Anda di halaman 1dari 40

BAB III

ANALISIS BANJIR RANCANGAN

3.1 Tinjauan Umum


3.1.1 Penentuan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Dalam merencanakan sebuah bangunan air langkah awal yang harus dilakukan adalah
menentukan Daerah Aliran Sungai (DAS) di lokasi bangunan air yang direncanakan. Dari
lokasi ini ke arah hulu, kemudian ditentukan batas daerah aliran sungai dengan menarik
garis imajiner yang menghubungkan titik-titik yang memiliki kontur tertinggi sebelah kiri
dan kanan sungai yang ditinjau (Soemarto, 1999).

3.1.2 Penentuan Luas Pengaruh Stasiun Hujan

Adapun jumlah stasiun yang masuk di lokasi DAS berjumlah tiga buah stasiun, yaitu
Stasiun A, Stasiun B dan Stasiun C. Penentuan luas pengaruh stasiun hujan dengan
metode Thiesen karena kondisi topografi dan jumlah stasiun memenuhi syarat yang
kemudian dihitung dengan bantuan software autocad.

3.2 Analisis Curah Hujan


3.2.1 Ketersediaan Data Hujan

Untuk mendapatkan hasil yang memiliki akurasi tinggi, dibutuhkan ketersediaan data
yang secara kualitas dan kuantitas cukup memadai. Data hujan yang digunakan
direncanakan selama 9 tahun sejak tahun 2009 hingga tahun 2018. Data curah hujan
harian maksimum ini didapat dari curah hujan harian dalam satu tahun yang terbesar di
ketiga stasiun tersebut.

3.2.2 Analisis Curah Hujan Area

Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui curah hujan rata-rata yang terjadi pada
daerah tangkapan (catchment area) tersebut, yaitu dengan menganalisis data-data curah
hujan maksimum yang didapat dari tiga stasiun penakar hujan yaitu Stasiun A, Stasiun B
dan Stasiun C.
Dalam menghitung curah hujan rerata penulis diharuskan memakai data curah hujan
maksimum per-tahunnya untuk setiap 3 (tiga) periode tertentu. Oleh karena itu,
rekapitulasi data curah hujan maksimum diperlukan. Metode yang digunakan dalam
analisis ini adalah Metode Rata-rata Aritmatik dan Metode Polygon Thiessen. Untuk
perhitungan selanjutnya digunakan hasil perhitungan metode Ploygon Thiessen.
a. Metode Rata-rata Aritmatik (arithmetic mean method)

Dengan demikian dapat dilakukan perhitungan curah hujan rerata dengan


menggunakan metode rata-rata aritmatik. Menghitung curah hujan rerata daerah
dengan menggunakan metode aritmatik dengan Persamaan 2.1 pada Bab II berikut
ini :
𝑝1+𝑝2+𝑝3
𝑃= 𝑛

Di mana :
𝑃̅ = Curah hujan rata-rata wilayah (mm)
𝑃1, 𝑃2, 𝑃3 = Curah hujan pada stasiun n (mm)
𝑛 = Jumlah stasiun penakar hujan.

Metode ini disarankan untuk kondisi DPS dengan topografi datar (flat-
topography), dengan jumlah pos hujan yang cukup banyak, dan lokasinya tersebar
merata (uniformly distributed), serta harga tebal hujan rerata tidak berbeda jauh
dengan harga masing-masing tebal hujan pada setiap pos hujan. Hasil perhitungan
curah hujan rata-rata dengan metode aritmatik disajikan dalam Tabel- 3.05 di bawah
ini.
Tabel 3.01 : Data Hasil Perhitungan Curah Hujan Rata-rata Metode Aritmatik

Metode Aritmatik

Curah Hujan Maksimum


No. Tahun Tanggal Rrt Rmaks
Stasiun A Stasiun B Stasiun C
21-Dec 200 200 200 200,000
1 2008 31-Dec 178 200 150 176,000 200,000
21-Dec 200 200 200 200,000
01-Dec 200 97 156 151,000
2 2009 30-Jan 189 200 123 170,667 200,000
21-Dec 200 200 200 200,000
28-Feb 200 200 200 200,000
3 2010 21-Dec 199 200 200 199,667 200,000
30-Dec 189 99 200 162,667
05-Feb 200 200 200 200,000
4 2011 21-Dec 200 200 200 200,000 200,000
03-Dec 189 200 200 196,333
31-Dec 200 200 200 200,000
5 2012 14-Jan 200 200 200 200,000 200,000
30-Dec 180 180 200 186,667
24-Oct 190 0 56 82,000
6 2013 06-Dec 0 200 80 93,333 93,333
29-Jan 20 58 195 91,000
28-Feb 200 200 177 192,333
7 2014 14-Jan 200 200 200 200,000 200,000
21-Dec 200 200 200 200,000
03-Jan 200 200 187 195,667
8 2015 05-Feb 200 200 200 200,000 200,000
24-Jan 126 126 200 150,667
01-Jan 200 177 180 185,667
9 2016 02-Jan 135 200 99 144,667 185,667
30-Dec 99 200 200 166,333
14-Jan 200 200 200 200,000
10 2017 03-Dec 100 200 200 166,667 200,000
28-Feb 200 200 200 200,000
Rata-rata 187,900

(Sumber : Hasil Analisa)

b. Pengujian Data Hidrologi

Pengujian data hidrologhi dinamakan Uji Konsistensi Data (consistency


test). Cara pengujian konsistensi data yaitu dengan Kurva Lengkung Massa Ganda
(Double Mass Curve). Lengkung massa ganda adalah pengujian antara dua atau lebih
data curah hujan tiap stasiun yang dirata-ratakan (sebagai sumbu x) terhadap suatu
data curah hujan yang ingin diuji konsistensinya (sebagai sumbu- y). Dalam kasus
ini, pengujian konsistensi data dilakukan antara rata-rata penjumlahan kumulatif data
stasiun A dan stasiun B (sumbu x) terhadap penjumlahan kumulatif data stasiun C
(sumbu y).

c. Metode Polygon Thiessen (Thiessen polygon method)

Data yang diketahui sebagai berikut :

Luas Stasiun A = 1,2219 m2


Luas Stasiun B = 1,9696 m2
Luas Stasiun C = 1,9295 m2
Luas Total Das = 5,121 m2
Rumus yang dipakai yaitu Persamaan 2.2 pada Bab II sebagai berikut :
𝐴1𝑃1+𝐴2𝑃2+⋯+𝐴𝑛𝑃𝑛
P=
𝐴1+𝐴2+⋯+𝐴𝑛

Di mana :
𝑃̅ = curah hujan rata-rata wilayah (mm)
𝐴1 , 𝐴2 , 𝐴𝑛 = luas daerah polygon 1, 2,…, n (km2)
𝑃1 , 𝑃2 , 𝑃𝑛 = curah hujan maksimum pada stasiun 1, 2,…, n (mm).

Hasil perhitungan curah hujan rata-rata dengan metode Polygon Thiessen akan
dipakai untuk perhitungan selanjutnya dengan data curah hujan rata-rata dijabarkan
pada Tabel 3.06 di bawah ini.
Tabel 3.02 : Data Hasil Perhitungan Metode Polygon Thiessen

Metode Polygon Thiessen

Curah Hujan Maksimum


No. Tahun Tanggal Stasiun A Stasiun B Stasiun C Rrt Rmaks
0,133 0,344 0,372
21-Dec 200 200 200 200,000
1 2008 31-Dec 178 200 150 174,635 200,000
21-Dec 200 200 200 200,000
01-Dec 200 97 156 139,025
2 2009 30-Jan 189 200 123 164,530 200,000
21-Dec 200 200 200 200,000
28-Feb 200 200 200 200,000
3 2010 21-Dec 199 200 200 199,843 200,000
30-Dec 189 99 200 157,390
05-Feb 200 200 200 200,000
4 2011 21-Dec 200 200 200 200,000 200,000
03-Dec 189 200 200 198,273
31-Dec 200 200 200 200,000
5 2012 14-Jan 200 200 200 200,000 200,000
30-Dec 180 180 200 188,765
24-Oct 190 0 56 54,369
6 2013 06-Dec 0 200 80 116,015 116,015
29-Jan 20 58 195 112,072
28-Feb 200 200 177 189,921
7 2014 14-Jan 200 200 200 200,000 200,000
21-Dec 200 200 200 200,000
03-Jan 200 200 187 194,303
8 2015 05-Feb 200 200 200 200,000 200,000
24-Jan 126 126 200 158,429
01-Jan 200 177 180 181,925
9 2016 02-Jan 135 200 99 145,535 184,144
30-Dec 99 200 200 184,144
14-Jan 200 200 200 200,000
10 2017 03-Dec 100 200 200 184,301 200,000
28-Feb 200 200 200 200,000
Rata-rata 190,016

(Sumber : Hasil Analisa)

3.3 Analisis Frekuensi Curah Hujan Rencana

Dari hasil perhitungan curah hujan rata-rata maksimum dengan Metode Rata-rata
Aritmatik dan Metode Polygon Thiessen di atas perlu ditentukan kemungkinan terulangnya
curah hujan bulanan maksimum guna menentukan debit banjir rencana.

3.3.1 Parameter Statistik dan Logaritma (Pengukuran Dispersi)

Suatu kenyataan bahwa tidak semua nilai dari suatu variabel hidrologi terletak atau sama
dengan nilai rata-ratanya, tetapi kemungkinan ada nilai yang lebih besar atau lebih kecil
dari nilai rata-ratanya (Sosrodarsono dan Takeda, 1993). Besarnya dispersi dapat
dilakukan pengukuran dispersi yakni melalui perhitungan parameter statistik untuk (Xi–
X), (Xi–X)2, (Xi–X)3, (Xi–X)4 terlebih dahulu.

a) Parameter Statistik
Perhitungan parameter statistik dilakukan sebelum perhitungan dispersi.
̅ ), (Xi–X
Parameter statisik adalah (Xi–X ̅ )2, (Xi–X
̅ )3, (Xi–X
̅ )4 .

Di mana :
Xi = besarnya curah hujan maksimum daerah (mm)
̅ = rata-rata curah hujan maksimum daerah (mm).
X

Hasil perhitungan parameter statistik diperlihatkan pada Tabel 3.07 di bawah ini.

Tabel 3.03 : Data Hasil Perhitungan Parameter Statistik

Parameter Statistik

No. Tahun Xi Xi-Xrt (Xi-Xrt)2 (Xi-Xrt)3 (Xi-Xrt)4

1 2008 200,000 9,984 99,683 995,248 9936,695


2 2009 200,000 9,984 99,683 995,248 9936,695
3 2010 200,000 9,984 99,683 995,248 9936,695
4 2011 200,000 9,984 99,683 995,25 9936,695
5 2012 200,000 9,984 99,683 995,248 9936,695
6 2013 116,015 -74,001 5476,187 -405244,702 29988618,637
7 2014 200,000 9,984 99,683 995,248 9936,695
8 2015 200,000 9,984 99,683 995,248 9936,695
9 2016 184,144 -5,872 34,478 -202,451 1188,758
10 2017 200,000 9,984 99,683 995,248 9936,695
Jumlah 1900,159 - 6308,129 -397485,166 30069300,959
n 10
Xrt 190,016

(Sumber : Hasil Analisa)


Berdasarkan Tabel 3.07, dilakukan perhitungan untuk mendapatkan beberapa
parameter statistik yang kemudian digunakan dalam analisa lebih lanjut.

Perhitungan Dispersi untuk Parameter Statistik yang dihitung antara lain :

1. Deviasi standar (Sd)

∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑋̅ )2
𝑆𝑑 = √
𝑛−1

6308,129
Sd =
9

Jadi, nilai deviasi standar (Sd) adalah = 26,474 mm.

2. Koefisien variansi (Cv)

𝑆𝑑
𝐶𝑣 = ̅
𝑋

26,474
Cv=
190,016

Jadi, nilai koefisien variansi (Cv) adalah = 0,139

3. Koefisien skewness (Cs)


𝑛 ̅ 3
∑𝑛
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2) 𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑋)
𝐶𝑠 =
𝑆𝑑 3

10
(-397485,166)
(10  1)(10  2)
Cs=
26,474

Cs = -2,975
Jadi, nila koefisien skewness (Cs) adalah = -2,975

4. Koefisien Kurtosis (Ck)

𝑛2 ∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑋̅ )4
𝐶𝑘 =
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)(𝑛 − 3)𝑆 4

102 (30069300,96)
𝐶𝑘 = (10−1)×(10−2)×(10−3)×(26,475)4 =12,144

Jadi, nilai koefisien Kurtosis (Ck) adalah = 12,144


b) Parameter Logaritma
Perhitungan parameter logaritma sama dengan perhitungan parameter statistik yaitu
dilakukan sebelum perhitungan dispersi dalam menacari jenis distribusi yang akan
dihitung.

̅̅̅̅̅̅), (logXi–logX
Parameter logaritma adalah logXi, (logXi–logX ̅̅̅̅̅̅)2, (logXi–logX
̅̅̅̅̅̅)3, dan
̅̅̅̅̅̅)4.
(logXi–logX

Tabel 3.04 : Data Hasil Perhitungan Parameter Logaritma

Parameter Logaritma

logXi- (logXi- (logXi-


No. Tahun Xi log Xi (logXi-logXrt)2
logXrt logXrt)3 logXrt)4

1 2008 200,000 2,301 0,027 0,001 0,0000 0,00000


2 2009 200,000 2,301 0,027 0,001 0,0000 0,00000
3 2010 200,000 2,301 0,027 0,001 0,0000 0,00000
4 2011 200,000 2,301 0,027 0,001 0,0000 0,00000
5 2012 200,000 2,301 0,027 0,001 0,0000 0,00000
6 2013 116,015 2,065 -0,209 0,044 -0,0092 0,00192
7 2014 200,000 2,301 0,027 0,001 0,0000 0,00000
8 2015 200,000 2,301 0,027 0,001 0,0000 0,00000
9 2016 184,144 2,265 -0,009 0,000 0,0000 0,00000
10 2017 200,000 2,301 0,027 0,001 0,0000 0,00000
Jumlah 22,738 - 0,0498 -0,0090 0,0019
n 10
(logX)rt 2,274

(Sumber : Hasil Analisa)


Berdasarkan Tabel 3.08, dilakukan perhitungan untuk mendapatkan beberapa
parameter logaritma yang kemudian digunakan dalam analisa lebih lanjut.

Perhitungan Dispersi untuk Parameter Logaritma yang dihitung antara lain :

1. Deviasi standar (Sd)

2
∑𝑛𝑖=1(𝑙𝑜𝑔⁡(𝑋𝑖 ) − ̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑙𝑜𝑔⁡(𝑋))
𝑆𝑑 = √
𝑛−1

0,0498
Sd =
10  1

Sd = 0,074

Jadi, nilai deviasi standar (Sd) adalah = 0,074 mm.

2. Koefisien variansi (Cv)

𝑆𝑑
𝐶𝑣 = ̅̅̅̅̅̅̅
𝑙𝑜𝑔𝑋

0,074
Cv = = 0,033
2,274

Jadi, nilai koefisien variansi (Cv) adalah = 0,033

3. Koefisien skewness (Cs)

𝑛 ∑𝑛𝑖=1(𝑙𝑜𝑔⁡(𝑋𝑖 ) − ̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑙𝑜𝑔⁡(𝑋))3
𝐶𝑠 =
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑆 3

10(-0,0090)
Cs= = -3,038
(10  1)(10  2)0,074^3

Jadi, nilai koefisien skewness (Cs) adalah = -3,038


4. Koefisien Kurtosis (Ck)

𝑛2 ∑𝑛𝑖=1(𝑙𝑜𝑔𝑋𝑖 − ̅̅̅̅̅̅̅
𝑙𝑜𝑔𝑋)4
𝐶𝑘 =
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)(𝑛 − 3)𝑆 4

102 ×(0,0019)
𝐶𝑘 = (10−1)×(10−2)×(10−3)×(0,074)4 =12,455

Jadi, nilai koefisien Kurtosis (Ck) adalah = 12,455

Tabel 3.05 : Data Rekapitulasi Hasil Perhitungan Dispersi

Rekapitulasi Per. Dispersi

No. Dispersi Parameter


Statistik Logaritma
1 Sd 26,475 0,074
2 Cv 0,139 0,033
3 Cs -2,975 -3,038
4 Ck 12,144 12,455

(Sumber : Hasil Analisa)

3.3.2 Analisis Jenis Sebaran

Jenis sebaran yang akan diuji dan digunakan dalam laporan ini ada 3 (tiga), yaitu
Metode Distribusi Normal, Ej Gumbel dan Metode Distribusi Log-Pearson Type III.

a. Metode Distribusi Normal


Untuk mendapatkan besar curah hujan rencana dengan metode ini dapat digunakan
Persamaan berikut ini :

𝑋𝑇 = 𝑋̅ + 𝐾𝑇 ∗ 𝑆𝑑
Di mana :
𝑋𝑇 = curah hujan rencana (mm)
𝑋̅ = curah hujan maksimum rata-rata (mm), Tabel 3.09
𝑆𝑑 = standar deviasi data hujan maksimum tahunan (mm), Tabel 3.09
𝐾𝑇 = faktor frekuensi, Tabel 2.03.
Tabel 3.6 : Data Perkiraan Curah Hujan Distribusi Normal

Distribusi Normal
NO. Periode Xrt Kt Sd Xt
1 5 190,016 0,84 26,475 212,255
2 20 190,016 1,64 26,475 233,434
3 50 190,016 2,05 26,475 244,289
4 100 190,016 2,33 26,475 251,702
5 200 190,016 2,58 26,475 258,320
6 1000 190,016 3,09 26,475 271,822

(Sumber : Hasil Analisa)


300.000

250.000

200.000

150.000

100.000

50.000

0.000
0 200 400 600 800 1000 1200

Grafik 3.01 : Perkiraan curah hujan rencana Distribusi Normal


b. Metode Distribusi Ej Gumbel
Dalam melakukan perhitungan curah hujan rencana dengan distribusi Ej Gembel
dapat menggunakan Persamaan (2.14) dan (2.15) pada Bab II berikut :

𝑌𝑇𝑟 − 𝑌𝑛
𝑋𝑇 = 𝑋̅ + 𝐾 ∗ 𝑆𝑑 → 𝐾 = ( )
𝑆𝑛
= 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟⁡𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖⁡𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖⁡𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑖𝑚⁡𝐺𝑢𝑚𝑏𝑒𝑙.
Di mana :
𝑋̅ = curah hujan maksimum rata-rata (mm), Tabel 3.09
𝑌𝑇𝑟 = reduced variate, Tabel 2.04
𝑌𝑛 = reduced mean yang tergantung jumlah sampel/data (n), Tabel 2.05
𝑆𝑛 = reduced standard deviation yang juga tergantung jumlah
sampel/data (n), Tabel 2.06.
𝑆𝑑 = standar deviasi data hujan maksimum tahunan (mm), Tabel 3.09

Hasil perhitungan curah hujan rencana menggunakan distribusi Ej Gumbel diberikan


pada Tabel 3.11 berikut :

Tabel 3.7 : Data Perkiraan Curah Hujan Distribusi Ej Gumbel

Distribusi Ej Gumbel

No. Periode Xrt YTr Yn Sn Sd XT


1 5 190,016 1,5004 0,5035 0,9833 26,475 216,857
2 20 190,016 2,9709 0,5035 0,9833 26,475 256,449
3 50 190,016 3,9028 0,5035 0,9833 26,475 281,539
4 100 190,016 4,6012 0,5035 0,9833 26,475 300,343
5 200 190,016 5,2969 0,5035 0,9833 26,475 319,074
6 1000 190,016 6,9087 0,5035 0,9833 26,475 362,471

(Sumber : Hasil Analisa)

400.000

350.000

300.000

250.000

200.000

150.000

100.000

50.000

0.000
0 200 400 600 800 1000 1200

Grafik 3.02 : Perkiraan curah hujan rencana Distribusi Ej Gumbel

c. Hujan Rancangan dengan Distribusi Log-Pearson Type III

Salah satu distribusi yang dipakai dalam laporan ini adalah Distribusi Log-
Pearson Type III. Berbeda dengan jenis distribusi lainnya, cara yang dianjurkan
dalam pemakaian distribusi Log-Pearson Type III adalah dengan mengkonversi
rangkaian datanya menjadi bentuk logaritmik dan melakukan perhitungan.
Untuk mengetahui curah hujan dalam periode T-tahun dapat digunakan Persamaan
(2.20) untuk distribusi Log-Pearson Type III yakni, sebagai berikut :
̅̅̅̅̅̅̅̅̅ + 𝐺𝑆𝑙𝑜𝑔(𝑋)
𝑙𝑜𝑔𝑋𝑇 = 𝑙𝑜𝑔(𝑋)
Di mana :
𝑙𝑜𝑔𝑋𝑇 = logaritma curah hujan dalam periode ulang T-tahun (mm)
̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑙𝑜𝑔⁡(𝑋)= curah hujan rata-rata logaritmik (mm), Tabel 3.09
𝐶𝑆 = koefisien kemencengan, Tabel 3.09
𝐺 = faktor frekuensi sebaran Log-Pearson Type III, Tabel 2.07.
𝑆𝑙𝑜𝑔(𝑋) = standar deviasi data hujan maksimum tahunan (mm), Tabel 3.09

Tabel 3.8 : Data Perkiraan Curah Hujan Distribusi Log-Pearson Type III

Distribusi Log-Pearson Type 3

No. Periode (log x)rt Cs G Slog(X) log XT XT


1 5 2,274 -3,038 0,795 0,074 2,333 215,261
2 20 2,274 -3,038 1,745 0,074 2,404 253,265
3 50 2,274 -3,038 2,381 0,074 2,451 282,427
4 100 2,274 -3,038 2,786 0,074 2,481 302,745
5 200 2,274 -3,038 3,173 0,074 2,510 323,495
6 1000 2,274 -3,038 4,026 0,074 2,573 374,362

(Sumber : Hasil Analisa)


400.000

350.000

300.000

250.000

200.000

150.000

100.000

50.000

0.000
0 200 400 600 800 1000 1200
Grafik 3.03 : Perkiraan curah hujan rencana Distribusi Log-Pearson Type III
Hasil perhitungan curah hujan rencana untuk ketiga metode di atas seperti ditunjukkan
pada Tabel 3.13 di bawah ini.

Tabel 3.9 : Rekapitulasi Data Perkiraan Curah Hujan Rencana

Rekapitulasi C. Hujan Rencana

Curah Hujan Rencana


No. Periode
Normal Ej Gumbel L.Pearson
1 5 212,255 216,857 215,261
2 20 233,434 256,449 253,265
3 50 244,289 281,539 282,427
4 100 251,702 300,343 302,745
5 200 258,320 319,074 323,495
6 1000 271,822 362,471 374,362

(Sumber : Hasil Analisa)

Setelah diketahui nilai dari faktor-faktor dari perhitungan di atas dapat ditentukan
metode distribusi mana yang dapat dipakai, seperti disajikan dalam Tabel 3.14.
Berdasarkan data tersebut menunjukkan beberapa parameter yang menjadi syarat
penggunaan suatu metode distribusi. Dari tabel tersebut ditunjukkan beberapa nilai Cs
dan Ck yang menjadi persyaratan dari penggunaan tiga jenis metode distribusi.

Tabel 3.10 : Penentuan Distribusi Berdasarkan Persyratannya


Hasil
No. Distribusi Syarat Keterangan
Perhitungan
Cs ≈ 0 1,462 Tdk. Memenuhi
1 Distribusi Normal
Ck ≈ 3 6,107 Tdk. Memenuhi
Cs ≤ 1,1396 1,462 Tdk. Memenuhi
Ej Gumbel
2 Ck ≤ 5,4002 6,107 Tdk. Memenuhi
3 Log-Pearson Type III Jika semua distribusi tidak memenuhi syarat di atas
(Sumber : Hasil Analisa)
Berdasarkan hasil perhitungan dari ketiga metode yang digunakan di atas maka metode
yang akan dipakai pada perhitungan selanjutnya adalah Metode Log-Pearson Type III. Dari
jenis sebaran yang telah memenuhi syarat tersebut perlu diuji kecocokan sebarannya dengan
beberapa metode. Hasil uji kecocokan sebaran menunjukan distribusinya dapat diterima atau
tidak.

3.3.3 Pengujian Keselarasan Distribusi

Metode uji kesesuaian distribusi yang umum dipakai untuk mengetahui kebenaran
analisis curah hujan terhadap simpangan data vertikal maupun simpangan data horizontal
sehingga diketahui apakah pemilihan metode distribusi Log-Pearson Type III yang
digunakan dalam perhitungan curah hujan diterima atau ditolak adalah Uji Chi-Kuadrat
(Chi-Square Test) dan Uji Smirnov-Kolmogorov.

a. Uji sebaran Chi-Kuadrat (Chi-Square)


Untuk menguji keselarasan sebaran Metode Log-Pearson Type III menggunakan Uji
Sebaran Chi-Kuadrat (Chi Square Test) (Soewarno, 1995) dapat digunakan
Persamaan (2.21) pada Bab II sebagai berkut :
𝐺
2
(𝐸𝑓 − 𝑂𝑓)2
𝑋 =∑
𝐸𝑓
𝑖=1

Di mana :
𝑋 2 = harga Chi-Kuadrat
𝐺 = jumlah sub-kelompok
𝑂𝑓 = frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama
𝐸𝑓 = frekuensi yang diharapkan sesuai pembagian kelasnya.
𝐸𝑓 = jumlah data (n)/jumlah kelas (K)

Pengujian dengan menggunakan Uji Chi-Kuadrat disajikan dengan beberapa


tahapan, yakni :

1) Urutan data perhitungan rata-rata dari yang terbesar ke yang terkecil.

Tabel 3.11 : Pengurutan Data Perhitungan Rata-rata


Uji Chi-Kuadrat
Pengurutan Data
No. Tahun (Xrt)mx Urutan Data terkecil ke terbesar
1 2008 200,000 28,864
2 2009 200,000 29,364
3 2010 200,000 34,816
4 2011 200,000 42,282
5 2012 200,000 50,844
6 2013 116,015 58,754
7 2014 200,000 71,938
8 2015 200,000 76,513
9 2016 184,144 93,094
10 2017 200,000 200,000
(Sumber : Hasil Analisa)
2) Menghitung jumlah kelas (interval) yang ada yaitu :
K = K = 1 + 3,322ln(n)
K = 1 + 3,322 ln (10)
K = 8,649187679≈8
3) Rentang data = data terbesar – data terkecil + 1 = 84,9853963
4) Rentang kelas = rentang data/jumlah interval = 9,825824049≈ 9
5) Menentukan derajat kebebasan (DK)

DK = K – P – 1 P = 1 (untuk distribusi Log-Pearson Type III)


DK = 8 – 1 – 1 = 6

6) Menghitung harga Chi-Kuadrat dengan menggunakan Persamaan (2.21) :

𝐺
2
(𝐸𝑓 − 𝑂𝑓)2
𝑋 =∑
𝐸𝑓
𝑖=1

Tabel 3.12 : Data Uji Keselarasan Chi-Kuadrat

Perhitungan Uji Chi-Kuadrat

Jml. Data
No. Prob Ef Ef-Of (Ef - Of)^2 X^2
Of
1 15,069 < x < 30,069 1,250 3 -1,750 3,063 2,450
2 30,069 < x < 45,069 1,250 2 -0,750 0,563 0,450
3 45,069 < x < 60,069 1,250 2 -0,750 0,563 0,450
4 60,069 < x < 75,069 1,250 1 0,250 0,063 0,050
5 75,069 < x < 90,069 1,250 1 0,250 0,063 0,050
6 90,069 < x < 105,069 1,250 2 -0,750 0,563 0,450
7 105,069 < x < 120,069 1,250 0 1,250 1,563 1,250
8 120,069 < x < 135,069 1,250 0 1,250 1,563 1,250
9 x > 135,0,69 1,250 1 0,250 0,063 0,050
 11,250 12 - - 6,450

(Sumber : Hasil Analisa)

7) Nilai X2cr dengan jumlah data (n) = 12, α = 5% dan DK = 6 adalah, = 0,717

8) Dilihat hasil perhitungan pada Tabel 3.16 di atas dapat kita ketahui bahwa nilai
X2 hitungan kurang dari nilai kritis X2cr, maka hipotesa yang diuji yakni distribusi
Log-Pearson Type III dapat diterima.
b. Uji Sebaran Smirnov – Kolmogorov

Uji keselarasan Smirnov – Kolmogorov, sering disebut juga uji kecocokan non-
parametrik (non parametric test), karena pengujian tidak menggunakan fungsi
distribusi tertentu.

Di mana :
Xi = rata-rata curah hujan tahunan (mm)
n = jumlah data = 10
m = nomor urut data
P(x) = besar peluang pengamatan = m / (n+1)→ P(x<) = 1 – P(x)
P’(x) = besarnya peluang teoritis, Tabel 2.10 → P’(x<) = 1 – P’(x)
D = besar selisih peluang = P’(x<) – P(x<).

Tabel 3.13 : Data Uji Keselarasan Smirnov-Kolmogorov

Uji Smirnov-Kolomogorov

Xi m P(x) P(x<) ft=(x-xrt)/s p'x p'(x<) D


1 2 3 4= nilai 1-3 5 6 7=nilai1-6 8=7-4
28,864 1 0,077 0,923 -6,09 0,154 0,846 -0,077
29,364 2 0,154 0,846 -6,07 0,189 0,811 -0,036
34,816 3 0,231 0,769 -5,86 0,192 0,808 0,039
42,282 4 0,308 0,692 -5,58 0,233 0,767 0,075
50,844 5 0,385 0,615 -5,26 0,295 0,705 0,090
58,754 6 0,462 0,538 -4,96 0,371 0,629 0,091
71,938 7 0,538 0,462 -4,46 0,448 0,552 0,090
76,513 8 0,615 0,385 -4,29 0,579 0,421 0,036
93,094 9 0,692 0,308 -3,66 0,626 0,375 0,067
200,000 10 0,769 0,231 0,38 0,770 0,230 -0,001
Dmaks 0,091
(Sumber : Hasil Analisa)

Berdasarkan hasil Tabel 3.17 di atas harga D(maksimum) = 0,091. Sedangkan


nilai kritis D0 dengan jumlah data (n) = 10, α = 5%  D0 = 0,285
. Dengan demikian dilihat dari hasil perbandingan di atas dapat kita ketahui bahwa
nilai D(maks) kurang dari nilai kritis D0, maka hipotesa yang diuji yakni distribusi
Log-Pearson Type III dapat diterima.
3.4 Intensitas Curah Hujan

Perhitungan intensitas curah hujan ini menggunakan Metode Dr. Mononobe dimana
intensitas curah hujan yang akan dicari menggunakan waktu sembarang atau dengan kata
lain intensitas curah hujan dalam periode jangka panjang tertentu. Besar intensitas curah
hujan menurut Dr. Mononobe mengacu pada Persamaan (2.24) Bab II yang merupakan
sebuah variasi dari persamaan-persamaan curah hujan jangka pendek.

Persamaannya sebagai berikut :


𝑅24 24 2/3
𝐼= ×[ ]
24 𝑡

Di mana :
𝐼 = intensitas curah hujan (mm/jam)
R24 = curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)  Log-Pearson Type III
t = lamanya curah hujan (jam).

Hasil perhitungan intensitas curah hujan disajikan pada Tabel 3.18 berikut ini.

Tabel 3.14 : Data Intensitas (I) Curah Hujan Dr. Mononobe (24 jam)

Intensitas Curah Hujan (24 jam)

R24
t (jam) R5 R20 R50 R100 R200 R1000
215,261 253,265 282,427 302,745 323,495 374,362
1 74,627 87,802 97,912 104,956 112,149 129,784
2 47,012 55,312 61,681 66,118 70,650 81,759
3 35,877 42,211 47,071 50,458 53,916 62,394
4 29,616 34,844 38,856 41,652 44,507 51,505
5 25,522 30,028 33,485 35,894 38,355 44,386
6 22,601 26,591 29,653 31,786 33,965 39,306
7 20,394 23,994 26,757 28,682 30,648 35,467
8 18,657 21,950 24,478 26,239 28,037 32,446
9 17,248 20,293 22,629 24,257 25,920 29,996
10 16,078 18,916 21,095 22,612 24,162 27,961
11 15,088 17,752 19,796 21,220 22,674 26,240
12 14,238 16,751 18,680 20,024 21,397 24,761
13 13,498 15,881 17,710 18,984 20,285 23,474
14 12,847 15,115 16,856 18,068 19,307 22,343
15 12,270 14,436 16,098 17,256 18,439 21,338
16 11,753 13,828 15,420 16,530 17,662 20,440
17 11,287 13,280 14,809 15,875 16,963 19,630
18 10,865 12,784 14,256 15,281 16,329 18,896
19 10,481 12,331 13,751 14,740 15,751 18,227
20 10,128 11,917 13,289 14,245 15,221 17,614
21 9,804 11,535 12,863 13,789 14,734 17,051
22 9,505 11,183 12,471 13,368 14,284 16,530
23 9,227 10,856 12,106 12,977 13,867 16,047
24 8,969 10,553 11,768 12,614 13,479 15,598
(Sumber : Hasil Analisa)
140.000

120.000

100.000 R5
R20
80.000
R50
60.000 R100

40.000 R200
R1000
20.000

0.000
0 5 10 15 20 25 30

Grafik 3.04 : Kurva IDF (Intensitas Durasi Frekuensi) Dr. Mononobe (24 jam)

Dengan mempertimbangkan keadaan iklim di Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur
yakni di Kupang yang memiliki ciri khas beriklim kemarau yang panjang, maka intensitas
curah hujan yang dipakai hanya dalam kurun waktu 5 jam (BMKG Kota Kupang) untuk
setiap periode T-tahun yang akan dipakai, yaitu : untuk periode 5 tahun, 20 tahun, 50 tahun,
100 tahun, 200 tahun dan periode 1000 tahun.

Dengan demikian, persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :


𝑅24 5 2/3
𝐼= ×[ ]
5 𝑡
Di mana :
𝐼 = intensitas curah hujan (mm/jam)
R24 = curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)  Log-Pearson Type III
t = lamanya curah hujan (jam).

Hasil perhitungan intensitas curah hujan untuk 5 jam disajikan pada Tabel 3.19 berikut :

Tabel 3.15 : Data Intensitas (I) Curah Hujan Dr. Mononobe (5 jam)

Intensitas Curah Hujan (5 jam)

R5
t (jam) R5 R20 R50 R100 R200 R1000
215,261 253,265 282,427 302,745 323,495 374,362
1 125,886 148,110 165,165 177,046 189,181 218,928
2 79,303 93,303 104,047 111,532 119,177 137,916
3 60,520 71,204 79,403 85,115 90,949 105,250
4 49,958 58,778 65,546 70,261 75,077 86,882
5 43,052 50,653 56,485 60,549 64,699 74,872
(Sumber : Hasil Analisa)

400.000
R5
350.000

300.000 R20

250.000
R50
200.000
R100
150.000

100.000 R200
50.000
R1000
0.000
0 2 4 6

Grafik 3.05 : Kurva IDF (Intensitas Durasi Frekuensi) Dr. Mononobe (5 jam)
3.5 Perhitungan Debit Banjir Rencana

Untuk menghitung atau memperkirakan besarnya debit banjir yang akan terjadi dalam
berbagai periode ulang dengan hasil yang baik dapat dilakukan dengan analisis data aliran
dari sungai yang bersangkutan. Oleh karena data aliran yang bersangkutan tidak tersedia
maka dalam perhitungan debit banjir akan digunakan beberapa metode yaitu :

1. Metode Rasional,
2. Metode Der Weduwen,
3. Metode Haspers,
4. Metode Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu (HSS Nakayasu), dan
5. Metode HSS Snyder.

3.5.1 Debit Banjir Rencana Metode Rasional

Untuk menghitug debit banjir dapat menggunakan Persamaan (2.34) s/d Persamaan
(2.38) pada Bab II yaitu sebagai berikut :

𝐶×𝐼×𝐴
𝑄𝑡 = = 0,6 × 𝐼 × 𝐴
3,6

𝑅24 24 2/3
𝐼= ×[ ]
24 𝑡𝑐
𝑙
𝑡𝑐 =
𝑤

𝐻0,6
𝑤 = 20 (𝑚/𝑑𝑒𝑡)
𝑙

𝐻0,6
𝑤 = 72 (𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚)
𝑙

Di mana :
Q = debit banjir rencana (m3/det)
C = koefisien run off (koefisien limpasan)
I = intensitas hujan selama t jam (mm/jam)
A = luas DAS (km2).
𝑡𝑐 = waktu konsentrasi (jam)
w = waktu kecepatan perambatan (m/detik atau km/jam)
𝑙 = jarak dari ujung daerah hulu sampai titik yang ditinjau (km)
H = beda tinggi ujung hulu dengan titik tinggi yang ditinjau (m).

Data yang diketahui, yaitu :

L = jarak dari ujung daerah hulu sampai titik yang ditinjau (km)
= 3349 m
A = luas DAS (km2) = 5,121 m2
H = beda tinggi ujung hulu dengan titik tinggi yang ditinjau (km)
= 329 m
C = 0,60 (tata guna lahan untuk persawahan).

Dari data perkiraan curah hujan Distribusi Log-Pearson Type III pada Tabel 3.12
diketahui :
R24 periode ulang 5 tahun = 134,885 mm
R24 periode ulang 20 tahun = 158,714 mm
R24 periode ulang 50 tahun = 177,001 mm
R24 periode ulang 100 tahun = 189,743 mm
R24 periode ulang 200 tahun = 202,756 mm
R24 periode ulang 1000 tahun= 234,659 mm
Debit banjir rencana dengan Metode Rasional disajikan pada Tabel 3.20 sebagai berikut:
Tabel 3.16 : Data Debit Banjir Rencana Metode Rasional

⓭ Banjir Rencana Metode Rasional


No. Periode A R24 L H C W tc I Q
1 5 0,849 215,261 3,349 0,329 0,600 11,036 0,303 165,248 23,385
2 20 0,849 253,265 3,349 0,329 0,600 11,036 0,303 194,421 27,514
3 50 0,849 282,427 3,349 0,329 0,600 11,036 0,303 216,809 30,682
4 100 0,849 302,745 3,349 0,329 0,600 11,036 0,303 232,406 32,889
5 200 0,849 323,495 3,349 0,329 0,600 11,036 0,303 248,335 35,143
6 1000 0,849 374,362 3,349 0,329 0,600 11,036 0,303 287,383 40,670

(Sumber : Hasil Analis)

45.000
40.000
35.000
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
0.000
0 200 400 600 800 1000 1200

Grafik 3.06 : Debit puncak rencana Metode Rasional


3.5.2 Debit Banjir Rencana Metode Der Weduwen

Untuk menghitung debit banjir dapat menggunakan Persamaan (2.39) s/d Persamaan
(2.43) pada Bab II (Loebis, 1987) dengan rumusnya sebagai berikut :

𝑄𝑡 = 𝛼. 𝛽. 𝑞𝑛 . 𝐴

𝑡𝑐 = 0,125𝐿𝑄−0,125 𝐼 −0,25

(𝑡 + 1)
120 + {(𝑡 + 9)} 𝐴
𝛽=
120 + 𝐴

67,65
𝑞𝑛 =
(𝑡 + 1,45)

4,1
𝛼 =1−
(𝛽𝑞𝑛 + 7)

Di mana :

𝑄𝑡 = debit banjir rencana (m3/det)


𝛼 = koefisien pengaliran
𝛽 = koefisien pengurangan daerah untuk curah hujan DAS
𝑞𝑛 = debit persatuan luas (m3/det.km2)
𝐴 = luas daerah pengaliran (km2)
𝑡𝑐 = waktu konsentrasi (jam)
𝐿 = panjang sungai (km)
𝐼 = Gradien sungai atau medan yaitu kemiringan rata-rata sungai
(10% bagian hulu dari panjang sungai tidak dihitung. Beda
tinggi dan panjang diambil dari suatu titik 0,1𝐿 dari batas hulu DAS).

𝑅𝑛 = curah hujan maksimum (mm/hari)  Log-Pearson Type III.

Data yang diketahui yaitu :

Luas DAS Sungai (A) = 5,121 m2


Panjang Sungai Utama (L) = 3349 m
Kemiringan Sungai (I) = (Elv hulu-Elv hilir)/0,9L
Karena perhitungan debit Metode Der Weduwen mengandung unsur trial and error untuk
nilai t (jam) maka perhitungan dilakukan dalam bentuk seperti pada Tabel 3.21 dengan
langkah-langkah sebagai berikut :

1) Asumsi harga t perkiraan,


2) Hitung harga faktor reduksi,
3) Hitung harga koefisien aliran,
4) Hitung harga t perhitungan, dan
5) Apabila harga t perhitungan telah sesuai dengan harga t asumsi maka perhitungan
selesai dan dapat dilakukan perhitung debit puncak.

Hasil percobaan untuk nilai t (jam) diperlihatkan seperti pada Tabel 3.21 berikut ini :

Tabel 3.17 : Data Penentuan Waktu Konsentrasi (tc) dengan Asumsi t (jam)

Banjir Rencana Metode Der Weduwen

Asumsi Nilai t
t A  qn  Qt I tc ket.
1 0,849 0,169 27,612 0,648 2,563 0,109 0,647
2 0,849 0,230 19,609 0,644 2,465 0,109 0,651
3 0,849 0,281 15,202 0,636 2,308 0,109 0,656
4 0,849 0,324 12,413 0,628 2,147 0,109 0,662
5 0,849 0,361 10,488 0,620 1,995 0,109 0,668
0,36 0,849 0,123 37,376 0,646 2,511 0,109 0,649
(Sumber : Hasil Analisa)
Hasil perhitungan debit banjir rencana Metode Der Weduwen tiap periode ulang T-(tahun)
disajikan pada Tabel 3.22 sebagai berikut :

Tabel 3.18 : Data Debit Banjir Rencana Metode Der Weduwen


Perhitungan Debit Banjir

No. Periode R24 Qn

1 5 215,261 2,252
2 20 253,265 2,650
3 50 282,427 2,955
4 100 302,745 3,168
5 200 323,495 3,385
6 1000 374,362 3,917
(Sumber : Hasil Analisa)
4.500
4.000
3.500
3.000
2.500
2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
0 200 400 600 800 1000 1200

Grafik 3.07 : Debit puncak rencana Metode Weduwen


3.5.3 Debit Banjir Rencana Metode Haspers

Perhitungan debit banjir rencana untuk Metode Haspers menggunakan persamaan


(2.44) s/d persamaan (2.51) pada Bab II (Loebis, 1987). Berikut ini perhitungan debit
banjir rencana dengan periode ulang T-tahun Metode Haspers dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :

Data yang ada yaitu :


Luas DAS (A) = 5,121 m2
Panjang sungai utama (L) = 3.349 m
Beda elevasi hulu dan hilir (H) = 208.000m
Kemiringan sungai (I) = H/0,9L = 208/(0,9 x 3.349) = 0,069

1 + 0,012𝐴0,7 1 + (0,012 × 5,1210,7 ) 1,038


𝛼= = = = 0,840
1 + 0,075𝐴0,7 1 + (0,075 × 5,1210,7 ) 1,235

𝑡𝑐 = 0,1𝐿0,8 𝐼 −0,3 = 0,1 × 3.3490,8 × 0,069−0,3 = 194551,136⁡𝑗𝑎𝑚

1 𝑡 + (3,7 × 10−0,4𝑡 ) 𝐴3/4


=1+ ×
𝛽 𝑡 2 + 15 12
194551,136 + (3,7 × 10−0,4×194551,136 ) (5,121)3/4
=1+{ } × { }
194551,1362 + 15 12

1 1
= 1 + (0,0000051 × 0,2837) = 0,00000145 → 𝛽 = = 689655,17
𝛽 0,00000145
Untuk t = 194551,136jam  t < 2 jam, maka menggunakan Persamaan (2.48) :

𝑡. 𝑅24
𝑅𝑛 =
𝑡 + 1 − {0,0008 × (260 − 𝑅24 )(2 − 𝑡)2 }

𝑅𝑛
𝑞𝑛 =
3,6 × 𝑡𝑐

𝑄𝑡 = 𝛼. 𝛽. 𝑞𝑛 . 𝐴

Di mana :

𝑄𝑡 = debit banjir rencana (m3/detik)


𝛼 = koefisien pengaliran
𝛽 = koefisien pengurangan daerah untuk curah hujan DAS
𝑞𝑛 = debit persatuan luas (m3/det.km2)
𝐴 = luas daerah pengaliran (km2)
𝑡𝑐 = waktu konsentrasi (jam)
𝐿 = panjang sungai (km)
𝐼 = Gradien sungai atau medan yaitu kemiringan rata-rata sungai
(10% bagian hulu dari panjang sungai tidak dihitung. Beda
tinggi dan panjang diambil dari suatu titik 0,1𝐿 dari batas hulu DAS).
𝑅𝑛 = curah hujan maksimum (mm/hari)  Log-Pearson Type III.

Perhitungan debit banjir rencana dengan periode ulang T-tahun menggunakan metode
Haspers disajikan dalam Tabel 3.23 di bawah ini.

Tabel 3.19 : Data Debit Banjir Rencana Metode Haspers

⓯ Banjir Rencana Metode Haspers


Periode H L I t A   R24 Rn qn Qt
5 0,329 3,349 0,109 0,511 0,849 0,947 0,828 215,261 76,842 41,763 27,809
20 0,329 3,349 0,109 0,511 0,849 0,947 0,828 253,265 71,356 38,781 25,824
50 0,329 3,349 0,109 0,511 0,849 0,947 0,828 282,427 96,51992 52,458 34,931
100 0,329 3,349 0,109 0,511 0,849 0,947 0,828 302,745 114,6272 62,299 41,484
200 0,329 3,349 0,109 0,511 0,849 0,947 0,828 323,495 132,8725 72,215 48,087
1000 0,329 3,349 0,109 0,511 0,849 0,947 0,828 374,362 173,503 94,298 62,791
70.000

60.000

50.000

40.000

30.000

20.000

10.000

0.000
0 200 400 600 800 1000 1200

(Sumber : Hasil Analisa)

Grafik 3.08 : Debit puncak rencana Metode Haspers

3.5.4 Debit Banjir Rencana Metode Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu (HSS- Nakayasu)

Perhitungan Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu (HSS Nakayasu) menggunakan


persamaan (2.52) s/d persamaan (2.61) pada Bab II (Soemarto, 1999) dengan langkah-
langkah sebagai berikut :

1) Menentukan data-data yang digunakan dalam perhitungan Hidrograf Sintetik


Nakayasu.

Luas DAS (A) = 5,121 m2


Panjang sungai utama (L) = 3.349 km
Koefisien pengaliran (C) = 0,60

2) Menghitung time lag (tg) yaitu, waktu antara hujan sampai debit puncak banjir. di
mana time lag (tg) dihitung dengan ketentuan L < 15 km maka digunakan persamaan
sebagai berikut :

tg = 0,21.L0,7
tg = 61,611 jam.

3) Menghitung satuan waktu hujan (tr).


Nilai yang dipaki berkisar antara 0,75.tg sampai tg.
Maka nilai tr yang dipilih dan dipakai dalam perhitungan adalah tr = tg = 61,611 jam.

4) Menghitung tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (T P).

TP = tg + 0,8.tr
TP = 660,28 jam.

5) Menghitung waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari puncak sampai 30%
dari debit puncak (T0,3) dengan  = 2  pada daerah pengaliran biasa.

T0,3 = .tg
T0,3 = 123,22 jam.

6) Berdasarkan hasil yang diperoleh di atas dan persamaan yang disajikan di bawah ini
maka besarnya debit puncak adalah sebagai berikut :

𝐶. 𝐴. 𝑅0
𝑄𝑃 =
3,6(0,3𝑇𝑃 + 𝑇0,3 )

0,60 × 5,121 × 1
𝑄𝑃 = = 0,00266⁡𝑚3 /𝑑𝑒𝑡
( )
3,6( 0,3 × 660,28 + 123,22⁡)

7) Menghitung limpasan dasar (Qt) pada waktu kurva naik : 0 ≤ t ≤ T P  0 ≤ t ≤660,28

𝑡 2,4
𝑄𝑎 = ( ) 𝑄𝑃
𝑇𝑃

2,4
𝑡
𝑄𝑎 = ( ) × 0,00266
660,28

8) Menghitung limpasan dasar (Qt) pada waktu kurva turun :

a. Untuk selang nilai : TP ≤ t ≤ ( TP + T0,3 )  660,28 ≤ t ≤ 783,5

(t - TP )
T0,3
𝑄𝑑1 = 𝑄𝑃 × (0,3)

(t - 660,28 )
𝑄𝑑1 = 0,00266 × (0,3) 123,22

b. Untuk selang nilai : ( TP + T0,3 ) ≤ t ≤ ( TP + T0,3 + 1,5T0,3 )  783,5≤ t ≤ 968,33


(t - TP + 0,5T0,3 )
1,5T0,3
𝑄𝑑2 = 𝑄𝑃 × (0,3)

(t - 660,28 + 61,61)
𝑄𝑑2 = 0,00266 × (0,3) 61,61

c. Untuk selang nilai : t > ( TP + T0,3 + 1,5T0,3 )  t > 968,33

(t - TP + 1,5T0,3 )
2T0,3
𝑄𝑑3 = 𝑄𝑃 × (0,3)

(t – 660,28 + 61,61)
𝑄𝑑3 = 0,00266 × (0,3) 246,44

9) Hasil perhitungan unit hidrograf dijabarkan pada Tabel 3.24 berikut :


Tabel 3.20 : Data Limpasan (Qt) sebelum Mencari Debit Puncak
(Sumber : Hasil Analisa)
0.800000

0.700000

0.600000

0.500000

0.400000

0.300000

0.200000

0.100000

0.000000
0 5 10 15 20 25 30

Grafik 3.9 : Pola ordinat Hidrograf Nakayasu distribusi 24 jam

10) Menghitung besar aliran dasar (base flow, Qb) dengan menggunakan persamaan
sebagai beriku
 Ordinat Satuan Nakayasu
T Qp Qt ket.
0 0,842 0,000000 Qa
1 0,842 0,727560 Qd1
2 0,842 0,225243
Qd2
3 0,842 0,099204
4 0,842 0,050145 Qd3
5 0,842 0,0271106
6 0,842 0,0146571
7 0,842 0,0079242
8 0,842 0,0042842
9 0,842 0,0023162
10 0,842 0,0012522
11 0,842 0,0006770
12 0,842 0,0003660
13 0,842 0,0001979
14 0,842 0,0001070
15 0,842 0,0000578
16 0,842 0,0000313
17 0,842 0,0000169
18 0,842 0,0000091
19 0,842 0,0000049
20 0,842 0,0000027
21 0,842 0,0000014
22 0,842 0,0000008
23 0,842 0,0000004
24 0,842 0,0000002
11) t :

Qb = 0,4751 * A0,6444 * D0,9430

Qb = 0,4751 x (5,121)0,6444 x (0,962)0,9430 = 22,16 m3/det

D = 6,042/6,282 = 0,962

D = Kerapatan jaringan kuras (drainage density, D) yaitu jumlah panjang sungai


semua titik tiap satuan luas DAS.

12) Menghitung curah hujan jam-jaman. Khusus di daerah Propinsi NTT , rata-rata hujan
maksimum hanya terjadi dalam kurun waktu 5 jam (BMKG Kota Kupang), maka :

T1 = 1 jam, maka R1 = 0,58

T1 = 2 jam, maka R2 = 0,37

T1 = 3 jam, maka R3 = 0,28

T1 = 4 jam, maka R4 = 0,23

T1 = 5 jam, maka R5 = 0,20

Menghitung ratio curah hujan jam-jaman dengan menggunakan persamaan sebagai


berikut :

𝑅𝑡 = ⁡ (𝑡 × 𝑅𝑡) − {(𝑡 − 1) × 𝑅 (𝑡 − 1)}


Nilai Ratio curah hujan jam-jaman adalah sebagai berikut :

Tabel 3.21 : Nilai Ratio CH Jam-jaman


t (jam) Rt (%)
1 58,00
2 16,00
3 10,00
4 8,80
5 8,00
(Sumber : Hasil Analisa)

Dengan demikian didapat hasil perhitungan curah hujan jam-jaman untuk setiap periode
seperti diperlihatkan pada Tabel 3.27 sampai Tabel 3.32 di bawah ini.
Tabel 3.22 : Curah Hujan Jam-jaman Periode 5 Tahun
t (jam) Ratio (%) CH jam-jaman
1 58,00 74,911
2 16,00 20,665
3 10,00 12,916
4 8,80 11,366
5 8,00 10,333
(Sumber : Hasil Analisa)
Tabel 3.23 : Curah Hujan Jam-jaman Periode 20 Tahun
t (jam) Ratio (%) CH jam-jaman
1 58,00 88,136
2 16,00 24,313
3 10,00 15,196
4 8,80 13,372
5 8,00 12,157
(Sumber : Hasil Analisa)
Tabel 3.24 : Curah Hujan Jam-jaman Periode 50 Tahun
t (jam) Ratio (%) CH jam-jaman
1 58,00 98,285
2 16,00 27,113
3 10,00 16,946
4 8,80 14,912
5 8,00 13,557
(Sumber : Hasil Analisa)
Tabel 3.25 : Curah Hujan Jam-jaman Periode 100 Tahun
t (jam) Ratio (%) CH jam-jaman
1 58,00 105,355
2 16,00 29,064
3 10,00 18,165
4 8,80 15,985
5 8,00 14,532
(Sumber : Hasil Analisa)
Tabel 3.26 : Curah Hujan Jam-jaman Periode 200 Tahun
t (jam) Ratio (%) CH jam-jaman
1 58,00 112,576
2 16,00 31,056
3 10,00 19,410
4 8,80 17,081
5 8,00 15,528
(Sumber : Hasil Analisa)
Tabel 3.27 : Curah Hujan Jam-jaman Periode 1000 Tahun
t (jam) Ratio (%) CH jam-jaman

1 58,00 130,278

2 16,00 35,939

3 10,00 22,462

4 8,80 19,766

5 8,00 17,969

(Sumber : Hasil Analisa)

13) Menghitung debit banjir rencana HSS Nakayasu dengan mengikuti prinsip-prinsip
Hidrogram.
Tabel 3.28 : Data Debit Banjir Rencana HSS Nakayasu Periode Ulang 5 Tahun

Hidrograf Banjir Periode 5 Tahun

Curah Hujan Jam-Jaman


R1 R2 R3 R4 R5 Q Banjir
t Qb
UH 5 Tahun
(jam) 74,911 20,665 12,916 11,366 10,333 (m3/det)
(m3/det)
H1 H2 H3 H4 H5
0 0 0 1,560 1,560
1 0,72756 54,50224 0 1,560 56,062
2 0,22524 16,87317 15,03510 0 1,560 33,468
3 0,09920 7,43147 4,65467 9,39694 0 1,560 23,043
4 0,05015 3,75644 2,05006 2,90917 8,26931 0 1,560 18,545
5 0,02711 2,03088 1,03626 1,28129 2,56007 7,51755 1,560 15,986
6 0,01466 1,09798 0,56024 0,64766 1,12753 2,32733 1,560 7,320
7 0,00792 0,59361 0,30289 0,35015 0,56994 1,02503 1,560 4,401
8 0,00428 0,32093 0,16375 0,18931 0,30813 0,51813 1,560 3,060
9 0,00232 0,17351 0,08853 0,10235 0,16659 0,28012 1,560 2,371
10 0,00125 0,09381 0,04786 0,05533 0,09007 0,15145 1,560 1,998
11 0,00068 0,05071 0,02588 0,02992 0,04869 0,08188 1,560 1,797
12 0,00037 0,02742 0,01399 0,01617 0,02633 0,04427 1,560 1,688
13 0,00020 0,01482 0,00756 0,00874 0,01423 0,02393 1,560 1,629
14 0,00011 0,00801 0,00409 0,00473 0,00769 0,01294 1,560 1,597
15 0,00006 0,00433 0,00221 0,00256 0,00416 0,00700 1,560 1,580
16 0,00003 0,00234 0,00120 0,00138 0,00225 0,00378 1,560 1,571
17 0,00002 0,00127 0,00065 0,00075 0,00122 0,00204 1,560 1,566
18 0,00001 0,00068 0,00035 0,00040 0,00066 0,00111 1,560 1,563
19 0,0000049 0,00037 0,00019 0,00022 0,00036 0,00060 1,560 1,561
20 0,0000027 0,00020 0,00010 0,00012 0,00019 0,00032 1,560 1,561
21 0,0000014 0,00011 0,00006 0,00006 0,00010 0,00017 1,560 1,560
22 0,0000008 0,00006 0,00003 0,00003 0,00006 0,00009 1,560 1,560
23 0,0000004 0,00003 0,00002 0,00002 0,00003 0,00005 1,560 1,560
24 0,0000002 0,00002 0,000009 0,000010 0,000016 0,00003 1,560 1,560
(Sumber : Hasil Analisa)
60.000

50.000

40.000

30.000

20.000

10.000

0.000
0 5 10 15 20 25

Grafik 3.10 : Debit banjir rencana HSS Nakayasu periode ulang 5 tahun
Tabel 3.29 : Data Debit Banjir Rencana HSS Nakayasu Periode Ulang 20 Tahun

Hidrograf Banjir Periode 20 Tahun

Curah Hujan Jam-Jaman


Q Banjir
t R1 R2 R3 R4 R5 Qb 20
UH
(jam) 88,136 24,313 15,196 13,372 12,157 (m3/det) Tahun
H1 H2 H3 H4 H5 (m3/det)
0 0,000 0 1,560 1,560
1 0,727560 64,12429446 0 1,560 65,684
2 0,225243 19,85203343 17,68946 0 1,560 39,101
3 0,099204 8,743450813 5,476423 11,05591 0 1,560 26,835
4 0,050145 4,419619851 2,411986 3,422764 9,729203297 0 1,560 21,543
5 0,027111 2,389424545 1,219205 1,507492 3,012032658 8,84473027 1,560 18,533
6 0,014657 1,291819172 0,659152 0,762003 1,326592537 2,738211507 1,560 8,337
7 0,007924 0,698409488 0,356364 0,41197 0,670563012 1,205993216 1,560 4,903
8 0,004284 0,377588306 0,192665 0,222727 0,362533379 0,609602738 1,560 3,325
9 0,002316 0,20413945 0,104162 0,120415 0,19600015 0,329575799 1,560 2,514
10 0,001252 0,110366011 0,056314 0,065101 0,105965578 0,178181955 1,560 2,076
11 0,000677 0,059668312 0,030446 0,035196 0,05728926 0,096332343 1,560 1,839
12 0,000366 0,032259093 0,01646 0,019029 0,030972882 0,052081146 1,560 1,710
13 0,000198 0,017440565 0,008899 0,010288 0,016745188 0,028157166 1,560 1,641
14 0,000107 0,009429072 0,004811 0,005562 0,009053123 0,015222898 1,560 1,604
15 0,000058 0,005097736 0,002601 0,003007 0,004894483 0,008230112 1,560 1,583
16 0,000031 0,002756042 0,001406 0,001626 0,002646155 0,00444953 1,560 1,573
17 0,000017 0,001490027 0,00076 0,000879 0,001430618 0,002405595 1,560 1,567
18 0,000009 0,000805569 0,000411 0,000475 0,00077345 0,001300562 1,560 1,563
19 0,000005 0,000435523 0,000222 0,000257 0,000418158 0,000703136 1,560 1,562
20 0,000003 0,000235461 0,0001201 0,0001389 0,000226073 0,000380144 1,560 1,561
21 0,000001 0,000127 0,0000650 0,0000751 0,0001222 0,000205521 1,560 1,560
22 0,000001 0,000069 0,0000351 0,0000406 0,0000661 0,000111113 1,560 1,560
23 0,0000004 0,000037 0,0000190 0,0000219 0,0000357 0,000060072 1,560 1,560
24 0,0000002 0,000020 0,0000103 0,0000119 0,0000193 0,000032477 1,560 1,560
(Sumber : Hasil Analisa)
70.000

60.000

50.000

40.000

30.000

20.000

10.000

0.000
0 5 10 15 20 25 30

Grafik 3.11 : Debit banjir rencana HSS Nakayasu periode ulang 20 tahun
Tabel 3.30 : Data Debit Banjir Rencana HSS Nakayasu Periode Ulang 50 Tahun

Hidrograf Banjir Periode 50 Tahun

Curah Hujan Jam-Jaman


Q Banjir
t R1 R2 R3 R4 R5 Qb 50
UH
(jam) 98,285 27,113 16,946 14,912 13,557 (m3/det) Tahun
H1 H2 H3 H4 H5 (m3/det)
0 0,000 0 1,560 1,560
1 0,727560 71,50806768 0 1,560 73,068
2 0,225243 22,13795195 19,72636 0 1,560 43,424
3 0,099204 9,750240183 6,107021 12,32898 0 1,560 29,746
4 0,050145 4,928529477 2,689721 3,816888 10,84949992 0 1,560 23,844
5 0,027111 2,664561592 1,359594 1,681076 3,358861676 9,863181749 1,560 20,487
6 0,014657 1,440569344 0,735051 0,849746 1,479346786 3,053510614 1,560 9,118
7 0,007924 0,778829824 0,397398 0,459407 0,747776886 1,344860715 1,560 5,288
8 0,004284 0,42106678 0,21485 0,248374 0,40427831 0,679797169 1,560 3,528
9 0,002316 0,227645665 0,116156 0,134281 0,218569142 0,367525737 1,560 2,624
10 0,001252 0,123074417 0,062799 0,072598 0,118167284 0,19869922 1,560 2,135
11 0,000677 0,066538988 0,033952 0,039249 0,063885994 0,107424803 1,560 1,871
12 0,000366 0,035973658 0,018356 0,02122 0,034539342 0,058078176 1,560 1,728
13 0,000198 0,019448809 0,009924 0,011472 0,01867336 0,031399402 1,560 1,651
14 0,000107 0,01051481 0,005365 0,006202 0,010095571 0,016975782 1,560 1,609
15 0,000058 0,00568473 0,002901 0,003353 0,005458072 0,009177792 1,560 1,586
16 0,000031 0,003073394 0,001568 0,001813 0,002950854 0,004961884 1,560 1,574
17 0,000017 0,001661601 0,000848 0,00098 0,00159535 0,002682594 1,560 1,567
18 0,000009 0,000898328 0,000458 0,00053 0,000862511 0,001450319 1,560 1,564
19 0,000005 0,000485672 0,000248 0,000286 0,000466308 0,000784101 1,560 1,562
20 0,000003 0,000262574 0,000134 0,000155 0,000252105 0,000423916 1,560 1,561
21 0,000001 0,000141958 0,0000724 0,0000837 0,000136298 0,000229186 1,560 1,560
22 0,000001 0,00008 0,0000392 0,0000453 0,00007369 0,000123907 1,560 1,560
23 0,000000 0,00004 0,0000212 0,0000245 0,00003984 0,000066989 1,560 1,560
24 0,000000 0,00002 0,0000114 0,0000132 0,00002154 0,000036217 1,560 1,560
(Sumber : Hasil Analisa)

80.000
70.000
60.000
50.000
40.000
30.000
20.000
10.000
0.000
0 5 10 15 20 25 30

Tabel 3.31 : Data Debit Banjir Rencana HSS Nakayasu Periode Ulang 100 Tahun

Hidrograf Banjir Periode 100 Tahun

Curah Hujan Jam-Jaman Q Banjir


t R1 R2 R3 R4 R5 Qb 100
UH
(jam) 105,355 29,064 18,165 15,985 14,532 (m3/det) Tahun
H1 H2 H3 H4 H5 (m3/det)
0 0,000 0 1,560 1,560
1 0,727560 76,65230243 0 1,560 78,212
Grafik
2 3.12
0,225243 23,73053899 21,14546 Nakayasu
: Debit banjir rencana HSS 0 periode ulang 50 tahun 1,560 46,436
3 0,099204 10,45166488 6,546356 13,21591 0 1,560 31,774
4 0,050145 5,283084053 2,883218 4,091472 11,63000451 0 1,560 25,447
5 0,027111 2,856248079 1,457402 1,802011 3,600495571 10,57273137 1,560 21,849
6 0,014657 1,544202782 0,787931 0,910877 1,585769843 3,273177792 1,560 9,662
7 0,007924 0,834858235 0,425987 0,492457 0,801571374 1,441608948 1,560 5,556
8 0,004284 0,451357996 0,230306 0,266242 0,433361778 0,728701249 1,560 3,670
9 0,002316 0,244022317 0,124513 0,143941 0,234292836 0,393965252 1,560 2,700
10 0,001252 0,131928295 0,067317 0,07782 0,126668146 0,212993487 1,560 2,176
11 0,000677 0,071325751 0,036394 0,042073 0,068481903 0,11515286 1,560 1,893
12 0,000366 0,038561575 0,019676 0,022746 0,037024076 0,062256275 1,560 1,740
13 0,000198 0,020847941 0,010638 0,012298 0,020016707 0,033658251 1,560 1,657
14 0,000107 0,011271237 0,005751 0,006649 0,010821838 0,018197006 1,560 1,612
15 0,000058 0,006093685 0,003109 0,003594 0,005850722 0,009838035 1,560 1,588
16 0,000031 0,003294491 0,001681 0,001943 0,003163136 0,005318838 1,560 1,575
17 0,000017 0,001781135 0,000909 0,001051 0,001710119 0,002875578 1,560 1,568
18 0,000009 0,000962953 0,000491 0,000568 0,000924559 0,001554653 1,560 1,564
19 0,000005 0,000520611 0,000266 0,000307 0,000499854 0,000840508 1,560 1,562
20 0,000003 0,000281463 0,000144 0,000166 0,000270241 0,000454413 1,560 1,561
21 0,000001 0,00015217 0,0000776 0,0000898 0,000146103 0,000245674 1,560 1,560
22 0,000001 0,000082 0,0000420 0,0000485 0,00007899 0,000132821 1,560 1,560
23 0,000000 0,000044 0,0000227 0,0000262 0,00004270 0,00007181 1,560 1,560
24 0,000000 0,000024 0,0000123 0,0000142 0,00002309 0,00003882 1,560 1,560
(Sumber : Hasil Analisa)

100.000

80.000

60.000

40.000

20.000

0.000
0 5 10 15 20 25 30

Grafik 3.13 : Debit banjir rencana HSS Nakayasu periode ulang 100 tahun

Tabel 3.32 : Data Debit Banjir Rencana HSS Nakayasu Periode Ulang 200 Tahun

Hidrograf Banjir Periode 200 Tahun

Curah Hujan Jam-Jaman Q Banjir


t R1 R2 R3 R4 R5 Qb 200
UH
(jam) 112,576 31,056 19,410 17,081 15,528 (m3/det) Tahun
(m3/det)
H1 H2 H3 H4 H5
0 0,000 0 1,560 1,560
1 0,727560 81,90600968 0 1,560 83,466
2 0,225243 25,35701727 22,59476 0 1,560 49,511
3 0,099204 11,16801632 6,995039 14,12173 0 1,560 33,844
4 0,050145 5,645183769 3,080832 4,3719 12,42711871 0 1,560 27,085
5 0,027111 3,052013774 1,557292 1,92552 3,847271586 11,29738065 1,560 23,239
6 0,014657 1,650041603 0,841935 0,973308 1,694457648 3,497519623 1,560 10,217
7 0,007924 0,892078966 0,455184 0,526209 0,856510641 1,540416044 1,560 5,830
8 0,004284 0,482293828 0,246091 0,28449 0,463064159 0,778646037 1,560 3,814
9 0,002316 0,260747474 0,133047 0,153807 0,25035114 0,420967417 1,560 2,779
10 0,001252 0,140970589 0,07193 0,083154 0,135349912 0,227591945 1,560 2,219
11 0,000677 0,07621438 0,038888 0,044956 0,073175615 0,123045375 1,560 1,916
12 0,000366 0,041204564 0,021025 0,024305 0,039561686 0,066523287 1,560 1,752
13 0,000198 0,022276847 0,011367 0,01314 0,021388641 0,035965169 1,560 1,664
14 0,000107 0,012043761 0,006145 0,007104 0,011563561 0,019444219 1,560 1,616
15 0,000058 0,006511343 0,003322 0,003841 0,006251727 0,010512328 1,560 1,590
16 0,000031 0,003520294 0,001796 0,002077 0,003379935 0,005683388 1,560 1,576
17 0,000017 0,001903213 0,000971 0,001123 0,001827329 0,003072669 1,560 1,569
18 0,000009 0,001028954 0,000525 0,000607 0,000987928 0,001661208 1,560 1,564
19 0,000005 0,000556294 0,000284 0,000328 0,000534114 0,000898116 1,560 1,562
20 0,000003 0,000300755 0,000153 0,000177 0,000288763 0,000485558 1,560 1,561
21 0,000001 0,0001626 0,0000830 9,59E-05 0,000156117 0,000262512 1,560 1,560
22 0,000001 0,000088 0,0000449 0,0000519 0,00008440 0,000141925 1,560 1,560
23 0,000000 0,000048 0,0000243 0,0000280 0,00004563 0,000076730 1,560 1,560
24 0,000000 0,000026 0,0000131 0,0000152 0,00002467 0,000041483 1,560 1,560
(Sumber : Hasil Analisa)

90.000
80.000
70.000
60.000
50.000
40.000
30.000
20.000
10.000
0.000
0 5 10 15 20 25 30

Grafik 3.14 : Debit banjir rencana HSS Nakayasu periode ulang 200 tahun
Tabel 3.33 : Data Debit Banjir Rencana HSS Nakayasu Periode Ulang 1000 Tahun

Hidrograf Banjir Periode 1000 Tahun

Curah Hujan Jam-Jaman Q Banjir


t R1 R2 R3 R4 R5 Qb 1000
UH
(jam) 130,278 35,939 22,462 19,766 17,969 (m3/det) Tahun
H1 H2 H3 H4 H5 (m3/det)
0 0,000 0 1,560 1,560
1 0,727560 94,78517818 0 1,560 96,345
2 0,225243 29,34423749 26,14764 0 1,560 57,052
3 0,099204 12,92411168 8,094962 16,34227 0 1,560 38,921
4 0,050145 6,532850905 3,565272 5,059351 14,38119945 0 1,560 31,098
5 0,027111 3,531922389 1,802166 2,228295 4,452229137 13,07381768 1,560 26,648
6 0,014657 1,909499535 0,974323 1,126354 1,960899704 4,047481033 1,560 11,578
7 0,007924 1,032352377 0,526758 0,608952 0,991191172 1,782636094 1,560 6,502
8 0,004284 0,558131285 0,284787 0,329224 0,53587788 0,901082883 1,560 4,169
9 0,002316 0,301748258 0,153967 0,177992 0,289717171 0,487161709 1,560 2,970
10 0,001252 0,163137265 0,083241 0,09623 0,156632774 0,263379246 1,560 2,322
11 0,000677 0,088198578 0,045003 0,052026 0,084681988 0,142393431 1,560 1,972
12 0,000366 0,047683704 0,024331 0,028127 0,045782494 0,076983626 1,560 1,783
13 0,000198 0,025779732 0,013154 0,015207 0,024751861 0,041620449 1,560 1,680
14 0,000107 0,013937562 0,007112 0,008221 0,013381853 0,022501692 1,560 1,625
15 0,000058 0,007535207 0,003845 0,004445 0,007234769 0,012165321 1,560 1,595
16 0,000031 0,004073837 0,002079 0,002403 0,003911408 0,006577063 1,560 1,579
17 0,000017 0,00220248 0,001124 0,001299 0,002114665 0,003555825 1,560 1,570
18 0,000009 0,00119075 0,000608 0,000702 0,001143273 0,001922422 1,560 1,565
19 0,000005 0,000643767 0,000328 0,00038 0,000618099 0,001039339 1,560 1,563
20 0,000003 0,000348046 0,000178 0,000205 0,000334169 0,000561908 1,560 1,561
21 0,000001 0,000188168 9,6E-05 0,000111 0,000180665 0,00030379 1,560 1,561
22 0,000001 0,000101731 0,0000519 0,0000600 9,7675E-05 0,000164241 1,560 1,560
23 0,000000 0,000055 0,0000281 0,0000324 0,00005281 8,87955E-05 1,560 1,560
24 0,000000 0,000030 0,0000152 0,0000175 0,00002855 0,0000480 1,560 1,560
(Sumber : Hasil Analisa)
120.000

100.000

80.000

60.000

40.000

20.000

0.000
0 5 10 15 20 25 30

Grafik 3.15 : Debit banjir rencana HSS Nakayasu periode ulang 1000 tahun

Tabel 3.34 : Rekapitulasi Data Debit Banjir Rencana HSS Nakayasu 24 Jam

Rekapitulasi Debit Banjir HSS Nakayasu

Debit Banjir Rencana (m3/det)


t (jam)
5 20 50 100 200 1000
0 1,560 1,560 1,560 1,560 1,560 1,560
1 56,062 65,684 73,068 78,212 83,466 96,345
2 33,468 39,101 43,424 46,436 49,511 57,052
3 23,043 26,835 29,746 31,774 33,844 38,921
4 18,545 21,543 23,844 25,447 27,085 31,098
5 15,986 18,533 20,487 21,849 23,239 26,648
6 7,320 8,337 9,118 9,662 10,217 11,578
7 4,401 4,903 5,288 5,556 5,830 6,502
8 3,060 3,325 3,528 3,670 3,814 4,169
9 2,371 2,514 2,624 2,700 2,779 2,970
10 1,998 2,076 2,135 2,176 2,219 2,322
11 1,797 1,839 1,871 1,893 1,916 1,972
12 1,688 1,710 1,728 1,740 1,752 1,783
13 1,629 1,641 1,651 1,657 1,664 1,680
14 1,597 1,604 1,609 1,612 1,616 1,625
15 1,580 1,583 1,586 1,588 1,590 1,595
16 1,571 1,573 1,574 1,575 1,576 1,579
17 1,566 1,567 1,567 1,568 1,569 1,570
18 1,563 1,563 1,564 1,564 1,564 1,565
19 1,561 1,562 1,562 1,562 1,562 1,563
20 1,561 1,561 1,561 1,561 1,561 1,561
21 1,560 1,560 1,560 1,560 1,560 1,561
22 1,560 1,560 1,560 1,560 1,560 1,560
23 1,560 1,560 1,560 1,560 1,560 1,560
24 1,560 1,560 1,560 1,560 1,560 1,560
MAX 56,062 65,684 73,068 78,212 83,466 96,345
(Sumber : Hasil Analisa)

120.000

100.000 5
80.000 20
60.000 50
100
40.000
200
20.000
1000
0.000
0 5 10 15 20 25 30

Grafik 3.16 : Debit banjir rencana HSS Nakayasu


Dari rekapitulasi hidrograf banjir rancangan dengan Metode HSS Nakayasu
di- atas, diambil nilai yang maksimum yaitu pada jam ke-1. Dari rekapitulasi banjir
rencana di atas, dibuat grafik hidrograf banjir untuk DAS seperti pada Grafik 3.16
di atas.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Metode Rasional, Metode
Der- Weduwen, Metode Haspers, dan Metode HSS Nakayasu dibuat rekapitulasi
hasil perhitungan debit banjir rencana untuk setiap periode tahun yang telah
ditetapkan. Rekapitulasi hasil perhitungan diperlihatkan dalam Tabel 3.39 berikut
ini.

Tabel 3.35 : Rekapitulasi Data Hasil Perhitungan Debit Banjir Rencana


Periode Debit Banjir Rencana (m3/det)
Ulang HSS
Rasional Der Weduwen Haspers
(tahun) Nakayasu
5 23,385 2,252 27,809 56,062

20 27,514 2,650 25,824 56,062

50 30,682 2,955 34,931 56,062

100 32,889 3,168 41,484 56,062

200 35,143 3,385 48,087 56,062

1000 40,670 3,917 62,791 56,062

(Sumber : Hasil Analisa)

Anda mungkin juga menyukai