BERORIENTASI HOTS
Oleh :
Rohmat, S.Pd., M.Pd., M.Si
Pengawas Madya
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang
Tujuan
Merancang pembelajaran berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order
Thinking Skills)
Skenario
Paparan Simulasi
Pengembangan Desain Kegiatan Kegiatan
Pengantar Pembelajaran
Pembelajaran
Berorientasi Pembelajaran Penguatan
Berorientasi Berorientasi
HOTS
HOTS HOTS
1. KONSEP HOTS
Dipicu oleh empat kondisi :
• Strategi pembelajaran yang spesifik
• Kecerdasan : kesatuan pengetahuan yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor (lingkungan
belajar, strategi dan kesadaran dalam belajar)
• Pandangan yg multidimensi dan interaktif
• Ketrmpilan HOTS yg spesifik (penalaran,
kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan
keterampilan berpikir kritis dan kreatif)
• Definisi :
Proses berpikir kompleks dalam menguraikan
materi, membuat kesimpulan, membangun
representasi, menganalisis, dan membangun
hubungan dengan melibatkan aktivitas mental
yang paling dasar (Resnick 1987)
ASPEK KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Keterampilan berpikir sesuai dengan
ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor yang menjadi satu
kesatuan dalam proses belajar dan
mengajar.
Ranah Kognitif
Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta/
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) Membuat
(C6)
Mengutip Memperkirakan Menugaskan Mengaudit Membandingkan Mengumpulkan
Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengatur Menyimpulkan Mengabstraksi
Menjelaskan Menceritakan Menentukan Menganimasi Menilai Mengatur
Mengkatagorikan Menerapkan Mengumpulkan Mengarahkan Menganimasi
Menggambar
Mencirikan Mengkalkulasi Memecahkan Memprediksi Mengkatagorikan
Membilang
Merinci Memodifikasi Menegaskan Memperjelas Membangun
Mengidentifikasi
Mengasosiasikan Menghitung Menganalisis Menugaskan Mengkreasikan
Mendaftar Membangun Menyeleksi Menafsirkan Mengoreksi
Membandingkan
Menunjukkan Mencegah Merinci Mempertahankan Merencanakan
Menghitung
Memberi label Menentukan Menominasikan Memerinci Memadukan
Mengkontraskan
Memberi indeks Menggambarkan Mendiagramkan Mengukur Mendikte
Menjalin
Memasangkan Menggunakan Mengkorelasikan Merangkum Membentuk
Mendiskusikan
Membaca Menilai Menguji Membuktikan Meningkatkan
Mencontohkan Melatih Mencerahkan Memvalidasi Menanggulangi
Menamai
Mengemukakan Menggali Membagankan Mengetes Menggeneralisasi
Menandai Mempolakan Mengemukakan Menyimpulkan Mendukung Menggabungkan
Menghafal Memperluas Mengadaptasi Menjelajah Memilih Merancang
Meniru Menyimpulkan Menyelidiki Memaksimalkan Memproyeksikan Membatas
Mencatat Meramalkan Mempersoalkan Memerintahkan Mengkritik Mereparasi
Mengulang Merangkum Mengkonsepkan Mengaitkan Mengarahkan Membuat
Mereproduksi Menjabarkan Melaksanakan Mentransfer Memutuskan Menyiapkan
Meninjau Menggali Memproduksi Melatih Memisahkan Memproduksi
Memilih Mengubah Memproses Mengedit Menimbang Memperjelas
Mentabulasi Mempertahankan Mengaitkan Menemukan Merangkum
Memberi kode Mengartikan Menyusun Menyeleksi Merekonstruksi
Menerangkan Memecahkan Mengoreksi Mengarang
Menulis
Menafsirkan Melakukan Mendeteksi Menyusun
Menyatakan
Memprediksi Mensimulasikan Menelaah Mengkode
Menelusuri
Mentabulasi Mengukur Mengkombinasikan
Melaporkan
Memproses Membangunkan Memfasilitasi
Membedakan
Membiasakan Merasionalkan Mengkonstruksi
Mengklasifikasi Mendiagnosis Merumuskan
Menyesuaikan Memfokuskan Menghubungkan
Mengoperasikan Memadukan Menciptakan
Meramalkan Menampilkan
Ranah Afektif
Proses Afektif Definisi
penerimaan adalah semacam kepekaan dalam menerima
A1 Penerimaan rangsanagn atau stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta
didik
suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk
A2 Menanggapi mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan
membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.
memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu
A3 Penilaian
gejala atau stimulus tertentu.
konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan
A4 Mengelola
dan prioritas nilai yang telah dimiliki.
1) Menentukan masalah
2) Mengeksplorasi masalah
3) Merencanakan solusi
4) Melaksanakan rencana
5) Memeriksa solusi
6) Mengevaluasi
2. Kompetensi Keterampilan 4Cs (Creativity, Critical
Thinking, Collaboration, Communication)
Peta kompetensi keterampilan 4Cs sesuai dengan P21
Amanat Kurikulum 2013 melalui
Pendekatan Saintifik
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu
proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan
esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas
perkembangan dan pengembangan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan peserta didik.
PROSES
PEMBELAJARAN
SAINTIFIK
LANGKAH - LANGKAH PENDEKATAN
SAINTIFIK
(MODEL PEMBELAJARAN SAINTIFIK)
Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 dinyatakan
bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri
atas lima langkah kegiatan belajar :
• mengamati (observing),
• menanya (questioning),
• mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting),
• menalar atau mengasosiasi (associating),
• mengomunikasikan (communicating) yang dapat
dilanjutkan dengan mencipta.
1) Mengamati
b. Inquiry Learning
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta
didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan
penjelasan dalam setting waktu yang singkat.
Sintak/tahap model inkuiri meliputi:
1) Orientasi masalah;
2) Pengumpulan data dan verifikasi;
3) Pengumpulan data melalui eksperimen;
4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
5) Analisis proses inkuiri.
Model-Model Pembelajaran
Model-Model Pembelajaran
Model-Model Pembelajaran
Model-Model Pembelajaran