Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kosmetika tradisional adalah kosmetika yang terdiri dari bahan-bahan yang berasal
dari alam dan diolah secara tradisional. Di samping itu, terdapat kosmetika semi-
tradisional, yaitu kosmetika tradisional yang pengolahannya dilakukan secara modern
dengan mencampurkan zat-zat kimia sintetik ke dalamnya. Seperti bahan pengawet,
pengemulsi dan lain-lain. Keberadaan kosmetika tradisional yant dibuat dengan cara
tradisional dari bahan baku alami, tidak dapat dipungkiri telah diakui dan dirasakan
manfaatnya bagi masyarakat.
Body scrub merupakan kosmetika yang paling lumrah digunakan sebagai perawatan
kulit. Tujuannya adalah menghilangkan lapisan kulit yang mati pada kulit tubuh,
mencerahkan lulit sekaligus menghilangkan bau tak sedap, mengabsorpsi kotoran dan
sebagai abrasiver, peeling sel kulit mati pada lapisan tanduk, merangsang pertumbuhan
sel kulit baru. Bahan-bahan lulur ini dibuat dengan memnfaatkan beberapa jenis tanaman
yang berkhasiat dan telah lama terbukti digunakan orang-orang tua jaman dahulu untuk
perawatan kulit seperti kunyit, kencur yang mmapu membersihkan dan menjadikan kulit
sehat dan berseri.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui formulasi body scrub
2. Mengetahui proses pembuatan body scrub
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

2.1 Pengertian Body Scrub


Body scrub adalah perawatn tubuh dengan menggunakan lulur. Produk lulur
berupa cream yang megandung butiran-butiran kasar didalamnya. Bahan alami yang
dapat digunakan sebgai bahan lulur antar lain bengkoang, beras giling kasal,
belimbing, jeruk nipis, papaya, bunga-bungaan, daun-dauna, biji cokleat, kopi dan
kedelai (Tranggono, 2007).
Scrub berfungsi mengangkat sel kulit mati dipermukaan kulit tubuh yang kasar
dan kusan, selain itu juga berfungsi membantu mempercepat pergantian sel-sel kulit
tubuh yang baru, bersih dan sehat. Scrub/peeling atau lulur adalah perawatan yang
dilakukan oleh terapis dengan cara menggerakkan telapak tangan memutar sambil
mengusap permukaan kulit yang sudah diberi produk lulur. Perawatan ini dapat
dilanjutkan dengan perawatan body masker. Perawatan ini diakhiri dengan bath
therapy dan pengolesan lotion. Body scrub atau body butter untuk memaksimalkan
hasil perawatan (Tranggono, 2007).
Bahan-bahan body scrub dibuat dengan memanfaatkan beberapa jenis tanamn
yang berkhasiat dan telah lama terbukti digunakan orang-orang tua jaman dahulu
untuk perawatan kulit. Manfaat body scrub yaitu (Tranggono, 2007):
1. Body scrub membantu menyehatkan kembali dan merawat kulit agar tidak kusam,
memutihkan kulit, mengencangkan dan menyehatkan kulit.
2. Body scrub membantu membuang sisa-sisa tumpukan sel-sel kulit mati dan
memberi nutrisi bagi kulit.
3. Body scrub membuat kulit jadi halus.

2.2 Preformulasi Bahan


1. Asam Stearat
a. Pemerian: berbentuk kristal padat warna putih; sedikit kekuningan, mengkilap,
sedikit berbau dan berasa seperti lemak
b. Kelarutan: Sangat larut dalam benzen, CCl4, kloroform, dan eter; larut dalam
etanol (95%), heksan dan propilen glikol; praktis tidak larut dalam air.
c. Titik leleh: 69,3°C
d. Titik didih: 361°C
e. Inkompatibilitas: Inkompatible dengan oksigen
f. Stabilitas: Asam stearat merupakan bahan yang stabil dan memiliki kelarutan
yang tinggi dengan 20 bagianetanol 95%. Bahan pengawet yang digunakan
dalam pembuatan krim antara lain metil paraben, dan propilparaben.
g. Kegunaan: Pengemulsi, solubilizing agent
h. Penyimpanan: Simpan pada tepat kering, terhindar paparan sinar matahari
langsung dan jauhkan dari jangkauan anak-anak
2. Span 80
a. Pemerian: cairan kental berwarna krem sampai kecoklatan, rasanya khas, dan
berbau khas.
b. Kelarutan: larut atau terdispersi dalam minyak, larut dalam banyak pelarut
organik, tidak larut dalam air, tetapi dapat terdispersi secara perlahan.
c. Titik leleh: -
d. Titik didih: 149°C
e. Inkompatibilitas: Bereaksi dengan obat atau eksipien lain
f. Stabilitas: Polisorbat stabil untuk elektrolit dan asam lemah dan basa;
saponifikasi bertahap terjadi dengan asam kuat dan basa. Polisorbat bersifat
higroskopik dan harus diperiksa kandungan airnya sebelum digunakan dan
dikeringkan jika perlu. Penyimpanan yang lama dapat menyebabkan
pembentukan peroksida.
g. Kegunaan: Agen pengemulsi, surfaktan nonionic, agen kelarutan, pembasah,
agen pendispersi/ suspending
h. Penyimpanan: Pada tempat kering terhindar sinar matahari langsung, jauhkan
dari jangkauan anak-anak

3. Setil Alkohol
a. Pemerian: berbentuk serpihan putih atau granul seperti lilin, berminyak,
memiliki bau dan rasa yang khas.
b. Kelarutan: Mudah larut dalam etanol (95%) dan eter, kelarutannya meningkat
dengan peningkatan temperatur, serta tidak larut dalam air.
c. Titik leleh: 49,3°C
d. Titik didih: 344°C
e. Inkompatibilitas: Tidak kompatibel dengan oksidator kuat
f. Stabilitas: Setil alkohol stabil dengan adanya asam, alkali, cahaya dan udara
sehingga tidak menjadi tengi.
g. Kegunaan: stiffening agent dengan konsentrasi 2-10 %.
h. Penyimpanan: Pada tempat yang terhindar paparan sinar matahari langsung,
kering

4. Propilenglikol
a. Pemerian: tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, cair, manis, rasa sedikit
pedas menyerupai gliserin.
b. Kelarutan: Larut dengan aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin, dan air;
larut pada 1 di 6 bagian eter; tidak larut dengan minyak atau tetap minyak
mineral ringan, tetapi akan larut beberapa minyak esensial.
c. Titik leleh: -59°C
d. Titik didih: 188,2°C
e. Inkompatibilitas: Propilen glikol tidak sesuai dengan reagen pengoksidasi
seperti kalium permanganat.
f. Stabilitas: secara kimiawi stabil saat dicampur dengan etanol (95%), gliserin,
atau air; larutan air dapat disterilkan dengan autoklaf.
g. Kegunaan: Propilen glikol telah banyak digunakan sebagai pelarut, ekstraktan,
dan pengawet dalam berbagai parenteral dan nonparenteral formulasi farmasi.
h. Penyimpanan: Propylene glycol adalah higroskopis dan harus disimpan dalam
wadah wellclosed, terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.

5. Paraffin Liquid
a. Pemerian: Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi, tidak berwarna,
hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa
b. Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam
kloroform P, dan dalam eter P
c. Titik leleh: -
d. Titik didih: >3600C
e. Inkompatibilitas: Ketidakcampuran dengan zat pengoksida lain yang kuat.
f. Stabilitas: Dapat teroksidasi oleh panas dan cahaya. Paraffin stabil meskipun
dalam bentuk cair dan mungkin dapat terjadi perubahan secara fisik.
g. Kegunaan: Laksativum, Emolien
h. Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.

6. Adeps Lanae
a. Pemerian: Zat serupa lemak, liat, lekat, kuning muda atau kuning pucat,agak
tembus cahaya, bau lemah dan khas
b. Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%)
P, mudah larut dalam kloroform P, dan dalam eter P
c. Titik leleh: 45 -550C
d. Titik didih: -
e. Inkompatibilitas: Inkompatibilitas dengan prooksidan yang dapat
mempengaruhi obat tertentu.
f. Stabilitas: dapat mengalami autoksidasi selama penyimpanan untuk mencegeh
ditambah antioksidan.
g. Kegunaan: Basis sediaan, zat tambahan
h. Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Daftar Pustaka

Tranggono. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengantar Kosmetik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Anda mungkin juga menyukai