Anda di halaman 1dari 9

KEMAS 8 (1) (2012) 37-43

Jurnal Kesehatan Masyarakat


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas

PENGALAMAN IBU YANG TERDETEKSI HIV TENTANG


DUKUNGAN KELUARGA SELAMA PERSALINAN DI JAWA
TENGAH

Elisa , Desak Made Parwati, Iis Sriningsih

Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Jumlah kasus ibu hamil dan melahirkan dengan HIV dari tahun ke tahun semakin
Diterima Maret 2012 meningkat baik di dunia maupun di Indonesia. Penelitian ini menggali pengalaman ibu
Disetujui April 2012 yang terdeteksi HIV tentang dukungan keluarga selama persalinan dengan pendekatan
Dipublikasikan Juli kualitatif fenomenologi. Delapan partisipan dipilih berdasarkan purposive sampling.
2012
Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan analisa data menggunakan
Keywords: analisa tematik. Sebagian besar partisipan mendapatkan dukungan keluarga berupa
Family support dukungan emosional, spiritual, finansial dan informasi sedangkan sisanya tidak
Mother with
HIV Childbirth
mendapatkan dukungan. Dukungan yang didapatkan ibu menimbulkan perasaan
bahagia dan tenang. Beberapa partisipan mendapatkan perlakuan negatif akibat stigma
dari keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan. Perawat maternitas berperan
menerapkan asuhan keperawatan melibatkan keluarga yang memperhatikan psikologi,
sosial dan spiritual ibu selama persalinan.

Abstract
The number of cases of maternal HIV from year to year has increased both in this world and
in Indonesia.The research looked into the mother’s experience of HIV detected on
family support during labor with qualitative phenomenological approach. Eight
participants were selected by purposive sampling. Data collection using in-depth interviews
and data analysis using thematic analysis. Most participants receive family support in the
form of emotional support, spiritual, financial, and information, while the rest do not
get support. Gained support mothers induce feelings of happiness and calm. Some
participants receive negative treatment because of the stigma from family and health care
providers.Maternity nurse plays implement nursing care involves families who pay
attention to psychological, socialand spiritual mother during childbirth.

© 2012 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: ISSN 1858-1196


Jalan Tirto Agung, Semarang 50239, Indonesia
Elisa, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 37-43

Pendahuluan mendisiplinkan pengobatan pada pasien


sehingga secara tidak langsung dukungan
Salah satu masalah kesehatan yang keluarga dapat meningkatkan kesehatan
menjadi isu penting bersama masyarakat dunia fisik seseorang (Page, 2000). Penelitian ini
adalah penyakit Aquires Immmunodeficiency menggunakan berbagai pengalaman dari ibu
Syndrome (AIDS) yang disebabkan oleh yang terdeteksi HIV wilayah Jawa Tengah
Human Immunodeficiency Virus (HIV) untuk menungkap dukungan keluarga selama
(UNASAID, 2010). Indonesia sebagai salah persalinan.
satu negara berkembang juga mengalami
peningkatan jumlah penderita HIV dari tahun Metode
ke tahun dengan jumlah kumulatif dari tahun
2002 sampai dengan bulan Juni 2011 ada Penelitian ini merupakan penelitian
26.483. Sebagian besar ditemukan pada kualitatif dengan pendekatan metode
kelompok heteroseksual 50,3 %, kelompok fenomenologi. Delapan partisipan dipilih
heteroseksual 3,3 %, perinatal 2,8 % (Dirjend berdasarkan metode purposive sampling
PP & PL Kemenkes RI, 2011). dengan kriteria ibu yang terdeteksi HIV,
Infeksi HIV menimbulkan dampak pasca melahirkan dalam satu tahun terakhir.
yang komplek terhadap penderitanya selain Penelitian ini dilakukan di wilayah Provinsi
menurunkan daya tahan tubuh dan infeksi Jawa Tengah. Pengumpulan data yang
oportunitis yang mengikutinya, masalah digunakan penelitian ini adalah wawancara
psikologi maupun sosial juga dialami oleh mendalam (in depth interview) dan catatan
orang yang terdeteksi HIV. Secara psikologis lapangan (field note). Semua partisipan sudah
orang dengan HIV dapat mengalami distress mendapatkan penjelasan terlebih dahulu
psikologi, termasuk harga diri yang rendah, tentang penelitian, prosedur penelitian dan
kecemasan, ketakutan, depresi dan ide untuk hak-hak partisipan dengan menandatangani
bunuh diri seperti yang diungkapkan dalam inform consent.. Analisa data dilakukan dengan
beberapa penelitian wanita yang terdeteksi thematic content analysis menurut Colaizzi
HIV(Roy, 2003; Ross & Srisaeng, 2005; (1978).
Brickley et al, 2009; Reif et al., 2011). Dari
sisi sosial adanya label yang buruk dan Hasil dan Pembahasan
diskriminasi juga dialami oleh orang dengan
HIV seperti anggapan mereka adalah social Usia partisipan 25-40 tahun dan tinggal
evils, orang jahat, orang yang tidak bermoral di wilayah Jawa Tengah. Latar belakang
membuat mereka cenderung merahasiakan pendidikan SMP, SMA dan Diploma III.
status HIV dari masyarakat dan keluarga lima partisipan tidak bekerja, usia anak
(Brickley et al, 2009). terakhir 2- 12 bulan, jenis persalinan tujuh
Setiap ibu menginginkan persalinan partisipan dengan seksio sesarea dan satu
berjalan dengan lancar dan kondisi ibu dan dengan persalinan pervaginam normal. dua
bayi sehat setelah melahirkan. Ibu yang partisipan suaminya penderita HIV sedangkan
terdeteksi HIV dapat menularkan infeksi yang lain tidak menderita HIV.
HIV ke janin yang dikandung dan bayi Hasil penelitian menunjukkan tema-
yang dilahirkan (Kemenkes RI, 2011). Ibu tema sebagai berikut:
memerlukan dukungan yang adekuat untuk (1) Pemahaman ibu terhadap pencegahan dan
melewati periode ini. Salah satu faktor yang penularan HIV dari ibu ke bayi selama
berkontribusi dalam adaptasi wanita dalam persali-nan
masa persalinan adalah pengalaman ibu dan Pemahaman semua partisipan yang
dukungan sosial yang positif terutama dari diteridentifikasi bahwa operasi caesar lebih
keluarga. Dukungan mempunyai peran aman terhadap penularan HIV ke bayi, tidak
penting untuk meningkatkan koping adaptasi menyusui bayi bisa mencegah penularan HIV
seseorang terhadap situasi yang penuh dengan ke bayi. Seperti ungkapan salah satu partisipan
tekanan, mengurangi angka kesakitan serta di berikut:
“Yang lebih aman operasi. Kata bidannya

38
Elisa, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 37-43

kata dokternya juga sih. Katanya kalau ada Dua partisipan menyatakan
operasi aman, bayinya bisa nggak tertular, ada mendapatkan perubahan perlakuan dari
yang gak tertular gitu “ perawat seperti dipisahkan dari pasien lain,
sikap tidak ramah dari perawat, sikap ragu-ragu
Selain itu dua partisipan mengatakan perawat dalam melakukan tindakan. Seperti
bahwa konsumsi ARV secara teratur sejak salah satu pernyataan partisipan berikut ini:
hamil mencegah penularan HIV ke bayi dan “Tadinya bareng-bareng. setelah tahu
lima partisipan menyatakan cairan yang keluar kalau saya punya itu, semuanya (pasien)
dari jalan lahir, luka puting payudara dan disuruh pindah…Tadinya itu saya
ASI sebagai sumber penularan HIV dari ibu ke datang
bayi. ..baik. terus setelah tahu saya punya virus itu,
(2) Respon psikososialspiritual yang dialami kayaknya perawat pada marah, gitu.. pada sinis
ibu menghadapi persalinan …”
Semua partisipan merasakan cemas
berupa kekhawatiran akan keselamatan dirinya (4) Dukungan keluarga yang diterima ibu yang
dan bayi, khawatir anaknya tertular HIV, cemas terdeteksi HIV selama persalinan
akan prosedur persalinan, merasa lebih takut Enam partisipan mendapatkan dukungan
nyeri operasi saat akan melahirkan dengan dari suami, bapak, ibu, adik dan kakak
operasi seksio dibandingkan dengan persalinan walaupun ada orangtua partisipan yang tidak
normal. Seperti yang diungkapkan sebagai mengetahui status partisipan sebagai penderita
berikut: HIV. Partisipan selama persalinan didampingi
“Yang dikhawatirkan... Kan ada yang oleh keluarga, diberi motivasi dengan anjuran
operasi kayak saya nggak selamat semua, untuk semangat menghadapi proses operasi,
anaknya mati ibunya meninggal” dukungan doa, dibantu dalam memenuhi
kebutuhan fisik selama persalinan
Respon sosial yang teridentifikasi pada ,dibantu biaya perawatan dan pengobatan,
tiga partisipan yaitu merahasiakan status diberikan informasi tentang HIV dari
sebagai penderita HIV dengan merahasiakan keluarga yaitu penyakit HIV, aktivitas setelah
alasan mengapa dilakukan operasi caesar dan melahirkan, cara mencegah penularan dari ibu
tidak menyusui bayinya. Satu partisipan yang ke bayi, prosedur perlindungan untuk
lain menyatakan merasa bersalah karena tidak mengurangi resiko penularan pada penolong
berterus terang tentang statusnya sebagai persalinan.
penderita HIV kepada keluarga. Respon Tetapi dua dari delapan partisipan tidak
spiritual dari beberapa partisipan menyatakan mendapatkan dukungan keluarga baik itu dari
pasrah kepada penciptanya atas keselamatan suami maupun dari anggota keluarga lainnya
dirinya dan berdoa atas keselamatan diri dan setelah keluarga mengetahui status partisipan
bayinya. sebagai penderita HIV sepeti yang diungkapkan
(3) Perlakuan akibat stigma yang dialami ibu berikut ini:
selama persalinan “Keluarga sini tu dikasihtau sama
Dua partisipan mengatakan rumah sakitnya ada yang mau menerima ada
mendapatkan perlakuan yang tidak yang enggak…kakaknya suami saya sama
menyenangkan dari keluarga maupun tetangga adik iparnya sama istrinya kakak saya yang
seperti saudaranya merasa takut tertular saat tidak mau menerima saya”.
bersalaman, dijadikan pembicaraan orang
sebagai orang tidak benar (nakal) dan (5) Dampak dukungan keluarga pada ibu yang
ditinggalkan oleh keluarga sewaktu akan terdeteksi HIV
dilakukan operasi sebagaimana pernyataan dua Dua dari delapan partisipan merasakan
partisipan berikut ini: bahagia mendapatkan perhatian dari keluarga
“langsung semua pada kayak lagi marah.. terutama daripasanganyang setia mendampingi
nggak mau ke situ lagi, ya saya disitu bingung selama persalinan.Seperti pernyataan berikut:
juga …Saya ditinggal sendiri. Ditinggal bubar “Ya senenglah pastinya. Seneng, masih
pulang semua”. sakit, itu suaminya siaga”

39
Elisa, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 37-43

Ada juga partisipan merasakan bahwa mengungkapkan sama keluarga, biar suamiku
dukungan keluarga dapat membangkitkan aja yang tahu. Anakku juga nggak mungkin
semangat untuk hidup lebih lama dan terbantu tak kasih tahu. Nanti dia tak kasih tahu malah
atas dukungan fisik dari keluarga dalam ngedrop (frustasi) nanti, kasihan anak saya.
perawatan selama persalinan Sedangkan Biar suami saja tahu cukup”
partisipan lainnya merasakan lebih tenang Pilihan persalinan paling sering
dengan kehadiran dan dukungan keluarga. dilakukan pada ibu yang terdeteksi HIV
(6) Keinginan ibu terhadap dukungan dari ke- adalah seksio caesarea karena berdasarkan
luarga selama persalinan kemanfaatan seksio caesarea untuk mencegah
Empat partisipan berharap diberi penularan HIV ke bayi yang dilahirkan. Hal
motivasi seperti semangat agar tidak putus asa, ini sesuai dengan pernyataan penelitian
dikuatkan dan didoakan.Dua partisipan tentang kemanfaatan seksio caesarea
berharap diberi perhatian seperti sebelum dibandingkan dengan persalinan pervaginam
dirinya terkena HIV, didampingi dan disayang pada wanita positif HIV didapatkan bahwa
dan tidak dikucilkan. Satu partisipan juga seksio caesarea yang dijadwalkan dapat
menginginkan diberikan doa berumur panjang mengurangi resiko penularan dari ibu ke bayi
agar dapat merawat anaknya sampai dewasa. sampai dengan 80
Dua partisipan yang tidak bekerja berharap % dan apabila seksio caesarea elektif disertai
diberikan bantuan pembiayaan perawatan dan dengan penggunaan pengobatan antiretroviral
persalinan dari keluarga karena persalinan maka resiko dapat diturunkan sampai dengan
dengan operasi caesar memerlukan biaya yang 87%% ( Boer. England, Godfried, Thorne, 2010)
banyak. . Seperti pernyataan berikut ini: Faktor yang paling utama mempengaruhi
“Ya, mendoakan, memberikan semangat, risiko penularan HIV dari ibu ke anak adalah
menguatkan, bisa mengerti kondisi saya” kadar HIV (viral load) dalam darah ibu pada
(7) Keinginan ibu terhadap pemberi pelayanan saat menjelang ataupun saat persalinan dan
kesehatan kadar HIV dalam air susu ibu ketika ibu
Semua partisipan menginginkan menyusui bayinya (Kemenkes, 2011). Ini
diberikan informasi dari pemberi pelayanan sesuai dengan hasil penelitian Oladokun,
kesehatan terutama perawat tentang penyakit Brown dan Osinusi (2010) di Nigeria pada 241
HIV dan perawatan selama persalinan, wanita positif HIV tentang pilihan pemberian
perawatan setelah pulang, perawatan bayinya, makan pada bayi dari ibu positf HIV. Pilihan
seperti yang diungkapkan sebagai berikut: pemberian susu formula pada 223 (93.5%) dan
“Jadi ada informasi yang masuk ke 9 (3.7%) ibu memilih menyusui dan memberi
keluarga. Memang prosesnya harus seperti susu formula secara bergantian. Mayoritas alasan
ini. Karena selama ini kan nggak ada, paling pemberian susu formula dibandingkan dengan
cuma proses ini harus caesar, tapi kan bilang menyusui secara eksklusif karena resiko bayi
keibuknya, nggak ada yang ke keluarga”. tertular HIV melalui menyusui.
Satu dari delapan partisipan yang Kecemasan terhadap keselamatan diri
tidak memberitahu keluarganya saat akan dan bayinya, penularan terhadap bayinya,
melahirkan menginginkan agar perawat prosedur persalinan. dirasakan ibu yang
mengkomunikasikan kepada keluarga tentang terdeteksi HIV dalam menghadapi persalinan.
kondisi dirinya dengan cara yang baik. Tiga Hal Ini sesuai dengan penelitian Sanders (2008)
partisipan yang mendapatkan dukungan dari yang mendapatkan ibu yang positif HIV takut
keluarga terdekat selama persalinan akan penularan infeksi HIV pada bayinya,
menginginkan keluarga dekat diberitahu cemas tentang pengobatan ARV dan efek
tentang kondisi penyakitnya. Tetapi dua kehamilan terhadap kesehatannya. Kecemasan
partisipan menginginkan agar perawat tidak tentang penularan HIV ke bayinya tetap ada
mengungkapkan kondisinya sebagai penderita sampai dengan mereka mendapatkan kepastian
HIV selain kepada suami. Seperti pernyatan bahwa bayinya tidaak tertular dan ini bisa
partisipan berikut ini: berlangsung sampai dengan usia bayi 2 tahun.
“Kalau harapan saya jangan ada yang Ibu yang terdeteksi HIV juga
mengalami respon sosial dengan
merahasiakan status

40
Elisa, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 37-43

sebagai penderita HIV. Ini merupakan cara dari kakak perempuannya, 19% wanita
untuk mengurangi tekanan akibat stigma di mendapatkan semua dukungan dari suami/
masyarakat seperti yang dinyatakan oleh Carter patner sedangkan yang lain tidak mendapatkan
(2009) dan Jenifer (2007) bahwa penderita HIV/ dukungan dari keluarga.
AIDS sudah terikat dengan penilaian bahwa Ibu yang terdeteksi HIV mendapatkan
mereka mempunyai perilaku yang bertentangan stigma baik dari keluarga,masyarakat muapun
dengan nilai-nilai moral dan agama yang pemberi pelayanan kesehatan. Perlakuan
dianut dan adanya perasaan bersalah pada dijauhi oleh keluarga, saudara yang merasa
ODHA, stereotype atau pemberian cap sebagai takut tertular, dicap nakal oleh tetangga
penderita HIV, perasaan takut berhubungan merupakan perlakuan akibat stigma yang
dan menutup status sebagai akibat stigma dari muncul di masayarakat. Hal ini juga sesuai
masyarakat. Penderita HIV cenderung untuk dengan Penelitian Imrotul (2010); Sanders
merahasiakan status HIV dari keluarga dan (2008); Zukoski dan Thorburn (2008) yang
masyarakat, hal ini dikarenakan mereka tidak mendapatkan prilaku pada orang yang
ingin kehilangan sumber kasih sayang, terdeteksi HIV mempunyai kecenderungan
perhatian dan kebutuhan untuk diakui. di asingkan, mendapat pandangan sinis dan
Ibu yang terdeteksi HIV mendapatkan menghindar jika bertemu bahkan dari pihak
stigma baik dari keluarga, masyarakat maupun keluarga diperlakukan berbeda dalam konteks
pemberi pelayanan kesehatan. Perlakuan sosial dan perlakuan dari pemberi pelayanan
dijauhi oleh keluarga, saudara yang merasa takut kesehatan merasa takut tertular HIV/AIDS.
tertular, dicap nakal oleh tetangga merupakan Kurangnya pemahaman pemberi pelayanan
perlakuan akibat stigma yang muncul di terhadap penyakit HIV, penyebab dan
masayarakat. Stigma dari masyarakat yaitu penularannya membuat pemberi pelayanan
merasa takut tertular dengan penyakit yang memberikan respon yang negatif terhadap ibu
dianggap berbahaya dan penyakit orang-orang yang terdeteksi HIV ditambah dengan kuatnya
yang tidak benar secara norma masyarakat stigma yang ada di masyarakat berpengaruh
“orang nakal” atau kelompok prostitusi. Hal terhadap adanya diskriminasi dalam pelayanan
ini juga sesuai dengan Penelitian Imrotul yang mereka berikan terhadap ibu yang
(2010) merupakan penelitian kualitatif dengan terdeteksi HIV.
pendekatan studi kasus didapatkan prilaku Sumber dukungan keluarga merupakan
pada orang yang terdeteksi HIV mempunyai dukungan yang mudah di peroleh dan
kecenderungan di asingkan, mendapat sesuai dengan nilai dan norma sehingga
pandangan sinis dan menghindar jika bertemu pemberiannya dapat dilakukan kapan dan
bahkan dari pihak keluarga. dimanapun. Kedekatan dan ikatan darah
Dukungan keluarga merupakan sumber menjadikan keluarga lebih mudah untuk
dukungan natural yang sangat efektif dalam menerima kondisi yang tidak diinginkan
proses perawatan ibu yang terdeteksi HIV terhadap anggota keluarga yang lain. Hasil
selama persalinan karena dukungan ini bersifat penelitian dari Tchamba (2008) pada 26
apa adanya, berakar pada hubungan yang telah wanita yang terinfeksi HIV dengan desain
berakar lama, memiliki keragamam dalam kualitatif 27% wanita memperoleh dukungan
penyampaian, sesuai dengan norma yang emosional berupa disayangi dan dirawat dari
berlaku tentang kapan dukungan harus ibunya, 19% wanita mendapatkan dukungan
diberikan dan terbebas dari beban psikologis dorongan semangat dari kakak perempuannya,
(Kuntjoro, 2002). Dukungan ini dapat berupa 19% wanita mendapatkan semua dukungan
dukungan secara fisik,emosional, spiritual. dari suami/patner sedangkan yang lain tidak
Hasil penelitian inj didukung oleh penelitian mendapatkan dukungan dari keluarga. Pada
Tchamba (2008) pada 26 wanita yang terinfeksi penelitian ini sebagian kecil ibu yang terdeteksi
HIV dengan desain kualitatif, 27% wanita HIV tidak mendapatkan dukungan baik dari
memperoleh dukungan emosional berupa pasangan maupun anggota keluarga yang lain
disayangi dan dirawat dari ibunya, 19% wanita setelah mengetahui status ibu sebagai penderita
mendapatkan dukungan dorongan semangat HIV dari pemberi pelayanan kesehatan. Hasil

41
Elisa, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 37-43

penelitian Li Li (2008) di Cina tentang dan penularan HIV dari ibu ke bayi selama
dampak stigma terhadap keluarga didapatkan persalinan yaitu persalinan pada ibu yang
bahwa adanya anggota keluarga yang terdeteksi HIV harus dilakukan dengan
menderita HIV/ AIDS menimbulkan rasa malu operasi seksio caesarea, minum ARV secara
dalam keluarga, kehilangan harga diri keluarga teratur sejak hamil mencegah penularan HIV
dan gangguan hubungan keluarga dan jaringan ke bayi, tidak menyusui bayi bisa mencegah
sosial keluarga yang lebih luas. penularan HIV ke bayi dan cairan yang keluar
Dampak dari dukungan keluarga yang dari jalan lahir, luka puting payudara dan
dirasakan ibu yang terdeteksi HIV adalah ASI sebagai sumber penularan HIV dari ibu
perasaan bahagia, membangkitkan semangat ke bayi. Ibu yang terdeteksi HIV mengalami
hidup, perasaan lebih tenang dan terbantu respon psikososial spiritual, Perlakuan akibat
dalam perawatan selama persalinan. Hal stigma yang diterima ibu yang terdeteksi HIV
ini sejalan dengan penelitian Young (2010) selama persalinan yaitu perlakuan negatif dari
yang menyatakan bahwa dukungan keluarga keluarga masyakat serta perlakuan dari
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemberi pelayanan kesehatan. Dukungan
status kesehatan, rasa percaya diri dalam keluarga terhadap ibu selama persalinan berasal
pengambilan keputusan dan isolasi sosial. dari pasangan, orangtua, saudara dalam bentuk
Ibu yang terdeteksi HIV mengharapkan dukungan emosional, dukungan spiritual,
dukungan motivasi dengan memberikan dukungan fisik, dukungan finansial, dukungan
semangat agar tetap menjaga keberlangsungan informasi tetapi ada juga anggota keluarga
hidupnya, pendidikan kesehatan merupakan yang tidak memberikan dukungan yaitu suami
salah satu intervensi yang dapat dilakukan dan anggota keluarga selain keluarga dekat.
oleh perawat dalam melibatkan keluarga Dampak dukungan keluarga terhadap ibu yang
sebagai support system yang efektif sehingga terdeteksi HIV selama persalinan memberikan
dapat meningkatkan kualitas hidup ibu yang dampak secara psikologis dan dampak secara
terdeteksi HIV. Penyampaian informasi yang fisik. Keinginan ibu terhadap dukungan dari
dilakukan dengan komunikasi yang baik akan keluarga berupa dukungan psikologis yaitu
sangat membantu penerimaan yang baik dari berharap diberi motivasi, diberi perhatian dan
anggota keluarga. Perawat berada dalam posisi mendapatkan doa, penerimaan keluarga
kunci utuk menciptakan suasana penerimaan terhadap kondisinya serta dukungan finansial.
dan pemahaman keluarga terhadap penderita Keinginan ibu terhadap dukungan pemberi
HIV/ AIDS (Bare & Smetlzer, 2000). Ibu pelayanan kesehatan yaitu pendidikan
yang terdeteksi HIV tidak semuanya mau kesehatan kepada keluarga, komunikasi yang
mengungkapkan status sebagai penderita HIV baik dengan keluarga, merahasiakan status
sehingga berharap perawat untuk merahasiakan sebagai penderita HIV pada keluarga.
statusnya. Alasan tidak merahasian stastus Saran yang direkomendasikan
sebagai penderita HIV pada keluarga karena dalam penelitian ini adalah meningkatkan
tidak menginginkan anggota keluarga merasa pemahaman dari petugas kesehatan tentang
tidak nyaman dan memperburuk kondisi penyakit HIV, cara penularan dan pencegahan
kesehatan anggota keluarga. Hasil penelitian penularan serta stigma terhadap penderita HIV
Liamputtong, Haritavorn dan Kiatying- sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
Angsulee (2009) pada wanita positif HIV kesehatan dibidang obstetri. Perawat perlu
didapatkan sebagian besar partisipan memilih mengkaji latar belakang keluarga dan kesiapan
untuk merahasiakan penyakitnya dari orang di keluarga untuk terlibat dalam perawatan ibu
luar keluarga yang dianggap penting. Ketakutan selama persalinan. Penting untuk
akan stigma menyebabkan wanita takut untuk memperhatikan hak ibu yang terdeteksi HIV
mengungkapkan status HIVnya. dalam pengungkapan status sebagai penderita
HIV untuk menjaga kesehatan psikologis ibu,
Penutup memberikan edukasi pada keluarga tentang
kebutuhan perawatan ibu selama dan setelah
Pemahaman ibu tentang pencegahan persalinan sebelum melibatkan keluarga.

42
Elisa, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 37-43

Bagi penelitian keperawatan perlu adanya Academy of medicine, 84(6)


pengembangan penelitian ini untuk menggali Kemenkes RI. 2011. Pedoman Nasional
kebutuhan keluarga terhadap dukungan yang Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke
diberikan pada ibu yang terdeteksi HIV selama Bayi. Jakarta: Ke- menkes RI.
persalinan dipandang dari sudut keluarga dan Kuntjoro. 2002. Psikologi Sosial. Http://www.e-
pssikologi.com/artikel/html. diperoleh tang-
perawat. Pengembangan intervensi edukasi
gal 19 Maret 2012.
bagi ibu hamil dan keluarga tentang kebutuhan
Liamputtong, P., Haritavorn, I., Kiatying-Angsulee,
perawatan pada ibu yang terdeteksi HIV N. 2009. HIV and AIDS, Stigma and
sehingga keluarga bisa memberikan dukungan AIDS Support Groups: Perspectives from
secara efektif selama persalinan. Women Living with HIV and AIDS in
Central Thai- land. Social Science &
Daftar Pustaka Medicine, 1–7.
Li Li, et al. 2008. Impacts of HIV/AIDS Stigma on
Bare & Smeltzer. 2003. Texbook of medical Family Identity and Interaction in China.
surgical nursing. 10thEd. Philadelphia: http//www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/article/ pmc.
Lippincott. Oladokun, R.E., Brown, B.J., & Osinusi, K. 2010.
Boer, K., England, K., Goldfried, M.H., & In- fant-feeding Pattern of HIV-positive
Thorne, Women in a Prevention of Mother-to-child
C. 2010. Mode of Delivery in HIV-infected Trans- mission (PMTCT) Programme. AIDS
Pregnant Women and Prevention of Mother- Care, 22(9) 1108-1114.
to-child Transmission: Changing Practices Page, L.A. 2000. The New Midwifery: Science and
in Western Europe. HIV Medicine, 11(6) Sensitivity in Practice. London: Churchill
368- 78. Livingstone.
Brickley, D.B., Dang Le Dung Hanh, Luu Thi Reif, S., et al. 2011. Highly Stressed; Stressful and
Nguy- et, Mandel, J.S., Le Truong Giang, Traumatic Experiences Among Individuals
Sohn, with HIV/AIDS in the Deep South. AIDS
A.H. 2009. Community, Family, and Care, 23 (2) 152-162.
Patner- related Stigma Experienced by Ross, R., Sawatphanit, W., & Zeller, R. 2007.
Pregnant and Postpartum Women with HIV Depres- sion Symptoms Among HIV-
in Ho Chi Minh City, Vietnam. AIDS positive Preg- nant Women in Thailand.
Behavior, 13: 197-1204. Journal of Nursing Scholarship, 41(4) 344-
Burn, N., & Grove, S.K. 2009. The Practice of 350.
Nursing Research: Appraisal, Synthesis and Ross, R. Stidham, A.,W., & Drew, B., L. 2011.
Generation of Evidence. (6th ed). St. Louis HIV Disclosure by Perinatal Women in
Missouri: El- seiver. Thailand. Archives of Psychiatric Nursing,
Carter, M. 2009. Bentuk Stigma Tertentu Sangat 0(0)1–8.
Menyakitkan Hati ODHA. http://spiritia. Sanders, L.B. 2007. Women’s Voices: The Lived
or.id/news/bacanews.php?nwno=1743. Di- Ex- perience of Pregnancy and Motherhood
akses 19 Maret 2012. Af- ter Diagnosis With HIV. Journal Of The
Dirjen P2 & PL Kemenkes RI. 2011. Panduan As- sociation Of Nurses In Aids Care, 19(1)
Pe- serta Pelatihan Konseling dan Test 47-57.
Sukarela HIV. Jakarta: Kemenkes RI. Tchamba, G. & Joseph, D. 2008. Informal Support
Garung, R. 2006. Health Psychology: Coping and So- Among HIV Positive Women in Trinidad.
cial Support. Belmont: Thomson Wadswarth. In- ternational AIDS Society.
Imrotul, H. 2010. Studi kasus tentang konsep diri http//www.iasoci-
pada orang dengan HIV/AIDs (ODHA). ety.org/Abstracts/A200713797.aspx. Diakses
Skripsi. Unpublished. Malang: Univeritas 24 Maret 2012.
Negeri Malang. http://library.um.ac.id/free- Young, T.,& Busgeeth, K. 2010. Home-based Care
contents/index.php/pub/detail/studi-kasus- for Reducing Morbidity and Mortality in
tentang-konsep-diri-pada-orang-dengan- People Infected with HIV/AIDS. Cochrane
hivaids.html. Diakses 20 Maret 2012. Database of Systematic Review 2010.
Jenifer, et al. 2007. Experience of Social Stigma Zukoski, A.P., & Thorburn, S.E. 2008.
and Implication for Healthcare Among a Experiences of Stigma and Discrimination
Diverse Population of HIV Positive Adult. Among Adults Living with HIV in a Low
Journal of Urban Health: Buleletin of the HIV-prevalence Context: a Qualitative
New York Analysis. AIDS Patient Care STDS,
23(4):267-76.

43
NAMA : IDA ROHMANINGSIH
NPM: 720621412
KELAS : KEPERAWATAN 5A
ANALISIS JURNAL

1. Judul : PENGALAMAN IBU YANG TERDETEKSI HIV TENTANG DUKUNGAN


KELUARGA SELAMA PERSALINAN DI JAWA TENGAH
2. Masalah : Kasus Ibu hamil dan melahirkan Penderita HIV dengan Dukungan
Keluarga Selama Persalinan
3. Skala : Ibu dengan Usia 25-40 tahun tinggal di Wilayah Jawa Tengah latar Belakang
SMP,SMA,dan Diploma III.
4. Kronologis: Setiap ibu menginginkan persalinan berjalan dengan lancar dan kondisi
ibu dan bayi sehat setelah melahirkan. Ibu yang terdeteksi HIV dapat menularkan
infeksi HIV ke janin yang dikandung dan bayi yang dilahirkan. Dari sisi sosial
diskriminasi juga dialami oleh orang dengan HIV seperti anggapan mereka adalah
social evils, orang jahat, orang yang tidak bermoral membuat mereka cenderung
merahasiakan status HIV dari masyarakat dan keluargaIbu memerlukan dukungan
yang adekuat untuk melewati periode ini. Salah satu faktor yang berkontribusi dalam
adaptasi wanita dalam masa persalinan adalah pengalaman ibu dan dukungan sosial
yang positif terutama dari keluarga. Dukungan mempunyai peran penting untuk
meningkatkan koping adaptasi seseorang terhadap situasi yang penuh dengan
tekanan, mengurangi angka kesakitan.
5. Solusi : Keluarga memberikan dukungan kepada Ibu. Ibu yang terdeteksi HIV
mengharapkan dukungan motivasi dengan memberikan semangat agar tetap menjaga
keberlangsungan hidupnya, pendidikan kesehatan merupakan salah satu intervensi
yang dapat dilakukan oleh perawat dalam melibatkan keluarga sebagai support
system yang efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup ibu yang terdeteksi
HIV. Dampak dari dukungan keluarga yang dirasakan ibu yang terdeteksi HIV adalah
perasaan bahagia, membangkitkan semangat hidup, perasaan lebih tenang dan
terbantu dalam perawatan selama persalinan.
6. Tujuan : Untuk menggali Pengalaman /ibu yang terdeteksi HIV tentang dukungan
keluargs selama Persalinan.
7. Metodologi penelitian Kualitatif Pendekatannya : fenomenologi. Metode
Penilitian Survei.
8. Informan : 8 Partisipan dipilih berdasarkan metode Purposive sampling dengan
kriteria ibu yang terdeteksi HIV.
9. Metode Pengumpulan data : Wawancara Mendalam ( In Depth Interview) dan
Catatan Lapangan (Field Note).
10. Analisi Data : Menggunakan Analisa Tematik (menganalisis data yang melibatkan
pembacaan melalui sekumpulan data dan mencari pola makna data untuk menentukan
tema
11. Hasil :
1. Pemahaman ibu terhadap pencegahan dan penularan HIV dari ibu ke bayi selama
persalinan
2. Respon psikososialspiritual yang dialami ibu menghadapi persalinan
3. Perlakuan akibat stigma yang dialami ibu selama persalinan
4. Dukungan keluarga yang diterima ibu yang terdeteksi HIV selama persalinan
5. Dampak dukungan keluarga pada ibu yang terdeteksi HIV
6. Keinginan ibu terhadap dukungan dari keluarga selam persalinan
7. Keinginan ibu terhadap pemberi pelayanan lesehatan
12. Kesimpulan:
Dapat disimpulkan Ibu penderita HIV yang tidak mendapatkan dukungan dari
keluarga baik itu dari suami maupun dari anggota keluarga lainnya setelah
mengetahui penderita HIV, maka dari itu dibutuhkan kesadaran pemahaman dan
perlakuan dari ibu dan pihak keluarga sehingga keluarga memberikan dukungan
kepada Ibu Hiv yang membuat ibu penderita HIV mempunyai rasa semangat dan
ketenangan dari keluarga. Ibu memerlukan dukungan yang adekuat untuk
melewati periode ini. Salah satu faktor yang berkontribusi dalam adaptasi wanita
dalam masa persalinan adalah pengalaman ibu dan dukungan sosial yang positif
terutama dari keluarga. Dukungan mempunyai peran penting untuk meningkatkan
koping adaptasi seseorang terhadap situasi yang penuh dengan tekanan,
mengurangi angka kesakitan.

Anda mungkin juga menyukai