Definisi
Penggolongan
Tipe A Tipe B
Epidemiologi
Penyebaran, pola, dan penentu kondisi kesehatan dan penyakit pada populasi tertentu.
5% pasien masuk rumah sakit karena ROTD.
10%-20% pasien yang dirawat di rumah sakit mengalami ROTD selama menjalani perawatan.
50% akibat mengalami ROTD tersebut pasien akan lebih lama di rumah sakit.
Namun sangat sulit untuk memperkirakan secara tepat kejadian yang benar-benar merupakan
ROTD dikarenakan perbedaan dalam pendeteksian dan pemantauannya serta adanya efek-efek
subyektif seperti mual dan sakit kepala.
Identifikasi ROTD
Adanya dugaan bahwa suatu obat menyebabkan ROTD telah cukup untuk melakukan suatu tindakan.
Kumpulan beberapa informasi yang relevan berkaitan dengan gejala-gejala ROTD , penting untuk
mengambil keputusan yang tepat.
Mempertimbangkan informasi apa yang diperlukan dan bagaimana menggunakannya dalam
mengembangkan sebuah kesimpulan tentang gejala yang tampak.
1. Polifarmasi
2. Jenis kelamin
3. Kondisi penyakit yang diderita
4. Usia
5. Ras dan polimorfisa genetika
Kriteria untuk Mengidentifikasi ROTD
1. Waktu
2. Dosis
3. Sifat permasalahan
4. Pengalaman
5. Penghentian / keterulangan (dechallenge / rechallenge)
• Salah satu algoritma yang dipakai adalah Food and Drug Administration di Amerika Serikat.
• Jika terdapat lebih dari satu obat yang diminum, maka perlu diperiksa setiap obat tersebut
melalui algoritma.
• Jika hasil pemeriksaan algoritma tersebut didapatkan lebih dari satu obat yang menunjukkan
kemungkinan penyebab maka setiap obat perlu dipertimbangkan untuk menjadi penyebabnya.
Pencegahan ROTD
British National Formulary mendeskripsikan beberapa cara mencegah reaksi yang tidak diinginkan :
1. Jangan menggunakan obat bila tidak diindikasikan dengan jelas.
Jika pasien sedang hamil, jangan gunakan obat kecuali benar-benar diperlukan.
2. Alergi dan idiosinkrasi merupakan penyeban penting ROTD.
Tanyakan apakah pasien pernah mengalami reaksi sebelumnya.
3. Tanyakan jika pasien sedang menggunakan obat-obatan lainnya termasuk obat yang dipakai
sebagai swamedikasi, hal ini dapat menimbulkan interaksi obat.
4. Usia dan penyakit hati atau ginjal dapat mengubah metabolisme dan ekskresi obat, sehingga
dosis yang lebih kecil diperlukan.
Faktor genetik mungkin juga berpengaruh pada variasi dalam metabolisme (INH, antidepresan
trisiklis).
5. Resepkan obat sesedikit mungkin dan berikan petunjuk yang jelas kepada pasien lansia dan
pasien yang kurang memahami petunjuk yang rumit.
6. Jika memungkinkan gunakan obat yag sudah dikenal.
Dengan menggunakan suatu obat baru perlu waspada akan timbulnya ROTD atau kejadian yang
tidak diharapkan.
7. Jika memungkinkan terjadinya ROTD yang serius, pasien perlu diingatkan.
Penanganan ROTD
• Dilakukan pengawasan obat setelah dipasarkan (post marketing surveillance).
• Beberapa metode yang digunakan untuk pengawasan obat setelah dipasarkan (post marketing
surveillance) antara lain laporan kasus, penelitian kohort, dan penelitian kasus-kontrol.
Pelaporan Spontan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan
Merupakan sistem pelaporan formal yang dirancang untuk mencatat, mengolah, dan menganalisis
terjadinya ROTD.
Dipakai untuk mengidentifikasi munculnya reaksi-reaksi yang baru muncul.
Informasi yang diperlukan :
1. Nama pasien
2. Nomor rekam medik
3. Ruangan dan nomor tempat tidur
4. Obat yang diduga sebagai penyebab ROTD
5. Rincian ROTD yang diduga
6. Nama pelapor
7. Status pelapor (dokter, farmasis, perawat, dll)
8. Telepon, ekstension, radio panggil pelapor