Rumah Sakit PELNI ”Petamburan” yang telah berubah menjadi PT. Rumah Sakit
Rumah Sakit PELNI saat ini yaitu menjadi perusahaan terkemuka dibidang
kesehatan dan sebagai rujukan pelayanan kesehatan secara nasional, agar dapat
tetap bersaing dalam era pertumbuhan pasar yang agresif seperti saat ini. Semua
langkah strategis yang telah ditentukan dan juga harus mampu mengerahkan dan
memusatkan kapabilitas serta komitmen seluruh personil rumah sakit yang telah
dilakukan dalam membangun masa depan. Visi organisasi termasuk rumah sakit
sering tidak terwujud karena ada kecenderungan rumah sakit hanya berfokus pada
perspektif jangka pendek yang diperkirakan akan terjadi, tetapi juga harus fokus
dilaksanakan.
Tahapan dalam manajemen strategik dalam menciptakan masa depan rumah sakit
adalah melalui 4 (empat) tahapan, yaitu : (1) Perencanaan jangka panjang, meliputi
personil rumah sakit termotivasi untuk berpikir strategik. (2) Perencanaan jangka
mencakup perspektif pada pelanggan, proses bisnis / intern, serta pembelajaran dan
3.2.1 Visi
3.2.2 Misi
pemerintah / negara.
Pengurus Perseroan Terbatas Rumah Sakit PELNI adalah Direksi yang terdiri dari
seorang Direktur Utama dan dua orang Direktur. Divisi Pelayanan dan Divisi
Usaha Penunjang berada dibawah Direktorat Usaha. Divisi Keuangan, dan Divisi
SDM dan Umum, berada dibawah Direktorat Administrasi dan Keuangan. Satuan
Keperawatan dan Komite PPI sebagai wadah dari staf medik fungsional berada di
Badan Direksi. Bagian Hukum dan Humas, SPI serta Kepanitiaan berada di Badan
shift untuk pelayanan 24 jam rumah sakit, dimasing-masing unit kerja yang ada
kerja shift koordinasi pekerjaan dilakukan oleh supervisi, dan secara keseluruhan
kegiatan rumah sakit diluar jam kerja kantor dikoordinasi oleh Duty Manager yang
Divisi pelayanan dan pemasaran merupakan bagian dari struktur organisasi umum
Rumah Sakit PELNI yang secara langsung membawahi instalasi rawat medis
utama, khususnya instalasi rawat inap dan instalasi rawat jalan. Dimana divisi
dari para praktisi medis seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.2.
kerja.
pelayanannya.
lanjut pemecahannya.
URUSAN GCU URUSAN URUSAN PELAYANAN KM. BEDAH KOORD LITBANG & PENTARIFAN
R. TERATAI
URUSAN
R. MAWAR
URUSAN URUSAN
Model knowledgeR.sharing
R. MURAI meliputi proses deseminasi dan adopsi knowledge dalam struktur “divisional” pada aspek klinis
CPK. DEWASA
URUSAN URUSAN
R. KENARI R. KENANGA
41
42
Kepala Instalasi.
pelayanan.
14) Membuat konsep surat jalan kepada perusahaan diluar Rumah Sakit
prosedur.
Divisi.
19) Membuat konsep SOP pelayanan Medis sesuai kebutuhan atas instruksi
atasan.
tahunan.
ODC.
14) Mengajukan kebutuhan dan pemeliharaan alkes dan sarana lain sesuai
anggaran.
3) Menugasi bawahan.
melaksanakan tugas dengan baik dan benar sesuai dengan program atau
jadwal.
permintaan.
13) Membuat laporan kegiatan dan realisasi anggaran dan produksi Instalasi
19) Mengajukan kebutuhan alkes dan sarana lain serta pemeliharaan sesuai
kedinasan.
mengetahui kebenarannya.
permintaan.
Rawat Inap.
dan Pemasaran.
tanggung jawabnya.
10) Melaporkan rencana kerja dan hasil kerja sesuai aturan yang berlaku.
secara berkala.
kedinasan.
3) Menugasi bawahan.
4) Mengajukan permintaan obat dan alat kesehatan operasional yang
syarat.
Jalan.
anggaran.
Jalan.
2) Pembinaan bawahan.
6) Kebenaran laporan.
rencana permintaan.
7) Berkoordinasi dengan Unit Kerja terkait tentang kebutuhan Ruangan,
3) Menugasi bawahan.
8. Staf Senior
surat.
4) Mengekspidisikan surat-surat sesuai instruksi Direktur Usaha.
Usaha.
Pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit PELNI meliputi Instalasi Gawat
Up.
1. Poliklinik Umum
2. Poliklinik Gigi
6. Poliklinik Psikologi
b. Spesialis Saraf
c. Spesialis Jantung
d. Spesialis Mata
f. Spesialis Anak
h. Spesialis Gigi
k. Spesialis Jiwa
m. Spesialis THT
Pelayanan rawat inap Rumah Sakit PELNI Jakarta memiliki 331 tempat tidur
dengan kelas yang bervariasi yang ditata secara baik sesuai kebutuhan
perawatan (meliputi: perawatan umum, perawatan anak, perawatan khusus
dan perawatan kebidanan), mulai kelas VIP sampai kelas III dilaksanakan
Instalasi Rawat Jalan yang terdapat pada empat (4) lantai perawatan yang
mana pada setiap lantai terdapat counter yang menghubungkan personal
computer dari seluruh poli pada setiap lantai ke ruang server yang terdapat
computer dari seluruh poli pada setiap lantai ke ruang server yang terdapat
Instrument) yang berpegang pada enam kategori utama dalam penilaian budaya
metode OCAI, Rumah Sakit PELNI memperoleh nilai seperti yang terlihat pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Hasil Penilaian Metode OCAI untuk Setiap Kategori Budaya
Karakteristik
A 2 10 A 6 30
Dominan
Dominan
B 5 25 B 4 20
C 8 40 C 5 25
D 5 25 D 5 25
TOTAL 100 TOTAL 100
Organisasi Leadership
B 9 45 B 3 15
C 5 25 C 3 15
D 2 10 D 4 20
SAAT INI HARAPAN
A 3 15 A 5 25
Manajemen
Manajemen
Karyawan
Karyawan
B 6 30 B 8 40
C 7 35 C 2 10
D 4 20 D 5 25
TOTAL 100 TOTAL 100
Organisasi
Kerekatan
Kerekatan
B 1 5 B 4 20
C 3 15 C 1 5
D 11 55 D 9 45
TOTAL 100 TOTAL 100
Perhatian Strategis
B 6 30 B 4 20
C 2 10 C 4 20
D 4 20 D 6 30
Keberhasilan
B 4 20 B 2 10
Kriteria
Kriteria
C 3 15 C 5 25
D 6 30 D 7 35
TOTAL 100 TOTAL 100
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 3.1 maka dapat dilakukan penilaian
budaya dengan metode OCAI berdasarkan dimensi dan kondisi budaya, dimana
akan menentukan nilai budaya tertinggi yang menjadi karakter budaya organisasi
Rumah Sakit PELNI pada saat ini dan harapan, yang secara kuantitatif
Berdasarkan hasil pada Tabel 3.2 didapat bahwa tipe budaya organisasi Rumah
Sakit PELNI pada saat ini adalah budaya D, sedangkan budaya organisasi Rumah
1. Saat ini pada Rumah Sakit PELNI lebih mencerminkan tipe budaya mengikuti
budaya hierarchy yang lebih fokus pada isu internal dibanding isu eksternal
2. Untuk ke depannya Rumah Sakit PELNI lebih fokus pada isu-isu internal
secara teori merupakan tipe budaya clan. Tipe budaya ini sangat sesuai dengan
Internal Factor
External Factor
17
30
MODEL 27 23
BUDAYA SAAT INI
HIERACHY MARKET
Keterangan Grafik:
analisis terhadap 2 (dua) faktor utama yaitu kekuatan yang menjadi core
berikut:
A. Kekuatan
pengetahuan medis.
mulai dari layanan medis umum (poli) hingga layanan medis khusus
4. Investasi tinggi dengan fluktuasi arus kas yang relatif stabil sebagai
profit dari sirkulasi arus kas pada neraca keuangan rumah sakit.
berpengalaman.
B. Kelemahan:
setiap counter pada setiap lantai / bangsal layanan, yang secara tak
redundancy pada setiap tindakan medis yang diambil. Hal ini tidak
SDM.
sakit.
oleh target pasar pada area geografis yang luas sehingga proses
analisis terhadap 2 (dua) faktor utama yaitu peluang yang dapat menjadi
Sakit PELNI didapat beberapa faktor eksternal yang terdiri dari, sebagai
berikut:
A. Peluang
cepat.
tertentu.
sebesar 127.6 miliar dari total anggaran APBD sebesar 1.94 triliun
B. Ancaman
geografis dari target pasar Rumah Sakit PELNI. Hal ini dapat
signifikan.
dalam hal pelayanan medis rumah sakit dan tingginya resiko terjadi
yang meliputi dua aspek yaitu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
Rumah Sakit PELNI, yang dihitung dengan menentukan bobot seperti yang
wawancara dengan Ka. Divisi IT dan Ka. Divisi Pelayanan dan Pemasaran
pada Tabel 3.3 serta menentukan peringkat dari seluruh faktor internal yang
dimiliki yang juga diperoleh melalui proses wawancara pada dua Divisi
yang sama, dengan hasil penentuan peringkat seperti yang perlihatkan pada
Tabel 3.5.
Dari Tabel 3.5 didapat kesimpulan bahwa secara keseluruhan Rumah Sakit
PELNI telah mengetahui kekuatan dan kelemahan internal, serta telah dapat
diperlihatkan dengan perolehan total nilai Matrik IFE yang lebih / sama
dengan 2.5.
yang meliputi dua aspek yaitu peluang dan ancaman yang dihadapi Rumah
pada Tabel 3.6 serta menentukan peringkat dari seluruh faktor eksternal
yang dimiliki yang juga diperoleh melalui proses wawancara pada dua
Dari Tabel 3.8 didapat kesimpulan bahwa secara keseluruhan Rumah Sakit
PELNI telah mengetahui peluang dan ancaman internal, serta telah dapat
mencegah dampak negatif dari ancaman yang timbul. Hal ini diperlihatkan
dengan perolehan total nilai Matrik EFE yang lebih / sama dengan 2.5.
Tabel 3.7 Peringkat Faktor Eksternal Perusahaan
Sumber: Wawancara dengan Divisi IT dan Divisi Pelayanan dan
Pemasaran
eksternal rumah sakit seperti yang diperlihatkan pada Tabel 3.9 dan Tabel
3.10
perbandingan antara faktor internal (yang terdiri dari 2 (dua) faktor yaitu
(yang pada Tabel 3.9, ini dibandingkan dengan peluang yang mungkin
perbandingan antara faktor internal (yang terdiri dari 2 (dua) faktor yaitu
(yang pada Tabel 3.10, ini dibandingkan dengan ancaman yang mungkin
Tabel 3.9 SWOT Matrix (Strategi SO dan Strategi WO) Rumah Sakit PELNI
Tabel 3.10 Matriks SWOT (Strategi ST dan Strategi WT) Rumah Sakit PELNI
EXTERNAL FACTORS
ANCAMAN STRATEGI ST STRATEGI WT
(THREATS – T)
1. Banyaknya rumah sakit swasta dan BUMN 1. Melakukan inovasi dalam pengembangan core 1. Mengembangkan sistem informasi layanan medis yang
dalam satu wilayah sebagai kompetitor competencies pada layanan medis rumah sakit. (S1, mengintegrasi tindakan medis dengan fasilitas pendukung
layanan medis teredukasi. S3, T1) medis. (W1, W2, T3)
2. Perkembangan teknologi medis sebagai 2. Mengimplementasikan dan mengelola teknologi medis 2. Menciptakan care-knowledge team sebagai competitive
komponen utama dalam knowledge based mutakhir dalam menciptakan layanan medis unik yang advantage pada layanan medis. (W2, T1, T4)
treatment yang relatif cepat. optimal. (S2, S4, T3, T4) 3. Melakukan promo diskon khusus secara berkala untuk paket
3. Penurunan pendapatan per kapita pada 3. Menciptakan paket layanan medis terkonsolidasi layanan medis dan event tertentu. (W4, T1, T3)
masyarakat kelas menengah ke bawah dengan lembaga penjamin dana kesehatan. (S3, S5, 4. Mengembangkan sistem berbasis pengetahuan yang akan
sebagai konsumen dominan pengobatan T3) meminimalkan redundancy analisis dan proses medis serta
teredukasi. 4. Mengembangkan sistem edukasi konsumen tentang meningkatkan kualitas keputusan medis. (W3, T1, T4)
4. Adanya anggapan tentang optimalisasi mekanisme dan aturan layanan medis. (S4, S6, T4)
layanan medis di luar negeri dan masalah
malpraktik di Indonesia.
79
80
Sakit PELNI memiliki total bobot faktor internal sebesar 2.579 dan total
bobot eksternal sebesar 2.56, maka dapat diperoleh hasil analisis matrik
1. Penetrasi pasar
2. Pengembangan produk
Tabel 3.11 Internal – External Rumah Sakit PELNI
Tinggi
2.0 – 4.0 I II III
3.0
Sedang
2.0 – 2.99 IV V VI
2.0
Rendah
1.0 – 1.99 VII VIII IX
1.0
berikut:
sebagai berikut:
Tabel 3.12.
83
ALTERNATIF STRATEGI
Penetrasi Pengembangan
Pasar Produk
Faktor-faktor Utama Bobot AS TAS AS TAS
Peluang
Pertumbuhan pangsa pasar sebagai tolak ukur pengembangan produk medis teredukasi yang relatif tinggi. 0.128 4 0.512 2 0.256
Tingkat kelahiran dan frekuensi ibu mengandung yang relatif tinggi sebagai dasar pengembangan layanan berbasis pengetahuan. 0.072 _ _
Persentase angka kesakitan DKI Jakarta dalam skala nominal atas sebagai model layanan pengetahuan terspesialisasi. 0.128 _ _
Peningkatan anggaran kesehatan DKI Jakarta perkapita selama siklus pengembangan medical recognition. 0.072 1 0.072 3 0.216
Perluasan dekontaminasi penyakit sebagai faktor pengembangan pengobatan terdistribusi berbasis pengetahuan. 0.072 3 0.216 4 0.288
Tingkat pemahaman dan apresiasi masyarakat atas pentingnya layanan medis cenderung membaik. 0.128 _ _
Ancaman
Banyaknya rumah sakit swasta dan BUMN dalam satu wilayah sebagai kompetitor layanan medis teredukasi. 0.072 3 0.216 4 0.288
Perkembangan teknologi medis sebagai komponen utama dalam knowledge based treatment yang relatif cepat. 0.128 _ _
Penurunan pendapatan per kapita pada masyarakat kelas menengah ke bawah sebagai konsumen dominan pengobatan teredukasi. 0.072 _ _
Adanya anggapan tentang optimalisasi layanan medis di luar negeri dan masalah malpraktik di Indonesia. 0.128 2 0.256 3 0.384
1.000
Kekuatan
Tenaga spesialis dan subspesialis dalam berbagai aspek pengetahuan medis. 0.071 _ _
Status akreditasi rumah sakit penuh tingkat lengkap sebagai komponen knowledge portal. 0.126 3 0.378 4 0.504
Proses pelayanan medis yang terintegrasi dan sistematis dalam mendukung dinamika knowledge sharing. 0.071 1 0.071 3 0.213
Investasi tinggi dengan fluktuasi arus kas yang relatif stabil sebagai modal dalam pengembangan aplikasi manajemen pengetahuan. 0.126 _ _
Kerjasama kontrak dengan berbagai perusahaan, lembaga asuransi dan pendidikan kesehatan dalam menciptakan knowledge alliance. 0.071 _ _
Corporate image sebagai rumah sakit yang berkualitas dan berpengalaman. 0.126 2 0.252 2 0.252
Kelemahan
Pemanfaatan teknologi dan sistem informasi dalam manajemen pengetahuan yang belum optimal. 0.093 1 0.093 3 0.279
Kurangnya inter-relasi dan kolaborasi dalam berbagi pengetahuan dan informasi diantara praktisi medis. 0.110 _ _
Minimnya pengelolaan dan pemberdayaan pengetahuan internal SDM. 0.077 _ _
Proses promosi yang cenderung statis sebagai akibat kurangnya pemberdayaan tacit knowledge pada staff pemasaran. 0.126 3 0.378 4 0.504
0.997 2.444 3.184
83
84
yang diperlihatkan pada Tabel 3.12 diperoleh nilai akumulasi sebesar 2.444
produk (dalam kasus ini adalah layanan rumah sakit) diperoleh nilai
strategi yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Rumah Sakit
implementasi medis.
layanan medis.
Administrasi, Keuangan serta proses bisnis inti yang menjadi core competence
terbagi atas 2 bagian yang yaitu Pelayanan Rawat Jalan seperti yang diperlihatkan
1. Pasien yang akan mendapatkan layanan medis dikategorikan atas 2 tipe yaitu:
pasien perusahaan dan/atau ASKES serta pasien partikuler. Pada tahap awal
melakukan verifikasi data pada bagian customer services terlebih dahulu untuk
akan dilakukan oleh Staf Entry Data Penunjang yang menghasilkan Bukti
Pemeriksaan sementara untuk proses entry tindakan poli akan dilakukan oleh
Staf Entry Data Poli yang menghasilkan bukti pemeriksaan yang nantinya akan
SED baik dari Poli maupun Penunjang, pasien partikuler akan dibuatkan
Kuitansi oleh kasir atas jumlah pembayaran yang dilakukannya yang
atas jumlah pembayaran untuk pemeriksaan yang dilakukan oleh pasien yang
Dan pada bagian kedua, proses bisnis Rumah Sakit PELNI adalah Pelayanan
1. Proses bisnis Rawap Inap pada tahap awal pasien dikategorikan kedalam dua
tipe yaitu: Pasien UGD dan Pasien Rawat Jalan. Dimana kedua tipe pasien baik
UGD maupun Rawat Jalan harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu pada
untuk membayar Uang Muka terlebih dahulu ke Kasir dan akan diberikan
terlebih dahulu.
Gambar 3.7 Proses Bisnis Layanan Rawat Inap RS PELNI
2. Setelah tahap awal selesai dilakukan, maka bagian administrasi Rawat Inap
historis
atas diagnosis pada tahap Rawat Jalan yang teridentifikasi dari identitas pasien
yang diberikan. Secara umum, ada dua proses yang dilakukan bagian Ruangan
didapatkan oleh pasien yang diperoleh dari tiga bagian yaitu: Poli, Penunjang
dan/atau Kamar Bedah. Setelah prosedur tindakan medis dilakukan maka tahap
Pemeriksaan yang akan diberikan baik secara langsung dan/atau tidak langsung
kepada pasien.
pembayaran ke Kasir Rawat Inap atas jumlah layanan medis yang diterima,
Inap akan langsung diberikan Kuitansi disertai dengan Billing Pasien yang
ASKES berdasarkan billing Rawat Inap akan disertakan billing Pasien untuk
ASKES yang dari hasil penagihan ini akan dibuatkan Rangkap Kuitansi
3.12 Aspek Klinis dari Rumah Sakit PELNI dan Analisa Knowledge
Dari proses bisnis inti Rumah Sakit PELNI, aspek klinis dapat direkomendasikan
dari dua aktivitas medis yaitu: aspek klinis pada proses rawat jalan dan aspek klinis
pada proses rawat inap, seperti yang terlihat pada struktur activity diagram pada
Gambar 3.8.
Berdasarkan activity diagram dapat disimpulkan bahwa aktivitas-aktivitas dalam
1. Tahap diagnosa awal, yang meliputi diagnosa atas gejala-gejala medis yang
terlihat serta informasi kondisi pasien dan analisa riwayat penyakit juga
4. Tahap kesimpulan medis, merupakan tahap akhir pada aspek klinis rawat jalan
5. Tahap tindakan medis penunjang, merupakan bagian dari aspek klinis rawat
inap yang meliputi persiapan ruang dan fasilitas penunjang serta kemungkinan
pemeriksaan.
Gambar 3.8 Aktivitas Klinis Rumah Sakit PELNI
mutual value dalam bentuk akurasi atas kualitas dan kuantitas keputusan medis
yang dihasilkan pada setiap case yang dihadapai oleh pasien. Adapun proses-
menggunakan fasilitas jaringan internal antara satu user dengan user lainnya
ataupun antara sistem dengan user yang akan mengurangi redundancy baik dari
segi tindakan maupun dalam upaya menganalisa data medis sehingga dapat
aktivitas dari setiap user yang akan mengakomodasi knowledge dalam aktivitas
layanan rawat jalan dan rawat inap di Rumah Sakit PELNI, secara garis besar
Berdasarkan deskripsi knowledge dari aspek klinis pada Tabel 3.15 dapat
Dari Tabel 3.15 yang mengidentifikasi knowledge dalam “Aspek Klinis” dapat
sebagai berikut:
sebagai berikut:
A. Organization Memory
tidak dapat diakses setiap waktu oleh praktisi medis untuk dapat
digunakan sebagai acuan dalam melakukan aktivitas medis sehingga
peran dan aturan klinis khusus yang hanya terdistribusi sebagai tacit
langsung di lapangan.
B. Stakeholder Relationships
1. Stakeholder Overview
A. Knowledge in People
1. Medical Theories
B. Customer Knowledge
1. Patient Acknowledgement
2. Customer Issues
C. Knowledge in Process
2. Medical Evaluation
3. Medication
rawat jalan dan rawat inap, yang kemudian disimpan dalam rekam
1. Healthcare Intelligent
obat yang diberikan serta pola kontrol nutrisi pada setiap makanan
1. Practitioner Learning
Dalam upaya meningkatkan pelayan medis dilakukan proses
penanganan khusus.
3. Pembelajaran berkelanjutan.
praktisi medis.
Dari tujuan knowledge Rumah Sakit PELNI didapat hubungan dengan strategi
Didasari pada misi pertama dari Rumah Sakit PELNI yang berbunyi “mengelola
dan layanan serta pengambilan keputusan medis oleh setiap praktisi medis.
1. Seluruh praktisi medis harus berbagi (sharing) core knowledge baik yang
4. Tingkat kontribusi atas core knowledge akan dapat dipertimbangkan pada saat
otentikasi serta nilai sebelum terintegrasi dalam content dari aplikasi berbasis
knowledge.
7. Efektifitas dan relevansi dari sistem knowledge terhadap kebutuhan user akan
8. Sistem komisi akan didasari pada intensitas dari kontribusi core knowledge
adanya dokumentasi praktis yang dapat menjadi rujukan bagi praktisi medis
dalam bertindak.
4. Tidak adanya sarana diskusi diantara praktisi medis Rumah Sakit PELNI yang
khusus.
peroleh dari praktisi medis Rumah Sakit PELNI selama proses penataran atau
Tabel 3.16 Relasi antara Strategi Organisasi dengan Knowledge Goals Rumah Sakit PELNI
10
9
110
medis yang telah dialami oleh para praktisi senior serta menyediakan aplikasi
bimbingan dalam melakukan tindakan medis dari para praktisi ahli (senior).