBAT TRADISIONAL ........................................................................


B. PRODUKSI OBAT TRADISIONAL YANG BAIK.............................................

BAB III PENUTUP......................................................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun,


berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat
magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional
memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah
dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak
digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan efek samping, karena masih
bisa dicerna oleh tubuh. Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi
lebih lanjut. Bagian dari obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah,
daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual di pasar dalam bentuk kapsul, serbuk,
cair, simplisia dan tablet.

Kekayaan jenis tanaman yang tumbuh di Indonesia sangat berlimpah, termasuk didalamnya
adalah tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan pengobatan. Namun informasi akurat tentang
khasiatnya belum banyak dipublikasikan, sehingga pemanfaatan tanaman untuk tujuan pengobatan
selama ini hanya didasarkan pada pengalaman turun temurun. Informasi tersebut berbeda pada setiap
daerah, sehingga diketahui satu jenis tanaman memiliki fungsi beragam untuk tujuan pengobatan
(Mursito, 2000). Pemanfaatan obat tradisional dan atau obat bahan alam untuk penanggulangan
penyakit masih kurang atau belum digunakan dalam pelayanan kesehatan normal, karena masih
terbatasnya pembuktian keamanan dan khasiatnya secara alamiah (Anonim, 2002).

B. Rumusan Masalah
1. Contoh obat tradisional secara turun temurun
2. Bagaimana cara produksi obat tradisonal yang baik menurut keputusan Mentri Kesehatan RI

C. Tujuan
1. Mempelajari contoh-contoh serta cara pembuatan obat tradisonal yang baik dan benar
2. Mengetahui cara produksi obat tradisional yang baik menurut Mentri Kesehatan RI
BAB II

PEMBAHASAN

A. Contoh Obat Tradisional


1. Tapak Liman(Elephantopus scaber L.)
 Bagian yang digunakan: daun
 Manfaat: demam
 Larangan: kehamilan, menyusui dan anak
 Efek samping: dosis besar menimbulkan gemetar dan kelemahan otot
 Interaksi: obat kencing manis
 Dosis: 1 x 2 daun/hari
 Cara pembuatan/penggunaan: bahan direbus dengan 2 gelas air menjadi separuhnya,
dinginkan, saring, dan diminum sekaligus.
2. Jahe Merah(Zingiber officinale Rosc. var. Rubrum)
 Bagian yang digunakan: rimpang segar
 Manfaat: selesma
 Larangan: kehamilan dan anak usia di bawah 2 tahun
 Peringatan: dikonsumsi saat kehamilan, dapat menggugurkan kandungan, dosis besar >6 g
dapat menimbulkan borok lambung.
 Efek samping: meningkatkan asam lambung.
3. Cabe Jawa(Piper retrofractum Vahl.)
 Bagian yang digunakan: buah
 Manfaat: demam
 Larangan: alergi
 Peringatan: minyak atsiri menyebabkan iritasi kulit dan mukosa membran.
 Dosis: 2 x 3-4 g buah/hari
 Cara pembuatan/penggunaan: Bahan dihaluskan menjadi serbuk, seduh dengan 1 cangkir air
mendidih, diamkan, diminum selagi hangat.
4. Sambiloto(Andrographis paniculata (Burm. f) Nees)
 Bagian yang digunakan: herba
 Manfaat: selesma
 Larangan: kehamilan, menyusui, anak dan alergi.
 Peringatan: air perasan menimbulkan bengkak pada mata.
 Efek samping: perut tidak enak, mual muntah, kehilangan selera makan, gatal, alergi.
 Interaksi: isoniazid (INH), obat jantung, obat pengencer darah, obat kencing manis, daun
salam.
 Dosis: 3 x 1-2 g herba/hari
 Cara pembuatan/penggunaan: Bahan dihaluskan menjadi serbuk, seduh dengan air mendidih,
saring dan minum selagi hangat.
5. Sirih(Piper bettle (L))
 Bagian yang digunakan: daun segar
 Manfaat: mimisan
 Peringatan: penderita sebaiknya dalam posisi berbaring
 Efek samping : penggunaan lokal pada muka selama 3 hari dapat menyebabkan iritasi seperti
kemerahan dan rasa menyengat
 Dosis: secukupnya
 Cara pembuatan/penggunaan: Bahan ditumbuk, peras dengan sepotong kasa, sumbat hidung
yang mimisan dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan air perasan daun sirih.
6. Akar Wangi(Chrysopogon zizanoides (L.) Roberty)
 Bagian yang digunakan: akar
 Manfaat: bau mulut
 Larangan: anak, kehamilan dan menyusui
 Efek samping: alergi
 Dosis: 2 x 60 g akar/hari
 Cara pembuatan/penggunaan: bahan direbus dengan 2 gelas air hingga menjadi separuhnya,
dinginkan, saring, dan gunakan untuk berkumur.
7. Kemangi(Ocimum canum Sims (L.))
 Bagian yang digunakan: herba
 Manfaat : bau mulut
 Larangan : anak, kehamilan dan menyusui
 Peringatan : alergi
 Dosis : 1 x 6 g/hari, pagi sebelum makan
 Cara pembuatan/penggunaan: bahan diseduh dengan 1 cangkir air mendidih, diamkan, saring,
dapat ditambahkan gula merah atau madu secukupnya.
8. Gambir(Uncaria gambir Roxb. Nauclea gambir W. Hunter)
 Bagian yang digunakan:ekstrak kering dari daun
 Manfaat : sakit gigi
 Larangan : anak
 Peringatan : dosis besar peroral (200 mg/kgbb) dapat mempengaruhi fungsi ginjal dan hati
(jangan ditelan).
 Efek samping : penggunaan lebih dari ukuran satu ibu jari akan menyebabkan sembelit
 Dosis : 2 x 1 potong (ukuran ±1-2 cm)/hari
 Pembuatan ekstrak: Buat ekstrak dengan merebus langsung menggunakan air. Masukkan satu
bagian daun uncaria gambir segar ke dalam wadah nirkarat (stainless steel), tambahkan 5
bagian air, rebus selama 1 jam dihitung setelah mendidih sambil sesekali diaduk. Saring air
rebusan, peras ampas daun dengan alat sistem ulir. Tampung hasil perasan dan gabungkan
dengan air rebusan, endapkan selama 2 x 24 jam. saring dan peras endapan yang diperoleh
hingga masa berbentuk pasta kekuningan. Cetak dan potong, keringkan pada suhu 60°.
9. Patah Tulang(Euphorbia tirucalli L.)
 Bagian yang digunakan: batang segar
 Manfaat : sakit gigi
 Larangan : jangan ditelan
 Peringatan : jangan kena mata karena menyebabkan erosi hingga kebutaan
 Efek samping : iritasi pada mukosa dan/atau kulit
 Dosis : 1 x 1-3 tetes getah/hari
 Cara pembuatan/penggunaan: Patahkan batang, tampung getah 1-3 tetes pada kapas, sisipkan
pada gigi yang sakit .
10. Alang-Alang(Imperata cylindrica L)
 Bagian yang digunakan: akar
 Manfaat: meredakan panas dalam
 Peringatan: alergi
 Efek samping: pusing , mual, peningkatan buang air kecil
 Dosis: 1x40-70 g akar/hari
 Cara pembuatan/penggunaan: bahan direbus dengan 2 gelas air sampai menjadi setengahnya,
kemudian diminum selagi hangat.
11. Pipermin(Mentha piperita (L))
 Bagian yang digunakan: daun
 Manfaat: mengatasi sakit tenggorokan, dan sebagai antiseptik dapat melawan bau mulut dan
kuman di gigi dan gusi dibuat dalam pembuatan pasta gigi
 Larangan: untuk wanita hamil, bayi, anak-anak, penderita jantung, batu empedu, alergi
 Peringatan: pemakaian minyak peppermin yang berlebihan menyebabkan sakit kepala,
pusing, mulas, anal terbakar dan gemetaran. konsumsi minyak peppermint dalam jumlah
besar dapat menyebabkan kerusakan otak, kejang dan otot yang lemah.
 Efek samping: denyut jantung menjadi lambat, reaksi alergi terhadap menthol, justru
menimbulkan saluran udara terasa terblokir, dapat menimbulkan iritasi kulit (ruam, gatal-
gatal, luka bakar dan dermatitis), konsumsi minyak pepermint berlebihan menyebabkan sakit
kepala, pusing, mulas, anal terbakar dan gemetaran. konsumsi minyak peppermint dalam
kasus jumlah besar dapat menyebabkan kerusakan otak, kejang dan otot yang lemah.
 Dosis: 3 x 1-3 g daun/hari
 Cara pembuatan/penggunaan: Bahan direbus dengan 2 gelas air menjadi 1 gelas air dinginkan,
disaring dan diminum sekaligus.
12. Timi(Thymus vulgaris (L))
 Bagian yang digunakan: herba segar
 Manfaat: batuk berdahak
 Larangan: kehamilan dan menyusui
 Peringatan: alergi serbuk bunga dan seledri
 Dosis: 4 x 20 g herba/hari
 Cara pembuatan/penggunaan: bahan direbus dengan 2 gelas air sampai menjadi setengahnya,
dinginkan, saring dan diminum sekaligus.
13. Akar Manis(Glycyrrhiza glabra Linn.)
 Bagian yang digunakan: akar
 Manfaat: batuk berdahak
 Larangan: kehamilan dan menyusui
 Peringatan: kehamilan
 Efek samping: pengunaan dosis tinggi (>50 g/hari) berturutturut selama 6 minggu dapat
menyebabkan retensi yodium, hipertensi, obesitas, keluhan jantung dan ginjal
 Kontra indikasi: gangguan jantung dan hipertensi
 Interaksi: digoxin
 Dosis: 1 x 10 g akar/hari
 Cara pembuatan/penggunaan: bahan direbus dalam 3 gelas air sampai menjadi 1 gelas air,
dinginkan, saring dan diminum sekaligus.
14. Adas(Foeniculum vulgare Mill.)
 Bagian yang digunakan: buah
 Manfaat: batuk berdahak
 Peringatan: mual, muntah dan alergi kulit.
 Kontra indikasi: bayi dan anak-anak yang mengalami spasme laring atau sesak napas
 Efek samping: alergi
 Dosis: 2 x 3-7 g buah/hari
 Cara pembuatan/penggunaan: bahan dihaluskan, diseduh dengan 1 cangkir air mendidih,
diamkan, saring, dan diminum selagi hangat.
15. Saga(Abrus precatorius L.)
 Bagian yang digunakan: daun
 Manfaat: batuk berdahak
 Peringatan: gangguan jantung
 Efek samping: penggunaan yang berlebihan atau dalam jangka yang lama dapat menyebabkan
udem dan tekanan darah tinggi
 Interaksi: hati-hati pada pasien jantung dan yang menggunakan peluruh kecing.
 Dosis: 3 x 5 g daun/hari
 Cara pembuatan/penggunaan: bahan direbus dengan 2 gelas air menjadi setengahnya,
dinginkan, saring dan diminum sekaligus.
16. Kencur(Kaempferia galanga L)
 Bagian yang digunakan: rimpang segar
 Manfaat: terkilir
 Larangan & Peringatan: alergi
 Dosis: 1 x 1 rimpang/hari.
 Cara pembuatan/penggunaan: bahan dihaluskan bersama beras dan air secukupnya,
ditempelkan pada bagian yang sakit dan dibiarkan sampai kering.
17. Lengkuas(Alpinia galanga L.)
 Bagian yang digunakan: rimpang segar
 Manfaat: terkilir
 Dosis: 1 x 1 rimpang /hari
 Cara pembuatan/penggunaan: bahan dihaluskan, tambahkan air secukupnya dan oleskan pada
bagian yang sakit.
18. Kunyit(Curcuma domestica Val)
 Bagian yang digunakan: rimpang
 Manfaat: pegel linu
 Larangan: batu empedu, alergi
 Peringatan: kehamilan, menyusui, anak
 Efek samping: bersifat ringan yaitu mulut kering, kembung, nyeri perut, dosis tinggi
menimbulkan mual, alergi kulit.
 Interaksi: dengan obat pengencer darah meningkatkan risiko perdarahan. kombinasi dengan
piperine dan/atau teh hijau, meningkatkan efek kunyit.
 Dosis: a) 3 x 1–3 g serbuk rimpang/hari; b) rimpang segar 20 g
 Cara pembuatan/penggunaan: a) bahan diseduh dengan 1 cangkir air mendidih, diamkan,
saring dan diminum selagi hangat. b) bahan dibuang kulitnya, dihaluskan. tambahkan 2 sdm
air panas,peras dan saring. boleh ditambahkan 1 sdm madu, diminum sekaligus.
19. Sereh(Cymbopogon nardus (L) Rendle)
 Bagian yang digunakan: herba
 Manfaat: pegel linu
 Larangan: alergi
 Efek samping: alergi kulit
 Dosis: 2 x 2 g bonggol/hari
 Cara pembuatan/penggunaan: bahan direbus dengan 2 gelas air sampai menjadi 1 gelas,
dinginkan, saring dan diminum selagi hangat.
20. Mengkudu(Morinda citrifolia (L))
 Bagian yang digunakan: buah segar
 Manfaat: rematik
 Larangan: kehamilan, menyusui, anak, kadar kalium darah yg tinggi, alergi
 Peringatan: gangguan lambung karena berasa asam, obat antidiabetes dan obat penurun
tekanan darah. buang air kecil dapat berwarna merah muda sampai merah kecoklatan.
 Efek samping: mengantuk, mual, muntah, alergi, peningkatan kadar kalium darah.
 Interaksi: obat antihipertensi, obat penekan sistem imun.
 Dosis: 2 x 2-3 buah (100 ml)/hari
 Cara pembuatan/penggunaan: buah yang sudah menguning tapi belum menjadi lembut
dihaluskan, peras, saring, dan diminum sekaligus.

B. Produksi Obat Tradisional Yang Baik

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN R.I NOMOR : 659/MENKES/SK/X/1991


TANGGAL : 30 OKTOBER 1991

CARA PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL YANG BAIK:

1. Bahan baku : ialah simplisia, sediaan galenik, bahan tambahan atau bahan lainnya, baik yang
berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, yang berubah maupun yang tidak berubah, yang
digunakan dalam pengolahan obat tradisional, walaupun tidak semua bahan tersebut masih
terdapat didalam produk ruahan.
2. Bahan pengemas : ialah semua bahan yang digunakan untuk pengemasan produk ruahan
untuk menghasilkan produk jadi.
3. Produk antara : ialah bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu pengolahan
lebih lanjut untuk menjadi produk ruahan.
4. Produk ruahan : ialah bahan atau campuran bahan yang telah selesai diolah yang masih
memerlukan tahap pengemasan untuk menjadi produk jadi
5. . Produk jadi : ialah produk yang telah melalui sepuluh tahap proses pembuatan obat
tradisional
6. Pembuatan : ialah seluruh rangkaian kegiatan yang meliputi pengadaan bahan (termasuk
penyiapan bahan baku), pengolahan, penemasan, pengawasan mutu sampai diperoleh produk
jadi yang siap untuk didistribusikan
7. Pengolahan : ialah seluruh rangkaian kegiatan mulai dari penim bangan bahan baku sampai
dengan dihasilkannya produk ruahan
8. Pengemasan : ialah kegiatan mewadahi, membungkus, memberi etiket dan atau kegiatan lain
yang dilakukan terhadap produk ruahan untuk menghasilkan produk jadi.
9. Pengawasan : ialah semua upaya pemeriksaan dan mutu pengujian yang dilakukan selama
pembuatan obat tradisional untuk menjamin agar obat tradisional yang dihasilkan senantiasa
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
10. Sanitasi : ialah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang
memenuhi persyaratan kesehatan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis dan sifat
kandungannya sangat beragam sehingga untuk menjamin mutu obat tradisional diperlukan
cara pembuatan yang baik dengan lebih memperhatikan proses produksi dan penanganan
bahan baku. Pemanfaatan obat tradisional dan atau obat bahan alam  untuk penanggulangan
penyakit masih kurang atau belum digunakan dalam  pelayanan kesehatan normal, karena
masih terbatasnya pembuktian keamanan dan khasiatnya secara alamiah

B. Saran
Sebaiknya penggunaan obat tradisional harus berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan,
agar tidak terjadi efek negatif yang tidaj diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2002.Informasi Obat Nasional Indonesia. Departemen Kesehatan Indonesia:Jakarta

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2006. Acuan Sediaan Herbal. Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI. 91-93.

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2009. Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman
Obat Citeureup. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 33.

Maryani,H.2003.Tanaman Obat Untuk Mengatasi Penyakit Usia Lanjut.Agromedia Pustaka:Jakarta

Mursito,B.2000.Tampil Percaya Diri dengan Ramuan Tradisional.Swadaya:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai