Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/316329800

Pengalaman Keluarga dalam Merawat Penderita Sakit Kronis

Article · March 2015


DOI: 10.7454/jki.v18i1.398

CITATIONS READS

2 250

3 authors, including:

Annisa Wuri Kartika Wiwin Wiarsih


Brawijaya University University of Indonesia
4 PUBLICATIONS   2 CITATIONS    20 PUBLICATIONS   14 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Wiwin Wiarsih on 07 March 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 18 No.1, Maret 2015, hal 51-58
pISSN 1410-4490, eISSN 2354-9203

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT PENDERITA


SAKIT KRONIS

Annisa Wuri Kartika1,2*, Wiwin Wiarsih3, Henny Permatasari3

1. Jurusan Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang 65145, Indonesia


2. Program Studi Magister, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
3. Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

*
E-mail: annisa.amariliz@gmail.com

Abstrak

Merawat anggota keluarga yang mengalami sakit kronis memengaruhi kehidupan anggota keluarga secara fisik,
psikologis, dan sosial. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengalaman keluarga dalam merawat anggota keluarga
dengan penyakit kronis. Metode penelitian yang digunakan, yaitu kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif.
Partisipan merupakan delapan keluarga yang merawat anggota keluarga dengan sakit kronis. Tema yang ditemukan
mencakup perubahan status kesehatan penderita, respons psikologis keluarga, upaya untuk mempertahankan kesehatan,
dan harapan keluarga. Simpulan penelitian menggambarkan respons yang dialami oleh keluarga berbeda bergantung
pada onset, lama, dan prognosis penyakit serta tahapan stres yang dialami keluarga. Perawat dapat memberikan
manajemen asuhan keperawatan kepada keluarga berupa intervensi pendidikan kesehatan mengenai penyakit kronis,
psikoedukasi, dan konseling keluarga dalam merawat penderita sakit kronis.

Kata kunci: merawat, pengalaman keluarga, penyakit kronis

Abstract

The Experience of Family Caregivers of Persons with Chronic Illness. Caring for family member with chronic illness
affects the lives of family physically, psychologically, and socially. The aim of this study was to describe the experience
of family member in caring for family members with chronic illness. A qualitative design with descriptive
phenomenological approach was chosen for this study. Qualitative interviews with eight families were performed. The
results included a changed health status for the person with chronic illness, family psychological response, efforts of
maintain health and family expectations about type and quality of health services. Conclusion of research illustrated
that response experienced by families were different depending on the onset, duration, and prognosis of the diseases
and the stage of stress experienced by the family. Thus nurses could provide nursing care to family with chronic illness
which are consist of health education and counseling in order to caring for family members with chronic illness.

Keywords: caregiver, chronic disease, family experience

Pendahuluan urutan pertama. Penyebab utama stroke pada


umumnya adalah hipertensi, diabetes mellitus
Penyakit kronis merupakan salah satu beban (DM) yang tidak terkontrol, serta penyakit
ganda dalam bidang kesehatan selain penyakit jantung. Hal ini saling berkaitan dengan urutan
infeksi yang merajalela. Diprediksikan pada tahun tertinggi penyebab kematian di Kota Depok
2020 penyakit tidak menular akan mencapai 73% (Dinas Kesehatan Depok, 2007).
dari penyebab kematian dan 60% dari beban
penyakit dunia (World Health Organization, Penyakit kronis tidak hanya mengakibatkan
2002). Data kesehatan di Indonesia, khususnya kesakitan, kematian, dan ketidakmampuan fisik
Kota Depok menunjukkan kasus kematian akibat dari penderita, namun juga prosedur pengobatan
stroke empat tahun berturut-turut menempati yang panjang dan menghabiskan banyak biaya
52 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 18, No. 1, Maret 2015, hal 51-58

(Denham & Looman, 2010). Oleh karena itu, juga beban finansial (Denham & Looman, 2010).
sistem pelayanan kesehatan pada klien kronis Di Amerika Serikat, 40% keluarga melaporkan
berubah dengan memperpendek masa rawat inap mengalami beban finansial ketika merawat anak
di Rumah Sakit dan beralih pada program mereka dengan SHCN (Looman, O’Conner-Von,
perawatan di rumah (home-based care) yang Ferski, & Hildenbrand, 2009).
memberikan keuntungan secara materi karena
dapat menekan biaya perawatan (Lim & Zebrack, Keperawatan keluarga merupakan tingkat pe-
2004). Penelitian yang dilakukan Moalosi, layanan kesehatan masyarakat yang dipusatkan
Phatswane, Moeti, Binkin dan Kenyon (2003) pada keluarga sebagai unit kesatuan dengan
melaporkan bahwa penurunan biaya sebesar 44% tujuan pelayanan dan perawatan sebagai upaya
pada klien yang dirawat di rumah dibandingkan pencegahan penyakit (Friedman, Bowden, &
dengan biaya perawatan di rumah sakit. Selain Jones, 2010). Keluarga yang mendapatkan
efektif dalam hal biaya, program perawatan di dukungan dari lingkungan sosialnya mengalami
rumah juga efektif dalam hal proses pengobatan. tingkat stres yang lebih rendah daripada yang
Hasil penelitian Gomes, Boas, dan Foss (2012) tidak mendapatkan dukungan sosial. Hal ini
menyebutkan bahwa dukungan sosial yang menggambarkan bahwa pentingnya peran perawat
diberikan oleh keluarga klien DM secara langsung sebagai konselor untuk mengarahkan keluarga
berhubungan dengan kepatuhan pengobatan, klien dalam menggunakan strategi koping yang positif
yang mendapatkan dukungan sosial baik memiliki (Allender, Rector, & Warner, 2010). Oleh karena
perilaku kontrol glikemi yang tinggi, sedangkan itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menggali
klien yang mendapatkan dukungan sosial kurang pengalaman keluarga dalam merawat klien dengan
memiliki perilaku kontrol glikemi rendah. penyakit kronis di rumah.

Peran dan fungsi keluarga dalam teori sistem Metode


salah satunya adalah sebagai pemberi perawatan
(caregiver) pada anggota keluarga yang sakit. Metode penelitian yang digunakan adalah kuali-
(Smith, Greenberg, & Seltzer, 2007). Lim dan tatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif.
Zebrack (2004) menyatakan bahwa konsep Partisipan yang terlibat merupakan keluarga yang
normalisasi pada keluarga yang memiliki anggota merawat anggota keluarga dengan sakit kronis.
keluarga dengan penyakit kronis dilakukan dengan Pemilihan partisipan dilakukan dengan meng-
merubah gaya hidup yang mendukung proses gunakan teknik purposive sampling dengan
pengobatan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara kriteria inklusi: (1) keluarga adalah keluarga
lain melakukanpemeriksaan rutin, manajemen inti (anggota keluarga terdiri atas orang tua
perawatan diri, perubahan pola makan, aktivitas dan anak yang tinggal dalam satu rumah) yang
fisik, dan memaksimalkan dukungan emosional merawat anggota keluarga yang mengalami
dilakukan untuk memberikan kenyamanan (Lim penyakit kronis minimal dalam jangka tiga bulan.
& Zebrack, 2004). Studi yang dilakukan Knafl Hal ini didasarkan pada penelitian Vedhara,
dan Gilliss (2002) menyebutkan bahwa meskipun Shanks, Anderson, dan Lightman (2000) yang
konsep normalisasi keluarga merupakan proses menyatakan stress pada caregiver terjadi pada
adaptif, namun beberapa keluarga mengalami rentang waktu bulan ke-3 dan ke-6 dan tinggal
kesulitan dalam menjalani rutinitas yang stabil serumah dengan penderita sakit kronis, (2)
berhubungan dengan proses pengobatan yang bersedia ikut sebagai partisipan, (3) mampu
lama, perubahan aktivitas fisik, serta perubahan menceritakan pengalamannya dengan baik, (4)
peran dan tanggung jawab. Tingkat kemandirian berusia di atas delapan belas tahun, sesuai dengan
anggota keluarga yang mengalami sakit kronis data dari The National Alliance for Caregiving
juga mempengaruhi tantangan yang dihadapi and AARP (2009) yang menyatakan bahwa
keluarga, keluarga dengan anak SHCN (Special rentang usia rata-rata caregiver adalah 1849
Health Care Needs) melaporkan bahwa mereka tahun. Saturasi data pada penelitian ini dicapai
tidak hanya mengalami stress emosional tapi pada partisipan ke-8.
Kartika, et al., Pengalaman Keluarga dalam Merawat Penderita Sakit Kronis 53

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara “Yang pertama dulu…. tiba-tiba aja waktu itu
mendalam, menggunakan voice recorder dan tidur..saya, kan, tidur di sebelahnya..tiba-tiba
catatan lapangan. Teknik wawancara dilakukan kejang gitu ya…. Ya kaget ya… bingung,
dengan semi structured interview dan joint- langsung panggil adeknya” (Partisipan 8a).
interview yang melibatkan dua orang dalam satu
unit keluarga. Metode analisis data yang di- “Yang namanya takut mah..kira-kira…yang
gunakan adalah metode Colaizzi yang melibatkan namanya kata orang ya penyakit itu agak
partisipan penelitian untuk memvalidasi hasil sedikit…agak sedikit gawat juga, takutnya ya
penelitian (Burns & Grove, 2009). kayak gitu” (Partisipan 6a).

Salah satu komponen inti yang menentukan “Kalau B lagi kambuh, trus juga kalau
kualitas output dari keseluruhan proses penelitian ngomongin B juga enggak kuat beneeer
kualitatif adalah keabsahan data (trustworthiness). (menangis dan mengelus dada)..ini hati was-
Dalam Speziale (2003) dinyatakan bahwa untuk was aja kak, gitu ceritanya” (partisipan 3a).
dapat menjamin keabsahan data maka peneliti
menerapkan empat kriteria keabsahan data, yaitu Respons lain yang muncul adalah perasaan
credibility, dependability, confirmability, dan menerima yang diwujudkan dalam pernyataan
transferability. Hal tersebut dilakukan dengan biasa saja karena penyakit tersebut sudah ber-
strategi pengecekan kembali oleh partisipan. Data langsung lama dan karena sakit merupakan
berupa analisis tematik yang telah dihimpun oleh musibah dan cobaan dari Tuhan. Hal tersebut
peneliti ditunjukkan kepada partisipan untuk diwakili dalam pernyataan berikut.
dibaca ulang dan dilakukan verifikasi terhadap
keakuratan data. Prinsip transferability dilakukan “Udah biasa, sih, sekarang karena udah
dengan membandingkan hasil penelitian yang lama” (partisipan 7b).
telah dilakukan dengan keluarga yang merawat
penderita penyakit kronis di Kelurahan CP yang “Enggak…merupakan biasa saja, tapi anggap
belum menjadi partisipan karena tidak men- kita itu adalah musibah, cobaan Tuhan buat
dapatkan kesempatan untuk ikut serta dalam apa…buat hidup kita itu di situ” (partisipan
penelitian setelah tercapai saturasi data. Prinsip 1a).
confirmability dilakukan dengan melibatkan
auditor eksternal, yaitu pembimbing dan penguji Upaya Mempertahankan Kesehatan. Hasil
mulai dari proses pembuatan proposal, pengum- analisis tema menyatakan bahwa upaya memper-
pulan data, analisa dan interpretasi data serta tahankan kesehatan yang dilakukan keluarga
rekomendasi penelitian (Pollit & Beck, 2010). dalam mengatasi penyakit yang menimpa anggota
keluarga mereka dibentuk dari tiga subtema, yaitu
Hasil membawa ke fasilitas layanan kesehatan, melaku-
kan tindakan perawatan di rumah, serta melakukan
Tema yang ditemukan mencakup respons psi- upaya pengobatan tradisional dan alternatif.
kologis keluarga, upaya untuk mempertahankan
kesehatan, dan harapan keluarga dengan jenis Semua partisipan menyatakan bahwa yang
dan kualitas layanan baik. pertama kali mereka lakukan ketika anggota
keluarga mereka menunjukkan gejala sakit adalah
Respons Psikologis Keluarga. Tema ini dibentuk membawa ke layanan kesehatan, yaitu tempat
dari subtema perasaan takut, bingung, sedih, praktik dokter, rumah sakit, atau puskesmas. Hal
khawatir, dan menerima. Perasaan kaget, takut, ini diwakili oleh pernyataan berikut.
sedih, dan khawatir yang dialami oleh partisipan
merupakan respons awal ketika anggota keluarga “...sering batuk, trus seseknya…tadinya ke
mulai menunjukkan gejala sakit. Perasaan tersebut puskesmas, trus uwaknya ngajakin, tuh, waktu
diwakili dalam pernyataan sebagai berikut. kelas empat ke spesialis” (Partisipan 3a).
54 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 18, No. 1, Maret 2015, hal 51-58

Keluarga mengungkapkan bahwa mereka mela- Partisipan menyatakan kebutuhan terhadap adanya
kukan tindakan perawatan untuk mengatasi informasi mengenai cara perawatan yang tepat
penyakit yang diderita oleh anggota keluarga serta layanan home care yang mereka anggap
selama dirawat di rumah. Beberapa tindakan tepat karena membawa manfaat dan efektif.
perawatan yang dilakukan terangkum dalam Hal ini seperti yang dinyatakan oleh partisipan
kategori merawat luka pada klien DM, mengatur berikut.
perilaku, dan pengaturan pola makan sebagai
upaya pencegahan penularan penyakit, dan “Kalau saya, sih, lebih pasnya ada pelayanan
monitor kesehatan anggota keluarga yang sakit. ke rumah” (Partisipan 7a).
Salah satu partisipan menyatakan bahwa:
Subtema kualitas layanan oleh tenaga kesehatan
“Di rumah saya praktekkan itu...merawat koreng- dibentuk dari kategori harapan agar perawat dapat
koreng yang bekas dikorek sama dokter bekerja dengan profesional. Pernyataan-pernyataan
bedah…saran-sarannya, trus suntikannya” tersebut diungkapkan oleh salah satu partisipan
(Partisipan 1a). sebagai berikut.

“Bahkan rokoknya Bapak sekarang saya “Lebih bisa menjalani profesi sebagai perawat,
ambil… jadi udah berkurang sekarang” memahami klien ya, dengan baik,.., tidak
(Partisipan, 8a). membeda-bedakan klien bagi dari kelas sosial
maupun apa ya...klien itu bisa termotivasi untuk
“Dikasih pola makan….pantangan dikasih sembuh ya Mbak, dari pelayanan keperawatannya
tahu semua” (Partisipan, 6a). gitu” (Partisipan 6b).

Upaya pengobatan lainnya adalah melakukan Pembahasan


pengobatan alternatif. Hal tersebut diwakili
dalam pernyataan berikut. Pengalaman merawat anggota keluarga dengan
penyakit kronis menghasilkan tema yang meng-
“Sepupu saya gini…eh, coba Mbak sebelum di gambarkan dinamika keluarga setelah anggota
CT-scan ke ini aja, ke alternative (…) ditotok keluarga menderita sakit kronis. Hal tersebut
gitu lo, Mbak” (Partisipan 2a). meliputi respons keluarga, upaya keluarga mem-
pertahankan kesehatan keluarga, dan layanan
Pemanfaatan obat tradisional dinyatakan oleh kesehatan yang diharapkan.
partisipan untuk menggambarkan jenis obat yang
digunakan. Jenis obat tradisional yang digunakan Keluarga yang hidup dengan penderita sakit
adalah herbal atau tumbuh-tumbuhan yang kronis menghadapi tantangan berat dalam hidup
memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit mereka berupa stress, kecemasan dan kemarahan
tertentu. Salah satu partisipan mengungkapkan. akibat rutinitas pengobatan yang harus mereka
lakukan (Denham & Looman, 2010). Stressor
“Daun itu sirsak, itu yang kita pake rutin, akar tersebut memicu munculnya respon stres yang
alang-alang tapi enggak lama” (Partisipan dapat dijelaskan dengan respon kehilangan oleh
8a). Kubler-Ross (1969) (Kozier, Erb, Berman, &
Snyder, 2004). Hasil penelitian menggambarkan
Harapan Keluarga: Jenis dan Kualitas La- respons keluarga bergantung pada onset, lama,
yanan Baik. Tema jenis dan kualitas layanan dan prognosis penyakit serta tahapan stres yang
baik dibentuk dari subtema pernyataan mengenai dialami oleh keluarga. Respons pertama yang
keinginan keluarga tentang jenis layanan yang diungkapkan keluarga adalah adalah penyangkalan
tepat untuk penderita sakit kronis dan kualitas atau shock dan tidak percaya yang ditunjukkan
layanan oleh tenaga kesehatan. dengan perasaan bersalah dan sedih, tidak percaya,
dan penolakan terhadap kehilangan. Reaksi
Kartika, et al., Pengalaman Keluarga dalam Merawat Penderita Sakit Kronis 55

pertama tersebut dipengaruhi oleh persepsi Hal ini menggambarkan bahwa dalam tahap
keluarga terhadap keparahan penyakit yang penerimaan juga terdapat respons kepasrahan
diderita klien. Respons tersebut kemudian diikuti terhadap takdir yang merupakan bagian dari
dengan perasaan marah, tawar-menawar, kese- mekanisme turning to religion.
dihan yang mendalam serta diakhiri dengan
penerimaan. Persepsi dan respons emosional yang menyertai
keluarga bergantung pada koping yang dimiliki
Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa tahap keluarga. Tahap pertama dimulai dengan meng-
pertama dari berduka yang dialami keluarga adalah gunakan strategi problem-focused. Hal ini
munculnya respons kaget dan takut. Mayoritas dilakukan dengan mencari dan belajar lebih
partisipan yang menyatakan kekagetannya di- banyak mengenai penyakit dan proses pengobatan
sebabkan oleh perubahan fisik atau gejala yang yang harus dilakukan. Strategi selanjutnya adalah
dialami oleh anggota keluarga mereka yang emotional-focused yang ditunjukkan dengan
muncul tiba-tiba dan tidak ada keluhan sebelum- penerimaan dan kepasrahan, digunakan ketika
nya. Selain kaget, keluarga juga merasakan takut mereka merasa bahwa sudah tidak ada lagi
karena mengetahui bahwa penyakit tersebut yang bisa mereka lakukan untuk mengubah
dapat berakibat buruk terhadap keselamatan situasi yang membahayakan atau mengancam
istrinya. Seperti hasil penelitian pada klien Ca. (Lovelace, 2012; Demirtepe, 2008). Salah satunya
Mammae yang menyatakan bahwa respon emosi- adalah dengan turning to religion. yaitu situasi
onal yang ditampilkan oleh pasangan ketika masa ketika individu merasa putus asa dengan keadaan
diagnosis, pengobatan dan perjalanan penyakit yang tidak segera membaik (Demirtepe, 2008).
meliputi perasaan kaget, tidak percaya, penyang-
kalan, marah, rasa bersalah, depresi, kecemasan, Upaya pengobatan dipengaruhi oleh informasi
ketidakyakinan akan prognosis penyakit, ketakutan, yang didapatkan mengenai penyakit dan per-
kehilangan kontrol dan persepsi lain yang menyertai sepsi masyarakat mengenai kemanfaatan dan
(Hilton, Crawford, & Tarko, 2000). sumber daya yang dimiliki. Mayoritas partisipan
menyatakan bahwa mereka meminta bantuan
Respons psikologis lain adalah perasaan menerima tenaga kesehatan ketika pertama kali keluarganya
sebagai hasil dari respons adaptasi. Perasaan mengalami sakit. Upaya yang kedua adalah
menerima ini diungkapkan keluarga saat penyakit menggunakan pengobatan alternatif dan obat-
tersebut sudah berlangsung lama dan mereka obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit.
sudah terbiasa dengan kondisi klien. Selain itu Alasan yang diungkapkan keluarga antara lain
keluarga juga merasa bahwa sakit yang dialami adalah biaya pengobatan di tenaga kesehatan
anggota keluarga mereka merupakan cobaan yang mahal, sedangkan di pengobatan alternatif
dari Tuhan yang harus mereka jalani. Penerimaan dan penggunaan obat tradisional menghabiskan
yang muncul merupakan respons dari respon biaya lebih murah dan lebih terasa efeknya.
reorganisasi perasaan berduka terhadap individu
yang telah menerima kenyataan yang terjadi Penderita sakit kronis pada umumnya meng-
serta mendapatkan gambaran tentang penyebab gunakan fasilitas layanan kesehatan tradisional
masalah dan secara bertahap menyesuaikan diri dan alternatif karena adanya pengalaman positif
dengan keadaan yang dialami. Keluarga tersebut yang didapatkan dari pengobatan alternatif
menyatakan bahwa ketika menghadapi stressor tersebut (Chen, Huang, Lin, Smith, & Liu,
pertama kali, mereka berusaha untuk menyelesai- 2009). Kemudahan akses dan kenyamanan yang
kan masalah sakit dengan melakukan tindakan dirasakan juga menjadi alasan bagi masyarakat
pengobatan. Namun, ketika stressor sudah memilih penyembuh tradisional, serta rekomendasi
berlangsung lama dan keluarga mereka tidak dari orang lain tentang keberhasilan dan manfaat
kunjung sembuh, keluarga kemudian percaya yang diperoleh (Chao, Wade, & Kronerberg,
bahwa sakit yang dialami keluarga merupakan 2006; Chen, et al., 2009). Prinsip ekonomi
bentuk cobaan dari Tuhan untuk keluarga mereka. juga memengaruhi pilihan pemanfaatan akses
56 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 18, No. 1, Maret 2015, hal 51-58

layanan kesehatan, meskipun pengobatan medis rutinitas medis yang dilakukan. Proses selanjut-
memberikan kemajuan terhadap kondisi kesehatan nya adalah re-education, indikasinya adalah
klien, keluarga akan tetap memilih pengobatan terdapat dis-organisasi atau ketidak teraturan
alternatif karena biaya yang lebih murah dan pada keluarga dalam proses menjalani rutinitas
terjangkau. Faktor ketakutan penderita terhadap pengobatan (Fiese & Everhart, 2006).
proses pengobatan juga mendorong penderita
dan keluarga memilih pengobatan alternatif Karakteristik penyakit kronis yang berlangsung
dengan harapan dapat memberikan kesembuhan dalam jangka waktu lama membawa dampak
tanpa harus menjalani operasi. terhadap proses pengobatan yang dilaksanakan
berkali-kali. Letak fasilitas layanan kesehatan
Upaya lain yang dilakukan keluarga adalah upaya yang memadai untuk mengobati penyakit kronis
perawatan di rumah. Penelitian Knafl dan Gilliss kadang menyulitkan keluarga untuk mengakses
(2002) menggambarkan proses adaptasi keluarga fasilitas layanan kesehatan. Hambatan transportasi
yang hidup dengan penderita penyakit kronis karena tidak memiliki kendaraan sendiri memun-
antara lain adalah konsep normalisasi dengan culkan masalah membengkaknya biaya untuk
meletakkan rutinitas perawatan penyakit dalam transportasi. Kesulitan tersebut membuat keluarga
aktivitas keseharian mereka termasuk perubahan menilai bahwa kunjungan rumah oleh tenaga
gaya hidup sesuai dengan rencana pengobatan kesehatan merupakan bentuk layanan yang
yang dijalani penderita. Proses adaptasi yang tepat diberikan kepada klien dengan penyakit
ditunjukkan keluarga termasuk juga melakukan kronis. Hal ini digambarkan dalam pernyataan
kegiatan yang mereka percaya secara rasional keluarga bahwa layanan home visit yang dilaku-
dapat mengurangi dampak penyakit atau bahkan kan tenaga kesehatan sangat membantu dan
menyembuhkan. Alasan rasional ini bisa saja dinilai tepat bagi penderita kronis dan keluarga.
muncul akibat pengalaman terdahulu bahwa
kegiatan tersebut berhasil mengatasi masalah Penanganan terbaik untuk mengatasi penyakit
seperti yang disebutkan partisipan yang menya- kronis adalah dengan mencegah terjadinya penya-
takan bahwa dengan memberikan air hangat kit kronis melalui manajemen dan modifikasi
maka dapat mencegah batuk dan sesak napas perilaku kesehatan (Glasgow, Orleans, & Wagner,
yang diderita anak sehingga dapat disimpulkan 2001). Proses modifikasi perilaku kesehatan
bahwa kegiatan perawatan yang dilakukan ke- tersebut dapat dilakukan dengan optimal jika
luarga dalam penelitian ini menggambarkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan peran serta
bahwa mereka melakukan upaya mempertahankan keluarga untuk mendukung upaya peningkatan
kesehatan berdasarkan informasi yang pernah kesehatan penderita sakit kronis. Eksplorasi penga-
diterima maupun alasan yang dipercaya keluarga laman keluarga dalam membangun koping dan
dapat menyembuhkan penyakit. mekanisme adaptasi penting bagi perawat agar
mampu memberikan edukasi yang sesuai dengan
Perawat dapat menerapkan strategi “Empat R” kebutuhan dan kondisi klien.
untuk memahami konsep normalisasi tersebut,
yaitu dengan remediation, redefinition, realign- Kesimpulan
ment dan re-education. Remediation adalah
tahapan ketika keluarga menempatkan rutinitas Respons keluarga ketika salah satu anggota
pengobatan dalam kehidupan keluarga sehari- keluarga menderita sakit kronis terdiri atas
hari. Redefinition merupakan strategi terhadap respons psikologis dan upaya mempertahankan
seluruh anggota keluarga terlibat secara emosional kesehatan. Respons psikologis yang ditampilkan
dalam memahami perubahan rutinitas yang telah bergantung pada onset penyakit, lama, dan tingkat
ditetapkan. Hal ini membuat keluarga menye- keparahan penyakit. Di sisi lain, upaya pengobatan
suaikan diri dengan kerelaan, bukan paksaan. yang dilakukan oleh keluarga dipengaruhi oleh
Realignment terjadi bila dalam prosesnya, terjadi informasi mengenai penyakit dan persepsi masya-
ketidaksetujuan dalam anggota keluarga mengenai rakat mengenai kemafaatan dan sumber daya
Kartika, et al., Pengalaman Keluarga dalam Merawat Penderita Sakit Kronis 57

yang dimiliki. Layanan kesehatan tidak lagi Chen, LL., Huang, LC.,Lin, SC., Smith, M., Liu,
menjadi pilihan utama karena kendala biaya SJ., (2009). Use of folk remedies among
kesehatan yang tinggi dan masyarakat lebih families of children hospitalize in Taiwan.
percaya terhadap manfaat yang diperoleh dari Journal of Clinical Nursing. 18, 2162–2179.
obat tradisional dan penyembuhan komplementer.
Demirtepe, D. (2008). Testing the caregiver stress
Pengalaman keluarga juga menjadi salah satu model with the caregivers of children with
faktor penting bagi keluarga dalam menerapkan leukemia (Thesis, Middle East Technical
strategi perawatan yang efektif terhadap anggota University). Middle East Technical
keluarga yang mengalami sakit kronis. University.

Perawat dapat mengembangkan strategi yang Denham, S.A., & Looman, W. (2010). Families
tepat dalam bentuk kunjungan rumah bagi ke- With Chronic Illness, dalam Kaakinen, et
luarga dengan penderita sakit kronis. Manajemen al, Family Health Care Nursing, Theory,
asuhan keperawatan kepada keluarga dilakukan Practice and Research (4th Ed.). F.A
dengan mengkaji respons adaptasi keluarga. Davis Company: Philadelphia. Hal 235–
Perawat perlu melakukan pengkajian yang men- 272.
dalam mengenai persepsi keluarga mengenai Dinas Kesehatan Depok (2007). Profil dinas
penyakit kronis terutama pengetahuan mengenai kesehatan depok Tahun 2007. Depok:
proses perjalanan penyakit. Rencana intervensi Dinkes Depok.
berupa psikoedukasi mengenai koping dan pen-
didikan kesehatan mengenai cara perawatan Fiese, B.H., & Everhart, R.S. (2006). Medical
diberikan pada fase awal keluarga mengetahui adherence and childhood chronic illness:
sakit yang diderita anggota keluarganya. Pendi- Family daily management skills and
dikan kesehatan mengenai jenis terapi tradisional emotional climate as emerging
yang manfaatnya telah terbukti secara ilmiah perlu contributors. Current Opinion in
diberikan untuk mendukung upaya perawatan Pediatrics, 18 (5), 551–557.
yang dilakukan keluarga di rumah (MR, JS, PN).
Friedman, Bowden, & Jones. (2010). Family
nursing: Research, theory, and parctice..
Referensi New Jersey: Prentice Hall.
Allender, J.A., Rector, C., & Warner, K.D. (2010). Gomes, C., Boas, V., & Foss, M. (2012).
Community health nursing: Promoting and Relationship among social support, treatment
protecting the public’s health (7th Ed.). adherence and metabolic control of DM
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. patient. Rev-Latno Am, 20 (1), 52–58.

The National Alliance for Caregiving and Glasgow, R.E., Orleans, C.T., & Wagner, E.H.
AARP. (2009). Selected caregiver statistic. (2001). Does the Chronic Care Model
Family Caregiver Alliance. Diperoleh dari serve also as a template for improving
http://www.caregiver.org/caregiver/jsp/con prevention? The Milbank Quarterly, 79(4),
tent_node.jsp?nodeid=439 579–612.

Burns, N., & Grove, S.K. (2009). The Practice of Hilton, B.A., Crawford, J.A., & Tarko, M.A.
nursing research: Appraisal, synthesis, (2000). Men’s Perspectives on Individual
and generation of evidence. St. Louis and Family Coping with Their Wive’s
Missouri: Saunders Elsevier. Breast Cancer and Chemotherapy. West
Journal Nurse Res, 22, 438.
Chao, M.T., Wade, C., & Kronerberg. (2006).
Womens reason for complementary and Knafl, K.A., & Gilliss, C. (2002). Families and
alternative medicine use: Rasial ethnc chronicc illness: A synthesis of current
difference. Journal of Altern Complemen research. Journal of Family Nursing, 8 (3),
Medicine. 12 (8), 719–720. 178–198.
58 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 18, No. 1, Maret 2015, hal 51-58

Kozier, B.J., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. Pollit, D.F., & Beck, C.T. (2010). Essential of
(2004). Fundamental of nursing: Concept, nursing research: appraising evidence for
process, and practice (7th Ed.). Upper nursing practice. Philadelphia: Lippincot
Saddle River: Perason Education Inc. Williams & Wilkins.

Lim, J., & Zebrack, B. (2004). Caring family Smith, M., Greenberg, J., & Seltzer, M. (2007).
members with chronic physical illness: A Siblings of adults with schizophrenia:
critical review of caregiver literature. Expectations about future care giving roles.
Health and Quality of Lifes Outcomes, 2, American Journal of Orthopsychiatry. 77,
50. doi: 10.1186/1477-7525-2-50. 29–37.

Looman, W. S., O’Conner-Von, S. K., Ferski, G. Speziale, H.J.S. (2003). Designing data generation
J., & Hildenbrand, D.A. (2009). Financial and management strategies. In Speziale,
and employment problems in families of H.J.S., & Carpenter, D.R. (Ed.) Qualitative
children with special health care needs: research in nursing: Advancing the
Implications for research and practice. humanistic imperative. Philadelphia:
Journal of Pediatric Health Care, 23 (2), Lippincott Williams & Wilkins.
117–125.
Vedhara, K., Shanks, N., Anderson, S., &
Lovelace, L.M. (2012). The Effect of coping Lightman, S. (2000). The role of stressors
strategies on burden among male and psychosocial variables in the stress
alzheimers caregivers (Thesis, Lousiana process: A study of chronic caregiver
State University). B.S. Lousiana State stress. Psychosomatic Medicine, 62, 374–
University. 385.

Moalosi, G.F., Phatswane, J., Moeti, T., Binkin, N., WHO. (2002). Integrated chronic disease
& Kenyon. T. (2003). Cost-effectiveness of prevention control. Diperoleh dari
home based care versus hospital care for http://www.who.int/chp/about/integrated_
chronically ill tuberculoasis Patients, cd/en/index.html.
Francistown, Botswana. International
Journal Tuberculosis Lung Disease, 7, 80–
85.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai