Pendahuluan
Konsekuensi penggunaan obat-obat baru untuk kepentingan diagnosis peningkatan insidensi Reaksi Simpang Obat (RSO) Insidensi RSO yang berat mencapai 6,7% pada pasien rawat inap dan 15-30% pada pasien rawat jalan Reaksi Obat Alergik (ROA) merupakan salah satu bentuk RSO yang dihasilkan dari respon imunologik terhadap obat dan metabolitnya
RSO
Tipe A : dapat diprediksi, lazim terjadi dan tergantung dosis, berhubungan dengan farmakologi obat, dapat terjadi pada tiap individu Tipe B : tidak dapat diprediksi, tidak lazim terjadi, sering tidak berhubungan dengan farmakologi obat, hanya terjadi pada individu yang rentan Tipe C : tidak lazim terjadi, berhubungan dengan dosis kumulatif, misalnya pada ketergantungan benzodiazepin, nefropati analgetik, penekanan aksis hypothalamic-pituitary-adrenal oleh kortikosteroid Tipe D : tidak lazim terjadi, berhubungan dengan dosis, terlihat setelah penggunaan obat, misalnya efek karsinogenik dan teratogenik obat Tipe E : tidak lazim terjadi, timbul setelah penghentian obat, misalnya opiate withdrawal syndrome Tipe F: lazim terjadi, berhubungan dengan dosis, disebabkan oleh interaksi obat, misalnya pemberian dosis kontrasepsi yang tidak adekuat, khususnya pada pemakaian penginduksi enzim spesifik
Sifat Obat
Obat dengan BM besar (makromolekul) Contoh : antiserum, kimopapain, streptokinase, L-asparaginase, insulin Antigen kompleks menimbulkan sensitisasi pada pasien Obat-obat dgn BM < 100 daltonimunogen lemah/tidak imunogenik
Pajanan Obat
Obat topikal memiliki risiko lebih besar untuk tersensitisasi Obat oral paling kecil risiko tersensitisasi Aplikasi topikal menginduksi reaksi hiprsensitivitas tipe lambat Pemberian oral atau nasal menstimulasi produksi imunoglobulin spesifik obat (Ig A dan Ig E, kadang Ig M)
Dosis dan lamanya pengobatan 1. Dosis profilaksis tunggal antibiotik kurang mensensitisasi dibandingkan pengobatan parenteral lama dan dosis tinggi 2. Frekuensi pemberian obat dapat berdampak sensitisasi 3. Seringnya pemberian obat memicu reaksi alergi,interval pengobatan makin lama,maka reaksi alergi lebih jarang terjadi
Usia
Umumnya anak-anak kurang tersensitisasi obat dibandingkan dewasa Bayi dan usia lanjut jarang mengalami alergi obat, kalaupun terjadi lebih ringan
Genetik
Proses asetilasi diperlukan untuk metabolisme beberapa obat Contoh : sulfonamid, INH, dapson, hidralazin,prokainamid,klonazepam Enzim N-asetilitransferase merupakan fenotip utk asetilisator lambat dan cepat