Anda di halaman 1dari 48

Farmakolog

i
Apt. Liziyyannida, S.,Farm.
FARMAKOLOGI KEPERAWATAN

Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu


Kesehatan Universitas Wiraraja, Sumenep 2022
BIODATA
Nama : Liziyyannida, S.Farm.,Apt.
Riwayat Pekerjaan
1. Koordinator Apoteker Depo IGD RSUD Moh.Anwar Sumenep Tahun
2017- 2019
2. Apoteker di Puskesmas Arjasa-Sumenep Januari 2021 – sekarang

Riwayat Pendidikan
2019 Magister Farmasi Klinis UNAIR
2016 – 2017 Profession Of Pharmacist, Pharmacy Faculty of
Padjadjaran University, Bandung - West Java. (IPK
3,53)

2011 – 2015 Undergraduate of Pharmacy Study Program,


Medical Faculty of Brawijaya University, Malang

2009 – 2011 Accelerated Senior High School (MA) Amanatul


Ummah Surabaya, East Java
2007 – 2009 Accelerated Junior High School (MTs) Amanatul
Ummah Surabaya, East Java
2001 – 2007 Elementary School (SDN) Pajagalan 1 Sumenep,
MATERI POKOK
1.Indikasi Obat

2. Kontraindikasi obat

3. Berbagai jenis bentuk obat

4. Cara pemberian (PENGGUNAAN) obat

5. Perhitungan dosis obat

6. Istilah dan makna penulisan dalam resep dan


dokumentasi pengobatan
INDIKASI VS KONTRAINDIKASI
PENGGOLONGAN JENIS BENTUK
OBAT
1.BENTUK
4.NAMA
SEDIAAN

ARA PENGGUNAAN 5.Efek


OKASI PEMAKAIAN) Farmakologi

3. PENANDAAN KEMASAN
(LABEL)
1.
2.
3.
“Obat dengan penanda huruf K dalam lingkaran merah,
yang dikenal dengan Obat Keras, seharusnya hanya dapat
diserahkan dengan resep dokter (ethical drugs), namun
beberapa obat keras ternyata dapat diserahkan apoteker
kepada pasien tanpa resep. Inilah yang dikenal dengan
OWA”

owa = obat wajib apotek


dowa = daftar obawt wajib apotek

REFERENSI OBAT OWA TELAH DI ATUR PADA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI
KESEHATAN BERIKUT :
Kepmenkes no 347 tahun 1990.
Kepmenkes no 924 tahun 1993.
Kepmenkes no 925 tahun 1993.
Kepmenkes no 1176 tahun 1999.
4.
5.
4.
CARA
PENGGUN
AAN OBAT
RESEP DAN DOSE OBAT

RESEP OBAT DOSE OBAT

Dosis obat merupakan takaran jumlah


Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter,
dokter gigi, atau dokter hewan kepada apoteker untuk obat yang dapat menghasilkan efek terapi
membuat dan menyerahkan obat kepada pasien. pada
Mereka yang berhak menulis resep adalah: fungsi tubuh yang terkena gangguan
• Dokter

• Dokter gigi, terbatas pada pengobatan gigi &


mulut.

• Dokter hewan, terbatas pengobatan hewan.


Etiket obat
Jenis dose
1) Dosis awal/Loading Dose, yaitu dosis awal yang dibutuhkan guna tercapainya konsentrasi obat
yang diinginkan di dalam darah dan kemudian untuk selanjutnya dengan dosis perawatan.

2) Dosis pencegahan, yaitu jumlah yang dibutuhkan untuk melindungi agar pasien tidak
terkena penyakit.

3) Dosis terapi yaitu dosis obat yang digunakan untuk terapi jika pasien sudah terken
penyakit.

4) Dosis lazim, yaitu dosis yang secara umum digunakan untuk terapi.

5) Dosis maksimal, yaitu dosis obat maksimal yang dapat digunakan untuk pengobatan
penyakit, yang bila dosis maksimal dilampaui akan menimbulkan efek yang tidak diinginkan.

6) Dosis letaal yaitu dosis yang melebihi dosis terapi dan mengakibatkan efek yang tidak
diinginkan yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.

7) Dosis pemeiharaan (maintance) yaitu dosis yang digunakan untuk memantau dan memelihara
efek suatu terapi obat
Dosis untuk anak diperhitungkan dari dosis orang dewasa (DD) dengan
menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika memperhitungkan dosis obat untuk lansia antara lain
adalah:

1) Tingkat sensitifitas tubuh dan organ pada lansia lebih meningkat daripada pasien usia dewasa. Hal
ini terjadi dikarenakan menurunnya kualitas dan fungsi sirkulasi darah pada pasien dengan usia lanjut.

2) Menurunnya jumlah albumin dalam darah.

3) Menurunnya fungsi hati dan ginjal sehingga sisa obat yang bersifat toksis tidak bisa disaring
dengan baik oleh ginjal dan hati.

4) Kecepatan eliminasi obat menurun, sehingga memungkinkan residu obat terendap di tubuh.

5) Penggunaan banyak obat dapat menyebabkan interaksi obat.

6) Pada umumnya lansia memiliki berbagai penyakit.


Perhitungan dosis untuk lansia. Pasien lansia atau lanjut usia adalah pasien dengan usia di atas 65
tahun.

contoh kasus adalah jika seorang lansia diberikan


obat yang mengandung antikoagulan dan obat 1) Orang dengan usia 65-74 tahun akan
encok yang mengandung fenilbutazon, orang mendapatkan dosis 90% dosis biasa
tersebut dapat mengalami keracunan karena
albumin pada darah lansia jumlahnya sedikit.
Sedikitnya albumin menyebabkan sulitnya protein 2) Orang dengan usia 75-84 tahun akan
mengikat obat sehingga obat bebas tersebar mendapatkan dosis 80% dosis biasa
dalam darah. Hati dan ginjal pada lansia
mengalami penurunan fungsi sehingga tidak
dapat memfilter darah dengan baik. 3) Orang dengan usia 85 tahun keatas
akan mendapatkan dosis obat 70% dari
dosis
Pada akhirnya obat terendap menyebabkan
keracunan. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa dosis untuk orang dengan usia lanjut biasanya.
(lansia) akan lebih kecil jika dibandingkan orang
dengan usia dewasa biasa.
PERHITUNGAN DOSE

● Akan kita pelajari lebih dalam pada studi lapangan


di Apotek Sae Sadaja @apotekss_24
THANKS!
Do you have any questions?
Inbox me in @izyybusyro

Please used credit this slide for attribution or copy

Anda mungkin juga menyukai