Anda di halaman 1dari 11

Robert Kosasih Obat

Dosis terapeutik: dosis yang diberikan


menyebabkan efek terapeutik
Dosis minimal: dosis yang paling kecil yang
masih mempunyai efek terapeutik.
Dosis maksimal: dosis yang paling besar
yang masih mempunyai efek terapeutik.
Dosis toksik: dosis yang diberikan
menyebabkan efek toksik (keracunan)
Dosis letal: dosis yang diberikan
menyebabkan efek letal (kematian)

Definisi:
setiap efek yang tidak dikehendaki yang
merugikan atau membahayakan pasien (adverse
reactions) dari suatu pengobatan.

Tidak mungkin dihindari/dihilangkan sama


sekali, tetapi dapat ditekan atau dicegah
seminimal mungkin dengan menghindari
faktor-faktor risiko.

Efek samping yang dapat diperkirakan:


efek farmakologik yang berlebihan
respons karena penghentian obat
efek samping yang tidak berupa efek
farmakologik utama

Efek samping yang tidak dapat


diperkirakan:
reaksi alergi
reaksi karena faktor genetik
reaksi idiosinkratik

1.

Efek farmakologik yang berlebihan (= efek


toksik) disebabkan disebabkan karena dosis
relatif yang terlalu besar bagi pasien yang
bersangkutan
Dosis yang memang besar karena adanya
perbedaan respons kinetik atau dinamik pada
kelompok-kelompok tertentu (ggg ginjal, ggg.
jantung, usia dll)
Interaksi farmakokinetik maupun
farmakodinamik antar obat yang diberikan
bersamaan sehingga efek obat menjadi lebih
besar

Contoh:
Depresi respirasi pada pasien-pasien bronkitis
berat yang menerima pengobatan dengan morfin
atau benzodiazepin.
Bradikardia pada pasien-pasien yang menerima
digoksin dalam dosis terlalu tinggi.
Palpitasi pada pasien asma karena dosis teofilin
yang terlalu tinggi.
Hipoglikemia karena dosis antidiabetika terlalu
tinggi.

2. Gejala penghentian obat = gejala putus


obat, withdrawal syndrome) adalah
munculnya kembali gejala penyakit semula
atau reaksi pembalikan terhadap efek
farmakologik obat, karena penghentian
pengobatan.

Contoh:
hipertensi berat dan gejala aktivitas simpatetik
yang berlebihan karena penghentian terapi
klonidin,
gejala putus obat karena narkotika

3. Efek samping yang tidak berupa efek


farmakologik utama.
Contoh:
Rasa ngantuk setelah pemakaian antihistaminika.
Kenaikan enzim-enzim transferase hepar karena
pemberian rifampisin

1.

Reaksi Alergi
= reaksi hipersensitivitas merupakan efek samping
yang sering terjadi, dan terjadi akibat reaksi
imunologik.
- Contoh: reaksi anafilaktik akibat penisilin iv

2. Reaksi karena faktor genetik

Pada orang-orang tertentu dengan variasi


atau kelainan genetik, suatu obat mungkin
dapat memberikan efek farmakologik yang
berlebihan.

3. Reaksi Idiosinkrasi
= kejadian efek samping yang tidak lazim,
tidak diharapkan atau aneh, yang tidak
dapat diterangkan atau diperkirakan
mengapa bisa terjadi
Contoh:
Kanker uterus yang dapat terjadi karena
pemakaian estrogen jangka lama tanpa
pemberian progestogen sama sekali

Anda mungkin juga menyukai