VARISES ESOFAGUS
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dewasa Sistem Endokrin,
Pencernaan, Perkemihan, Dan Imunologi
UNIVERSITAS WIRARAJA
MADURA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah Keperawatan Dewasa Sistem Endokrin, pencernaan, perkemihan, dan
imunologi ini dengan judul “ Varises Esofagus”
Makalah ini merupakan tugas yang diberikan dosen mata kuliah Keperawatan Dewasa
Sistem Endokrin, pencernaan, perkemihan, dan imunologi yaitu Ibu Sugesti Aliftitah, S.Kep.,
Ns. M.Kep untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Kami juga tak lupa mengucapkan
terimakasih kepada dosen yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan pembuatan
makalah ini. Disusun agar para mahasiswa bisa memahami tentang “Varises Esofagus dalam
makalah ini. Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisannya.
Oleh karena itu, mohon kiranya kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembimbing dan pembaca guna untuk kesempurnaan pada pembuatan makalah selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusa Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................1
1. Ilustrasi Kasus............................................................................................................13
2. Format Asuhan Keperawatan.....................................................................................14
4. PENUTUP......................................................................................................................
1. Kesimpulam................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Varises merupakan pembuluh darah balik yang mengalami pelebaran. Kita bisa
melihat varises di bawah kulit kita. Bentuknya biasanya memanjang dan menonjol,
menyerupai bentuk kabel yang agak panjang. Pembuluh darah tersebut berwarna biru
gelap bahkan cenderung ungu karena kadar oksigennya sedikit.
Varises esofagus adalah penyakit yang ditandai dengan pembesaran abnormal
pembuluh darah vena di esofagus bagian bawah. Varises esofagus terjadi jika aliran
darah menuju hati terhalang. Aliran tersebut akan mencari jalan lain, yaitu ke pembuluh
darah di esofagus, lambung, atau rektum yang lebih kecil dan lebih mudah pecah.
Varises tidak hanya timbul di kaki tapi juga pada bagian lainnya seperti vulva
(bibir vagina), testis pada lelaki, anus yang berujung pada ambien dan juga daerah
kerongkongan. Meskipun urat-urat halus ini tidak berbahaya namun seringkali
menimbulkan masalah dengan penampilan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian varises esofagus?
2. Apa etiologi dari varises esofagus?
3. Bagaimana tanda dan gejala varises esofagus?
4. Bagaimana patofisiologi dari varises esofagus?
5. Bagaimana Penatalaksanaan pada varises esofagus ?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan varises esofagus?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dewasa Sistem Endokrin,
Pencernaan, Perkemihan, Dan Imunologi.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengertian,etiologi dan dampak yang ditimbulkan
dari varises esophagus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2) Etiologi
Varises esofagus disebabkan oleh hipertensi portal, yakni kondisi saat tekanan
darah tinggi pada vena portal yang membawa darah ke hati. Tekanan tersebut akan
menyebabkan darah mengalir ke pembuluh darah lain yang berukuran lebih kecil
yang tidak mampu menampung darah dalam jumlah banyak, sehingga pembuluh
darah menjadi pecah.
Varises terjadi ketika katup vena melemah atau rusak dan dinding vena
menjadi renggang yang menyebabkan aliran darah menuju hati terhalang oleh
penggumpalan atau jaringan parut pada hati. Penyumbatan inilah yang memicu
adanya aliran darah ke pembuluh darah yang berukuran kecil di sekitarnya.
Berbagai penyakit terlibat dalam aliran darah vena porta dan menghasilkan
peningkatan tekanan vena porta sehingga membentuk varises esophagus. Penyebab
peningkatan vena porta bisa diklasifikasikan berdasarkan prehepatik, intrahepatic
dan posthepatic. (Azer dan Katz, 2010 dalam Netiana)
Sirosis hepatis
Disfungsi hati
Peningkatan resistensi
aliran darah melalui hati
Hipertensi portal
Hipervolemia
Resiko perfusi
gastrointestinal tidak
efektif
6) Prognosis
Pada pasien dengan varises esofagus, sekitar 30% akan mengalami
perdarahan pada tahun pertama setelah didiagnosis. Angka kematian akibat
episode perdarahan tergantung pada tingkat keparahan penyakit hati yang
mendasari. (Dite, 2007)
Kematian yang disebabkan karena perdarahan berkisar antara
<10% pada pasien sirosis dengan klasifikasi Child-Pugh A yang kompensata
sampai >70% pada pasien sirosis dengan Child-Pugh C. Risiko terjadinya
perdarahan ulang tinggi mencapai 80% dalam 1 tahun (Dite, 2007)
Pada pasien dengan HVPG >20% mmHg dalam 24 jam pada
perdarahan varises, bila dibandingkan dengan pasien yang tekanannya lebih
rendah, mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya risiko
perdarahan ulang dalam minggu pertama atau gagal mengontrol perdarahan,
dan mempunyai mortalitas yang lebih tinggi dalam 1 tahun. (Dite, 2007)
Pada pasien yang tidak diterapi sekitar 60% akan terjadi perdarahan
ulang yang berlanjut dalam 1-2 tahun. (Dite, 2007)
7) Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan perdarahan gastrointestinal adalah stabilisasi
pada hemodinamik, meminimalkan komplikasi dan mempersiapkan terapi
yang efektif untuk mengontol perdarahan. Resusitasi awal harus dengan
cairan intravena dan produk darah, serta penting perlindungan pada saluran
nafas. Setelah dicapai hemodinamik yang stabil, namun bila perdarahan terus
berlanjut hendaknya dilakukan pemeriksaan endoskopi untuk melihat sumber
perdarahan, dan untuk identifikasi kemungkinan pilihan terapi seperti
skleroterapi, injeksi epineprin atau elektrokauter. (Azer dan Katz, 2010 dalam
Netiana)
1) Terapi Farmakologi
Prinsip pemberian farmakoterapi adalah menurunkan tekanan
vena porta dan intravena. Hanya ada dua farmakoterapi yang
direkomendasikan untuk pentatalaksanaa perdarahan varises esofagus
yaitu: vasopresin dan terlipresin. (Azer dan Katz, 2010 dalam Netiana)
4). Operasi
A. Pengkajian
1. Ilustrasi Kasus
Seorang laki-laki umur 35 tahun suku Bali dirawat di Rumah Sakit dengan keluhan
perut membesar sejak kurang lebih 1 minggu sebelum MRS. Perutnya membesar dirasakan
seperti ada cairan didalamnya tanpa disertasi rasa nyeri. Pasien juga mengeluh mual diserta
muntah sejak 1 bulan sebelum MRS. Mual dirasakan bertambah apabila terlambat makan atau
setelah makan. Pasien juga mengeluh muntah darah 3 jam sebelum MRS dengan volume ½ gelas
sampai 1 gelas tiap muntah. Pasien juga mengeluh berak berwarna hitam dan encer seperti ampas
kopi sejak 1 minggu sebelum MRS.
Pasien mengeluh sering kencing sejak melakukan pengobatan di RS. Sebelumnya 2
hari pasien tidak kencing sama sekali. Pasien juga mengeluh nafsu makan menurun sejak 1 bulan
sebelum MRS. Pasien juga mengatakan lemas pada seluruh tubuh yang dirasakan kurang lebih 4
bulan yang lalu dan munculnya tidak menentu serta tidak berkurang dengan istirahat. Berat badan
pasien dikatakan bertambah cepat dan dikatakan lebih cepat lagi apabila minum banyak. Keluhan
mata kuning sebelumnya ada. Bengkak pada kaki tidak disertai nyeri. Penderita mempunyai
riwayat kencing keluar batu sekitar 3,5 bulan yang lalu. Pasien merupakan pengguna aktif
alkohol.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil leukosit 9,7 K/ul, eritrosit 2,27 M/ul,
hemoglobin 7,68 g/dl, hematokrit 23,4, MCV 103 fL, MCH 31,9 pg, MCHC 32,8 g/dl, trombosit
409 k/ul. Pemeriksaan kimia darah didapatkan hasil BUN 35 mg/dl, total protein 6,2 g/dl,
Albumin 1,9 g/dl. Pemeriksaan HbsAg dan anti HCV didapatkan hasil negatif. Pada pemeriksaan
rontgen thorax PA diperoleh kesan thorax normal, dan BOF diperoleh kesan sirosis hepatis
dengan hipertensi portal. Pada pemeriksaan EGD (esofago Gastro Duodenoskopi) didapatkan
hasil varises esofagus.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
A. Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. S
No. RM :-
Tempat Tanggal Lahir : Bali, 17 Maret 1980
Umur : 42 tahun
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : S1 Manajemen
Alamat : Desa Panglipuran, Kubu, Bangli
Pekerjaan : Manajer Bank
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Suku Bali
Diagnosa Medis : Varises Esofagus
Tanggal Masuk RS : 20 April 2021
Tanggal Pengkajian : 23 April 2021
Sumber Informasi : Keluarga pasien
B. Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Tempat Tanggal Lahir : Sumenep, 07 januari 1987
Umur : 35 Tahun
Agama : Hindu
Alamat : Pabian Kota, Sumenep
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Jenis Kelamin : Perempuan
Hubungan dengan Pasien : Istri
C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama : Muntah darah
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengatakan sejak 1 minggu sebelum MRS
perutnya membesar. Pasien juga mengeluh panas sejak 3 hari sebelum MRS dan sempat
turun dengan obaat penurun panas namun kemudian panas lagi. Pasien juga mengeluh
mual diserta muntah sejak 1 bulan sebelum MRS. Pasien juga mengeluh muntah darah 3
jam sebelum MRS dan mengeluh sering kencing sejak melakukan pengobatan di RS.
Pasien juga mengeluh nafsu makan menurun sejak 1 bulan sebelum MRS. Keluhan mata
kuning sebelumnya ada.
3. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mempunyai riwayat kencing keluar batu sekitar
3,5 bulan yang lalu.
4. Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga mengatakan tidak ada penyakit keturunan
5. Genogram :
Ket. : 0 = Mandiri
1 = Menggunakan alat bantu
2 = Dibantu orang lain
3 = Dibantu orang lain dan alat
4 = Tergantung Total
5. Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit :
6-7 jam/hari
Selama sakit :
5 jam/hari
6. Sensori, Persepsi dan Kognitif
Pasien merespon saat berintraksi dan kemampuan bebicara pelan
7. Konsep diri
a. Identitas Diri : Pasien mengatakan bahwa dirinya laki-laki harus dapat bekerja
terhadap tanggung jawabnya
b. Gambaran Diri : Pasien merasa mampu dengan tanggung jawab sebagai manager
bank dan kepala rumah tangga
c. Ideal Diri : Pasien mengharap sembuh dan dapat beraktivitas seperti dahulu
d. Harga Diri : hubungana pasien dengan keluarrga dan masyarakat baik
e. Peran Diri : Pasien mampu berperan baik sebagai kepala rumah tangga dan manager
di sebuah bank
8. Sexual dan Reproduksi
Sebelum sakit :
Kebutuhan sexual lancar dan reproduksiya
Selama sakit :
Kebutuhan sexual terbatas
9. Pola Peran Hubungan
Sebelum sakit :
Pasien sangat baik dalam menjalankan pekerjaannya sebagai manager bank dan kepala
keluarga
Selama sakit :
Pasien mudah emosi karena stress memikirkan penyakitnya
10. Manajemen Koping Stress
Sebelum Sakit :
Pasien dapat mengatasi masalah dengan baik
Selama sakit :
Pasien mudah mengalami stress dan sulit menyelesaikan stress dengan baik
11. Sistem Nilai dan Keyakinan
Sebelum sakit :
Pasien melaksanakan kewajiban sebagai umat hindu
Selama sakit :
Aktivitas ibadah pasien terbatas
E. Pemeriksaan Fisik
1 Tingkat Kesadaran : Compos mentis GCS : E4V5M6
2 TTV : S : 38,1°C N : 84X/mnt TD : 100/60mmHg
RR :20X/mnt
3 Kepala : Simetris (+) Nyeri (-)
4 Mata, Telinga, Hidung :
Mata : Simetris (+) benjolan (-) sklera Ikterus (+) Anemia (+)
Kornea jernih, Palpebra normal, iris pupil bulat dan reguler,
Reflek pupil psitive isoko, lensa jernih, tensi okuli normal.
Hidung : Bentuk Pesek, Simetris (+) pendarahan (-) pernafasan
cuping hidung (-)
Telinga : Bentuk normal (+) Simetris (+)
Pendengaran baik : telinga bersih Nyeri tekan (-) peradangan
(-)
5 Mulut : mukosa bibir (pucat) Gusi Merah muda, bibir kering
6 Leher : Simetris, pembesaran klenjar : Klenjar tiroid (-) klenjar
getah bening (-) nyeri tekan (-)
7 Dada/Thoraks :
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, ditemukan adanya spider nevi
Palpasi : vokal fremitus normal pad kedua paru
Perkusi : didapatkan sonor pada kedua paru
Auskultasi : suara napas tipe vesikuler, tidak ada rhonki dan tidak ada
wheezing pada kedua paru.
8 Abdomen
Inspeksi : perut yang membesar dan tidak ditemukan caput medussae
dan kolateral.
Palpasi : asites
Perkusi : undulasi
Auskultasi : bising usus (+) normal
9 Genetalia : Bersih, Lesi (-) benjolan (-)
10 Ekstremitas :
Inspeksi : warna kulit tangan dan kaki normal
Palpasi : terdapat edema pada kedua kaki. Pada kedua tangan
didapatkan eritema palmaris
11 Kulit : Normal
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil leukosit 9,7 K/ul, eritrosit 2,27 M/ul, hemoglobin
7,68 g/dl, hematokrit 23,4, MCV 103 fL, MCH 31,9 pg, MCHC 32,8 g/dl, trombosit 409 k/ul.
Pemeriksaan kimia darah didapatkan hasil BUN 35 mg/dl, total protein 6,2 g/dl, Albumin 1,9
g/dl. Pemeriksaan HbsAg dan anti HCV didapatkan hasil negatif. Pada pemeriksaan rontgen
thorax PA diperoleh kesan thorax normal, dan BOF diperoleh kesan sirosis hepatis dengan
hipertensi portal. Pada pemeriksaan EGD (esofago Gastro Duodenoskopi) didapatkan hasil
varises esofagus.
G. Therapy
Terapi yang dberikan pada pasien yaitu IVFD NACL 0,9% 12 tetes permenit, diet lunak
rendah garam cukup protein, vitamin K 3x 1 tablet, transfusi albumin sampai dengan 2,5 g/dl
H. Analisa Data
Data Masalah Penyebab
DS: Resiko perdarahan b.d Darah tinggi pada vena
Muntah darah pembuluh darah pecah portal
DO: di esofagus
Varises di esofagus pecah Darah mengalir pada
pembuluh yang lebih
Mengalami sirosis hepatis
kecil
Kurang terpapar informasi tentang
pencegahan perdarahan
Tidak mampu
Proses keganasan
menampung darah
Resiko perdarahan
DS: Resiko perfusi Tekanan darah tinggi
Muntah darah gastrointestinal tidak pada vena portal yang
DO: efektif b.d disfungsi hati membawa darah ke hati
Disfungsi hati (mata kuning)
Aliran darah menuju
Adanya varises di esofagus
hati terhalang oleh
Terdapat trauma abdomen
penggumpalan atau
jaringan parut pada hati
Pembesaran perut
Resiko perfusi
gastrointestinal tidak
efektif
DS:- Hipervolemia b.d Sirosis hati semakin
DO: adanya edema karena berat
Adanya edema di kaki ginjal menahan garam
Berat badan meningkat dalam dan air dalam tubuh Tubuh melakukan
Terjadi edema
Hipervolemia
dekubitus
- Berupaya agar pasie
3.Edukasi
paham
- Jelaskan tanda dan gejala
- Mengurangi resiko
perdarahan
penggunaan
- Anjurkan menghindari
- Mencukupi nutrisi
aspirin
didalam tubuh
- Anjurkan meningkatkan
2.Terapeutik terjadi
garam
- Agar cepat ditangani
- Tinggikan kepala tempar
tidur 30-40°
- Agar lebih
3.Edukasi
diprogramkan
- Anjurkan melapor jika
- Untuk membiasakan
haluaran urin <0,5
diri
mL/Kg/jam dalam 6 jam
- Melapor jika BB
- Melancarkan urin
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn.S
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep
No. RM : .............................................................
Umur : 42 tahun
Dx Medis : Varises Esofagus
24 April Resiko perdarahan b.d pembuluh darah 11.40 Pencegahan pendarahan S: Pasien mengatakan keluhan
2021 pecah di esofagus WIB 1. Observasi muntah darah mulai berkurang
- Memonitor tanda dan O: Nilai Hb sebelum
gejala perdarahan pengobatan: 7,68 g/dl. Nilai Hb
- Memonitor nilai saat pengobatan: 9,8 g/dl
hemoglobin A: Pembuluh darah pecah di
2. Terapeutik esofagus
- Mempertahankan bed P: Intervensi no 1 dan 4 tetap
rest selama perdarahan dilanjutkan
- Membatasi tindakan
invasif, jika perlu
- Menggunakan kasur
pencegah dekubitus
3. Edukasi
- Menjelaskan tanda dan
gejala perdarahan
- Menganjurkan
menghindari aspirin
1. Kesimpulan
Varises esofagus adalah terjadinya distensi vena submukosa yang
diproyeksikan ke dalam lumen esofagus pada pasien dengan hipertensi portal.
Varises terjadi ketika katup vena melemah atau rusak dan dinding vena menjadi
renggang yang menyebabkan aliran darah menuju hati terhalang oleh
penggumpalan atau jaringan parut pada hati. Penyumbatan inilah yang memicu
adanya aliran darah ke pembuluh darah yang berukuran kecil di sekitarnya. Varises
esofagus biasanya baru memberikan gejala apabila varises sudah pecah dengan
timbulnya hematemesis atau melena.
Andreas Karatzas et al.(2018). Νon-invasive screening for esophageal varices in patients with
liver cirrhosis: National Center for Biotechnology Information. Dalam U.S. National
Library of Medicine [online]. Volume 31. 10 halaman. Tersedia
:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5924853/ [9 Agustus 2020, 12.00 PM]
Desy Aprilia,dkk. 2019. “Asuhan Keperawatan Varises Esofagus”. Makalah untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah KMMB
Yestria Elfatma,dkk. (2017). Gambaran Derajat Varises Esofagus Berdasarkan Beratnya Sirosis
Hepatis: Jurnal Kesehatan Andalas. Volume 6. 6 halaman.
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/721/577 [9 Agustus 2020, 10.39
AM]
Vella Paraditha, dkk. (2016). Gambaran Kadar Trombosit, Besar Limpa dan Kadar Albumin
Serum pada Pasien Sirosis Hati dengan Varises Esofagus: Jurnal Kesehatan Andalas.
Volume 5. 7 halaman. http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/601/487. [9
Agustus 2020, 11.10]