Anda di halaman 1dari 47

PEMBELAJARAN HOTS

Disajikan oleh:
Dra. Mislinatul Sakdiyah, M.Pd.
KONSEP PEMBELAJARAN HOTS
Pengertian HOTS

Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order


Thinking Skill (HOTS) adalah proses berpikir kompleks
dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan,
membangun representasi, menganalisis, dan membangun
hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling
dasar (Resnick:987).
Pengertian Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)

Berpikir tingkat tinggi merupakan


kemampuan berpikir yang tidak
sekadar mengingat (recall),
menyatakan kembali (restate), atau
merujuk tanpa melakukan
pengolahan (recite)
ASPEK KETERAMPILAN BERPIKIR
TINGKAT TINGGI
Sebagai Transfer
Knowledge Keterampilan berpikir sesuai
dengan ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor yang menjadi
satu kesatuan dalam proses
belajar dan mengajar.

Keterampilan yang dikerahkan dalam


Keterampilan yang memiliki memecahkan permasalahan yang
keinginan kuat untuk dapat muncul, mengambil keputusan,
memecahkan masalah muncul Keterampilan menganalisis, menginvestigasi, dan
pada kehidupan sehari-hari Berikir Tingkat menyimpulkan
TInggi

Sebagai Problem Sebagai Critical


Solving and Creative
Thinking
1. TRANSFER KNOWLEDGE
SIKAP
KI Ranah SIKAP
Tingkatan Sikap Deskripsi

A1. Menerima Kesediaan menerima suatu nilai dan


(accepting) nilai memberikan perhatian terhadap nilai tersebut

A2. Menanggapi Kesediaan menjawab suatu nilai dan ada rasa


(responding) nilai puas dalam membicarakan nilai tersebut

A3. Menghargai Menganggap nilai tersebut baik; menyukai


(valuing) nilai nilai tersebut; dan komitmen terhadap nilai
tersebut
A4. Menghayati Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari
(organizing/ sistem nilai dirinya
internalizing) nilai
A5. Mengamalkan Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri
(characterizing/ dirinya dalam berpikir, berkata,
actualizing) nilai berkomunikasi, dan bertindak (karakter)
Menerima Merespon Menghargai Mengorganisaikan Karakterisasi
Menurut Nilai
(A1) (A2) (A3) (A4)
(A5)
Mengikuti Menyenangi Mengasumsikan Mengubah Membiasakan
Menganut Mengompromikan Meyakini Menata Mengubah perilaku
Mematuhi Menyambut Meyakinkan Membangun Berakhlak mulia
Meminati Mendukung Memperjelas Membentuk- Melayani
Melaporkan Menekankan pendapat Mempengaruhi
Memilih Memprakarsai Memadukan Mengkualifikasi
Memilah Menyumbang Mengelola Membuktikan
Menolak Mengimani Merembuk Memecahkan
Menampilkan Menegosiasi
Menyetujui
Mengatakan
PENGETAHUAN
DIMENSI KI-3
Olahan Anderson
(PENGETAHUAN)

Dimensi Proses Kognitif Dimensi Pengetahuan

C-1
Mengingat Faktual

C-2
Memahami

Konseptual
C-3
Menerapkan

C-4
Menganalisis
Prosedural
C-5
Mengevaluasi

C-6 Metakognitif
Mengreasi
Dimensi Proses Kognitif
PROSES KOGNITIF DEFINISI
C1 Mengingat mengingat kembali pengetahuan dari memori.
L
mengonstruksi makna dari pesan lisan, tulisan,
C2 O Memahami
dan atau grafis.
T
Menerapkan / penggunaan prosedur dalam situasi yang
C3 S
Mengaplikasikan diberikan atau situasi baru.
menguraikan materi ke dalam bagian-bagian
dan bagaimana bagian-bagian itu saling
C4 Menganalisis
berhubungan satu sama lain dalam
H keseluruhan struktur.
O Menilai / membuat keputusan berdasarkan kriteria dan
C5
T Mengevaluasi standar.
S menempatkan elemen-elemen secara
Mengkreasi / bersamaan ke dalam bentuk modifikasi atau
C6
Mencipta mengorganisasikan elemen-elemen ke dalam
pola baru (struktur baru).
Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta/
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) Membuat
(C6)
Mengutip Memperkirakan Menugaskan Mengaudit Membandingkan Mengumpulkan
Mengurutkan Mengatur Mengabstraksi
Menyebutkan Menjelaskan Menyimpulkan
Menentukan Menganimasi Mengatur
Menjelaskan Menceritakan Menerapkan Mengumpulkan Menilai Menganimasi
Menggambar Mengkatagorikan Mengkalkulasi Memecahkan Mengarahkan Mengkatagorikan
Mencirikan Memodifikasi Menegaskan Membangun
Membilang Menghitung Menganalisis Memprediksi Mengkreasikan
Merinci
Mengidentifikasi Membangun Menyeleksi Memperjelas Mengoreksi
Mengasosiasikan Mencegah Merinci Merencanakan
Mendaftar Membandingkan
Menugaskan
Menentukan Menominasikan Memadukan
Menunjukkan Menghitung Menggambarkan Mendiagramkan Menafsirkan Mendikte
Memberi label Mengkontraskan Menggunakan Mengkorelasikan Mempertahankan Membentuk
Memberi indeks Menilai Menguji Memerinci Meningkatkan
Menjalin
Melatih Mencerahkan Menanggulangi
Memasagkan Mendiskusikan Menggali Membagankan Mengukur Menggeneralisasi
Membaca Mencontohkan Mengemukakan Menyimpulkan Merangkum Menggabungkan
Menamai Mengemukakan Mengadaptasi Menjelajah Membuktikan Merancang
Mempolakan Menyelidiki Memaksimalkan Membatas
Menandai Mempersoalkan Memerintahkan Memvalidasi Mereparasi
Menghafal Memperluas Mengkonsepkan Mengaitkan Mengetes Membuat
Menyimpulkan Melaksanakan Mentransfer Menyiapkan
Meniru Mendukung
Meramalkan Memproduksi Melatih Memproduksi
Mencatat Memproses Mengedit Memilih Memperjelas
Merangkum
Mengulang Menjabarkan
Mengaitkan Menemukan Memproyeksikan Merangkum
Mereproduksi Menyusun Menyeleksi Mengkritik Merekonstruksi
Menggali Memecahkan Mengoreksi Mengarang
Meninjau Mengubah Melakukan Mendeteksi Mengarahkan Menyusun
Memilih Mempertahankan Mensimulasikan Menelaah Memutuskan Mengkode
Mentabulasi Mentabulasi Mengukur Memisahkan Mengkombinasikan
Mengartikan
Memproses Membangunkan Memfasilitasi
Memberi kode Menerangkan Membiasakan Merasionalkan menimbang Mengkonstruksi
Menulis Menafsirkan Mengklasifikasi Mendiagnosis Merumuskan
Menyatakan Memprediksi Menyesuaikan Memfokuskan Menghubungkan
Melaporkan Mengoperasikan Memadukan Menciptakan
Menelusuri Meramalkan Menampilkan
Membedakan
Dimensi Pengetahuan

Dimensi Defenisi
Pengetahuan
Faktual pengetahuan terminologi atau pengetahuan detail yang spesifik dan
elemen.

Konseptual pengetahuan yang lebih kompleks berbentuk klasifikasi, kategori,


prinsip dan generalisasi.
Prosedural pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu.

Metakognitif pengetahuan tentang kognisi, merupakan tindakan atas dasar suatu


pemahaman, meliputi kesadaran berfikir dan penetapan keputusan
tentang sesuatu.
HUBUNGAN DIMENSI PROSES KOGNITIF
DAN DIMENSI PENGETAHUAN

Perkembangan Berfikir Dimensi


Taksonomi Bloom Revised
No Anderson Pengetahuan Keterangan
(Cognitive Process (Knowledge
Dimension) Dimension)
1. Mengingat (C1) Pengetahuan
Faktual
Lower Order
2. Memahami/menginter-pretasi
prinsip (C2)
Pengetahuan
Konseptual Thinking
Skills (LOTS)
3. Menerapkan (C3) Pengetahuan
Prosedural
4. Menganalisis (C4)
Pengetahuan Higher Order
5. Mengevaluasi (C5) Metakognitif Thinking
Skills (HOTS)
6. Mengapresiasi (C6)
SKEMA PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN
PSIKOMOTOR
DIMENSI KI-4
(KETERAMPILAN)
Dyers

Keterampilan Abstrak Keterampilan Konkret


Dave Simpson
KA-1 P-1
Mengamati Persepsi, Kesiapan, Meniru
Imitasi
KA-2
Menanya P-2 Membiasakan
Manipulasi
KA-3
Mencoba
P-3 Mahir
Presisi
KA-4
Menalar
P-4 Alami
KA-5 Artikulasi
Menyaji

KA-6 P-5 Orisinal


Mengreasi Naturalisasi
DIMENSI KETERAMPILAN ABSTRAK
Kemampuan Belajar Deskripsi

Perhatian pada waktu mengamati suatu objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu


Mengamati penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang
digunakan untuk mengamati.

Menanya Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual,
konseptual, prosedural, dan hipotetik)

Mengumpulkan Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas
informasi/mencoba / informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan
mengolah data.

Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi


dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih
Menalar/mengasosia dari dua fakta/konsep/teori, mensintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antar
si/ mengolah berbagai jenis fakta-fakta/konsep/teori/pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur
informasi baru, argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/konsep/teori dari
dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru,
argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis
sumber.

Mengomunikasi kan/ Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk tulisan, grafis,
menyaji media elektronik, multi media dan lain-lain.

Mencipta (creating) Menghasilkan ide-ide, rancangan dan atau keputusan-keputusan baru.


DIMENSI KETERAMPILAN KONKRET (DAVE)
Proses Psikomotor Makna
P1 Imitasi Imitasi berarti meniru tindakan seseorang
P2 Manipulasi Kategori manipulasi berarti melakukan keterampilan atau
menghasilkan produk dengan cara dengan mengikuti petunjuk umum,
bukan berdasarkan observasi. Pada kategori ini, siswa dipandu melalui
instruksi untuk melakukan keterampilan tertentu.

P3 Presisi Kategori presisi berarti secara independen melakukan keterampilan


atau menghasilkan produk dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan.
Dalam bahasa sehari-hari, kategori ini dinyatakan sebagai “tingkat
mahir
P4 Artikulasi Kategori artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau produk agar
sesuai dengan situasi baru, atau menggabungkan lebih dari satu
keterampilan dalam urutan harmonis dan konsisten.

P5 Naturalisasi
Kategori naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih
keterampilan dengan mudah dan membuat keterampilan otomatis
dengan tenaga fisik atau mental yang ada. Pada kategori ini, sifat
aktivitas telah otomatis, sadar penguasaan aktivitas, dan penguasaan
keterampilan terkait sudah pada tingkat strategis (misalnya dapat
menentukan langkah yang lebih efisien).
Meniru Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi
(P1) (P2) (P3) (P4) (P5)
Menyalin Kembali membuat Menunjukkan Membangun Mendesain
Mengikuti Membangun Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mereplikasi Melakukan Menyempurnaka Menggabungkan Mengelola
Mengulangi Melaksanakan n koordinat Menciptakan
Mematuhi Menerapkan Mengkalibrasi Mengintegrasikan
Mengaktifkan Mengoreksi Mengendalikan Beradaptasi
Menyesuaikan Mendemonstrasik Mengalihkan Mengembangkan
Menggabungka an Menggantikan Merumuskan
n Merancang Memutar Memodifikasi
Mengatur Melatih Mengirim master
Mengumpulkan Memperbaiki Memproduksi Mensketsa
Menimbang Memanipulasi Mencampur  
Memperkecil Mereparasi Mengemas
Mengubah Menyajikan
DIMENSI KETERAMPILAN KONKRET (SIMPSON)

No. Tingkat Tingkatan


Taksonomi Uraian Taksonomi Uraian
Simpson Dave

Persepsi Menunjukkan perhatian untuk


melakukan suatu gerakan.
Meniru kegiatan yang telah didemonstrasikan
1. Kesiapan Menunjukkan kesiapan mental dan Imitasi atau dijelaskan, meliputi tahap coba-coba hingga
fisik untuk melakukan suatu gerakan. mencapai respon yang tepat.
Meniru Meniru gerakan secara terbimbing.
Membiasakan Melakukan suatu pekerjaan dengan sedikit
2. gerakan Melakukan gerakan mekanistik. Manipulasi percaya dan kemampuan melalui perintah dan
(mechanism) berlatih.

Mahir (complex Melakukan suatu tugas atau aktivitas dengan


3. or overt Melakukan gerakan kompleks dan Presisi keahlian dan kualitas yang tinggi dengan unjuk
response) termodifikasi. kerja yang cepat, halus, dan akurat serta efisien
tanpa bantuan atau instruksi.

Keterampilan berkembang dengan baik sehingga


Menjadi gerakan Menjadi gerakan alami yang seseorang dapat mengubah pola gerakan sesuai
4. alami diciptakan sendiri atas dasar gerakan Artikulasi dengan persyaratan khusus untuk dapat
(adaptation) yang sudah dikuasai sebelumnya. digunakan mengatasi situasi problem yang tidak
sesuai SOP.

Menjadi Menjadi gerakan baru yang orisinal Melakukan unjuk kerja level tinggi secara
5. tindakan orisinal dan sukar ditiru oleh orang lain dan Naturalisasi alamiah, tanpa perlu berfikir lama dengan
(origination) menjadi ciri khasnya. mengreasi langkah kerja baru.
Teknik Penilaian Keterampilan
RINCIAN GRADASI
SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN
Keterampilan
Sikap Pengetahuan
Kongkret
Abstrak

(Krathwohl) (Bloom) (Dyers) (Dave) (Simpson)

Menerima Mengingat Mengamati


Persepsi, Kesiapan,
Imitasi
Meniru
Merespon Memahami Menanya

Menghargai Menerapkan Mencoba Manipulasi Membiasakan

Menghayati Menganalisis Menalar Presisi Mahir

Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji Artikulasi Alami

Mencipta Naturalisasi Orisinal


2. Critical dan Creative Thinking
1. Elemen dasar tahapan keterampilan berpikir kritis,
yaitu FRISCO.
ELEMEN DEFINISI
F Focus Mengidentifikasi masalah dengan baik
Alasan-alasan yang diberikan bersifat logis atau tidak untuk
R Reason
disimpulkan seperti yang telah ditentukan dalam permasalahan
Jika alasan yang dikembangkan adalah tepat, maka alasan
I Inference tersebut harus cukup sampai pada kesimpulan yang
sebenarnya
S Situation Membandingkan dengan situasi yang sebenarnya
Harus ada kejelasan istilah maupun penjelasan yang digunakan
C Clarity pada argumen sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
mengambil kesimpulan

O Overview Pengecekan terhadap sesuatu yang telah ditemukan,


diputuskan, diperhatikan, dipelajari, dan disimpulkan.

2. Berpikir kreatif dapat berupa pemikiran imajinatif,


menghasilkan banyak kemungkinan solusi, berbeda, dan
bersifat lateral.
3. Problem Solving
1. Menentukan masalah, dengan mendefinisikan masalah, menjelaskan
permasalahan, menentukan kebutuhan data dan informasi yang harus
diketahui sebelum digunakan untuk mendefinisikan masalah sehingga
menjadi lebih detail, dan mempersiapkan kriteria untuk menentukan hasil
pembahasan dari masalah yang dihadapi.
2. Mengeksplorasi masalah, dengan menentukan objek yang berhubungan
dengan masalah, memeriksa masalah yang terkait dengan asumsi dan
menyatakan hipotesis yang terkait dengan masalah.
3. Merencanakan solusi dimana peserta didik mengembangkan rencana untuk
memecahkan masalah, memetakan sub-materi yang terkait dengan
masalah, memilih teori prinsip dan pendekatan yang sesuai dengan
masalah, dan menentukan informasi untuk menemukan solusi.
4. Melaksanakan rencana, pada tahap ini peserta didik menerapkan rencana
yang telah ditetapkan.
5. Memeriksa solusi, mengevaluasi solusi yang digunakan untuk memecahkan
masalah.
6. Mengevaluasi, dalam langkah ini, solusi diperiksa, asumsi yang terkait
dengan solusi dibuat, memperkirakan hasil yang diperoleh ketika
mengimplementasikan solusi dan mengkomunikasikan solusi yang telah
dibuat.
ANALISIS KOMPETENSI DASAR
1. Penentuan Target KD
1. Tidak mengubah deskripsi pada KD.
2. Memisahkan setiap kompetensi/kata kerja
yang ada pada KD (bila ada lebih dari 1
kompetensi dalam satu KD).
3. Memisahkan setiap materi pada KD (jika
bukan satu kesatuan).
4. Memisahkan setiap proses pencapaian (jika
tidak satu kesatuan).
5. Menuliskan target jika ada kata “dan/atau”
menjadi target yang terpisah.
Contoh menentukan target KD:
KOMPETENSI DASAR TARGET KOMPETENSI
DASAR
Dua
3.2 Menghubungkan 1. Menghubungkan ciri
pubertas pada laki-laki
target
ciri pubertas pada laki- dengan kesehatan
KD dan
reproduksi tidak
laki dan perempuan mengu-
2. Menghubungkan ciri
dengan kesehatan pubertas pada perempuan bah
reproduksi dengan kesehatan narasi
reproduksi KD

4.2 Menyajikan karya tentang Menyajikan karya Satu


cara menyikapi ciri-ciri tentang cara menyikapi target
pubertas yang dialami ciri-ciri pubertas yang KD dan
tidak
dialami
mengu-
bah
Satu kata kerja Dua
Satu narasi
KD materi
Variabel KD
2. Penentuan Tingkat Kompetesi KD

1. Membaca secara keseluruhan deskripsi pada


KD.
2. Tidak berpatokan hanya pada kata kerja yang
ada pada KD.
3. Jika ada dua kata kerja pada KD, maka tingkat
kompetensi pada KD tersebut ada dua.
3. Matrik Sumbu Simetri
1. Memindahkan kata kerja KD pada kolom yang
sejajar DIMENSI PENGETAHUAN dan DIMENSI
PROSES BERFIKIR sesuai dengan tingkat
kompetensi KD
2. Mencari KKO PADANAN kata kerja KD jika TIDAK
OPERASIONAL
3. Menentukan KKO untuk IPK PENDUKUNG dan
PENGAYAAN dan diletakkan sejajar dengan
Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses Berpikir
Contoh Matrik Sumbu Simetri Kombinasi
3.2 Menghubungkan ciri pubertas pada laki-laki dan perempuan dengan
kesehatan reproduksi
METAKOGNITIF
PROSEDURAL
Mengelompok- Menyimpul-
KONSEPTUAL Menjelaskan Menelaah
n 2016 Tentang SKL Pendidikan Dasar dan Menangah)

kan kan
Mengidentifi-
FAKTUAL kasi
IMENSI PENGETAHUAN

KKO IPK KKO IPK KKO IPK


C1 C2 C3 C4 C5 C6
MENGINGAT
Pendukung
MEMAHAMI MENGAPLIKASI- Kunci
MENGANALI- Pengayaan
MENGEVALUA-
MENCIPTA
KAN SIS SI
4. Perumusan IPK
Indikator adalah perilaku yang
dapat diukur dan/atau diobservasi
untuk menunjukkan ketercapaian
kompetensi dasar (KD) tertentu
yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran (Mulyasa, 2007:139).
Ketentuan Perumusan Indikator
1. Indikator dirumuskan dari KD.
2. Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang
dapat diukur.
3. Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas, dan
mudah dipahami.
4. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda.
5. Hanya mengandung satu tindakan.
6. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi
& kebutuhan peserta didik, sekolah, masyarakat, dan
lingkungan/daerah.
Perumusan Indikator
A. Menganalisis tingkat kompetensi yang digunakan pada
KD Menganalisis KKO

B. Menganalisis Indikator berdasarkan tingkat UKRK (Urgensi,


Kontinuitas, Relevansi, dan Keterpakaian) kompetensi pada
KD
Pengertian UKRK
• Urgensi adalah tingkat kepentingannya. Maknanya
indikator tersebut penting dikuasai oleh peserta
didik.
• Kontinuitas adalah berkelanjutan, menjadi dasar
bagi indikator selanjutnya atau mempunyai
hubungan dengan indikator pada tingkat lanjut.
• Relevansi bermakna bahwa indikator tersebut
mempunyai hubungan dengan mata pelajaran lain.
• Keterpakaian memiliki makna bahwa indikator
tersebut memiliki nilai yang aplikatif dalam
kehidupan bermasyarakat.
Klasifikasi Indikator

1. Indikator Kunci
a. Indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK (Urgrnsi, Kontinuitas,
Relvansi, dan Keterpakaian).
b. Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat
pada KD.
c. Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal dari KD.
d. Dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus
teraktualisasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga
kompetensi minimal yang harus dikuasai siswa tercapai berdasarkan
tuntutan KD mata pelajaran.
2. Indikator Pendukung
a. Membantu peserta didik memahami indikator kunci.
b. Dinamakan juga indikator prasyarat yang berarti
kompetensi yang sebelumnya telah dipelajari siswa,
berkaitan dengan indikator kunci yang dipelajari.
3. Indikator Pengayaan
a. Mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari
tuntutan kompetensi dari standar minimal KD.
b. Tidak selalu harus ada.
c. Dirumuskan oleh pendidik apabila potensi peserta
didik memiliki kompetensi yang lebih tinggi dan perlu
peningkatan yang baik dari standar minimal KD.
FUNGSI INDIKATOR
Fungsi indikator antara lain sebagai pedoman dalam:
1. mengembangkan materi pembelajaran atau bahan
ajar,
2. mendesain kegiatan pembelajaran, dan
3. merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Analisis Tingkat UKRK pada KD

Berdasar UKRK (Urgensi, Kontinuitas, Relevansi,


Keterpakaian):
• indikator sangat penting, dan
• indikator pendukung.

Keterangan:
UKRK dapat dijadikan kiteria dalam memilih dan memilah ketepatan
indikator penting atau indikator pedukung.
Klasifikasi Indikator
• Dalam melakukan penilaian adalah indikator yang harus
diujikan kepada siswa adalah indikator kunci.
• Indikator kunci tidak boleh terabaikan oleh pendidikan dalam
pelaksanaan penilaian, karena ndikator inilah yang menjadi
tolok ukur dalam mengukur ketercapaian kompetensi
minimal siswa berdasarkan KD.
• Di samping itu, pencapaian komptensi minimal ini merupakan
pencapaian yang berstandar nasional.
• Seperti halnya dengan indikator pendukung dan indikator
pengayaan di dalam melakukan penilaian disesuaikan dengan
tingkat kebutuhan pemahaman peserta didik terhadap
indikator kunci yang telah diberikan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN HOTS
Kegiatan Pembelajaran HOTS
KD IPK Materi (Berpikir Tingkat Tinggi)
Transfer Critical Thinking, Problem
Knowledge Creativity Solving

Tulis KD yang ada Tulis IPK Tulis- Catat aktivitas Catat aktivitas Catat
pada unit/materi yang ada kan peserta didik dan peserta didik dan aktifitas
pembelajaran pada materi guru dalam guru dalam peserta didik
unit/ yang kegiatan kegiatan dan guru
materi ada pembelajaran pembelajaran dalam
pembe- pada yang timbul yang timbul kegiatan
lajaran unit/ berdasar TK dan berdasar CC dan pembelaja-
materi sesuai dengan sesuai dengan KD, ran yang
pembe- KD, IPK, dan IPK dan Materi timbul
lajaran Materi berdasar PS
dan sesuai
dengan KD,
IPK dan
Materi
Langkah Pembelajaran dari LOTS menuju HOTS
1. Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 bertujuan
mengembangkan bakat, minat, dan potensi peserta didik agar
berkarakter, kompeten dan literat.
2. Setiap mata pelajaran terkait dengan kompetensi dan konteks
yang dapat memacu peserta didik untuk memiliki ketrampilan
berpikir dari yang sederhana (LOTS) menuju proses berpikir
tingkat tinggi (HOTS).
3. Kegiatan pembelajaran harus ada perubahan, dari kapasitas
LOTS yang banyak sedikit demi sedikit menjadi kapasitas HOTS,
sehingga pada akhirnya kapasitas HOTS menjadi karakter
peserta didik.
4. Melalui pembelajaran pada akhirnya harus dapat
mengahasilkan lulusan yang berkarakter, kompeten dan literat
untuk siap menghadapi tantangan Abad 21.
TUGAS
LK 1

Anda mungkin juga menyukai