Abstract
The number of cases of maternal HIV from year to year has increased both in this world and
in Indonesia.The research looked into the mother’s experience of HIV detected on
family support during labor with qualitative phenomenological approach. Eight
participants were selected by purposive sampling. Data collection using in-depth interviews
and data analysis using thematic analysis. Most participants receive family support in the
form of emotional support, spiritual, financial, and information, while the rest do not
get support. Gained support mothers induce feelings of happiness and calm. Some
participants receive negative treatment because of the stigma from family and health care
providers.Maternity nurse plays implement nursing care involves families who pay
attention to psychological, socialand spiritual mother during childbirth.
38
Elisa, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 37-43
kata dokternya juga sih. Katanya kalau ada Dua partisipan menyatakan
operasi aman, bayinya bisa nggak tertular, ada mendapatkan perubahan perlakuan dari
yang gak tertular gitu “ perawat seperti dipisahkan dari pasien lain,
sikap tidak ramah dari perawat, sikap ragu-ragu
Selain itu dua partisipan mengatakan perawat dalam melakukan tindakan. Seperti
bahwa konsumsi ARV secara teratur sejak salah satu pernyataan partisipan berikut ini:
hamil mencegah penularan HIV ke bayi dan “Tadinya bareng-bareng. setelah tahu
lima partisipan menyatakan cairan yang keluar kalau saya punya itu, semuanya (pasien)
dari jalan lahir, luka puting payudara dan disuruh pindah…Tadinya itu saya
ASI sebagai sumber penularan HIV dari ibu ke datang
bayi. ..baik. terus setelah tahu saya punya virus itu,
(2) Respon psikososialspiritual yang dialami kayaknya perawat pada marah, gitu.. pada sinis
ibu menghadapi persalinan …”
Semua partisipan merasakan cemas
berupa kekhawatiran akan keselamatan dirinya (4) Dukungan keluarga yang diterima ibu yang
dan bayi, khawatir anaknya tertular HIV, cemas terdeteksi HIV selama persalinan
akan prosedur persalinan, merasa lebih takut Enam partisipan mendapatkan dukungan
nyeri operasi saat akan melahirkan dengan dari suami, bapak, ibu, adik dan kakak
operasi seksio dibandingkan dengan persalinan walaupun ada orangtua partisipan yang tidak
normal. Seperti yang diungkapkan sebagai mengetahui status partisipan sebagai penderita
berikut: HIV. Partisipan selama persalinan didampingi
“Yang dikhawatirkan... Kan ada yang oleh keluarga, diberi motivasi dengan anjuran
operasi kayak saya nggak selamat semua, untuk semangat menghadapi proses operasi,
anaknya mati ibunya meninggal” dukungan doa, dibantu dalam memenuhi
kebutuhan fisik selama persalinan
Respon sosial yang teridentifikasi pada ,dibantu biaya perawatan dan pengobatan,
tiga partisipan yaitu merahasiakan status diberikan informasi tentang HIV dari
sebagai penderita HIV dengan merahasiakan keluarga yaitu penyakit HIV, aktivitas setelah
alasan mengapa dilakukan operasi caesar dan melahirkan, cara mencegah penularan dari ibu
tidak menyusui bayinya. Satu partisipan yang ke bayi, prosedur perlindungan untuk
lain menyatakan merasa bersalah karena tidak mengurangi resiko penularan pada penolong
berterus terang tentang statusnya sebagai persalinan.
penderita HIV kepada keluarga. Respon Tetapi dua dari delapan partisipan tidak
spiritual dari beberapa partisipan menyatakan mendapatkan dukungan keluarga baik itu dari
pasrah kepada penciptanya atas keselamatan suami maupun dari anggota keluarga lainnya
dirinya dan berdoa atas keselamatan diri dan setelah keluarga mengetahui status partisipan
bayinya. sebagai penderita HIV sepeti yang diungkapkan
(3) Perlakuan akibat stigma yang dialami ibu berikut ini:
selama persalinan “Keluarga sini tu dikasihtau sama
Dua partisipan mengatakan rumah sakitnya ada yang mau menerima ada
mendapatkan perlakuan yang tidak yang enggak…kakaknya suami saya sama
menyenangkan dari keluarga maupun tetangga adik iparnya sama istrinya kakak saya yang
seperti saudaranya merasa takut tertular saat tidak mau menerima saya”.
bersalaman, dijadikan pembicaraan orang
sebagai orang tidak benar (nakal) dan (5) Dampak dukungan keluarga pada ibu yang
ditinggalkan oleh keluarga sewaktu akan terdeteksi HIV
dilakukan operasi sebagaimana pernyataan dua Dua dari delapan partisipan merasakan
partisipan berikut ini: bahagia mendapatkan perhatian dari keluarga
“langsung semua pada kayak lagi marah.. terutama daripasanganyang setia mendampingi
nggak mau ke situ lagi, ya saya disitu bingung selama persalinan.Seperti pernyataan berikut:
juga …Saya ditinggal sendiri. Ditinggal bubar “Ya senenglah pastinya. Seneng, masih
pulang semua”. sakit, itu suaminya siaga”
39
Elisa, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 37-43
Ada juga partisipan merasakan bahwa mengungkapkan sama keluarga, biar suamiku
dukungan keluarga dapat membangkitkan aja yang tahu. Anakku juga nggak mungkin
semangat untuk hidup lebih lama dan terbantu tak kasih tahu. Nanti dia tak kasih tahu malah
atas dukungan fisik dari keluarga dalam ngedrop (frustasi) nanti, kasihan anak saya.
perawatan selama persalinan Sedangkan Biar suami saja tahu cukup”
partisipan lainnya merasakan lebih tenang Pilihan persalinan paling sering
dengan kehadiran dan dukungan keluarga. dilakukan pada ibu yang terdeteksi HIV
(6) Keinginan ibu terhadap dukungan dari ke- adalah seksio caesarea karena berdasarkan
luarga selama persalinan kemanfaatan seksio caesarea untuk mencegah
Empat partisipan berharap diberi penularan HIV ke bayi yang dilahirkan. Hal
motivasi seperti semangat agar tidak putus asa, ini sesuai dengan pernyataan penelitian
dikuatkan dan didoakan.Dua partisipan tentang kemanfaatan seksio caesarea
berharap diberi perhatian seperti sebelum dibandingkan dengan persalinan pervaginam
dirinya terkena HIV, didampingi dan disayang pada wanita positif HIV didapatkan bahwa
dan tidak dikucilkan. Satu partisipan juga seksio caesarea yang dijadwalkan dapat
menginginkan diberikan doa berumur panjang mengurangi resiko penularan dari ibu ke bayi
agar dapat merawat anaknya sampai dewasa. sampai dengan 80
Dua partisipan yang tidak bekerja berharap % dan apabila seksio caesarea elektif disertai
diberikan bantuan pembiayaan perawatan dan dengan penggunaan pengobatan antiretroviral
persalinan dari keluarga karena persalinan maka resiko dapat diturunkan sampai dengan
dengan operasi caesar memerlukan biaya yang 87%% ( Boer. England, Godfried, Thorne, 2010)
banyak. . Seperti pernyataan berikut ini: Faktor yang paling utama mempengaruhi
“Ya, mendoakan, memberikan semangat, risiko penularan HIV dari ibu ke anak adalah
menguatkan, bisa mengerti kondisi saya” kadar HIV (viral load) dalam darah ibu pada
(7) Keinginan ibu terhadap pemberi pelayanan saat menjelang ataupun saat persalinan dan
kesehatan kadar HIV dalam air susu ibu ketika ibu
Semua partisipan menginginkan menyusui bayinya (Kemenkes, 2011). Ini
diberikan informasi dari pemberi pelayanan sesuai dengan hasil penelitian Oladokun,
kesehatan terutama perawat tentang penyakit Brown dan Osinusi (2010) di Nigeria pada 241
HIV dan perawatan selama persalinan, wanita positif HIV tentang pilihan pemberian
perawatan setelah pulang, perawatan bayinya, makan pada bayi dari ibu positf HIV. Pilihan
seperti yang diungkapkan sebagai berikut: pemberian susu formula pada 223 (93.5%) dan
“Jadi ada informasi yang masuk ke 9 (3.7%) ibu memilih menyusui dan memberi
keluarga. Memang prosesnya harus seperti susu formula secara bergantian. Mayoritas alasan
ini. Karena selama ini kan nggak ada, paling pemberian susu formula dibandingkan dengan
cuma proses ini harus caesar, tapi kan bilang menyusui secara eksklusif karena resiko bayi
keibuknya, nggak ada yang ke keluarga”. tertular HIV melalui menyusui.
Satu dari delapan partisipan yang Kecemasan terhadap keselamatan diri
tidak memberitahu keluarganya saat akan dan bayinya, penularan terhadap bayinya,
melahirkan menginginkan agar perawat prosedur persalinan. dirasakan ibu yang
mengkomunikasikan kepada keluarga tentang terdeteksi HIV dalam menghadapi persalinan.
kondisi dirinya dengan cara yang baik. Tiga Hal Ini sesuai dengan penelitian Sanders (2008)
partisipan yang mendapatkan dukungan dari yang mendapatkan ibu yang positif HIV takut
keluarga terdekat selama persalinan akan penularan infeksi HIV pada bayinya,
menginginkan keluarga dekat diberitahu cemas tentang pengobatan ARV dan efek
tentang kondisi penyakitnya. Tetapi dua kehamilan terhadap kesehatannya. Kecemasan
partisipan menginginkan agar perawat tidak tentang penularan HIV ke bayinya tetap ada
mengungkapkan kondisinya sebagai penderita sampai dengan mereka mendapatkan kepastian
HIV selain kepada suami. Seperti pernyatan bahwa bayinya tidaak tertular dan ini bisa
partisipan berikut ini: berlangsung sampai dengan usia bayi 2 tahun.
“Kalau harapan saya jangan ada yang Ibu yang terdeteksi HIV juga
mengalami respon sosial dengan
merahasiakan status
40
Elisa, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 37-43
sebagai penderita HIV. Ini merupakan cara dari kakak perempuannya, 19% wanita
untuk mengurangi tekanan akibat stigma di mendapatkan semua dukungan dari suami/
masyarakat seperti yang dinyatakan oleh Carter patner sedangkan yang lain tidak mendapatkan
(2009) dan Jenifer (2007) bahwa penderita HIV/ dukungan dari keluarga.
AIDS sudah terikat dengan penilaian bahwa Ibu yang terdeteksi HIV mendapatkan
mereka mempunyai perilaku yang bertentangan stigma baik dari keluarga,masyarakat muapun
dengan nilai-nilai moral dan agama yang pemberi pelayanan kesehatan. Perlakuan
dianut dan adanya perasaan bersalah pada dijauhi oleh keluarga, saudara yang merasa
ODHA, stereotype atau pemberian cap sebagai takut tertular, dicap nakal oleh tetangga
penderita HIV, perasaan takut berhubungan merupakan perlakuan akibat stigma yang
dan menutup status sebagai akibat stigma dari muncul di masayarakat. Hal ini juga sesuai
masyarakat. Penderita HIV cenderung untuk dengan Penelitian Imrotul (2010); Sanders
merahasiakan status HIV dari keluarga dan (2008); Zukoski dan Thorburn (2008) yang
masyarakat, hal ini dikarenakan mereka tidak mendapatkan prilaku pada orang yang
ingin kehilangan sumber kasih sayang, terdeteksi HIV mempunyai kecenderungan
perhatian dan kebutuhan untuk diakui. di asingkan, mendapat pandangan sinis dan
Ibu yang terdeteksi HIV mendapatkan menghindar jika bertemu bahkan dari pihak
stigma baik dari keluarga, masyarakat maupun keluarga diperlakukan berbeda dalam konteks
pemberi pelayanan kesehatan. Perlakuan sosial dan perlakuan dari pemberi pelayanan
dijauhi oleh keluarga, saudara yang merasa takut kesehatan merasa takut tertular HIV/AIDS.
tertular, dicap nakal oleh tetangga merupakan Kurangnya pemahaman pemberi pelayanan
perlakuan akibat stigma yang muncul di terhadap penyakit HIV, penyebab dan
masayarakat. Stigma dari masyarakat yaitu penularannya membuat pemberi pelayanan
merasa takut tertular dengan penyakit yang memberikan respon yang negatif terhadap ibu
dianggap berbahaya dan penyakit orang-orang yang terdeteksi HIV ditambah dengan kuatnya
yang tidak benar secara norma masyarakat stigma yang ada di masyarakat berpengaruh
“orang nakal” atau kelompok prostitusi. Hal terhadap adanya diskriminasi dalam pelayanan
ini juga sesuai dengan Penelitian Imrotul yang mereka berikan terhadap ibu yang
(2010) merupakan penelitian kualitatif dengan terdeteksi HIV.
pendekatan studi kasus didapatkan prilaku Sumber dukungan keluarga merupakan
pada orang yang terdeteksi HIV mempunyai dukungan yang mudah di peroleh dan
kecenderungan di asingkan, mendapat sesuai dengan nilai dan norma sehingga
pandangan sinis dan menghindar jika bertemu pemberiannya dapat dilakukan kapan dan
bahkan dari pihak keluarga. dimanapun. Kedekatan dan ikatan darah
Dukungan keluarga merupakan sumber menjadikan keluarga lebih mudah untuk
dukungan natural yang sangat efektif dalam menerima kondisi yang tidak diinginkan
proses perawatan ibu yang terdeteksi HIV terhadap anggota keluarga yang lain. Hasil
selama persalinan karena dukungan ini bersifat penelitian dari Tchamba (2008) pada 26
apa adanya, berakar pada hubungan yang telah wanita yang terinfeksi HIV dengan desain
berakar lama, memiliki keragamam dalam kualitatif 27% wanita memperoleh dukungan
penyampaian, sesuai dengan norma yang emosional berupa disayangi dan dirawat dari
berlaku tentang kapan dukungan harus ibunya, 19% wanita mendapatkan dukungan
diberikan dan terbebas dari beban psikologis dorongan semangat dari kakak perempuannya,
(Kuntjoro, 2002). Dukungan ini dapat berupa 19% wanita mendapatkan semua dukungan
dukungan secara fisik,emosional, spiritual. dari suami/patner sedangkan yang lain tidak
Hasil penelitian inj didukung oleh penelitian mendapatkan dukungan dari keluarga. Pada
Tchamba (2008) pada 26 wanita yang terinfeksi penelitian ini sebagian kecil ibu yang terdeteksi
HIV dengan desain kualitatif, 27% wanita HIV tidak mendapatkan dukungan baik dari
memperoleh dukungan emosional berupa pasangan maupun anggota keluarga yang lain
disayangi dan dirawat dari ibunya, 19% wanita setelah mengetahui status ibu sebagai penderita
mendapatkan dukungan dorongan semangat HIV dari pemberi pelayanan kesehatan. Hasil
41
Elisa, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 37-43
penelitian Li Li (2008) di Cina tentang dan penularan HIV dari ibu ke bayi selama
dampak stigma terhadap keluarga didapatkan persalinan yaitu persalinan pada ibu yang
bahwa adanya anggota keluarga yang terdeteksi HIV harus dilakukan dengan
menderita HIV/ AIDS menimbulkan rasa malu operasi seksio caesarea, minum ARV secara
dalam keluarga, kehilangan harga diri keluarga teratur sejak hamil mencegah penularan HIV
dan gangguan hubungan keluarga dan jaringan ke bayi, tidak menyusui bayi bisa mencegah
sosial keluarga yang lebih luas. penularan HIV ke bayi dan cairan yang keluar
Dampak dari dukungan keluarga yang dari jalan lahir, luka puting payudara dan
dirasakan ibu yang terdeteksi HIV adalah ASI sebagai sumber penularan HIV dari ibu
perasaan bahagia, membangkitkan semangat ke bayi. Ibu yang terdeteksi HIV mengalami
hidup, perasaan lebih tenang dan terbantu respon psikososial spiritual, Perlakuan akibat
dalam perawatan selama persalinan. Hal stigma yang diterima ibu yang terdeteksi HIV
ini sejalan dengan penelitian Young (2010) selama persalinan yaitu perlakuan negatif dari
yang menyatakan bahwa dukungan keluarga keluarga masyakat serta perlakuan dari
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemberi pelayanan kesehatan. Dukungan
status kesehatan, rasa percaya diri dalam keluarga terhadap ibu selama persalinan berasal
pengambilan keputusan dan isolasi sosial. dari pasangan, orangtua, saudara dalam bentuk
Ibu yang terdeteksi HIV mengharapkan dukungan emosional, dukungan spiritual,
dukungan motivasi dengan memberikan dukungan fisik, dukungan finansial, dukungan
semangat agar tetap menjaga keberlangsungan informasi tetapi ada juga anggota keluarga
hidupnya, pendidikan kesehatan merupakan yang tidak memberikan dukungan yaitu suami
salah satu intervensi yang dapat dilakukan dan anggota keluarga selain keluarga dekat.
oleh perawat dalam melibatkan keluarga Dampak dukungan keluarga terhadap ibu yang
sebagai support system yang efektif sehingga terdeteksi HIV selama persalinan memberikan
dapat meningkatkan kualitas hidup ibu yang dampak secara psikologis dan dampak secara
terdeteksi HIV. Penyampaian informasi yang fisik. Keinginan ibu terhadap dukungan dari
dilakukan dengan komunikasi yang baik akan keluarga berupa dukungan psikologis yaitu
sangat membantu penerimaan yang baik dari berharap diberi motivasi, diberi perhatian dan
anggota keluarga. Perawat berada dalam posisi mendapatkan doa, penerimaan keluarga
kunci utuk menciptakan suasana penerimaan terhadap kondisinya serta dukungan finansial.
dan pemahaman keluarga terhadap penderita Keinginan ibu terhadap dukungan pemberi
HIV/ AIDS (Bare & Smetlzer, 2000). Ibu pelayanan kesehatan yaitu pendidikan
yang terdeteksi HIV tidak semuanya mau kesehatan kepada keluarga, komunikasi yang
mengungkapkan status sebagai penderita HIV baik dengan keluarga, merahasiakan status
sehingga berharap perawat untuk merahasiakan sebagai penderita HIV pada keluarga.
statusnya. Alasan tidak merahasian stastus Saran yang direkomendasikan
sebagai penderita HIV pada keluarga karena dalam penelitian ini adalah meningkatkan
tidak menginginkan anggota keluarga merasa pemahaman dari petugas kesehatan tentang
tidak nyaman dan memperburuk kondisi penyakit HIV, cara penularan dan pencegahan
kesehatan anggota keluarga. Hasil penelitian penularan serta stigma terhadap penderita HIV
Liamputtong, Haritavorn dan Kiatying- sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
Angsulee (2009) pada wanita positif HIV kesehatan dibidang obstetri. Perawat perlu
didapatkan sebagian besar partisipan memilih mengkaji latar belakang keluarga dan kesiapan
untuk merahasiakan penyakitnya dari orang di keluarga untuk terlibat dalam perawatan ibu
luar keluarga yang dianggap penting. Ketakutan selama persalinan. Penting untuk
akan stigma menyebabkan wanita takut untuk memperhatikan hak ibu yang terdeteksi HIV
mengungkapkan status HIVnya. dalam pengungkapan status sebagai penderita
HIV untuk menjaga kesehatan psikologis ibu,
Penutup memberikan edukasi pada keluarga tentang
kebutuhan perawatan ibu selama dan setelah
Pemahaman ibu tentang pencegahan persalinan sebelum melibatkan keluarga.
42
Elisa, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 37-43
43
NAMA : IDA ROHMANINGSIH
NPM: 720621412
KELAS : KEPERAWATAN 5A
ANALISIS JURNAL