Anda di halaman 1dari 30

PENGEMBANGAN

PEMBELAJARAN BERPIKIR
TINGKAT TINGGI
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Pendidikan dan
Pelatihan Guru Tahun 2018
ASPEK KETERAMPILAN BERFIKIR
TINGKAT TINGGI
Keterampilan berpikir sesuai dengan ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor yang menjadi satu
kesatuan dalam proses belajar dan mengajar.

Keterampilan yang memiliki keinginan kuat Keterampilan yang dikerahkan dalam memecahkan
untuk dapat memecahkan masalah muncul persamalahan yang muncul, mengambil keputusan,
pada kehidupan sehari-hari menganalisis, menginvestigasi, dan menyimpulkan
Peta kompetensi keterampilan 4Cs sesuai
dengan P21
Framework 21st
Kompetensi Berpikir P21
Century Skills
Peserta didik dapat menghasilkan, mengembangkan, dan
Creativity Thinking and
mengimplementasikan ide-ide mereka secara kreatif baik secara
innovation
mandiri maupun berkelompok.
Peserta didik dapat mengidentifikasi, menganalisis,
Critical Thinking and menginterpretasikan, dan mengevaluasi bukti-bukti, argumentasi, klaim
Problem Solving dan data-data yang tersaji secara luas melalui pengakajian secara
mendalam, serta merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik dapat mengkomunikasikan ide-ide dan gagasan secara
Communication
efektif menggunakan media lisan, tertulis, maupun teknologi.
Peserta didik dapat bekerja sama dalam sebuah kelompok dalam
Collaboration
memecahkan permsalahan yang ditemukan
Information, Media and Peserta didik dapat mengakses informasi dari berbagai sumber, menilai
Technology Skills informasi secara akurat, dan menggunakan informasi secara relevan.
Dimensi Pengetahuan
Dimensi Defenisi
Pengetahuan
Faktual pengetahuan tentang eleman-elemen terpisah dan memiliki cirinya tersendiri, meliputi
pengetahuan tentang terminology dan detail dan elemen yang lebih spesifik.

Konseptual pengetahuan tentang bentuk yang lebih kompleks dan terorganisasi, mencakup
klasifikasi dan kategori, prinsip, model, dan struktur
Prosedural pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, mencakup pengetahuan dalam
hal keterampilan dan algoritmik, Teknik dan metode, dan model dan struktur.

Metakoginitif kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai


kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman
dirinya, kemampuan meng- gunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan
kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri.
Proses Kognitif
PROSES KOGNITIF DEFINISI
C1 Mengingat Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan
L Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk
C2 O Memahami
komunikasi lisan, tertulis, dan gambar
T
S Menerapkan / Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam situasi
C3
Mengaplikasikan yang tidak biasa
Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan
C4 Menganalisis menentukan bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan
antarbagian dan ke struktur atau tujuan keseluruhan
H
Menilai /
C5 O Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar
Mengevaluasi
T
Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk
S
Mengkreasi / membentuk keseluruhan secara koheren atau fungsional;
C6
Mencipta menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau
struktur baru
Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta/
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) Membuat
(C6)
Mengutip Memperkirakan Menugaskan Mengaudit Membandingkan Mengumpulkan
Mengurutkan Mengatur Mengabstraksi
Menyebutkan Menjelaskan Menyimpulkan
Menentukan Menganimasi Mengatur
Menjelaskan Menceritakan Menerapkan Mengumpulkan Menilai Menganimasi
Menggambar Mengkatagorikan Mengkalkulasi Memecahkan Mengarahkan Mengkatagorikan
Mencirikan Memodifikasi Menegaskan Membangun
Membilang Menghitung Menganalisis
Memprediksi Mengkreasikan
Merinci
Mengidentifikasi Membangun Menyeleksi Memperjelas Mengoreksi
Mengasosiasikan
Mendaftar Mencegah Merinci Menugaskan Merencanakan
Membandingkan Menentukan Menominasikan Memadukan
Menunjukkan Menghitung Menggambarkan Mendiagramkan
Menafsirkan Mendikte
Memberi label Mengkontraskan Menggunakan Mengkorelasikan Mempertahankan Membentuk
Memberi indeks Menilai Menguji Memerinci Meningkatkan
Menjalin
Melatih Mencerahkan Menanggulangi
Memasagkan Mendiskusikan Menggali Membagankan
Mengukur Menggeneralisasi
Membaca Mencontohkan Mengemukakan Menyimpulkan Merangkum Menggabungkan
Menamai Mengemukakan Mengadaptasi Menjelajah Membuktikan Merancang
Mempolakan Menyelidiki Memaksimalkan Membatas
Menandai Mempersoalkan Memerintahkan
Memvalidasi Mereparasi
Menghafal Memperluas Mengetes
Mengkonsepkan Mengaitkan Membuat
Menyimpulkan Melaksanakan Mentransfer Menyiapkan
Meniru Mendukung
Meramalkan Memproduksi Melatih Memproduksi
Mencatat Memproses Mengedit
Memilih Memperjelas
Merangkum
Mengulang Menjabarkan Mengaitkan Menemukan Memproyeksikan Merangkum
Mereproduksi Menyusun Menyeleksi Mengkritik Merekonstruksi
Menggali Memecahkan Mengoreksi Mengarang
Meninjau Mengubah Melakukan Mendeteksi
Mengarahkan Menyusun
Memilih Mempertahankan Mensimulasikan Menelaah Memutuskan Mengkode
Mentabulasi Mengartikan Mentabulasi Mengukur Memisahkan Mengkombinasikan
Memproses Membangunkan Memfasilitasi
Memberi kode Menerangkan menimbang
Membiasakan Merasionalkan Mengkonstruksi
Menulis Menafsirkan Mengklasifikasi Mendiagnosis Merumuskan
Menyatakan Memprediksi Menyesuaikan Memfokuskan Menghubungkan
Melaporkan Mengoperasikan Memadukan Menciptakan
Menelusuri Meramalkan Menampilkan
Membedakan
Ranah Afektif
Proses Afektif Definisi
Penerimaan adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsanagn
A1 Penerimaan
atau stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik
suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk
A2 Menanggapi mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi
terhadapnya dengan salah satu cara.
memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu gejala
A3 Penilaian
atau stimulus tertentu.
konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan
A4 Mengelola
prioritas nilai yang telah dimiliki.
keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang
A5 Karakterisasi
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Karakterisasi
Menerima Merespon Menghargai Mengorganisaikan
Menurut Nilai
(A1) (A2) (A3) (A4)
(A5)
Mengikuti Menyenangi Mengasumsikan Mengubah Membiasakan
Menganut Mengompromika Meyakini Menata Mengubah
Mematuhi n Meyakinkan Membangun perilaku
Meminati Menyambut Memperjelas Membentuk- Berakhlak mulia
Mendukung Menekankan pendapat Melayani
Melaporkan Memprakarsai Memadukan Mempengaruhi
Memilih Menyumbang Mengelola Mengkualifikasi
Memilah Mengimani Merembuk Membuktikan
Menolak Menegosiasi Memecahkan
Menampilkan
Menyetujui
Mengatakan
Proses Psikomotor
Proses Berfikir Makna
P1 Imitasi Imitasi berarti meniru tindakan seseorang
P2 Manipulasi Kategori manipulasi berarti melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan
cara dengan mengikuti petunjuk umum, bukan berdasarkan observasi. Pada kategori ini,
siswa dipandu melalui instruksi untuk melakukan keterampilan tertentu.
P3 Persisi Kategori presisi berarti secara independen melakukan keterampilan atau menghasilkan
produk dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan. Dalam bahasa sehari-hari, kategori ini
dinyatakan sebagai “tingkat mahir
P4 Artikulasi Kategori artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau produk agar sesuai dengan
situasi baru, atau menggabungkan lebih dari satu keterampilan dalam urutan harmonis
dan konsisten.
P5 Naturalisasi Kategori naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih keterampilan dengan mudah
dan membuat keterampilan otomatis dengan tenaga fisik atau mental yang ada. Pada
kategori ini, sifat aktivitas telah otomatis, sadar penguasaan aktivitas, dan penguasaan
keterampilan terkait sudah pada tingkat strategis (misalnya dapat menentukan langkah
yang lebih efisien).
Meniru Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi
(P1) (P2) (P3) (P4) (P5)
Menyalin Kembali membuat Menunjukkan Membangun Mendesain
Mengikuti Membangun Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mereplikasi Melakukan Menyempurnakan Menggabungkan Mengelola
Mengulangi Melaksanakan Mengkalibrasi koordinat Menciptakan
Mematuhi Menerapkan Mengendalikan Mengintegrasikan
Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Beradaptasi
Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan Mengembangkan
Menggabungkan Merancang Memutar Merumuskan
Mengatur Melatih Mengirim Memodifikasi master
Mengumpulkan Memperbaiki Memproduksi Mensketsa
Menimbang Memanipulasi Mencampur
Memperkecil Mereparasi Mengemas
Mengubah Menyajikan
Model-Model Pembelajaran
1. Model Penemuan/Penyingkapan
a. Discovery Learning
Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning) adalah memahami
konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai
kepada suatu kesimpulan.

Sintak model Discovery Learning:


1) Pemberian rangsangan (Stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
3) Pengumpulan data (Data Collection);
4) Pengolahan data (Data Processing);
5) Pembuktian (Verification), dan
6) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
Model-Model Pembelajaran (2)
b. Inquiry Learning
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam
proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting
waktu yang singkat.

Sintak/tahap model inkuiri meliputi:


1) Orientasi masalah;
2) Pengumpulan data dan verifikasi;
3) Pengumpulan data melalui eksperimen;
4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
5) Analisis proses inkuiri.
Model-Model Pembelajaran (3)
2. Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang
menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu
maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan
sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual
Sintak model Problem Based Learning :
1) Orientasi peserta didik pada masalah
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Model-Model Pembelajaran (4)
3. Project Based Learning
Model Project Based Learning adalah Model pembelajaran yang melibatkan keaktifan
siswa dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/ mandiri melalui
tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk
untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.

Sintak PJBL:
1) Pertanyaan mendasar
2) Mendesain perencanaan produk
3) Menyusun jadwal pembuatan
4) Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek
5) Menguji hasil
6) Evaluasi penglaman belajar
Langkah Desain Pembelajaran
1. Menentukan dan menganalisis kompetensi dasar yang sesuai
dengan tuntutan Permendikbud nomor 24 tahun 2016 tentang
Kompetensi Dasar yang menjadi sasaran minimal yang akan dicapai
sesuai Kompetensi Dasar. Sesuai dengan format dibawah.

Format pasangan KD pengetahuan dan keterampilan


Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan
<Nomor KD> <KD Pengetahuan> <Nomor KD> <KD Pengetahuan>
2. Tentukan target yang akan dicapai sesuai dengan Kompetensi Dasar,
sesuai dengan format dibawah, dengan cara memisahkan target
kompetensi dengan materi yang terdapat pada KD.

Format Penetapan Target KD


NO KOMPETENSI TARGET KD
DASAR
KD PENGETAHUAN
<KD Pengetahuan> <Target pengetahuan yang diamanatkan oleh KD>
KD KETERAMPILAN
<KD Keterampilan> <Target keterampilan yang diamanatkan oleh KD>
Format Perumusan IPK
INDIKATOR
TINGKAT MATERI DAN
KD PROSES BERPIKIR PENCAPAIAN
KOMPETENSI KD SUB MATERI
KOMPETENSI
KD Pengetahuan
Dimensi IPK Penunjang:
Pengetahuan:

IPK Kunci:
Proses Berpikir:
IPK Pengayaan :
KD Keterampilan

Tingkat Proses IPK Penunjang:


Keterampilan:

IPK Kunci:

IPK Pengayaan:
5. Merumuskan tujuan pembelajaran.
Perumusan tujuan pembelajaran harus jelas dalam menunjukkan
kecakapan yang harus dimiliki peserta didik. Tujuan pembelajaran
mengisyaratkan bahwa ada beberapa karakter kecakapan yang akan
dikembangkan guru dalam pembelajaran. Selain itu, tujuan
pembelajaran ini juga bertujuan untuk menguatkan pilar pendidikan.
Format Desain Pembelajaran berdasarkan Model Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran: <diisi dengan tujuan pembelajaran seperti point 5>

Modul Pembelajaran halaman 86


Perlu diperhatikan dalam Merumuskan
indikator
• Indikator dirumuskan dari KD
• Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur
• Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudah dipahami.
• Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda
• Hanya mengandung satu tindakan dan satu materi.
• Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi & kebutuhan
peserta didik, sekolah, masyarakat dan lingkungan/daerah.
Jenis Indikator
• Indikator Penunjang/jembatan
• Indikator Kunci-memenuhi syarat UKRK
(a) urgensi, dimaknai bahwa secara teoritis indikator itu harus dikuasai peserta didik,
(b) kontinuitas, dimaknai bahwa indikator ini merupakan indikator lanjutan yang
merupakan pendalaman dari satu atau lebih indikator yang sudah pernah dipelajari
pada KD sebelumnya atau KD itu sendiri;
(c) relevansi, dimaknai bahwa indikator itu diperlukan untuk mempelajari/memahami
pelajaran lain;
(d) keterpakaian, dimaknai bahwa indikator ini memiliki nilai terapan tinggi dalam
kehidupan sehari-hari.

• Indikator Pengayaan
Kapan Indikator Kunci diterapkan?

• Apapun keadaan karakteristik, peserta didik, mata pelajaran,


satuan pendidikan, dan potensi daerah, maka harus ada
rumusan indikator kunci pada tiap KD
Apakah Indikator Kunci harus
diujikan?
• Indikator kunci harus diujikan untuk mengetahui tingkat
pencapaian pesertad idik terhadap KD
• Pengujian melalui ulangan harian/ulangan tengah
semester/akhir semester
Apakah Indikator
Jembatan/Pendukung itu?
• Merupakan indikator yang mendukung indikator kunci
• Mencerminkan kemampuan jembatan yang diperlukan
dalam rangka menguasai kemampuan yang dirumuskan oleh
indikator kunci
Apakah Indikator Pendukung berhubungan
dengan KD-KD sebelumnya atau KD yang
bersangkutan?

Kemampuan prasyarat untuk indikator kunci yang dirumuskan pada


indikator pendukung adalah kemampuan berkait dengan KD
berangkutan yang sedang dipelajari, bukan berkait dengan kemampuan
pada KD-KD sebelumnya
Kapan Indikator Pendukung diperlukan?

Bila peserta didik diprediksi lemah dalam kemampuan


prasyarat berkait dengan kemampuan pada indikator kunci,
maka sebaiknya Anda mendesain indikator penghubung
Apakah Indikator Pendukung perlu diujikan?

Indikator pendukung sebaiknya diuji sendiri, bila tak


terwakili dalam pengujian indikator kunci
Karena menjadi modal atau prasysrat untuk menguasai
kemampuan pada indikator kunci, maka sebaiknya pengujian
indikator pendukung dilakukan sebelum peserta didik belajar
keampuan yang berkait dengan indikator kunci
Apakah Indikator Kompleks atau
Pengayaan?
• Indikator kompleks merupakan indikator yang memiliki tingkat
kesulitan dan kerumitan yang tinggi
• Dalam pelaksanaannya menuntut: 1) kreativitas yang tinggi, 2) waktu
yang cukup lama karena perlu pengulangan, 3) penalaran dan
kecermatan peserta didik yang tinggi, 4) sarana dan prasaran sesuai
tuntutan kompetensi yang harus dicapai
• Indikator kompleks mencerminkan tuntutan kemampuan tambahan
atau kemampuan yang sifatnya pengayaan dari target kemampuan
minimal pada KD-nya

Anda mungkin juga menyukai