Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar

Vol. 10 No. 02 2019


e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

STUDI KASUS MANAJEMEN BEBAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA GANGGUAN
JIWA REPASUNG
Family Burden Management In Caring Family Member With Mental Disorder Repasung: A Case Study

Rasmawati1, Rahma Yulis2, Hardianti2

1*Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar
2Jurusan Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar

*) Corresponding Atuhor: rasmawati.ners@uin-alauddin.ac.id


No HP: 085255992109

ABSTRACT

Caring people with mental disorder repasung requires care by the family for a long time. This affects the burden and
saturation of the family, so it is necessary to carry out the burden of caring for family members who are experiencing
repasung. The purpose of this study is to explore the family burdens management in caring for family members with
mental disorders who experience repasung. A qualitative design with a multiple instrumental case study approach
using two cases chosen to provide an understanding of family burden management. Six families of case subjects
participated in this study. The Data collected by in-depth interviews. Three categories were produced, namely
Confinement as a choice of repasung forms; Family Perceptions of Repasung Actions; and burden management in
caring for family members with mental disorder repasung. Caregiver experiences burnout which results in the desire
to release family members and care in the hospital.
Keywords : family burden, Mental disorder, repasung,

ABSTRAK

Perawatan orang dengan gangguan jiwa repasung membutuhkan perawatan oleh keluarga dalam jangka waktu yang
lama. Perawatan ini berpengaruh pada beban dan kejenuhan keluarga sehingga perlu mamajenem beban dalam
merawat anggota keluarga yang mengalami repasung. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi lebih mendalam
mengenai manajemen beban keluarga dalam merawat anggota keluarga gangguan jiwa yang mengalami repasung.
Desain penelitian menggunakan kualitatif dengan pendekatan descriptive multiple instrumental case study. Dua
kasus orang gangguan jiwa repasung dipilih untuk memberikan pemahaman mengenai manajemen beban keluarga
dalam merawat. Partisipan penelitian berjumlah 6 orang keluarga subjek kasus. Data dikumpulkan dengan
wawancara mendalam. Tiga kategori yang dihasilkan: Kurungan sebagai pilihan bentuk repasung; Persepsi Keluarga
Terhadap Tindakan repasung; dan Manajemen beban dalam merawat anggota keluarga dengan gangguan jiwa
repasung. Caregiver mengalami kejenuhan yang mengakibatkan keinginan untuk melepaskan anggota keluarga dan
merawat di rumah sakit.
Kata kunci : beban keluarga, gangguan jiwa, repasung

PENDAHULUAN
Kasus pasung masih menjadi masalah di dipilih beragam. Hasil temuan Yusuf, Tristiana, &
Indonesia meski telah diberlakukan program Purwo, (2019) beberapa metode pemasungan yang
pemerintah Indonesia Bebas Pasung 2014 dan dipilih yaitu: dikurung di dalam kandang yang mirip
dilanjutkan hingga tahun 2019 karena belum kandang ternak, dikurung dalam kamar yang
sepenuhnya tuntas. Rerata Kasus gangguan jiwa dilengkapi pintu besi dan jendela yang dibuat kecil
berat di Indonesia mencapai 1,7/1000 penduduk dan serta diikat menggunakan rantai. Metode
14,3 % diantaranya pernah di pasung. Angka pemasungan seperti ini dapat mengakibatkan
pemasungan terbanyak berada di wilayah pedesaan hilangnya kebebasan ODGJ, hilangnya hak atas
dan umumnya berasal dari ekonomi rendah pelayanan kesehatan untuk membantu pemulihan
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013). (Kemenkes 2017).
Pemasungan dilakukan oleh keluarga atau Pengekangan ODGJ dengan cara dipasung
masyarakat dengan maksud membatasi gerak tidak hanya dilakukan sekali tapi bisa menjadi
orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) agar tidak berulang. Beberapa pasien yang telah lepas pasung
membahayakan diri sendiri dan orang lain dan mendapat perawatan di rumah sakit mengalami
disekitarnya (Kemenkes, 2017; Laila, Mahkota, repasung. Repasung adalah sebuah tindakan
Krianto, & Shivalli (2018). Metode pemasungan yang pemasungan kembali pada ODGJ yang sebelumnya
37
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. 10 No. 02 2019
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

telah dibebaskan. BBC News, (2016) melaporkan sebesar 41,8 % dan yang mengalami beban berat
pada tahun 2014, 1.274 kasus pasung dilaporkan di sebesar 27,1 %. Tingkat beban yang dialami oleh
21 provinsi dan 93% dikabarkan telah bebas dari keluarga yang merawat keluarga dengan skizoprenia
praktik pemasungan. Namun, tidak terdaat data memiliki hubungan yang signifikan dengan usia, jenis
mengenai jumlah kasus yang berhasil direhabilitasi kelamin, kedekatan hubungan, lama merawat dan
dan yang mengalami repasung ketika kembali lama penyakit.
dirawat oleh keluarga masing-masing. Laporan Penyebab ODGJ berpotensi mengalami
Tribun Jogja, (2017) melaporkan bahwa kasus di repasung menurut Reknoningsih, Daulima dan Putri,
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari (2015) adalah keluarga yang merawat ODGJ
sebagian besar kasus pemasungan yang ada di mengalami kesulitan melakukan menajemen beban
Gunung Kidul adalah kasus repasung. ODGJ yang yang kemudian menimbulkan dampak berupa
telah diberikan perawatan dan dibebaskan, pada kelelahan fisik dan pergolakan emosi. Penelitian oleh
akhirnya kembali dipasung oleh keluarga. Hal ini Suharto, (2014) menemukan bahwa ada hubungan
disebabkan karena bantuan yang diberikan tidak yang bermakna antara kedekatan keluarga yang
berkelanjutan, jarak dari pusat kesehatan yang jauh, merawat ODGJ dengan aspeknya. Beban keluarga
serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang akan dirasakan lebih berat pada individu yang
kesehatan jiwa. mempunyai hubungan langsung dengan ODGJ hal
Jarak yang jauh dari pusat layanan ini disebabkan karena rasa berduka dan kehilangan
kesehatan menyebabkan ODGJ rentan mengalami keluarga atas hilangannya mimpi, harapan dan cita-
putus obat. Hasil penelitian oleh Belete, (2017) dari cita ODGJ.
400 pasien bipolar yang diteliti 140 (35%) memiliki Perawatan untuk pasien dengan skizofrenia
kepatuhan yang rendah terhadap pengobatan di rumah merupakan beban yang cukup besar bagi
mereka. Tidak teraturnya pengobatan dan perawatan keluarga. Nasr dan Kausar, (2009) menyatakan
yang tidak baik ketika menjalani rawat jalan penghentian atau kehilangan pekerjaan pasien, serta
menyebabkan timbulnya kekambuhan. Kekambuhan kesulitan yang dihadapi oleh anggota keluarga yang
ini ditandai dengan munculnya gejala-gejala seperti peduli yang mungkin merasa sulit untuk melanjutkan
saat belum mendapatkan perawatan di rumah sakit pekerjaan karena tanggung jawab ekstra mereka,
jiwa. Kondisi ini disebut kekambuhan kembali atau akan berkontribusi pada beban keuangan. Selain itu,
relaps. pengeluaran yang dikeluarkan untuk perawatan,
Munculnya gejala kekambuhan membuat obat-obatan, dan kadang-kadang transportasi karena
keluarga berupaya kembali mencari pengobatan ke rawat inap jauh dari rumah juga menambah alasan
dokter atau altenatif, namun tingkat kejenuhan beban keuangan pada keluarga.
dengan kondisi ODGJ yang tidak kunjung membaik Pilihan repasung diplih dengan tujuan
membuat keluarga memilih repasung (Wijayanti & untuk mengurangi beban keluarga akan tetapi
Masykur, 2016). Hasil penelitian yang sama oleh merawat ODGJ dengan repasung tetap membuat
(Reknoningsih, Daulima & Putri, 2015) bahwa beban sendiri karena ODGJ tetap butuh perhatian
pasien pascapasung yang kembali dirawat oleh Mengatasi masalah ini dibutuhkan manajemen beban
keluarga menunjukkan penurunan kondisi berupa dari keluarga yang merawat anggota keluarga yang
munculnya perilaku agresif yang kemudian menjadi mengalami repasung. Tujuan penelitian ini untuk
alasan dilakukannya repasung oleh keluarga. mengeksplorasi lebih mendalam melalui studi kasus
Repasung menurut Katuuk et al. (2019) dilakukan mengenai manajemen beban keluarga dalam
oleh keluarga bertujuan menciptakan lingkungan merawat anggota keluarga gangguan jiwa yang
yang aman bagi pasien dengan masalah kesehatan mengalami repasung.
mental.
Penyebab lain repasung menurut hasil METODE
penelitian Astuti, (2017) menemukan bahwa setelah Metode penelitian pada penelitian adalah
pengobatan di pelayanan kesehatan ada ODGJ kualitatif dengan pendekatan descriptive multiple
yang mengalami repasung. Hal ini disebabkan instrumental case study yaitu meneliti beberapa
karena keluarga tidak mampu merawatnya sesuai kasus kemudian dibuat dalam bentuk ilustrasi untuk
dengan kaidah-kaidah rehabilitasi sosial serta memberikan pemahaman tentang suatu masalah.
ekonomi keluarga yang umumnya tergolong rendah, Penelitian ini meneliti dua kasus ODGJ agar
membuat mereka tidak bisa bisa fokus mendampingi mendapatkan pemahaman yang mendalam
anggota keluarganya yang ODGJ. mengenai manajemen beban keluarga merawat
Repasung sebagai pilihan penyelesaian anggota keluarga gangguan jiwa re pasung. Lokasi
masalah, ternyata tetap menjadi beban bagi keluarga penelitian bertempat di Kabupaten Luwu, sebuah
yang merawat. Penelitian Shamsaei, (2015) kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang
menemukan bahwa keluarga yang merawat ODGJ berjarak 500Km dari fasilitas Rumah Sakit Jiwa yang
memiliki skor beban dari tingkat sedang hingga berat ada di Kota Makassar. Waktu penelitian Mei- Juli
38
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. 10 No. 02 2019
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

2019. dilakukan dengan menelaah data dan dokumen


Partisipan pada peneltian ini adalah dengan benar dan kemudian diserahkan kepada
keluarga dan orang- orang terdekat ODGJ yang eksternal reviewer untuk diaudit.
berperan penting dalam pemasungan kembali ODGJ. Tahap konfirmabilitas dilakukan dengan
Partisipan dipilih menggunakan metode purposive mengkonfirmasi hasil wawancara, observasi dan
sampling yaitu partisipan dipilih sesuai dengan tujuan catatan lapangan kepada partisipan untuk
penelitian dan kriteria inklusi yaitu: keluarga yang mendapatkan persetujuan partisipan apakah sesuai
merawat/ anggota keluarga dan tokoh masyarakat. dengan hasil wawancara sehingga obejktivitas dapat
Subjek kasus yaitu ODGJ yang mempunyai riwayat dijamin. Tahap terakhir adalah transfreabilitas yaitu
pemasungan kembali setelah menjalani pengobatan membuat penjelasan lengkap mengenai hasil
di rumah sakit. Metode pengumpulan data dimulai penelitian (thick description) yang memungkinkan
dengan membuat panduan wawancara sesuai tujuan orang lain memahami bagaimana menerapkan hasil
penelitian, lembar observasi dan catatan lapangan. penelitian ini pada setting yang lain. Peneliti
Tahap selanjutnya melakukan wawancara semi membuat penjelasan yang lengkap, jelas, detail, dan
terstruktur dan hasil wawancara direkam memakai sistematis sehingga dapat dimengerti oleh pembaca
sebuah alat perekam suara. Hasil rekaman kemudian dan mampu menggambarkan pengalaman keluarga
dibuat dalam bentuk verbatim untuk kemudian dengan ODGJ yang menjalani repasung.
dilakukan analisa data. Analisa data dilakukan
dengan menggunakan metode Miles dan Huberman HASIL
(1994) dalam Yin, (2009) yaitu informasi yang telah Sejumlah Enam pastisipan berpartisipasi
diperoleh disusun dalam sebuah tabel, kemudian dalam penelitian ini. Partisian merupakan keluarga
membuat matriks kategori dan disajikan dalam dari subjek kasus. MS, SN, dan HR yang merupakan
bentuk flowchart. keluarga dari subjek kasus 1 dan MR, MI, dan BI
Peneliti melakukan pertimbangan etik saat merupakan keluarga subjek kasus 2
melakukan penelitian dengan menerapkan prinsip- Kasus pertama merupakan ODGJ yang
prinsip etik. Keseluruhan proses penelitian mengacu mengalami tindakan repasung selama 14 tahun dan
pada prinsip etika penelitian dari Polit dan Beck, telah mengalami gangguan jiwa selama 20 tahun.
(2012) yaitu memenuhi prinsip Anonymity dan Model pasung yang digunakan berupa kurungan
confidentiality, beneficience, dan justice. Prinsip dalam ruangan 3 x 3 meter yang berlokasi
anonymity dan confidentiality artinya peneliti dibelakang rumah salah satu saudaranya. Tindakan
menjamin kerahasian data partispan dengan tidak repasung yang dilakukan oleh keluarga merupakan
mencantumkan nama pasrtisan pada kuesioner dan alternative pilihan terakhir setelah sebelumnya
laporan hasil penelitian. Prinsip beneficence yaitu keluarga membawa anggota keluarga ke pengobatan
manfaat dari penelitian lebih besar dari risiko atau alternative, memasung anggota keluarga
kerugian yang ditimbulkan, menghormati harkat dan menggunakan balok kayu, namun karena adanya
martabat manusia. Prinsip keadilan (justice) yaitu atrofi ekstremitas yang dialami oleh subjek kasus,
partisipan berhak mendapatkan perlakuan yang adil keluarga melepaskan anggota keluarga dengan
dan tetap menjaga kebebasan diri. Hal penting gangguan jiwa dan membawa berobat ke rumah
lainnya selain masalah etik adalah keabsahan data. sakit. Ketidakefektifan pengobatan pasca perawatan
Kualitas data dari suatu penelitian kualitatif rumah sakit menyebabkan subjek kasus kambuh dan
ditentukan oleh keabsahan data yang dihasilkan. membuat keluarga kembali melakukan pemasungan
Keabsahan dan validitas data ditentukan Kasus kedua merupakan ODGJ yang
dengan menggunakan empat langkah yaitu mengalami gangguan jiwa sekitar 12 tahun dan telah
kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan dilakukan tindakan repasung selama 10 tahun.
transferabilitas (Creswell, 2013). Kredibilitas Pemasungan kembali dilakukan setelah keluarga
dilakukan dengan terlibat langsung dalam merasa jenuh dengan pilihan pengobatan
pengumpulan data, mengamati kondisi partisipan sebelumnya. Bentuk perawatan yang telah dilakukan
dan melakukan validasi kembali data dengan dengan oleh keluarga adalah memasung anggota keluarga
mendatangi partisipan secara individual untuk dengan ganguan jiwa menggunakan balok dan
menyepakati, menambahkan atau mengurangi data. rantai, membawa ke pengobatan alternative,
Pada saat melakukan member check, semua membawa ke rumah sakit jiwa dan melakukan
partisipan menyetujui kesimpulan hasil wawancara pemasungan kembali sebagai pilihan terakhir yang
dengan menandatangani lembar surat pernyataan dapat dilakukan oleh keluarga.
telah dilakukan member check supaya lebih otentik. Empat kategori yang dihasilkan dalam
Langkah selanjutnya Dependibilitas merupakan penelitian ini yaitu 1) kurungan sebagai pilihan
kriteria yang menunjukkan bahwa hasil temuan bisa bentuk repasung; 2) Persepsi keluarga terhadap
diulangi pada saat yang berbeda dengan partisipan, tindakan re pasung; 3) Manajemen beban dalam
metode, dan kondisi yang sama. Dependibilitas merawat anggota keluarga dengan gangguan jiwa re
39
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. 10 No. 02 2019
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

pasung yang terdiri dari sub kategori pemilihan lokasi ³.DODX saya itu saya senang kalau dibawa ke rumah
pasung dan pembagian tugas perawatan sakit, karena sudah kurang saya punya kerjaan, Tapi
itu kan perlu persetujuan juga, tidak bisa cuma saya
Kategori 1. Kurungan sebagai pilihan bentuk bilang ayok ke rumah sakit kalau nda didukung juga,
repasung QGD ELVD MXJD ´ +5
Keluarga menganggap pembatasan gerak ³.HPDULQ DGD UHQFDQDQ\D PHUHND-mereka itu
dengan melakukan pasung menggunakan balok kayu (keluarga) bawa ke rumah sakit, tapi nda tau, saya
merupakan tindakan yang dapat mencederai subjek kan ipar to, kataya mau dibawa, ada yang bilang
kasus sehingga pada tindakan pemasungan kembali EDZD DGD \DQJ ELODQJ WLGDN ´ 05
anggota keluarga dengan gangguan jiwa, keluarga Tidak terdapatnya kesepakatan antar
lebih memilih metode kurungan sebagai bentuk anggota keluarga untuk kembali membawa anggota
pengekangan yang dianggap lebih baik daripada keluarga berobat ke rumah sakit menyebabkan
menggunakan balok kayu. Hal ini disampaikan oleh keluarga melakukan manajemen beban dalam
pernyataan partisipan sebagai berikut: merawat anggtoa keluarga yang mengalami
³Ini kan nda dipasung namanya cuma repasung
dikurung. lebih bagus ini sih, dikurung. kita nda
sampai hati kalau dipasung. nda tega, sampai kita Kategori 3: Manajemen beban dalam merawat
lepas´ (HR) anggota keluarga dengan gangguan jiwa re
³Cuma dikurung, kubikinkan kamar, tempat pasung
buang air´. (BI) Keluarga kedua subjek kasus memiliki
³Ini jalan terbaik dikurung, karena nda bisa pembagian peran dalam manajemen perawatan
diobati. Sesudah membunuh. Saya dak pasung, saya terhadap anggota keluarga yang mengalami re-
kasian liat kalau dipasung´ (BI) pasung sebagai bentuk komitment perawatan
keluarga karena tidak mengalami kesepakatan untuk
Kategori 2: Persepsi Keluarga Terhadap Tindakan membawa kebobat ke rumah sakit. Hal yan dilakukan
repasung adalah membuat jarak lokasi pasung yang tidak
Keluarga menganggap mengurung berjahuan dengan dengan caregiver serta melakukan
merupakan upaya terbaik yang bisa dilakukan. Selain pembagian peran dan tugas dalam merawat anggota
sebagai bentuk pengekangan, pemasungan kembali keluarga
anggota keluarga dianggap sebagai langkah terbaik Pemilihan lokasi pasung
untuk menghindarkan anggota keluarga dari stigma Posisi/lokasi tempat pemasungan
masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh partisipan: mempengaruhi kemampuan keluarga dalam
³ VD\D OHELK EDLN GLNXUXQJ NDODX VHNDUDQJ WHWDQJJD memberikan perawatan terhadap anggota keluarga
WLGDN DGD FHULWD QGD DGD DPDQ ´ 06 yang mengalami repasung. Lokasi yang jauh dari
³$PDQ GLD GL UXPDK EDUX WDSL WLGDN dirantaui, kita caregiver menimbulkan beban yang berpengaruh
yang punya perasaan kalau dilepas mungkin dia terhadap motivasi keluarga dalam merawat.
OHELK HQDN NHOLKDWDQQ\D WDSL WHODQMDQJQ\D LQL´ 61 Pemilihan lokasi pemasungan yang dekat dari
³,WX NDODX QGD GLNXUXQJ RUDQJ-orang malah caregiver menyebabkan caregiver mampu
terganggu, karena mereka merasa ketakutan. Jadi melakukan perawatan yan lebih baik. Hal ini
mending kayak sekarang (dikurung) (MR) diungkapkan oleh partisipan sebagai berikut:
Selain dapat menghindarkan anggota ³6D\D SLQGDKNDQ NHVLQL NDODX GXOX GLVDQD GL UXPDK
keluarga dari stigma masyarakat, pasung dengan saudara yang lain) kan dia jauh, jadi kadang 2 bulan
menggunakan metode kurungan dianggap keluarga sekali saya bersihkan, kalau disini kan dekat kita
sebagai cara perawatan yang dapat menurukan disini (jarak sekitar 30 meter), jadi kadang saya
beban keluarga dalam merawat. Hal ini diungkapkan bersihkan sebulan sekali, Alhamdulillah artinya kan
oleh partisipan: saya itu merawatnya dekat sekarang, nda sama dulu.
³VD\D MXJD Q\DPDQ SXODQJ GDUL pasar, kasi nasi terus (HR)
LVWLUDKDW ´ 06 ³5HQFDQD VD\D PDX SLQGDKNDQ NHVLQL GL EHODNDQJ
³6D\D ,NKODV NDVL PDNDQ VDXGDUD DSDODJL PDPDNX rumah. Tapi nda tau nanti ini, karena mau diongkosi
berpesan. Nda ada yang bisa kasi makan kecuali juga bikin rumah batu. Karena kalao disana setengah
VD\D %LDU VDXGDUD SHUHPSXDQ ODLQQ\D ´ 06 mati juga anakku antarkan makanan kesana, mulai
Sebagai caregiver yang memiliki tugas PHQJHOXK DQDN NX MXJD NHUHQD MDXK´ %,
lebih banyak dari caregiver lainnya, dua partisipan
mengaku lebih memilih subjek kasus dirawat di Pembagian tugas perawatan
rumah sakit untuk meringankan beban yang dialami, Perawatan anggota keluarga yang
namun tidak terlaksana karena tidak terjadi mengalami re pasung merupakan perawatan yang
kesepakatan antar semua anggota keluarga. Hal ini membutuhkan jangka waktu yang lama sehingga
diungkapkan oleh partisipan sebagai berikut keluarga melakukan pembagian tugas dalam
40
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. 10 No. 02 2019
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

merawat anggota keluarga gangguan jiwa. (Rasmawati, Daulima and Wardani, 2018). Hal
Pembagian tugas yang dibuat oleh keluarga meliputi lainnya yang adalah kurangnya pemahaman
pembagian materi dan non materi. Hal ini tergambar keluarga mengenai peran peran yang harus
dari pernyataan partisipan keluarga subjek kasus dilakukan dalam pemulihan keluarga yang
berikut: mengalami gangguan jiwa setelah lepas pasung.
Subjek kasus 1: Keterbatasana Ekonomi keluarga, serta stigma dari
Kami bagi tugas kemarin bikinkan pondok dirembuk masyarakat paska pengobatan dan rehabilitasi social
saya batakonya, saya semennya, saya besinya. setelah ODGJ mengalami pembebasan pasung
anaknya JR (anak saudaranya) tukang sekop, angkat (Astuti, 2017). Bentuk repasung yang dilakukan oleh
batako pake tenaga begitu, nda pake dana, dananya keluarga dapat sama maupun berbeda dengan
dari kami yang nda ikut pake tenaga gitu kan. (HR) bentuk pasung sebelumnya.
³3DN +5 \DQJ VHWHQJDK PDWL \DQJ VLUDPNDQ Bentuk pemasungan yang lazim digunakan
kRWRUDQQ\D GLD \DQJ VLUDP VD\D \DQJ NDVL PDNDQ´ yakni merantai atau mengikat pada kayu/pohon.
(MS) Bentuk lain dapat berupa kurungan dalam ruangan
Berasnya itu dari SN (saudara laki-laki) yang punya yang berada didalam maupun diluar rumah.
gilingan, dia kasi beras. Lauk pauknya ya usaha Pemasungan dalam bentuk kurungan dianggap oleh
sendiri MS, saling bantu. (HR) keluarga merupakan bentuk pembatasan gerak yang
Kalau obat nyamuknya inisiatif saya sendiri yang paling baik karena tidak menimbulkan luka dan
lakukan. saya sendiri juga yang tanggung obat membuat ODGJ lebih aman karena terhindar dari
nyamuknya to, tadinya waktu disana itu pake air pandangan masyarakat sekitar. Hal ini pula
munum air sumur tapi setelah dsini tidak boleh pake diungkapkan oleh penelitian dengan partisipan 9
begitu (air sumur mentah), ada gallon dibelikan.(HR) orang yang mengalami pemasungan, delapan pasien
³.DODX EDJLDQ WDLQ\D VD\D NDVL PLQXP NDVL REDW dipasung dengan cara dikurung dan 1 pasien
Q\DPXN VD\D VDPSDL VHNDUDQJ´ HR) dipasung dengan cara dirantai (Yusuf, Tristiana and
³6DWX WDKXQ VDWX NDOL PDQGL OHEDUDQ SL NXPSXO Purwo, 2019)
keluarga baru bisa semua keluarga masuk ada yang Keluarga menganggap pelaksanaan
pegang, baru di cukur, mandi bersih baru dibersihkan pemasungan pada anggota keluarga dengan
WHPSDWQ\D OHEDUDQ GL VLWX´ 06 gangguan jiwa, dapat meringankan beban, karena
keluarga yang merupakan pekerja dapat
Subjek kasus 2: melaksanakan tugas dan tanggung jawab mencari
³'XOX VD\D \DQJ NDVL PDNDQ GLVLQL DGD PXQJNLQ nafkah sekaligus tetap mampu memberi makan pada
tahun saya kasi makan, sekarang yang kasi makan anggota keluarganya yang mengalami gangguan
MI sama BI, datang kesini dia kasi makan. kalau jiwa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
saya yang kasi makan nabilangnya racun, jadi dia mengungkapkan bahwa keluarga tidak mempunyai
tidak mau. (MR) pilihan untuk bisa merawat pasien sehingga dengan
³.DODX +M < VDXGDUD URNRNQ\D GLD \DQJ MDPLQ. terpaksa harus memasung pasien karena jika tidak
Biasa dibelikan kasur kalau rusak lagi kasurnya. Hj. dipasung, keluarga hanya akan menghabiskan waktu
K kalau kasurnya , Kalau saya bawakan nasi, anak untuk merawat pasien dan tidak dapat bekerja
NX EDZDNDQ VHWLDS KDUL´ %, mengurus lahan pertanian (Yusuf, Tristiana and
³.DODX GDWDQJ VHSXSXQ\D GDUL 0DNDVVDU GLD ELDVD Purwo, 2019). Pemasungan sebagai alternatif
kasi mandi, cukur, kalau orang disini nda mau. kalau terakhir karena upaya terkait segala jenis
sarungnya nda mau juga kalau diganti, jadi pakaian pengobatan telah ditempuh oleh keluarga.
kotornya terkumpul dibelakang. Jadi setiap dikasi Pemasungan kembali dilakukan sebagai upaya
pakaian dia pakai tapi kalau kotor nda mau dibuang. perlindungan dan bentuk kepedulian keluarga
³ 0, terhadap subjek kasus tidak ada upaya untuk
Dari pernyataan partisipan baik keluarga menutupi ODGJ (Wijayanti and Masykur, 2016)
subjek kasus 1 maupun subjek kasus 2, tergambar Tindakan repasung yang dilakukan oleh
adanya pembagian tugas dan beban dalam merawat keluarga dapat meningkatkan beban merawat yang
anggota keluarga yang mengalami repasung. dialami oleh garegiver utama. Pastisipan
mengungkapkan beban yang dialami lebih berat dari
beban saudara-saudara lainnya yang juga ikut
PEMBAHASAN merawat karena memiliki tanggung jawab yang lebih
Kasus pemasungan kembali (repasung) besar. Selain memiliki tanggung jawab merawat
pada orang gangguan jiwa masih dijumpai pada anggota keluarga gangguan jiwa, partisipan juga
beberapa daerah. Terjadinya kasus repasung dapat bertanggung jawab mencari nafkah untuk keluarga
disebabkan karena beberapa hal diantaranya sehingga lebih memilih utuk membawa ke rumah
kurangnya pengetahuan keluarga tentang hak-hak sakit. Penelitian yang dilakukan oleh Siddiqui dan
ODGJ dan upaya pemulihan dan rehabilitasi social Khalid, (2019) menunjukkan bahwa merawat anggota
41
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. 10 No. 02 2019
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

keluarga dengan gangguan jiwa yang serius kemampuan merawat keluarga diperlukan pula
berdampak pada kesejahteraan caregiver. Semakin peningkatan kemandirian pasien dengan melakukan
lama durasi gangguan jiwa dan semakin tindakan perawatan tanpa pasung.
meningkatnya kebuthan perawatan, maka semakin
banyak beban yang dialami oleh caregiver, terutama KESIMPULAN
caregiver yang menikah, kurang berpendidikan, dan Manajemen beban yang dilakukan keluarga
tinggal di daerah pedesaan. meliput pembagian tugas dan peran baik dalam hal
Beban yang tinggi yang dialami oleh dukungan instrumental maupun finansial dalam
caregiver membutuhkan manajemen pembagian merawat anggota keluarga gangguan jiwa repasung.
beban antar anggota kelaurga. Pembagian beban Manajemen beban semakin tidak efektif sejalan
yang dilakukan oleh keluarga subjek kasus berupa dengan lama waktu repasung yang dijalani oleh
pembagian beban dalam penyediaan tempat tinggal, ODGJ sehingga caregiver mengalami kejenuhan
pemberian makan, kebersihan, dan keamanan yang mengakibatkan keinginan untuk melepaskan
subjek kasus. Memaksimalkan penerapan kembali anggota keluarga dan merawat di rumah
manajemen perawatan pada pasien dapat sakit.
mengurangi beban keluarga dalam merawat.
Intervensi program pelatihan perawatan yang layak SARAN
dapat meningkatkan kompetensi pengasuhan Keterlibatan dan dukungan semua anggota
keluarga termasuk pengetahuan, sikap, dan keluarga diperlukan dalam perawatan anggota
keterampilan merawat (Purba, Suttharangsee and keluarga gangguan jiwa repasung dan dibutuhkan
Chaowalit, 2016). Rahman dan Awaluddin, (2019), manajemen perawatan tanpa pasung agar hak
menunjukkan adanya perbedaan tingkat ODGJ dapat terlindungi. Perlu penelitian lanjutan
pengetahuan dan sikap responden setelah dilakukan mengenai terapi kognitif pada keluarga sehingga
penyuluhan pada keluarga pasien halusinasi. Studi keluarga mampu mengubah pikiran untuk merawat
lainnya menunjukkan bahwa beban keluarga secara anggota keluarga tanpa pasung
signifikan lebih rendah pada keluarga yang
menerima kombinasi dari terapi psikoedukasi UCAPAN TERIMA KASIH
keluarga dan terapi perawatan keluarga tanpa Ucapan terima kasih diampaikan kepada
pasung dibandingkan dengan hanya psikoedukasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan DIKTI
keluarga (Dewi, Daulima & Wardani, 2019). atas hibah Penelitian Dosen Pemula dengan judul
Perawatan total dan dalam jangka waktu proposal Analisis Dampak Beban Keluarga Terhadap
yang lama pada gangguan jiwa yang mengalami Keputusan Pemasungan Kembali Anggota Keluarga
repasung dapat meningkatkan resistensi perawatan Dengan Gangguan Jiwa.
oleh keluarga sehingga selain peningkatan

DAFTAR PUSTAKA
$VWXWL 0 µNRQGLVL RUDQJ GHQJDQ JDQJJXDQ MLZDSDVXQJ NHOXDUJD GDQ PDV\DUDNDW OLQJNXQJannya di
NDEXSDWHQ NRWD¶ Sosio Konsepsia, 6(03), pp. 256±268.

%%& 1HZV µ6HWLGDNQ\D RUDQJ PDVLK GLSDVXQJ GL ,QGRQHVLD¶

%HOHWH + µ8VH RI SK\VLFDO UHVWUDLQWV DPRQJ SDWLHQWV ZLWK ELSRODU GLVRUGHU LQ (WKLRSLDQ 0HQWDO 6SHFLDOL]HG
Hospital , outpatient department×: cross æ VHFWLRQDO VWXG\¶ International Journal of Bipolar Disorders. Springer Berlin
Heidelberg, 17(5), pp. 2±6. doi: 10.1186/s40345-017-0084-6.

Creswell, J. H. (2013) Qualitatif Inquiry & Research Design. 3rd edn. United States of America: Sage Publication.

'HZL $ UDKPD 'DXOLPD 1 KHOHQD & DQG :DUGDQL , < µ0DQDJLQJ IDPLO\ EXrden through combined family
SV\FKRHGXFDWLRQ DQG FDUH GHFLVLRQ ZLWKRXW SDVXQJ WKHUDSLHV¶ Enfermería Clínica, 29(2).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013) RISET KESEHATAN DASAR.

Laila, N. H. et al. µ3HUFHSWLRQV DERXW SDVXQJ SK\VLFDO UHVWUDLQW DQG FRQILQHPHQW RI VFKL]RSKUHQLD SDWLHQWV×:
a qualitative study among family members and other key stakeholders in Bogor Regency , West Java Province ,
,QGRQHVLD ¶ International Journal of Mental Health Systems. BioMed Central, 12(35), pp. 1±7. doi:
10.1186/s13033-018-0216-0.
42
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. 10 No. 02 2019
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

1DVU 7 DQG .DXVDU 5 µ3V\FKRHGXFDWLRQ DQG WKH IDPLO\ EXUGHQ LQ VFKL]RSKUHQLD×: a randomized controlled
WULDO¶ Annals of General Psychiatry, 8(17), pp. 1±6. doi: 10.1186/1744-859X-8-17.

Polit, D. F. and Beck, C. T. (2012) Nursing research generating and assessing evidence for nursing practice. 9th edn.
Philadelphia: Lippincolt Williams & Wilkins.

3XUED - 0 6XWWKDUDQJVHH : DQG &KDRZDOLW $ µ(IIHFWV RI D Caregiver Coaching Program on Family


&DUHJLYHUV ¶ &RPSHWHQFLHV IRU 3HUVRQV :LWK 6FKL]RSKUHQLD× D 3LORW 6WXG\¶ Journal of Health Research, 30(4), pp.
267±274. doi: 10.14456/jhr.2016.36.

5DKPDQ DQG $ZDOXGGLQ VUL ZDK\XQL µ3HQJDUXK 3HQ\XOXKDQ XQWXN meningkatkan pengetahuan dan sikap
NHOXDUJD WHQWDQJ VWUDWHL SHODNVDQDQ KDOXVLQDVL GL SXVNHVPDV PDQJJDOD¶ Jurnal Media Keperawatanï: Politeknik
Kesehatan Makassar, 10(01), pp. 31±36.

5DVPDZDWL 'DXOLPD 1 KHOHQD & DQG :DUGDQL , < µ7KH H[SHULHQFH RI SHRSOH ZLWK PHQWDO GLVRUGHUV LQ
VRFLDO IXQFWLRQ DGDSWDWLRQ DIWHU VXIIHULQJ IURP SDVXQJ¶ Enfermería Clínica, 28(1), pp. 5±9.

Reknoningsih, W., Daulima, N. helena C. and Putri, Y. VXVDQWL HND µ3HQJDODPDQ NHOXDUJD GDODP PHUDZDW
SDVLHQ SDVFD SDVXQJ¶ Jurnal Keperawatan Indonesia, 18(3), pp. 171±180.

6KDPVDHL ) µ%XUGHQ RQ )DPLO\ &DUHJLYHUV &DULQJ IRU 3DWLHQWV ZLWK 6FKL]RSKUHQLD¶ SS ±245.

Siddiqui, S. and Khalid, J µ)DFWRUV DVVRFLDWHG ZLWK WKH EXUGHQ RI IDPLO\ FDUHJLYHUV RI SDWLHQWV ZLWK PHQWDO
disorders: A cross-VHFWLRQDO VWXG\¶ BMC Psychiatry. BMC Psychiatry, 35(5), pp. 1239±1333. doi:
10.12669/pjms.35.5.720.

6XKDUWR % µ%XGD\D 3DVXQJ GDQ 'DPSDN <uridis Sosiologis (Studi Tentang Upaya Pelepasan Pasung dan
3HQFHJDKDQ 7LQGDNDQ 3HPDVXQJDQ GL .DEXSDWHQ :RQRJLUL ¶ Indonsian Journal on Medical Science, 1(2), pp. 1±10.

7ULEXQ -RJMD µ.RUEDQ 3DVXQJ \DQJ 7HODK 'LEHEDVNDQ 0D\RULWDV .HPEDOL 'LSDVXQJ .arena Alasan Ini -
7ULEXQ -RJMD¶

:LMD\DQWL $ 3 DQG 0DV\NXU $ 0 µ/(3$6 8178. .(0%$/, ',.81*.81* 678', .$686


3(0$681*$1 .(0%$/, (.6 3$6,(1 *$1**8$1 -,:$¶ Empati, 5(4), pp. 786±798.

<XVXI $ 7ULVWLDQD 5 ' DQG 3XUZR , µ)HQRPHQD 3DVXQJ GDQ 'XNXQJDQ .HOXDUJD WHUKDGDS 3DVLHQ
*DQJJXDQ -LZD 3DVFD 3DVXQJ *UDVSHG 3KHQRPHQD DQG )DPLO\ 6XSSRUW RQ 3RVW *UDVSHG 3V\FKLDWULF 3DWLHQWV¶ jkp,
5(3).

43

Anda mungkin juga menyukai