Anda di halaman 1dari 10

Orientasi Siswa 1

Orientasi Peserta Didik


Orientasi Siswa 2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orientasi siswa baru merupakan salah satu kegiatan proses
penerimaan peserta didik baru. Ada beberapa beberapa istilah
yang digunakan untuk memberi nama kegiatan ini. Istilah istilah
itu diantaranya ialah Orientasi siswa (OS), Pekan Orientasi Studi
(POS), Orientasi Program Studi dan terakhir dikenal dengan
istilah Orientasi Program Studi dan Pengenalan Kampus, yang
disingkat menjadi OSPEK.Tujuan orientasi siswa baru ialah
memperkenalkan para guru dan staf sekolah , memperkenalkan
peserta didik baru dengan siswa lama dan pengurus Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS), menjelaskan tentang tata tertib
sekolah, serta mengenal dan meninjau fasilitas-fasilitas sekolah.

B. Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
diantaranya:

1. Mengapa orientasi peserta didik baru diperlukan atau


dianggap penting?
2. Tujuan apa saja yang akan dicapai dalam pelaksanaan
orientasi peserta didik baru?
3. Apa saja fungsi dari pelaksanaan orientasi peserta didik baru?
4. Bagaimanakah hari-hari pertama peserta didik baru di
sekolah?
5. Bagaimana kegiatan pada pekan orientasi peserta didik baru.

C. Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mempunyai beberapa tujuan
yaitu:
1. Untuk mengetahui alasan pentingnya pelaksanaan orientasi
peserta didik baru
2. Untuk memahami tujuan dan fungsi dari pelaksanaan orientasi
peserta didik baru
3. Untuk mengetahui dan memahami hari-hari pertama peserta
didik baru di sekolah serta pekan orientasinya.
Orientasi Siswa 3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Orientasi Peserta Didik (siswa)


Ali Imron (2011:73) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan orientasi peserta
didik adalah perkenalan, perkenalan ini meliputi perkenalan lingkungan fisik sekolah
dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik sekolah meliputi prasarana dan
sarana sekolah seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tempat bermain di
sekolah, lapangan olah raga, gedung dan perlengkapan sekolah, serta fasilitas-
fasilitas lainnya yang disediakan di sekolah. Sedangkan lingkungan sosial sekolah,
meliputi kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan selain guru, teman sebaya
seangkatan, dan peserta didik senior di sekolah.

Menurut tim dosen AP UM (2011:210), Orientasi peserta didik (siswa baru)


adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi
lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Ada
beberapa istilah yang digunakan untuk member nama kegiatan orientasi siswa baaru
ini. Ada menamakan kegiatan dengan MOS(Masa Orientasi Siswa), MOPD(Masa
Orientasi Peserta Didik), POS(Pekan Orientasi Siswa), dan lain-lain.

B. Alasan dan Batasan Orientasi Peserta Didik (siswa)


Lingkungan sekolah peserta didik yang lama telah ditinggalkan
dan mereka berganti dengan lingkungan sekolah yang baru, dengan
penghuni dan budaya baru. Oleh karena itu peserta didik perlu
orientasi. Dengan orientasi tersebut, peserta didik akan siap
menghadapi lingkungan dan budaya baru di sekolah, yang dapat saja
berbeda jauh dengan sebelumnya.

Orientasi peserta didik baru adalah kegiatan yang merupakan


salah satu bagian dalam rangka proses penerimaan siswa baru
(Tim Dosen Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, 1988:98).
Secara umum orientasi diartikan perkenalan. Perkenalan ini meliputi
lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan
fisik sekolah meliputi prasarana dan sarana sekolah seperti jalan
menuju sekolah, halaman sekolah, tempat bermain di sekolah,
lapangan olahraga, gedung dan perlengkapan sekolah serta fasilitas-
fasilitas lain yang disediakan di sekolah. Sedangkan lingkungan
sosial sekolah meliputi, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan
selain guru, teman sebaya seangkatan, dan peserta didik senior di
sekolah serta pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
(Imron, 2011:73).

Setelah peserta didik mendaftar ulang, mereka memasuki masa orientasi peserta
didik di sekolah. Orientasi dilakukan pada mulai hari-hari pertama masuk sekolah.
Alasan diadakannya orientasi peserta didik di sekolah adalah agar peserta didik siap
Orientasi Siswa 4

menghadapi kondisi dan situasi sekolah yang baru. Bagaimanapun juga, kondisi dan
situasi sekolah yang baru, akan berbeda dengan kondisi dan situasi sekolah yang
lama. Dengan orientasi tersebut, peserta didik akan siap menghadapi lingkungan
dan budaya baru di sekolah, yang dapat saja berbeda jauh dengan sebelumnya.
Kian tinggi jenjang lembaga pendidikan, kian berat tuntutan-tuntutan yang harus
dipenuhi oleh peserta didik. Orientasi peserta didik baru diharapkan dapat
menghantarkan peserta didik pada suasana baru yang berbeda dengan
sebelumnya. Dengan demikian, peserta didik akan sadar bahwa lingkungan baru di
mana ia akan memasukinya, membutuhkan pikiran, tenaga dan waktu yang relatif
lebih banyak dibandigkan dengan lingkungan sekolah sebelumnya.

C. Tujuan dan Fungsi Orientasi Peserta Didik


Tujuan orientasi peserta didik baru menurut Ali Imron (2012:74), adalah :
1. Agar peserta didik mengenal lebih dekat mengenai diri mereka sendiri di tengah-
tengah lingkungan barunya.
2. Agar peserta didik mengenal lingkungan sekolah, baik lingkungan fisiknya,
maupun lingkungan sosialnya.
3. Pengenalan lingkungan sekolah demikian sangat penting bagi peserta didik
dalam hubungannya dengan :
a. Pemanfaatan semaksimal mungkin terhadap layanan yang dapat diberikan
oleh sekolah.
b. Sosialisasi diri dan pengembangan diri secara optimal.
Ali Imron (1994:65) menyatakan Tujuan Fungsi orientasi peserta didik adalah
sebaagai berikut :
1. Bagi peserta didik sendiri, orientasi peserta didik berfungsi sebagai:
a. Wahana untuk menyatakan dirinya dalam konteks keseluruhan lingkungan
sosialnya. Di wahana ini peserta didik dapat menunjukkan: inilah saya kepada
teman sebayanya.
b. Wahan untuk mengenal siapa lingkungan barunya sehingga dapat dijadikan
sebagai pedoman dalam menentukan sikap.
2. Bagi personalia sekolah dan tenaga kependidikan, dengan mengetahui siapa
peserta didik barunya, akan dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam memberikan
layanan-layanan yang mereka butuhkan.
3. Bagi peserta didik senior, dengan adanya orientasi ini, akan mengetahui lebih
dalam mengenai peserta didik penerusnya di sekolah tersebut

D. Pekan Orientasi Peserta Didik


Pekan orientasi peserta didik baru adalah kelanjutan dari orientasi hari-hari
pertama masuk sekolah. Jika pada hari pertama masuk sekolah, peserta didik
diperkenalkan dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial sekolah secara global,
maka pada pecan orientasi studi mereka diperkenalkan secara rinci.
Adapun lingkungan sekolah yang diperkenalkan secara rinci tersebut adlah
peraturan dan tata tertib sekolah, guru dan personalia sekolah, perpustakaan
sekolah, laboratorium sekolah, bimbingan dan konseling sekolah, bengkel sekolah,
kafetaria sekolah, layanan kesehatan sekolah, layanan asrama sekolah, orientasi
Orientasi Siswa 5

program sekolah, cara belajar yang efektif dan efisien di sekolah dan organisasi
peserta didik.

1. Peraturan dan Tata Tertib Sekolah


Para peserta didik perlu diperkenalkan dengan tata tertib sekolah. Sebab, tata
tertib sekolah ini mengatur perilaku peserta didik di sekolah. Adapun tata tertib
sekolah yang harus dipatuhi oleh peserta didik adalah :
a. Peserta didik wajib berpakaian sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
sekolah.
b. Peserta didik wajib memelihara dan menjaga ketertiban serta menjunjung
tinggi nama baik sekolah.
c. Peserta didik harus hadir di sekolah paling lambat 5 menit sebelum pelajaran
dimulai.
d. Peserta didik harus siap menerima pelajaran yang telah ditetapkan oleh
sekolah.
e. Pada jam istirahat para peserta didik tidak dibenarkan ada dalam ruangan
kelas atau meninggalkan pekarangan sekolah, kecuali ijin kepada kepala
sekolah.
f. Selama jam sekolah berlangsung, peserta didik dilarang meninggalkan
sekolah tanpa ijin kepala sekolah.
g. Setiap peserta didik yang tidak dapat mengikuti pelajaran harus dengan
menunjukkan keterangan yang sah.
h. Setiap peserta didik wajib memelihara dan menjaga kebersihan sekolah.
i. Peserta didik tidak dibenarkan membawa rokok atau merokok baik di dalam
kelas, maupun halaman sekolah, dan lingkungannya.
j. Peserta didik dilarang berpakaian yang berlebihan dan memakai perhiasan
yang mencolok.
k. Peserta didik dilarang membawa segala sesuatu yang dapat mengganggu
pelajaran.
l. Peserta didik dilarang mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat
mengganggu pelajaran di sekolah.
m. Setiap peserta didik wajib membayar SPP setiap bulan selambat-lambatnya
tanggal 10 setiap bulan.
n. Pelanggaran atas tat tertib sekolah dapat menyebabkan peserta didik
dikeluarkan dari sekolah setelah mendapatkan peringatan lisan, tertulis dan
skorsing sementara.

2. Guru dan Personalia Sekolah


Para pesreta didik harus diperkenalkan dengan guru-guru dan personalia
sekolah secara detail. Perkenalan mengenai guru dan personalia ini meliputi:
tempat tanggal lahirnya, statusnya, jumlah ana, alamat,latar belakang
pendidikannya, bidang keahlianmya, pengalamannya, prestasi-prestasi yang
pernah dicapai dan karya-karyanya.
Perkenalan secara detail demikian sangat penting, agar peserta didik
mengetahui lebih banyak tentang gurunya dan personalia sekolah yang akan
Orientasi Siswa 6

memberikan layanan kepadanya. Peserta didik akan tahu, kapada guru mana ia
harus mengadu mata pelajaran dan personalia sekolah ini. Orientasi terhadap
guru dan personalia sekolah ini juga menyangkut struktur-struktur mereka dalam
organisasi sekolah. Pemahaman mengenai struktur organisasi sekolah ini juga
menghantarkan peserta didik pada pemahaman mengenai lalu lintas hubungan
organisasi di sekolah. Dengan demikian peserta didik tidak kehilangan peta
dalam memanfaatkan layana-layanan pendidikan yang disediakan oleh sekolah.
3. Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah ini juga harus diperkenalkan kepada peserta didik.
Peserta didik perlu diperkenalkan berapa jumlah koleksi bahan pustaka yang
dipunyai perpustakaan sekolah, macam-macam dan jenis koleksi buku, dari
mana koleksi yang dipunyai selama ini. Peserta didik juga diperkenalkan dengan
layanan yang dapat diberikan oleh perpustakaan, misalnya saja layanan baca,
peminjaman, pemesanan, dan pengembalian.
Agar peserta didik dapat menggunakan semaksimal mungkin tanpa
mengganggu keberlangsungan penyelenggaraan perpustakaan sekolah, peserta
didik perlu diberi informasi mengenai persyaratan menjadi anggota
perpustakaan, tata cara peminjaman, pemesanan dan pengembalian koleksi
bahan pustaka. Pada saat ini, peserta didik juga dijelaskna tentang tata tertib
berkunjung, membaca di ruangan, peminjaman, pemesanan dan pengembalian
buku atau koleksi bahan pustaka berikut sangsi atas pelanggaran-
pelanggarannya.

4. Laboratorium Sekolah
Tidak berbeda dengan perkenalan perpustakaan, peserta didik terlebih dahulu
diperkenalkan kepada para petugas laboratorium berikut tugas dan tanggung
jawabnya. Lebih lanjut peerta didik diberi informasi mengenai macam-macam
laboratorium yang dimiliki oleh sekolah berikut macam-macam saran prasarana,
perlengkapan dan atau fasilitas yang ia punyai. Tata cara meenggunakan
masing-masing laboratorium beserta dengan petunjuknya teknisnya, perlu juga
disampaikan kepada peserta didik baru ini. Demikian juga bahaya-bahaya dari
sebagian peralatan yang ada dengan sejumlah resiko yang dipunyai perlu
diketahui oleh peserta didik baru.

5. Bengkel Sekolah
Tujuan dan fungsi diadakannya bengkel harus dijelaskan kepada peserta
didik. Tata cara pemanfaatan bengkel oleh peserta didik juga perlu dijelaskan
kepada mereka. Oreintasi mengenai bengkel ini sangat penting, agae peserta
didik mendapat gambaran yang jelas.

6. Kafetaria Sekolah
Kafetaria sekolah diadakan dalam rangka membantu peserta didik yang
membutuhkan snack ketika sedang bersekolah. Kafetaria sengaja disediakan,
oleh karena tidak jarang ketika peserta didik bersekolah merasa haus dan lapar.
Jika peserta didik membeli makanan dan minuman di luar sekolah, dikhawatirkan
Orientasi Siswa 7

peserta didik mendapatkan makanan dan minuman yang tidak terjamin


kebersihannya.
Pada saat orientasi kepada peserta didik, hal-hal yang berkaitan dengan
kemengapaan disediakan layanan kafetaria tersebut harus dijelaskan kepada
peserta didik. Dengan demikan, peserta didik baru tidak mempresepsi layanan
kafetaria sekolah sebagai pembelenggu kebebasan peserta didik dalam hal
membeli makanan dan minuman. Pada saat orientasi juga, peserta didik juga
diberi informasi mengenai siapa pengelola kafetaria sekolah, bagaimana sistem
layanannya, dari mana modal dan dan kemana dan untuk apa keuntungannya
dipergunakan.

7. Bimbingan dan Konseling Sekolah


Pada saat orientasi ini, peserta didik juga perlu diperkenalkan dengan
layanan bimbingan dan konseling yang disediakan oleh sekolah. Informasi itu
meliputi: kedudukan dan peranan bimbingan dan konseling di sekolah, jenis-jenis
layanan yang disediakan oleh bimbingan dan konseling, kapan peserta didik
dapat memanfaatkan layanan bimbingan. Dengan demikian ketika peserta didik
mempunyai masalah yang pemecahannya membutuhkan layanan bimbingan dan
konseling, akan dapat menghubungi personalia bimbingan sesegera mungkin.

8. Layanan Kesehatan Sekolah


Layanan kesehatan bersifat memberikan bantuan sementara, oleh karena
penanganan lanjut haruslah kepada mereka yang lebih ahli, ialah para dokter di
rumah sakit. Seberapa jauh batas layanan dan kewenangan yang dapat
diberikan oleh usaha kesehatan sekolah hendaknya dijelaskan benar kepada
peserta didik. Dengan pemberian informasi demikian, maka peserta didik akan
mengetahui batas-batas hak yang dapat dituntut dari sekolah, dan tidak
menuntut layanan yang lebih dan di luar kemampuan dan kewenangan sekolah.

9. Layana Koperasi Sekolah


Koperasi sekolaah didirikan dalam rangka mensejaahterakan para
anggotanya, dalam hal ini adalah para peserta didik. Para peserta didik yang
menjadi anggotanya, dapat dikenakan simpanan pokok, simpanan wajib dan
simpanan suka rela. Dengan demikian, modal yang dipunyai tersebut dapat
dipergunakan lagi untuk kesejahteraan peserta didik.
Layanan barang, jasa dan keperluan sekolah yang disediakan oleh koperasi juga
harus dijelaskan kepada para peserta didik baru agar mereka mendapatkan
gambaran yang utuh mengenai koperasinya.

10. Asrama Sekolah


Asrama sekolah umumnya disediakan untuk para peserta didik yang tempat
tinggalnya sangat jauh dari sekolah, atau yang tidak mudah menjangkau sekolah.
Tentu asrama sekolah demikian disediakan tidak sekadar untuk menampung
peserta didik yang jauh tempat tinggalnya dari sekolah, melainkan yang lebih
penting adalah misi pendidikan yang ingin dicapai. Misi yang hendak dicapai
Orientasi Siswa 8

dengan adanya asrama ini hendaknya diinformasikan kepada para peserta didik
baru pada saat pecan orientasi peserta didik. Aktivitas-aktivitas yang ada di
asrama, persyaratan-persyaratan bertempat tinggal di asrama, peraturan dan
tata tertib bertempat tinggal di asrama, sistem pembayaran dan layanan yang
dapat dibberikan oleh asrama serta jangka waktu tinggal di asrama, haruslah
diinformasikan semuanya kepada peserta didik.

11. Orientasi Program Studi


Program studi dan jurusan-jurusan yang ada di sekolah juga harus
diinformasikan kepada peserta didik selama menjalani orientasi.pemahaman
mengenai program studi dengan segala seluk beluknya, akan menghindarkan
kesalahan pilih. Sebab, kesalah pilih demikian seringkali menjadikan peserta
didik tidak berminat untuk belajaar, atau merasa terpaksa untuk belajar. Perlu
juga diinformasikan kepada peserta didik tentang alumni-alumni yang dimiliki
serta berhasil dari program studi tertentu di sekolah tersebut. Hal demikian amat
penting untuk memberikan bukti penguat atas prospektif masing-masing jurusan.

12. Cara Belajar yang Efektif dan Efisien


Pada saat pecan orientasi peserta didik, perlu diadakan ceramah mengenai
cara belajar yang efektif dan efisien. Cara belajar efektif dan efisien ini meliputi:
persiapan mengikuti pelajaran, cara membuat catatan pelajaran, cara meringkas,
cara mencari ide-ide dasar, cara mengingat rumus-rumus, cara mengerjakan
pekerjaan rumah dan sebagainya. Pada saat pemberian informasi mengenai
cara belajar yang efektif dan efisien demikian, peserta didik juga diberi
kesempatan untuk bertukar pengalaman dengan teman-teman lainnya.

13. Organisasi Pesreta Didik


Jenis-jenis organisasi di sekolah juga harus patut diperkenalkan kepada para
peserta didik, misalnya OSIS, Pramuka, PMR, kelompok-kelompok studi, KIR,
dan sebagainya. Agar mereka mendapat gambaran keseluruhn organisasi yang
ada. Siapa saja yang menjadi pengurus organisasi peserta didik juga harus
diinformasikan.

E. PENDEKATAN ORIENTASI PESERTA DIDIK


Ada tiga pendekatan orientasi peserta didik. Pertama, pendekatan yang menitik
beratkan pada keaktifan personalia sekolah. Biasanya peserta didik ditempatkan
diruangan tertentu untuk diberi informasi lengkap mengenai sesuatu yang perlu
diorientasikan. Yang Kedua, pendekatan yang menitik beratkan pada keaktifan
peserta didik. Pada umumnya peserta didik diajak mendiskusikan megenai sesuatu
yang diperkenalkan. Sedangkan yang ketiga, pendekatan padu yang merupakan
paduan dari yang pertama dan kedua.

F. PENUTUPAN ORIENTASI PESERTA DIDIK


Orientasi Siswa 9

Pekan orientasi peserta didik biasanya diakhiri dengan pertandingan berbagai


macam cabang olah raga. Pertandingan dimaksudkan sekaligus mencari bibit-bibit
unggul olah ragawan di sekolah tersebut. Setelah pertandingan seolah raga
dilaksanakan, umumnya dilanjutkan dengan kerja bakti atau bakti sosiaal. Dengan
cara demikian peserta peserta didik akan merasa memiliki terhadap sekolahnya,
sekaligus berada dalam keadaan nyaman ketika hari-hari pertama memperoleh
pelajaran.
Di akhir pecan orientasi peserta didik, terutama malam harinya umunya diadakan
penutupan pekan orientasi peserta didik. Pada saat acara penutupan demikian,
diadakan kegiatan student show atau pertunjukan peserta didik. Maksud
diadakan student show demikian adalah :
1. Mengenal bakat terpendam peserta didik di bidang olah raga dan seni.
2. Maksud pengenalan atas bakat terpendam tersebut adalah dalam rangka
mengambil langkah-langkah pembinaan.
3. Sebagai salah satu sarana hiburan yang bersifat edukatif.
Orientasi Siswa 10

DAFTAR RUJUKAN

Imron, Ali. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Tim Dosen AP UPI. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Imron, Ali. 1994. Manajemen Peserta Didik Jilid 1. Malang: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang Proyek Operasi dan
Perawatan Fasilitas.

Anda mungkin juga menyukai