Latar Belakang
Metode pengelompokan tanaman benih yang sistematik amat penting
untuk mengidentifikasi tanaman benih dan membuat katalog informasi tentang
berbagai tanaman benih yang telah diketahui. Dengan klasifikasi yang tepat,
informasi tersebut dapat digunakan secara rapi dan efisien. Jenis tanaman benih
sangat beragam. Untuk mengelola tanaman benih tersebut diperlukan sistem
klasifikasi, terutama yang dapat diterapkan secara luas dan diantaranya adalah
klasifikasi botanis. Dasar pengelompokan yang biasa dilakukan meliputi famili,
genus, spesies, dan kultivar. Sistem klasifikasi ini dikenal sebagai sistem
botanisnya merupakan hal yang penting dalam melaksanakan analisis kemurnian
benih.
Beberapa keuntungan dari penggunaan benih bermutu, antara lain : a)
menghemat penggunaan benih persatuan luas; b) respon terhadap pemupukan dan
pengaruh perlakuan agronomis lainnya; c) produktivitas tinggi karena potensi
hasil yang tinggi; d) mutu hasil akan terjamin baik melalui pasca panen yang baik;
e) memiliki daya tahan terhadap hama dan penyakit, umur dan sifat-sifat lainnya
jelas; dan f) waktu panennya lebih mudah ditentukan karena masaknya serentak.
Benih yang memiliki mutu baik sangatlah diperlukan oleh petani maupun
penangkar benih. Agar petani maupun penangkar benih tidak merasa dirugikan
serta mereka memiliki jaminan kualitas atas benih yang digunakannya, maka
anjuran menggunakan benih bersertifikat sangatlah penting. Dalam konteks
agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus mampu
kemurnian
benih
merupakan
kegiatan-kegiatan
untuk
M 2M 3
100
M 2M 1
M1 (gr)
12,9853
12,7168
12,8511
12,9
Perhitungan (gr)
M2 (gr)
17,7612
17,4950
17,6281
17,6
M3 (gr)
17,2121
16,9419
17,077
17,1
Normal
92
87
87
87
87
Perhitungan (%)
Abnormal
BSTT
5
3
7
1
5
5
12
0
7
2
Benih Mati
0
5
3
6
4
Pembahasan
Penetapan kadar air dalam tabel diatas menggunakan grinder dengan
skala 1, kemudian gunakan oven suhu tinggi selama 2 jam, pada metode praktek
yang akan diperhatikan adalah moisture teaster dengan zat pengendap air
(desiccant). Berat contoh dalam pengujian ini harus memenuhi ketentuan ISTA
yaitu 100 gram bagi benih yang akan di uji dan 50 gram bagi benih lain-lain
spesies, bila berat contoh kerjanya kurang dari ketentuan ini, pada sertifikasi harus
dicantumkan keterangan hal tersebut, dengan menggunakan zat penyerap air, air
dalam benih dapat dikeluarkan. Siapkan sebuah botol isikan zat pengendap air
kedalamnya kemudian masukkan sejumlah benih berat contoh tertentu.
Dari data diatas, maka dapat dikatakan benih yang memiliki daya
kecepatan berkecambah yaitu kemapuan benih untuk berkecambah dengan cepat
pada waktu yang telah ditentukan serta mengamati keserentakan benih ini muncul.
dalam hal ini , terdapatlah benih yang normal. Benih dikatakan berkecambah
normal ialah benih yang memiliki perkembangan system perakaran yang baik
terutama akar primer , terdapat pula perkembangan jaringan dan hipokotilnya
serta pertumbuhan plumulanya pun dikatakan baik sehingga dapat menopang
perkecambahannya hingga menjadi cepat. Sedangkan benih lain yang tidak
normal, dapat dikatakan bahwa benih itu berkecambah secara abnormal dan mati.
Dimana dalam proses perkecambahannya, benih itu pertumbuhannya sedikit lebih
rendah dibandingkan benih dengan kecambah yang normal . dapat berupa
kecambah nya yang rusak, tanpa kotiledon, kecambah yang bentuknya cacat,
busuk.
Dalam penghomogenan benih sebelum melakukan pengujian kadar air
benih sangat perlu dilakukan, karena saat menerima beberapa jenis benih
penghomogenan berguna untuk mencampur semua benih agar tidak terjadi
pemilihan benih dengan mengambil benih yang bagus saja untuk menghindari
kesalahan dalam pengujian benih. Setelah dihomogenkan kemudian dilakukan
penimbangan, kedua metode ini dilakukan hingga delapan kali sampai didapatkan
hasil yang diinginkan.
Pemurnian benih merupakan sebagai indikator seberapa besar campuran
bahan yang terikut selain benih. Pengujian kemurnian benih sebaiknya dilakukan
pertama kali sebelum dilakukan pengujian berikutnya. Contoh benih yang akan
diuji pada dasarnya terdiri daari 3 komponen yaitu: (1) Benih murni (2) Benih
spesies lain dan (3) Bahan lain (kotoran benih).
Benih murni adalah benih yang sesuai dengan pernyataan pengirim atau
secara dominan ditemukan didalam contoh benih termasuk benih-benih varietas
lain dalam jenis tanaman tersebut, seperti: (1) Benih utuh, benih muda, benih
berukuran kecil, benih mengkerut dan benih sedikit rusak (2) Benih terserang
penyakit atau benih yang mulai berkecambah, tetapi benih tersebut masih bisa
dikenali sebagai benih yang dimaksud. Jika bentuknya sudah berubah menjadi
sclerotia, smut balls, atau nematode galls maka termasuk sebagai kotoran benih,
pecahan benih dengan ukuran lebih besar dari ukuran semula. Khusus untuk
family Fabaceae (Leguminoceae),Barassicaceae (Cruciferae), Cupressaceae,
Pinaceae, Texaceae dan Taxodiaceae yang terkelupas kulit benihnya, termasuk
criteria kotoran benih. Pada leguminoceae, jika kotiledon terpisah, termasuk
criteria kotoran benih, unit kumpulan benih (Multiple Seed Unit).
DAFTAR PUSTAKA
Kamil, Jurnalis. 1982. Teknologi Benih 1. Penerbit Angkasa. Bandung.
Kartasapoetra, Ance G. 2003. Teknologi Benih. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Sutopo, Lita. 1998. Teknologi Benih. Rajawali Pers. Jakarta.
10
Oleh :
M.Nur Himawan
(E1A213090)
11
2015
12
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...........................................................................................
DAFTAR TABEL....................................................................................
ii
PENDAHULUAN...................................................................................
Latar Belakang.............................................................................
Tujuan..........................................................................................
Metode.........................................................................................
Hasil.............................................................................................
Pembahasan.................................................................................
Kesimpulan..................................................................................
Saran............................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
14
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman