Anda di halaman 1dari 18

BAB III

OBJEK PENELITIAN

III.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah berdirinya PT.PELNI bermula dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama

(SKB) antara Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum tanggal 5 September 1950

yang isinya mendirikan Yayasan Penguasaan Pusat Kapal – kapal (PEPUSKA). Latar belakang

berdirinya Yayasan PEPUSKA diawali dari penolakan pemerintah Belanda atas permintaan

Indonesia untuk mengubah status maskapai pelayaran Belanda yang beroperasi di Indonesia,

N.V. K.P.M (Koninkklijke Paketvaart Matschappi) menjadi Perseroan Terbatas (PT). Pemerintah

Indonesia juga menginginkan agar kapal – kapal KPM dalam menjalankan operasi pelayarannya

di perairan Indonesia menggunakan bendera Merah Putih. Pemerintah Belanda dangan tegas

menolak semua permintaan yang diajukan oleh pemerintah Indonesia.

Dengan modal awal 8 (delapan) unit kapal dengan total tonage 4.800 DWT (death weight

ton), PEPUSKA berlayar berdampingan dengan armada KPM yang telah berpengalaman lebih

dari setengah abad. Persaingan benar – benar tidak seimbbang ketika itu, karena armada KPPM

selain telah berpengalaman, jumlah armadanya juga lebih banyak serta memiliki kontrak –

kontrak monopoli. Akhirnya pada 28 April 1952 Yayasan PEPUSKA resmi dibubarkan. Pada

saat yang sama didirikanlah PT PELNI dengan berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Perhubungan Nomor M.2/1/2 tanggal 28 Februari 1952 dan No. A.2/1/2 tanggal 19 April 1952,

serta Berita Negara Republik Indonesia No. 50 tanggal 20 Juni 1952. Sebagai Presiden Direktur

Pertamanya diangkatlah R. Ma’moen Soemadipraja (1952 – 1955).


Delapan unit kapal milik Yayasan PEPUSKA diserahkan kepada PT PELNI sebagai

modal awal. Karena dianggap tidak mencukupi maka Bank Ekspor Impor menyediakan dana

untuk pembelian kapal sebagai tambahan dan memesan 45 “coaster” dari Eropa Barat. Sambil

menunggu datangnya “coaster” yang dipesan dari Eropa, PELNI mencarter kapal – kapal asing

yang terdiri dari berbagai bendera. Langkah ini idambil untuk mengisi trayek – trayek yang

ditinggalkan KPM. Setelah itu satu persatu kapal – kapal yang dicarter itu diganti dengan

“coaster” yang datang dari Eropa. Kemudian ditambah lagi dengan kapal – kapal hasil pampasan

perang dari Jepang.

Status PT PELNI mengalami dua kali perubahan, pada tahun 1961 pemerintah

menetapkan perubahan status dari Perusahaan Perseroan menjadi Perusahaan Negara (PN) dan

dicantumkan dalam Lembaran Negara RI No. LN 1961, kemudian pada tahun 1975 status

perusahaan diubah dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perseroan Terbatas (PT) PELNI sesuai

dengan Akte Pendirian No. 31 tanggal 30 Oktober 1975. Perubahan tersebut dicantumkan dalam

Berita Negara RI No. 562 – 1976 dan Tambahan Berita Negara RI No. 60 tanggal 27 Juli 1976.

Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan usaha, perusahaan mengalami

beberapa kali perubahan bentuk Badan Usaha. Pada tahun 1975 berbentuk Perseroan sesuai Akta

Pendirian Nomor 31 tanggal 30 Oktober 1975 dan Akte Perubahan Nomor 22 tanggal 4 Maret

1998 tentang Anggaran Dasar PT PELNI yang diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia tanggal 16 April 1999 Nomor 31 tambahan Berita Negara Nomor 2003.

PT. Pelni merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang dimana

berdasarkan SK Menteri BUMN Nomor KEP-117/M-MBU/2002. Pasal 2 tentang penerapan

praktek good corporate governance (GCG) pada BUMN, dinyatakan bahwa “BUMN diwajibkan
untuk menerapkan GCG secara konsisten dan menjadikan GCG sebagai landasan

operasionalnya”. Sehingga perusahaan-perusahaan dituntut mengambil langkah komprehensif

terhadap aset–asetnya agar dapat menghasilkan profit berbentuk pemasukan kas sehingga

memiliki nilai tambah (value added) .

III.2 Visi, Misi dan Nilai Utama Perusahaan

III.2.1 Visi Perusahaan

“Menjadi Perseroan pelayaran yang tangguh dan pilihan utama pelanggan”.

Visi PT PELNI (Persero) mempunyai makna sebagai berikut:

 Tangguh

- Pertumbuhan perseroan maksimal (company’s value growth)

- Center of excellence usaha pelayaran nasional : SDM, Produksi, Distribusi, Pelayanan

dan Keselamatan & Kesehatan Lingkungan.

- Memiliki jaringan Trayek Nusantara yang optimal.

 Pilihan Utama Pelanggan

- Fokus pada pelanggan utnuk memberikan pelayanan prima.

- Load of Factor minimum 90% untuk penumpang dan 90% untuk barang.

III.2.2 MISI :

 Mengelola dan mengembangkan angkutan laut guna menjamin aksesibilitas

masyarakat untuk menunjang terwujudnya wawasan nusantara.

 Meningkatkan kontribusi pendapatan bagi Negara, karyawan serta berperan di dalam

pembangunan lingkungan dan pelayanan kepada masyarakat.


 Menerapkan prinsip – prinsip Good Corporate Governance (GCG).

III.2.3 Nilai utama (core values) Perseroan

Dalam mencapai visinya, PT PELNI (Persero) berkomitmen untuk menerapkan tata Nilai

Utama (Core Values) sebagai berikut:

1. Integritas

Setiap insan Pelni harus bertindak dengan integritas (kejujuran, konsisten, komitmen,

berani dan dapat dipercaya) dalam rangka mencapai keunggulan dalam kinerja

berdasarkan tuntutan stakeholders.

2. Service Excellence

Fokus pada pelanggan untuk memberikan pelayanan prima dan memastikan

produk/jasa yang dikerjakan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

3. Continous learning

Setiap insan Pelni mampu mentraformasikan dirinya secara berkelanjutan

berdasarkan tuntutan yang sedang maupun akan terjadi.

4. Careness

Menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan lingkungan untuk karyawan, mitra

kerja, pelanggan maupun masyarakat pada umumnya.

III.3 Komposisi Permodalan Perusahaan

Modal ditempatkan dan disetor PT PELNI sesuai dengan anggaran dasar sebesar Rp

359.000.000.000,00 serta tambahan modal Pemerintah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.

40 tahun 1992, No.44 tahun 2000 dan No.12 tahun 2002 tentang Penambahan Penyertaan Modal
Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham PT PELNI sebesar Rp

4.491.924.833.469,33.

III.3.1 Keadaan Keuangan PT PELNI

Keadaan keuangan PT PELNI tahun 2008-2010 dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

TABEL 3.1

LAPORAN ARUS KAS

2010 2009 2008


Pendapatan usaha 2,037,014,352,807.00 2,125,834,166,818.00 2,518,268,464,930.00
Reduksi pendapatan usaha (17,039,856,464.00) (15,952,923,704.00) (18,152,470,024.00)
Pendapatan usaha – bersih 2,019,974,496,343.00 2,109,881,243,114.00 2,500,115,994,906.00
Beban usaha langsung 2,037,031,175,537.00 2,154,241,993,741.00 2,343,639,999,920.00
Laba (rugi) kotor (17,056,679,194.00) (44,360,750,627.00) 156,475,994,980.00
Beban usaha tidak langsung 221,920,716,266.00 206,926,431,538.00 191,856,667,858.00
Laba (rugi) usaha (238,977,395,460.00) (251,287,164,165.00) (35,380,672,872.00)
Pendapatan (beban) pajak penghasilan 84,515,824,136.00 187,918,104,483.00 (34,834,680,104.00)
Laba (rugi)sebelum pajak penghasilan (154,461,571,324.00) (63,369,059,682.00) (70,215,352,976.00)
Manfaat (beban) pajak penghasilan
Final (22,518,768,267.00) (22,127,761,757.00) (27,334,956,511.00)
Kini (20,908,160,191.00) (6,498,073,426.00) (5,026,906,000.00)
Tangguhan 1,271,562,590.00 2,070,412,720.00 5,267,376,598.00
(42,155,365,868.00) (26,555,422,463.00) (27,094,485,913.00)
Laba (rugi) sebelum bagia minoritas (196,616,937,192.00) (89,924,482,145.00) (97,309,838,889.00)
Bagian laba minoritas 52,227,397.00 56,293,273.00 48,706,245.00
Laba (rugi) bersih setelah pajak (196,564,709,795.00) (89,868,188,872.00) (97,261,132,644.00)
Sumber: website PT PELNI (Persero)
TABEL 3.2

ASET

2010 2009 2008


ASET LANCAR
Kas dan setara kas 464,911,479,862.00 535,235,051,705.00 535,843,974,275.00
Penempatan jangka pendek 73,200,000.00 70,908,476,885.00 69,309,153,635.00
Piutang usaha 106,879,314,601.00 119,954,593,124.00 94,187,859,317.00
Piutang lain-lain 22,823,739,341.00 22,026,651,661.00 22,810,112,917.00
Persediaan 274,776,594,962.00 290,022,370,468.00 210,966,813,452.00
Biaya dibayar dimuka 16,729,758,583.00 14,377,149,861.00 16,274,001,403.00
Uang muka 46,801,485,599.00 52,496,953,094.00 60,087,733,864.00
Pendapatan masih harus diterima 57,972,127,762.00 158,916,551,013.00 230,323,577,815.00
Pajak dibayar dimuka 171,449,549,283.00 1,829,538,315.00 3,566,480,343.00
Aset lancar lainnya 205,202,594.00 23,454,816.00
Jumlah aset lancer 1,162,417,249,993.00 1,265,972,538,720.00 1,243,393,161,837.00
ASET TIDAK LANCAR
Aset tetap
(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar Rp 3.278.145.508.828 tahun 2010,
Rp 3.043.605.307.058 tahun 2009 4,367,458,256,837.00 4,560,569,801,444.00 4,830,184,903,023.00
dan Rp 2.746.745.074.955 tahun 2008)
Biaya ditangguhkan 34,826,964,500.00 3,282,283,925.00 3,631,819,676.00
Aset lain-lain 26,718,073,943.00 28,114,877,694.00 15,986,690,887.00
Aset pajak tangguhan 16,176,933,446.00 14,905,370,856.00 12,834,958,135.00
Jumlah Aset Tidak Lancar 4,445,180,228,726.00 4,606,872,333,919.00 4,862,638,371,721.00
JUMLAH ASET 5,607,597,478,719.00 5,872,844,872,639.00 6,106,031,533,558.00
Sumber: website PT PELNI (Persero)

TABEL 3.3

BALANCE SHEET

2010 2009 2008


KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Hutang usaha 194,514,951,958.00 217,224,024,062.00 220,533,462,955.00

Biaya yang masih harus dibayar 51,341,792,345.00 18,297,030,121.00 31,345,569,659.00

Pinjaman jangka pendek 46,617,117,773.00 52,444,251,495.00 61,553,552,834.00

Pinjaman jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun 143,153,110,777.00 178,964,284,161.00 233,779,610,442.00

Uang muka diterima 13,322,161,930.00 10,525,217,902.00 9,759,323,411.00

Pendapatan diterima dimuka 10,797,900,457.00 8,443,875,438.00 9,350,544,324.00

Hutang pajak 11,118,364,152.00 10,085,127,404.00 15,516,486,091.00

Hutang lain – lain 28,712,928,523.00 17,889,312,676.00 17,499,254,853.00


Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 499,578,327,915.00 513,873,123,259.00 599,337,804,569.00

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Kewajiban imbalan pasca kerja 12,070,691,670.00 13,804,275,418.00 17,896,241,184.00

Pinjaman jangka panjang setelah jatuh tempo lebih satu tahun 402,251,659,403.00 452,535,500,879.00 514,505,297,802.00

2010 2009 2008


Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 414,322,351,073.00 466,339,776,297.00 532,401,538,986.00

JUMLAH KEWAJIBAN 913,900,678,988.00 982,516,057,452.00 1,133,699,837,533.00

HAK MINORITAS 328,198,876.00 291,049,744.00 248,136,063.00


BANTUAN PEMERINTAH YANG BELUM DITENTUKAN
STATUSNYA

EKUITAS 2,931,814,461,210.00 1,915,486,659,790.00 2,198,751,051,568.00

Modal saham - modal dasar sebanyak 1,436,000 saham,

ditempatkan dan disetor penuh 359,000 saham dengan 359,000,000,000.00 359,000,000,000.00 359,000,000,000.00

nilai nominal Rp 1,000,000 per saham

Cadangan umum 55,531,919,393.00 55,531,919,393.00 55,531,919,393.00

Penyertaan Modal pemerintah 3,194,907,580,537.00 3,194,907,580,537.00 3,194,907,580,537.00

2010 2009 2008


Akumulasi rugi (1,847,885,360,285.00) (1,651,216,195,696.00) (1,561,235,420,278.00)

Jumlah ekuitas 1,761,554,139,645.00 1,958,223,304,234.00 2,048,204,079,652.00

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 5,607,597,478,719.00 5,872,844,872,640.00 6,106,031,533,558.00

Sumber: website PT PELNI (Persero)

III.4 Bidang usaha

Bidang usaha PT PELNI, sesuai dengan yang tercantum di dalam anggaran dasar

perusahaan sesuai akte notaris Imas Fatimah, SH No. 22 tanggal 4 Maret 1998 adalah sebagai

berikut :

a. Pengadaan armada dan kelengkapannya untuk menyelenggarakan pengangkutan

penumpang dan barang dengan jaringan pelayaran berjadwal dan pelayaran yang

melayani potensi pasar.

b. Menjalankan kegiatan keagenan usaha pelayaran.

c. Melakukan kegiatan operasi terminal, perdagangan, rute dan ekspedisi untuk menunjang

usaha dock/reparasi kapal.

d. Melakukan kegiatan pemeliharaan kapal dan usaha dock/reparasi kapal

e. Melakukan kegiatan charter dan broker kapal.


f. Kegiatan jasa konsultasi, pendidikan dan latihan, pelayanan kesehatan yang berkaitan

dengan kegiatan usaha pelayaran.

Dalam pelaksanaannya kegiatan usaha tersebut dikelompokkan menjadi 3 (tiga)

kelompok besar yaitu :

a. Usaha perkapalan, terdiri dari kapal penumpang, kapal barang dan kapal perintis.

b. Usaha penunjang, terdiri dari angkutan bandar untuk embarkasi/debarkasi penumpang,

keagenan dan perbengkelan

c. Usaha sampingan, terdiri dari Rumah Sakit Pelni Petamburan dan rumah peristirahatan

di Cipayung dan Tugu.

III.5 Produk-Produk Perusahaan

Produk – produk dari PT PELNI, antara lain :

a. Keagenan kapal

Usaha keagenan merupakan salah satu usaha andalan PT PELNI yang dimulai sejak

tahun 1960 yang meliputi jasa keagenan kapal – kapal baik domestik maupun luar negeri

yang didukung oleh tenaga – tenaga berpengalaman dan terlatih dengan 106 kantor

cabang PT PELNI yang tersebar di seluruh Indonesia.

Ragam pelayanannya, antara lain :

 Cruise Ships Agent

 Liner Agents

 Fishing Carriers

 Flash/Lash Barges

 Protecting Agents
 Spesial Purpose Vessels

 Back to back Charters, dan lain – lain.

b. Galangan

Galangan PELNI SURYA adalah salah satu usaha sampingan PT PELNI yang

diresmikan pengoperasiannya pada 20 Mei 1996. Dengan fasilitas Graving Dock

berukuran 80x18x17 meter dan didukung oleh tenaga yang berpengalaman di bidangnya,

dan melayani Running Repair dan Docking kapal berukuran 300 – 2000 DWT (Death

Weight Ton).

c. Bongkar Muat dan EMKL

 FREIGHT FORWARDING

Bidang Freight Forwarding, yaitu kegiatan usaha pelayanan jasa dokumentasi dan

penggangkutan barang yang meliputi :

1. PPJK : Pengusaha jasa kepabeanan

2. Truk : penyewaan truk

3. Gudang : penyewaan pergudangan

4. Container : penyewaan container

5. Depo : penyewaan depo container

 BONGKAR MUAT

Bidang bongkar/muat, yaitu kegiatan usaha bongkar/muat dari dan ke kapal sampai

ke gudang lini I, meliputi pekerjaan :

1. Stevedoring : membongkar/memuat barang dari/ke palka kapal

2. Cargo dooring : memindahkan barang dari/ke lambung kapal

3. Receiving/Delivery : menerima/menyerahkan barang di/dari gudang


4. Angkutan bandar : menyewakan tugboat dan

tongkang Beberapa armada yang dimiliki PT PELNI,

yaitu:

a. KFC JETLINER

Gambar 3.1

b. KM BUKIT SIGUNTANG

Gambar 3.2

DWT : 3375

Kapasitas : 2003
c. KM LAWIT

Gambar 3.3

DWT : 1450

Kapasitas : 920

d. KM KELIMUTU

Gambar 3.4

DWT : 1450

Kapasitas : 920
e. KM KERINCI

Gambar 3.5

DWT : 3400

Kapasitas : 1596

f. KM DOBONSOLO

Gambar 3.6

DWT : 3200

Kapasitas : 1908

d. PT Sarana Bandar Nasional (SBN)

PT Sarana Bandar Nasional (SBN) merupakan anak perusahaan PT PELNI dengan

kegiatan usaha, meliputi Stevedoring, Forwarding, dan Marine Terminal Operator.

Selain menunjang kegiatan perusahaan induk, PT SBN juga melayani perusahaan lain di

seluruh Nusantara.
e. Rumah Sakit PELNI

Gambar 3.7

Babak baru sejarah Rumah Sakit PELNI

dimulai dengan dikeluarkannya surat izin

dari Menteri Negara BUMN No 5-

743/MBU/2007 tanggal 31 Oktober 2007,

dan

ditandatanganinya Akte Pendirian Rumah

Sakit PELNI kemudian dilanjutkan pelantikan Ddireksi dan Komisaris sesuai dengan SK No.

118/HKO.01/XI/2007 pada tanggal 9 November 2007, maka status Rumah Sakit berubah dari

usaha sampingan menjadi Anak Perusahaan PT PELNI. Rumah Sakit PELNI “Petamburan”,

sebagai anak perusahaan PT PELNI, sedang melakukan peningkatan dan pengembangan

pelayanan yang merupakan elemen utama untuk mencapai visi Rumah Sakit PELNI saat ini yaitu

“Menjadi Perusahaan Terkemuka dibidang Kesehatan dan sebagai Rujukan Pelayanan Kesehatan

dan sebagai Rujukan Pelayanan Kesehatan secara Nasional”, agar dapat tetap bersaingg dalam

era pertumbuhan pasar yang agresif seperti saat ini.

f. PT. PELITA INDONESIA DJAYA

PELITA Indonesia Djaya Corporation atau disingkat PIDC didirikan pada tahun

1969 berdasarkan Akta Notaris Djojo Muljadi, SH No. 53 tanggal 29 September 1969

dan Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1969. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 16

Tanggal 9 Juli 1984 berubah menjadi anak perusahaan PT. PELNI. Berdasarkan Undang-

Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, PT. PIDC mengubah Anggaran

Dasar Perusahaan, nama perusahaan menjadi Pelita Indonesia Djaya dengan Akta Notaris
Raden Mas Soediarto Soenarto, SH, SPN. Nomor: 7 Tanggal 10 Juni 2009. Persetujuan

Menkumham Nomor AHU-43800. AH.01.02. Tahun 2009 Tanggal 04 Desember 2009.

Kegiatan usaha PIDC antara lain :

1. Usaha Pokok

- Jasa Pengurusan Transportasi (EMKL/EMKU, Darat)

2. Usaha Penunjang

- Kegiatan Pergudangan

- Kegiatan Alat Mekanik (Forklift)

- Kegiatan Over Bagasi

- Depo Kontainer

3. Usaha Lainnya

- Perhotelan

- Sertifikasi Kapal

- Jasa Pengurusan Penumpang Kapal PT. PELNI

g. Wisma Bahtera Cipayung

Gambar 3.8

Wisma ini terletak di cipayung Bogor dimana

pada awalnya hanya digunakan sebagai fasilitas

tempat peristirahatan khususnya bagi karyawan

Pelni dan keluarganya. Namun, saat inii Wisma

Cipayung

yang bergerak di bidang penyewaan penginapan

beserta fasilitasnya, sudah dapat memberikan kontribusi finansial karena sering disewakan untuk
umum baik perseorangan maupun instansi pemerintah dan swasta. Wisma ini memiliki fasilitas

53 kamar dengan kapasitas 130 tempat tidur dan sarana pendukung lainnya seperti ruang sidang,

taman, masjid dan sarana olah raga.

III.6 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3.9
Susunan organisasi dan tata kerja PT PELNI diatur dalam keputusan Direksi No.

01/HKO.01/DIR/I-2010 tanggal 04 Januari 2010. Struktur organisasi Kantor Pusat PT PELNI

terdiri atas :

1. Unsur Pimpinan, adalah berupa Dewan Direksi yang bekerja secara kolektif dan

beranggotakan

2. Direktur Utama sebagai koordinator dan sekaligus anggota Direksi Perusahaan

3. Direktur Usaha sebagai pimpinan Direktorat Usaha

4. Direktur Armada sebagai pimpinan Direktorat Armada

5. Direktur Keuangan sebagai pimpinan Direktorat Keuangan

6. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum sebagai pimpinan Direktorat Sumber Daya

Manusia dan Umum.

Unsur organisasi Staff di Kantor Pusat terdiri atas unit kerja :

1. Satuan Pengawas Intern (SPI), merupakan unit kerja staf Direktur Utama yang dipimpin

oleh seorang Kepala dan membawahi para Pengawas Intern Area yang mengkoordinir

internal pada unit kerja Kapal, Kantor Cabang, Unit Bisnis Strategi (SBU) dan Kantor

Pusat

2. Designated Person(s) Ashore (DPA), merupakan fungsi staf Direksi yang secara teknis

dikoordinir oleh Direktur Armada dan unit kerja ini dipimpin oleh seorang Kepala yang

membawahi para Pengawas Bidang ISM – Code; ISPS – Code, serta OHSAS/SMK – 3

3. Biro, merupakan unit kerja di bawah Dewan Direksi yang dibentuk sesuai dengan

kebutuhan perusahaan dan setiap Biro dipimpin oleh Manager dengan susunan organisasi

sebagai berikut :
a. Biro Sekretariat Perusahaan, secara teknis dikoordinir oleh Direktur Utama dan terdiri

atas unit kerja :

1. Bagian Hubungan Korporat

2. Bagian Sekretariat Direksi dan Good Corporate Governance

b. Biro Perencanaan, Penelitian, Pengembangan dan Sistem Informasi Manajemen,

secara teknis dikoordinir oleh Direktur Usaha dan terdiri atas urut kerja :

1. Bagian Perencanaan, Penelitian, Pengembangan.

2. Bagian Sistem Informasi Manajemen.

c. Biro Hukum dan Manajemen Risiko, secara teknis dikoordinir oleh Direktur Sumber

Daya Manusia dan Umum serta terdiri atas unit kerja :

1. Bagian Administrasi Pengadaan dan Pembelian

2. Bagian Pergudangan

d. Divisi, merupakan unit kerja di bawah Direktorat yang dibentuk sesuai dengan

kebutuhan perusahaan dan setiap divisi oleh seorang Senior Manager yang

membawahi unit kerja Bidang yang dipimpin oleh Manager dengan susunan

organisasi sebagai berikut :

a) Direktorat Usaha, terdiri atas unit kerja :

1. Divisi Pemasaran dan Pengembangan Usaha, membawahi unit kerja :

(a) Bidang Pemasaran

(b) Bidang Pengembangan Usaha

2. Divisi Pelayanan Jasa, membawahi unit kerja :

(a) Bidang Operasi Kapal

(b) Bidang Jaminan Kualitas Pelayanan


b) Direktorat Armada, terdiri atas unit kerja :

1. Divisi Teknika, membawahi unit kerja :

(a) Bidang Perencanaan dan Pengendalian Teknik

(b) Bidang Pemeliharaan Kapal

2. Divisi Nautika, membawahi unit kerja :

(a) Bidang Pemeliharaan dan Sertifikasi Kapal

(b) Bidang Telekomunikasi dan Elektronika

(c) Bidang Pelayanan dan Perbekalan Kapal

c) Direktorat Keuangan, terdiri atas unit kerja :

1. Divisi Akuntansi, membawahi unit kerja :

(a) Bidang Akuntansi Keuangan

(b) Bidang Akuntansi Manajemen dan Anggaran

2. Divisi Perbendaharaan, membawahi unit kerja :

(a) Bidang Administrasi Keuangan

(b) Bidang Pengelolaan Dana, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

d) Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum, terdiri atas unit kerja :

1. Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum, terdiri atas unit kerja :

(a) Bidang Administrasi Personalia

(b) Bidang Pengembangan SDM dan Organisasi

2. Divisi umum, membawahi unit kerja :

(a) Bidang Administrasi dan Rumah Tangga Kantor

(b) Bidang Pendayagunaan dan Pengamanan Asset Umum

Anda mungkin juga menyukai