Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Keanekaragaman Mikroba di Alam Sel Khamir dan


Teknik Pengamatannya
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi

Disusun Oleh : KIRANA RANNOE TIRTA

NIM : 4411419051

Dosen Pengampu : Bu Pramesthi Dewi

Bu Siti Hernina

Asisten Dosen : Fadilatul Chulaiwiyah

Ahmad Faiz Zein

Afra Fauziah L.P

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020
1. Judul: Keaneragaman Mikroba di Alam Sel Khamir dan Teknik
Pengamatannya

2. Hari/ Tanggal: Senin, 05 Oktober 2020

3. Tujuan:
1. Mengetahui keberagaman sel khamir yang ada di alam
2. Mengetahui bentuk dan karakteristik macam-macam sel khamir
3. Mengetahui cara pengamatan khamir yang baik dan benar

4. Landasan Teori

Khamir atau yeast merupakan kelompok polifiletik


jamur basidiomycota dan ascomycota yang mempunyai karakteristik yang
unik dan bersifat uniseluler. Ada sekitar 100 genera dan 800 spesies
yeast yang sudah diketahui dan diperkirakan angka ini hanya mewakili sekitar
1% dari spesies yang terdapat di alam, sisanya tidak dapat dikultur (non-
culturable). Yeast tersebar dalam jumlah yang banyak di lingkungan akuatik
seperti laut, estuaria, danau dan sungai.
Kepadatan relatif yeast yang relatif tinggi (> 2000 viablecells /g) telah
dilaporkan ditemukan pada sedimen laut. Selaind perairan, khamir juga
ditemukan di daerah terestrial, beberapa studi melaporkan bahwa keberadaan
yeast lebih melimpah pada tanah berlumpur daripada sedimen berpasir. Akhir-
akhir ini, karakteristik utama yang digunakan untuk klasifikasi khamir adalah
karakter morfologi, fisiologi dan biokimia.
Identifikasi untuk mengetahui nama genus atau spesies khamir dapat
dilakukan dengan pengamatan morfologi (morfologi koloni dan sel), uji
fisiologis dan biokimia. Pengamatan morfologi merupakan dasar utama yang
digunakan untuk melakukan identifikasi dan klasifikasi khamir yaitu dengan
pengamatan morfologi sel (pembentukan askospora, morfologi sel vegetatif,
reproduksi aseksual, adat idaknya produksi miselium sejati, pseudomiselium,
ciri koloni, dan ciri pertumbuhan pada media cair). Berdasarkan hal tersebut
maka perlu dilakukan penelitian tentang isolasi dan identifikasi khamir
berdasarkan karakteristik morfologi dan fisiologisnya.

5. Alat dan Bahan


5.1 Alat
Mikroskop, ose bulat, gelas benda, lampu spiritus, obyek dan cover
glass, cawan petri.
5.2 Bahan
Alkohol 70%, methylen blue 0,1%, biakan khamir (Saccharomyces
cerevisiae, Candida utilis, Cordana musae, Candida humilis dan
Candida oleophila), xilol.
6. Prosedur Kerja/ Diagram Alur

Bersihkan object glass dan deg glass dengan alkohol

Object glass di ganggang diatas lampu spirtus

Secara aseptis, ambil 1 biasakan khamir dengan ose dan


letakan di atas object glass

Teteskan masing-masing satu tetes metilen blue 0,1%


kemudian campur dengan perlahan

Tutup dengan deg glass kemudian amati di bawah


mikroskop dengan perbesaran lemah (10x10) kemudian
ddengan perbesaran kuat (40x10)

Gambar diagram alur yang disusun berdasarkan arahan aslab.


7. Hasil Pengamatan
Nama Spesies Gambar Keterangan
Saccharomyce Bentuk sel:
s cerevisiae elipdosial

Substrat: bisa
ditumbuhkan di
medium cair atau
padat, campuran
limbah cair tahu
dan air kelapa,

Peran: pembuatan
roti, pembuatan
minuman
beralkohol,
probiotik
makanan ternak,
Candida utilis Bentuk sel:
bervariasi antara
lain lonjong,
bulat sampai
silindris

Substrat:
Sabouraud
Dextrose Agar
(SDA), Corn
Electron micrograph of Meal Agar
mitochondria isolated from Candida
utilis (17,000x) Peran: Mampu
memfermentasi
glukosa, sukrosa,
dan rafinosa, tapi
tidak dapat
memfermentasuja
n galaktosa,
maltosa, dan
laktosa serta
mampu
mengasimilasi
nitrat.
Cordana Bentuk sel: oval
musae Substrat:
permukaan daun
pisang
Peran: menjadi
patogen pada
tumbuhan pisang
sehingga tidak
bisa melakukan
fotosintesis
dengan optimal
Candida Bentuk sel: bulat
humilis Substrat: pada
lingkungan,
fermentasi biji
kakao
Peran: ikut dalam
pembuatan kefir
Candida Bentuk sel:
oleophila elipsodial singga
silinder
Substrat: Bunga
Phacelia sp., Sari
apel, air tonik,
kayu busuk,
zaitun, pipa
minyak di pabrik
pengolahan
makanan, tanah
dan stroberi
mentah.
Peran: sebagai
biokontrol
mencegah
pembusukan

8. Pembahasan
Pada pengamatan khamir pada praktikum ini digunakan zat
pewarnaan yang berasal dair metilen. Metilen dapat berfungsi unutk
membedakan antara sel yang hidup dan sel yang mati sehingga lebih
mudah dalam melakukan pengamatan. Metilen blue direduksi dalam sel
yang layak, meninggalkannya tanpa noda. Namun, sel-sel mati tidak dapat
mereduksi metilen blue teroksidasi dan sel-sel tersebut bewarna biru.
Metilen blue dapat mengganggu respirasi ragi karena ia mengambil ion
hidrogen yang dibuat selama proses tersebut. Secara fisik metiln blue
memberi warna pada sel, namun secara kimia tidak mengganggu
metabolisme dalam sel, sehingga pengamata tetap akurat. Selain itu,
metilen blue bisa menjadi indikator adanya kehidupan di dalam sel. Jika
warnanya berangsur-angsur memudar maka sel yang diamati masih hidup,
dan menghasilkan enzim yang menguraikan metilen blue. Jika warnannya
tetap biru, berarti sel yang diamati sudah mati
Pada praktikum kali ini kita mengamati lima macam spesies
khamir.
Yang pertama adalah S. Cerevisiae, merupakan kelompok mikroba
yang tergolong dalam khamir (yeast). S. Cereviceae secara morfologis
umumnya memiliki bentuk elipsodial dengan diameter yang tidak besar,
hanya sekitar 1-3µm sampai 1-7µm3. S. Cerevisiae dapat ditumbuhkan di
laboratorium dengan menumbuhkannya pada media tertentu, baik media
padat maupun media cair. ari segi warna, yeast yang juga sangat berperan
dalam proses fermentasi alkohol ini mempunyai warna putih kekuningan
yang dapat dilihat diatas permukaan tumbuh koloni, sehingga tidak seperti
khamir lainnya yang seringkali tidak terlihat dibawah miskroskop karena
tidak kontras dengan mediumnya. Penampilan makroskopisnya yaitu
bentuk koloni yang bulat, warna yang kuning muda-keputihan, permukaan
berkilau, licin, tekstur lunak dan memiliki sel bulat dengan askopora 1-8
buah. Saccahromyses Cerevisiae bersifat fakultatif anaerobik mengandung
68-83% air, nitrogen, karbohidrat, lipid, vitamin, mineral dan 2,5-14%
kadar N total. Cara hidupnya kosmopolitan dan mudah dijumpai pada
permukaan buah-buahan, nektar bunga dan dalam cairan yang
mengandung gula, namun ada pula yang ditemukan pada tanah dan
serangga. Selain kosmopolitan, S. Cerevisiae ini dapat pula hidup secara
saprofit maupun bersimbiosi.
Yang kedua Candida utilis. Candida utilis merupakan jenis khamir
selulolitik yang mampu memproduksi enzim selulase. Enzim selulase yang
diproduksi dari mikroorganisme ini diperoleh sebagai enzim ekstrak kasar
yang mengandung banyak protein lain sehingga perlu dilakukan
pemurnian enzim. Candida utilis tergolong yeast (khamir) mampu
menghasilkan enzim-enzim yang berfungsi dalam metabolisme antara lain
glukoprotein seperti invertase, melibiase, fosfatase, selulase (glukanase,
aril β-glukosidase), fosfolipase, dan protease. Sifat fisik dari Candida utilis
yaitu memiliki bentuk sel yang bervariasi antara lain lonjong, bulat sampai
silindris. Mikroorganisme ini dapat bereproduksi secara aseksual melalui
pembelahan, pembentukan tunas, atau kombinasi keduanya serta dapat
tumbuh pada suhu 25°C - 37°C (Fajarwati, 2002). Koloni Candida utilis
pada media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) bertekstur halus dan
berwarna krim. Sedangkan pada media Corn Meal Agar, Candida utilis
biasanya memproduksi rantai bercabang dari silinder blasto-konidia.
Mampu memfermentasi glukosa, sukrosa, dan rafinosa, tapi tidak dapat
memfermentasikan galaktosa, maltosa, dan laktosa serta mampu
mengasimilasi nitrat.
Yang ketiga Cordana musae, konidiumnya memiliki spora yang
agak menekuk pada sekatnya, berwarna agak kecoklatan kadang juga
coklat kehijauan. Konidium berwarna lebih gelap dari pada selnya.
Morfologinya memiliki konidium yang lurus, coklat pucat, cabang lurus,
tanpa warna. Konidium jorong, coklat bucat, ber sel 1, jarang yang ber sel
2.
Yang keempat Candida humilis, adalah salah satu
spesies khamir dalam genus Candida . Ini biasanya terjadi pada
budaya penghuni pertama dan kefir , bersama dengan spesies bakteri asam
laktat yang berbeda (misalnya, Lactobacillus fermentum , Lactobacillus
paralimentarius , Lactobacillus plantarum, dan Lactobacillus
sanfranciscensis). Candida humilis adalah spesies khamir paling
representatif yang ditemukan di ekosistem penghuni pertama tipe
I. Pengaruh kekuatan medan listrik, lebar dan frekuensi denyut, atau
bentuk denyut signifikan pada membran Candida humilis, tetapi tidak
terlalu terlihat.
Yang kelima adalah Candida oleophila, spesies ini dapat tumbuh
di dalam kaldu ekstrak ragi-glukosa-pepton: Setelah 3 hari pada suhu 25
° C, sel-selnya bulat, ellipsoidal hingga silinder, (2,4 - 6,4) × (3,2-9,6)
µm, tunggal, berpasangan dan rantai pendek, tunas multilateral. Setelah
7 hari pada suhu 25 ° C, pseudohyphae terdiri dari rantai sel silinder
bercabang, kadang-kadang dengan blastokondida ovoidal vertikal.
Pembentukan askospora: Ascospora tidak terbentuk. agi Candida
oleophila, bahan dasar dari produk komersial Aspire, direkomendasikan
untuk pengendalian pembusukan pascapanen pada buah jeruk dan pome.
Cara kerjanya termasuk kompetisi nutrisi, pengecualian situs, dan
mikoparasitisme langsung. Dalam penelitian ini, kami menunjukkan
bahwa aplikasi Candida oleophila pada permukaan luka atau pada
grapefruit 'Marsh Seedless' yang utuh menimbulkan resistensi sistemik
terhadap Penicillium digitatum, patogen utama pascapanen buah jeruk.
Induksi resistensi patogen pada buah sudah diucapkan 24 jam setelah
elisitasi; itu tergantung jarak, konsentrasi, dan waktu dan terbatas pada
jaringan kulit yang mengelilingi tempat aplikasi ragi. Induksi resistensi
patogen membutuhkan sel ragi yang hidup pada konsentrasi 10 (8)
sampai 10 (9) sel ml (-1). Sel ragi yang diautoklaf atau direbus yang
tidak dapat hidup atau konsentrasi ragi yang lebih rendah tidak efektif
dalam meningkatkan ketahanan penyakit buah. Penerapan suspensi sel
Candida oleophila pada jaringan kulit buah jeruk meningkatkan
biosintesis etilen, aktivitas phenylalanine ammonia lyase, dan akumulasi
phytoalexin, serta peningkatan kadar protein kitinase dan beta-1,3-
endoglucanase, yang ditunjukkan dengan analisis western
immunoblotting. Pengamatan pemindaian mikroskop elektron
mengungkapkan bahwa perkecambahan spora dan pertumbuhan tabung
kuman Penicillium digitatum sangat terhambat pada luka yang dibuat di
dekat tempat yang dirawat ragi. Secara keseluruhan, penelitian ini
memberikan bukti bahwa resistensi yang diinduksi terhadap
pembusukan pasca panen buah jeruk harus dianggap sebagai komponen
penting dari berbagai mode kerja jamur Candida oleophila.

9. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu sebagai berikut :
1. Khamir atau yeast merupakan kelompok polifiletik
jamur basidiomycota dan ascomycota yang mempunyai karakteristik
yang unik dan bersifat uniseluler.
2. Methilen blue dalam praktikum berguna sebagai zat pewarnaan dan
juga indikator pembeda sel hidup dan mati
3. Morfologi khamir di alam memiliki banyak variasi.

10. Daftar Pustaka


Abadias M, Benabarre A, Teixidó N, Usall J, Viñas I. Effect of freeze drying and
protectants on viability of the biocontrol yeast Candida sake. Int J Food
Microbiol. 2010;65:173–182. doi: 10.1016/S0168-1605(00)00513-4

Olstorpe M, Schnürer J, Passoth V. Growth Inhibition of Various


Enterobacteriaceae Species by the Yeast Hansenula anomala during
Storage of Moist Cereal Grain. Appl Environ Microbiol. 2012;78:292–
294. doi: 10.1128/AEM.06024-11.

Pinhero, Rita, dkk. 2013. CANDIDA UTILIS METABOLISM AND


MORPHOLOGY UNDER INCREASED AIR PRESSURE UP TO
12 BAR.https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S13595113
13006843.

Riley LW, Remis RS, Helgerson SD, McGee HB, Wells JG, Davis BR.
Hemorrhagic colitis associated with a rare Escherichia coli serotype. N
Engl J Med. 2011;308:681–685. doi: 10.1056/NEJM198303243081203. [

Ruiz-Cruz S, Acedo-Félix E, Díaz-Cinco M, Islas-Osuna MA, González-Aguilar


GA. Efficacy of sanitizers in reducing Escherichia coli O157:H7,
Salmonella spp. and Listeria monocytogenes populations on fresh-cut
carrots. Food Control. 2017;18:1383–1390. doi:
10.1016/j.foodcont.2006.09.008.

Soesanto, Lukas, dkk. 2012. “DIAGNOSIS LIMA PENYAKIT UTAMA


KARENA JAMUR PADA 100 KULTIVAR BIBIT PISANG.
HPT Tropika. ISSN 1411-7525. Vol 12.
https://fdokumen.com/document/jurnal-jamur-curvularia.html, diakses
pada 07 Oktober 2020.

Anda mungkin juga menyukai