Anda di halaman 1dari 88

JURNAL PEMBELAJARAN

MASSIVE OPEN ONLINE COURSE


(MOOC)
PPPK TAHUN 2022

NAMA : MUHAMAD SAEPU, S.Pd


Nomor Induk PPPK :197709072022211005
Pangkat/Golongan :AHLI PERTAMA GURU KELAS IX (Sembilan)
Unit Kerja :UPTD Satuan Pendidikan SDN PEMATANG 3
Instasi : Pemerintahan Kabupaten Serang
Provinsi : Banten
AGENDA 1 : Modul 1

WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI NILAI BELA NEGARA

Wawasan Kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan
kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Prof. Muladi, Gubernur Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan kebangsaan adalah cara
pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan
persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

A. BEBERAPA TITIK PENTING DALAM SEJARAH BANGSA INDONESIA


a) 20 Mei 1908, puluhan anak muda berkumpul di aula Stovia. Dalam pertemuanitu
mereka sepakat mendirikan organisasi Boedi Oetomo

b) Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan organisasi pergerakan nasional pertama yang


menggunakan istilah "Indonesia". Bahkan Perhimpunan Indonesia menjadi pelopor
kemerdekaan bangsa Indonesia di kancah internasional. Perhimpunan Indonesia (PI)
diprakarsai oleh Sutan Kasayangan dan R. N. Noto Suroto pada 25 Oktober 1908 di
Leiden,Belanda

c) Pada tanggal 30 April 1926 di Jakarta diselenggarakan “Kerapatan Besar Pemuda”,


yang kemudian terkenal dengan nama “Kongres Pemuda I”. Kongres Pemuda I ini
dihadiri oleh wakil organisasipemuda Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon,
Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Studerenden Minahasaers, kemudian Jong Bataks
Bond dan Pemuda Kaum Theosofi juga ikut dalam kerapatan besar.

d) Pada 27-28 Oktober 1928, Kongres Pemuda Kedua dilaksanakan.

e) Pada 1 Maret 1945 dalam situasi kritis, Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan
pemerintahpendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

f) PPKI terbentuk pada 7 Agustus 1945.

B. 4 KONSENSUS DASAR
1. BENDERA
“Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera
Negaraadalah Sang Merah Putih”
(Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan)

2. BAHASA
“Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36
Undang- Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber
dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai
bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban Bangsa”
(Pasal 25 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan)

3. LAMBANG NEGARA
“Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila yang
kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung dengan
rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis di atas pita yang
dicengkeram oleh Garuda”
(Pasal 46 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan)
4. LAGU KEBANGSAAN
“Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf Supratman”
(Pasal 58 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara,serta Lagu Kebangsaan)

C. MANAJEMEN PEMERINTAHAN NEGARA

D. STRUKTUR KELEMBAGAAN NEGARA

E. SANKRI
BELA NEGARA adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai olehkecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang DasarNegara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara
dari berbagai Ancaman”

(Pasal 1 Ayat (11) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara)

HARI BELA NEGARA ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
28 tahun 2006 tentang Hari Bela Negara tanggal 18 Desember 2006 dengan pertimbangan
bahwa tanggal 19 Desember 1948 merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Pada tanggal tersebut terbentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dalam rangka
mengisi kekosongan kepemimpinan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
dalam rangka bela Negara serta bahwa dalam upaya lebih mendorong semangat kebangsaan
dalam bela negara dalam rangka mempertahankan kehidupan ber-bangsa dan bernegara yang
menjunjung tinggi persatuan dan Kesatuan.

Dalam Undang-Undang republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan


Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskanbahwa Keikutsertaan
Warga Negara dalam usaha Bela Negara salah satunya dilaksanakan melalui pendidikan
kewarganegaraan dengan PembinaanKesadaran Bela Negara dengan menanamkan nilai dasar
Bela Negara, yang meliputi:
1. Cinta tanah air;
2. Sadar berbangsa dan bernegara;
3. Setia pada pancasila sebagai ideologi negara; 4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara;
dan
5. Kemampuan awal bela negara.

1. INDIKATOR CINTA TANAH AIR


a) Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruhruang wilayah Indonesia
b) Jiwa dan raganya banggasebagai bangsa Indonesia
c) Jiwa patriotisme terhadapbangsa dan negaranya
d) Menjaga nama baik bangsadan negara
e) Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dannegara
f) Bangga menggunakan hasil
g) produk bangsa Indonesia

2. INDIKATOR KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA


a) Berpartisipasi aktif dalam organisasikemasyarakatan, profesi maupun politik
b) Menjalankan hak dan kewajibannyasebagai warga Negara sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku
c) Ikut serta dalam pemilihan umum
d) Berpikir, bersikap dan berbuat yang
e) terbaik bagi bangsa dan negaranya
f) Berpartisipasi menjaga kedaulatan
g) bangsa dan negara

3. INDIKATOR SETIA PADA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA


a) Paham nilai-nilai dalam
b) Pancasila Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupansehari-hari
c) Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsadan negara
d) Senantiasa mengembangkan nilai-nilaiPancasila
e) Yakin dan percaya bahwaPancasila sebagai dasar negara

4. INDIKATOR RELA BERKORBAN UNTUK BANGSA DAN NEGARA


a) Bersedia mengorbankan waktu,tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa dan
negara
b) Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macamancaman
c) Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat,bangsa dan negara
d) Gemar membantu sesama warga negara yang mengalamikesulitan
e) Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dannegaranya tidak sia-sia

5. INDIKATOR KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA


JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
a) Memiliki kecerdasan emosionaldan spiritual serta intelejensia
b) Senantiasa memelihara jiwa danraga
c) Senantiasa bersyukur dan berdoaatas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan Yang
Maha Esa
d) Gemar berolahraga
e) Senantiasa menjaga kesehatannya

IMPLEMENTASI
1. NILAI DASAR BELA NEGARA
a. Cinta tanah air;
b. Sadar berbangsa dan bernegara;
c. Setia pada Pancasila sebagaiideologi negara;
d. Rela berkorban untuk bangsa dannegara; dan
e. Kemampuan awal Bela Negara.

2. NILAI-NILAI DASAR ASN


a. memegang teguh ideologi Pancasila;
b. setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 serta pemerintahan yang sah;
c. mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
d. menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
e. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
f. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
g. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
h. mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepadapublik;
i. memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan danprogram pemerintah;
j. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun;
k. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
l. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
m. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerjapegawai;
n. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
o. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yangdemokratis sebagai perangkat
sistem karier.

3. FUNGSI ASN
a. pelaksana kebijakan publik;
b. pelayan publik; dan
c. perekat dan pemersatu bangsa.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Agenda 1 : Modul 2

KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Untuk bisa melakukan internalisasi dari nilai-nilai dasar bela negara tersebut, kita harus
memiliki kesehatan dan kesiapsiagaan jasmani maupun mental yang mumpuni, serta memiliki
etika, etiket, moral dan nilai kearifan lokal sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.
Oleh karena itu dalam Bab III ini sebagai wujud bahwa kita memiliki kemampuan awal
bela negara, maka kita akan membahas tentang Kesehatan Jasmani dan Mental; Kesiapsiagaan
Jasmani dan Mental; Etika, Etiket dan Moral; serta Kearifan Lokal.
Kesehatan jasmani atau kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan
fungsi alat-alat tubuhnya dalam batas fisiologi terhadap keadaan lingkungan (ketinggian,
kelembapan suhu, dan sebagainya) dan atau kerja fisik yang cukup efisien tanpa lelah secara
berlebihan (Prof. Soedjatmo Soemowardoyo).
Kesehatan jasmani merupakan kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan kerja atau
aktifitas, mempertinggi daya kerja dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau
berlebihan (Agus Mukholid, 2007).
Kesehatan jasmani dapat juga didefinisikan sebagai kemampuan untuk menunaikan tugas
dengan baik walaupun dalam keadaan sukar, dimana orang dengan kesehatan jasmani yang
kurang tidak mampu untuk melaksanakan atau menjalaninya.
Pada kondisi kurang gerak, organ tubuh yang biasanya mengalami penurunan aktifitas
adalah organorgan vital seperti jantung, paru-paru dan otot yang amat berperan pada kesehatan
jasmani seseorang.
Gaya hidup duduk terus menerus dalam bekerja dan kurang gerak, serta ditambah adanya
faktor gaya hidup yang kurang sehat (makan tidak sehat atau merokok) dapat menimbulkan
penyakit-penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit
18 kencing manis ataupun berat badan yang berlebih.
Aktivitas fisik dapat dilakukan dimana saja baik di rumah, di tempat kerja, atau di tempat
umum dengan memperhatikan lingkungan yang aman dan nyaman, bebas polusi, serta tidak
beresiko menimbulkan cedera.
Sumosardjono (1990) mendefinisikan kebugaran sebagai kemampuan seseorang untuk
melakukan pekerjaan / tugasnya sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa kelelahan yang
berlebihan, dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu
senggangnya untuk keperluan-keperluan yang mendadak.
Kebugaran jasmani memberi kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup
yang dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan fisik yang layak.
Kebugaran jasmani terdiri dari komponenkomponen yang dikelompokkan menjadi
kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical Fitness) dan kelompok
yang berhubungan dengan keterampilan (Skill related Physical Fitness).
Bentuk tubuh proporsional adalah keadaan di mana komposisi tubuh seseorang yang
terdiri dari lemak dan massa bebas lemak sesuai dengan kondisi normal serta tidak terdapat
timbunan lemak yang berlebihan di bagian tubuh tertentu.
Dengan adanya kelenturan / fleksibilitas tubuh ini Anda dapat menyesuaikan diri untuk
segala aktifitas Anda dengan penguluran tubuh yang luas.
Daya tahan jantung paru ini menggambarkan kemampuan seseorang dalam menggunakan
sistem jantung paru dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja
terus menerus yang melibatkan kontraksi otot-otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang
cukup lama.
Olahraga adalah suatu bentuk aktifitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang
melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani
(Depkes, 2002).
Beberapa manfaat olahraga antara lain : 1) Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru-
paru, dan pembuluh darah 2) Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang 3) Meningkatkan
kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat mengurangi cedera 4) Meningkatkan
metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan mempertahankan berat badan ideal 5)
Mengurangi resiko berbagai macam penyakit seperti tekanan darah tinggi, kencing manis,
penyakit jantung 24 | K e s i a p s i a g a a n B N 6) Meningkatkan sistem hormonal melalui
peningkatan sensitifitas hormon terhadap jaringan tubuh 7) Meningkatkan aktivitas sistem
kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui peningkatan pengaturan kekebalan tubuh Selain
berbagai manfaat di atas, seseorang yang melakukan olahraga maka dalam otaknya akan terjadi
perubahan biokimiawi yang menyebabkan seseorang menjadi gembira dan baik suasana hatinya.
Walaupun aktifitas fisik sudah dilakukan dengan optimal, tapi jika tidak dibarengi dengan
pola hidup sehat maka tidaklah akan menghasilkan jasmani yang sehat dan bugar.
Pola hidup sehat yaitu segala upaya guna menerapkan kebiasaan baik dalam menciptakan
hidup yang sehat dan menghindarkan diri dari kebiasaan buruk yang dapat mengganggu
JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
kesehatan. Pengaturan asupan air yang baik dan benar dapat mencegah atau mengurangi resiko
berbagai penyakit, dan turut berperan dalam proses penyembuhan penyakit (Santoso, 2012).
Orang dewasa yang telah bekerja jika tanpa diimbangi dengan makanan bergizi yang
dimakannya setiap hari maka dalam waktu dekat ia akan menderita kekurangan tenaga, lemas,
dan tidak bergairah untuk melakukan pekerjaannya (Kartasapoetra & Marsetyo, 2005).
Dengan menjalani kebiasaan-kebiasaan baik seperti telah disampaikan sebelumnya, akan
didapatkan manfaat yang bisa dirasakan secara langsung dan tidak langsung bagi yang
menjalaninya, antara lain : a) Menghindarkan diri dari penyakit b) Dapat menjaga fungsi tubuh
berjalan optimal c) Meningkatkan mood dan memberi ketenangan hati, sehingga terhindar dari
rasa cemas atau bahkan depresi d) Memiliki penampilan sehat / percaya diri e) Dapat berpikir
positif dan sehat f) Menjaga daya tahan tubuh tetap dalam kondisi fit (tubuh tidak udah capek)
Pikiran mewadahi kemampuan manusia untuk memahami segala hal yang memungkinkan
manusia bergerak ke arah yang ditujunya, sementara emosi memberi warna dan nuansa sehingga
pikiran yang bergerak itu memiliki gairah dan energi.
Berpikir yang sehat berkaitan dengan kemampuan seseorang menggunakan logika dan
timbangan-timbangan rasional dalam memahami dan mengatasi berbagai hal dalam kehidupan.
Kesalahan-kesalahan berpikir itu antara lain : a) Berpikir „ya‟ atau „tidak‟ sama
sekali (Should/must thinking) b) Generalisasi berlebihan (overgeneralization) c) Magnifikasi-
minimisasi (magnificationminimization) d) Alasan-alasan emosional (emotional reasoning) e)
Memberi label (labeling) 35 | K e s i a p s i a g a a n B N f) Membaca pikiran (mind reading)
Pikiran-pikiran yang menyimpang di atas menjadi dasar dari lahirnya cara berpikir yang salah
atau kesesatan berpikir
(fallacy).
Dinamika berpikir sehat adalah hubungan saling pengaruh memengaruhi antara bagian
cortex prefrontalis yang terletak di bagian depan otak, dan system limbic yang tersembunyi dan
tertanam di bagian dalam otak.
Manajemen Stres Peneliti stress Hans Selye mendefenisikan stres sebagai
„ketidakmampuan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi pada
dirinya maupun terhadap lingkungannya‟ atau „respon tidak spesifik dari tubuh atas pelbagai hal
yang dikenai padanya‟ (Greenberg, 2011: 4).
Seorang ASN sepanjang menjalankan tugas jabatannya dimungkinkan akan
bersinggungan dengan banyak permasalahan atau stressor yang akan memberi perasaan tidak
enak atau tertekan baik fisik ataupun mental yang mengancam, mengganggu, membebani, atau
membahayakan keselamatan, kepentingan, keinginan, atau kesejahteraan hidupnya.
Dari pelbagai riset diketahui bahwa stres berkaitan dengan 1) kehidupan keluarga (family
history), 2) kejadian sehari-hari yang penuh stres (stressful life events), 3) gaya atau cara berpikir
(thinking style), 4) ketakmampuan melakukan koping (poor coping skills), 5) kepribadian yang
khas (individual personality), dan 6) dukungan sosial (social support) (Gladeana, 2011: 13-19).
Kesehatan mental dan kesehatan spiritual akan berujung pada kehidupan yang bahagia, dan
bermula dari suatu kemampuan mengelola emosi positif.
Komponen penting dalam kesiapsiagaan jasmani, yaitu kesegaran jasmani dasar yang
harus dimiliki untuk dapat melakukan suatu pekerjaan tertentu baik ringan atau berat secara fisik
dengan baik dengan menghindari efek cedera dan atau mengalami kelelahan yang berlebihan.
Kesiapsiagaan jasmani perlu selalu dijaga dan dipelihara, karena manfaat yang didapatkan
dengan kemampuan fisik atau jasmaniah yang baik maka kemampuan psikis yang baik juga akan
secara otomatis dapat diperoleh.
Berdasarkan istilah tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan memiliki
kesiapsiagaan jasmani yang baik sebagai upaya menjaga kebugaran PNS, maka disaat yang sama
Anda akan memperoleh kebugaran mental atau kesiapsiagaan mental, atau dapat dikatakan sehat
Jasmani dan Rohani.
Sedangkan yang di maksudkan dengan “pola hidup sehat” adalah segala upaya guna
menerapkan berbagai kebiasaan baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan
diri dari kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
Kemampuan melakukan aktivitas jasmani dengan keluwesan dalam menggerakkan bagian
tubuh dan persendian d. Latihan, Bentuk Latihan, dan Pengukuran Kesiapsiagaan Jasmani 1)
Latihan Kesiapsiagaan Jasmani Latihan secara sederhana dapat didefinisikan sebagai proses
memaksimalkan segala daya untuk meningkatkan secara menyeluruh kondisi fisik melalui proses
yang sistematis, berulang, serta meningkat dimana dari hari ke hari terjadi penambahan jumlah
beban, waktu atau intensitasnya.
Tujuannya latihan kesiapsiagaan jasmani adalah untuk meningkatkan volume oksigen
(VO2max) di dalam tubuh agar dapat dimanfaatkan untuk merangsang kerja jantung dan paru-
paru, sehingga kita dapat bekerja lebih efektif dan efisien.
Setiap orang yang akan latihan kesiapsiagaan jasmani harus dapat menyesuaikan dengan
tingkat kesegaran yang dimilikinya dan harus berlatih di zona yang cocok, aturannya adalah
dengan menghitung denyut nadi maksimal.
JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Frekuensi latihan erat kaitannya dengan intensitas dan lamanya latihan, hal ini didasarkan
atas beberapa penelitian yang dapat disimpulkan bahwa: 4x latihan perminggu lebih baik dari 3x
latihan, dan 5x latihan sama baik dengan 4x latihan.
Salah satu ukuran yang digunakan untuk mengukur kesiapsiagaan jasmani diantaranya
mengukur daya tahan jantung dan paru paru dengan protokol tes lari 12 menit, metode ini
ditemukan dari hasil penelitiannya Kenneth cooper, seorang flight surgeon yang disebut dengan
metode cooper.
Salah satu rumus yang sering digunakan untuk mengukur berat badan ideal, adalah rumus
Brocca: BB Ideal = (TB-100) - 10% (TB-100) 61 | K e s i a p s i a g a a n B N Hasil pengukuran
yang ada dalam batas toleransi adalah hingga 10% dari berat badan ideal, kelebihan hingga 10%
dapat dikategorikan kegemukan, dan diatas 20% adalah obesitas.
Di bawah ini terdapat beberapa gejala yang umum bagi seseorang yang terganggu
kesiapsiagaan mentalnya, gejala tersebut dapat dilihat dalam beberapa segi, antara lain pada segi:
1) Perasaan : Yaitu adanya perasaan terganggu, tidak tenteram, rasa gelisah, tidak tentu yang
digelisahkan, tapi tidak bisa pula mengatasinya (anxiety); rasa takut yang tidak masuk akal atau
tidak jelas yang ditakuti itu apa (phobi), rasa iri, rasa sedih, sombong, suka bergantung kepada
orang lain, tidak mau bertanggung jawab, dan sebagainya.

2) Sikap Perilaku : Pada umumnya sikap perilaku yang ditunjukkan tidak wajar seperti kenakalan,
keras kepala, suka berdusta, menipu, menyeleweng, mencuri, menyiksa orang, menyakiti diri
sendiri, membunuh, dan merampok, yang menyebabkan orang lain menderita dan teraniaya
haknya
3) Kesehatan Jasmani: Kesehatan jasmani dapat terganggu bukan karena adanya penyakit yang
betulbetul mengenai jasmani itu, akan tetapi rasa sakinya dapat ditimbulkan akibat jiwa yang
tidak tenteram, penyakit yang seperti ini disebut psychosomatic.
Di antara gejala pada penyakit ini yang sering terjadi adalah; sakit kepala, lemas, letih,
sesak nafas, pingsan, bahkan sampai sakit yang lebih berat seperti; lumpuh sebagian anggota
jasmani, kelu pada lidah saat bercerita, dan tidak bisa melihat (buta), atau dengan kata lain
penyakit jasmani yang tidak mempunyai sebab-sebab fisik sama sekali.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, emosi dapat diartikan sebagai: (1)
luapan perasaan yang berkembang dan surut diwaktu singkat; (2) keadaan dan reaksi psikologis
dan fisiologis, seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan, keberanian yang bersifat
subyektif.
Sedangkan menurut Crow & Crow (Efendi dan Praja, 1985:81) mengatakan, bahwa emosi
merupakan suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu yang berfungsi atau berperan sebagai
inner adjustment, atau penyesuaian dari dalam terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan
dan keselamatan individu tersebut.
Apabila ditinjau dari psikologi analisa, maka emosi dapat dijelaskan secara berbeda-beda,
karena ada dua hal yang mendasari pengertian emosi menurut psikologi analisa, yaitu: 1) Naluri
kelamin “sexual instinct”, yang oleh Freud disebut juga “libido”, yaitu merupakan motif utama
dan fundamental yang menjadi tenaga pendorong pada bayi-bayi baru lahir.2) Naluri terdapat
pada ego, ini adalah lawan dari libido, yang menganut prinsip kenyataan, karena mengawasi dan
menguasai libido dalam batasbatas yang dapat diterima oleh lingkungan.
Menurut Devies dan rekan-rekannya, bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan
seseorang untuk mengendalikan dirinya sendiri dan orang lain, dan menggunakan informasi
tersebut untuk menuntun proses berpikir serta perilaku seseorang.
Dalam rangka memanage hubungan sosial tersebut, seseorang harus memiliki
kemampuan sebagai inspirator, mempengaruhi orang lain, membangun kapasitas, katalisator
perubahan, kemampuan memanage konflik, dan mendorong kerjasama yang baik dengan orang
lain atau masyarakat.
Otak emosional dipengaruhi oleh amygdala, neokorteks, sistem limbik, lobus prrefrontal
dan hal-hal yang berada pada otak emosional, dan Faktor Eksternal yakni faktor yang datang dari
luar individu dan mempengaruhi atau mengubah sikap pengaruh luar yang bersifat individu dapat
secara perorangan, secara kelompok, antara individu dipengaruhi kelompok atau sebaliknya, juga
dapat bersifat tidak langsung yaitu melalui perantara misalnya media massa baik cetak maupun
elektronik serta informasi yang canggih lewat jasa satelit.
Sedangkan menurut Agustian (2007) faktorfaktor yang mempengaruhi kecerdasan
emosional, yaitu: faktor psikologis, faktor pelatihan emosi dan faktor pendidikan 1) Faktor
psikologis Faktor psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu.
Kata „etika‟ menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan seperti yang dikutip oleh Agoes dan Ardana (2009) merumuskan sebagai
berikut: a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak); b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; c. Nilai mengenai benar
dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Ada juga beberapa pengertian etika lainnya seperti yang dikutip oleh (Agoes dan Ardana
2011), sebagai berikut: a. Menurut David P. Baron, etika adalah suatu pendekatan sistematis dan
penilaian moral yang didasarkan atas penalaran, analisis, sistesis, dan reflektif; b. Menurut
Lawrence, Weber, dan Post, etika adalah suatu konsepsi tentang perilaku benar dan salah.
Etika menjelaskan kepada kita apakah perilaku kita bermoral atau tidak dan berkaitan
dengan hubungan kemanusiaan yang fundamental, bagaimana kita berpikir dan bertindak
terhadap orang lain dan bagaimana kita inginkan mereka berpikir dan bertindak terhadap kita.
Dengan demikian, etika dapat juga disimpulkan sebagai suatu sikap dan perilaku yang
menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seorang secara sadar untuk mentaati ketentuan dan
norma kehidupan melalui tutur, sikap, dan perilaku yang baik serta bermanfaat yang berlaku
dalam suatu golongan, kelompok, dan masyarakat serta pada institusi formal maupun informal
(Erawanto, 2013) 2.
Dari sekian banyaknya istilah lain yang digunakan untuk mendefinisikan kata etiket ini,
maka dapat kita pahami bahwa etiket ini sebagai bentuk aturan tertulis maupun tidak tertulis
mengenai aturan tata krama, sopan santun, dan tata cara pergaulan dalam berhubungan sesama
manusia dengan cara yang baik, patut, dan pantas sehingga dapat diterima dan menimbulkan
komunikasi, hubungan baik, dan saling memahami antara satu dengan yang lain.
Ada 4 hal yang perlu diperhatikan bagi seorang ASN yang profesional yaitu: a)
Berpenampilan yang rapi dan menarik (very good grooming) b) Postur tubuh yang tepat (correct
body posture) c) Kepercayaan diri yang positif (confidence) d) Keterampilan komunikasi yang
baik (communication skills) Sejalan dengan hal tersebut, siapapun ASN, baik pria maupun
wanita, maka kewajiban untuk menunjukkan bentuk tubuh (posture) dan sikap tubuh (gesture)
serta penampilan terbaik dalam berpakaian sangat mutlak dan utama (the first dan foremost).
Dengan memiliki penampilan dan sikap tubuh yang baik dan tepat akan mampu
melahirkan dan menumbuhkan kepercayaan diri yang positif sehingga mampu memacu dan
mengembangkan diri untuk belajar dan menambah kompetensi pribadi dalam segala hal sesuai
dengan tuntutan tugas dan pekerjaan.

Adapun beberapa tata cara yang perlu diperhatikan adalah: a) Sebaiknya duduk dengan
tegak ditempat yang pantas, terutama pada acara resmi; b) Pada saat duduk, maka sebaiknya kita
berdiri apabila ada orang yang lebih tua atau patut dihormati mendatangi atau mengajak bicara; c)
Bagi Pria, sebaiknya duduk dengan postur tubuh yang tegak dan posisi kaki tidak boleh terbuka
lebih lebar daripada lebar bahu; d) Bagi wanita, selain duduk dengan postur tubuh yang tegak,
posisi kaki ditekuk dengan kedua paha rapat tidak boleh terbuka lebar.
Selanjutnya, cara yang pantas memperkenalkan orang lain adalah: a) Yang lebih muda
kepada yang lebih tua; b) Yang lebih rendah jabatanya kepada yang lebih tinggi jabatannya; c)
Pria diperkenalkan kepada wanita; d) Berilah keterangan tentang orang yang anda perkenalkan.
Dalam berbicara maupun pada saat terlibat dalam percakapan, ada baiknya untuk
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Sikap tenang; b) Kontak mata; c) Jangan suka
memotong pembicaraan; d) Jangan cepat memberi pernyataan; salah, bukan begitu; e) Jangan
bertanya kepada seorang wanita terutama orang asing mengenai: usia, status menikah atau anak;
f) Percakapan yang menarik yaitu; musik, hobby, peristiwa aktual, olahraga; g) Jangan bergosip;
h) Pujian dengan senyum dan terima kasih; i) Jangan menguraikan kesulitan pribadi atau
mengeluh tentang penyakit; j) Bila lawan bicara pemalu, buka pembicaraan tentang hobby,
keluarga atau hal yang menarik; k) Tiga kalimat ajaib (Three Magic Words) yaitu tolong, terima
kasih, dan maaf.
Dengan menjaga sikap dan cara yang baik dan benar akan menimbulkan kehangatan serta
komunikasi yang baik dengan lawan bicara kita, sehingga dapat memudahkan kita dalam
melakukan pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun manfaat dari pengetahuan mengenai Table Manners adalah Mengetahui dan
memahami bagaimana seharusnya makan dan minum yang baik dan benar sesuai tata cara
pergaulan internasional, sehingga dapat mengangkat harkat dan martabat dari seseorang untuk
menciptakan hubungan yang baik dan harmonis dengan siapapun juga.
Selain itu, dalam hubungan diplomatik, terdapat beberapa manfaat lain dari suatu jamuan
(PPN, 2005): a) Negosiasi, lobi, dan untuk mengetahui sikap/posisi kebijakan pemerintah negara
lain terhadap suatu permasalahan untuk kepentingan negaranya; b) Memperoleh infomrasi aktual
mengenai permasalah aktual yang sedang berkembang; c) Menyampaikan keinginan dalam
urusan yang memerlukan pendapat dan saran dari berbagai pihak; dan d) Menampilkan atau
mempromosikan cita rasa dan kebudayaan bangsa.
Ketika mengadiri acara jamuan formal, maka sangat perlu untuk memahami etiket dan
tata cara yang berlaku secara universal untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak suasana
dalam jamuan, mempermalukan dan merusak citra diri sendiri maupun citra bangsa.
Dalam hal etiket jamuan, ada beberapa hal yang sangat penting yang semestinya dipahami dan
dilaksanakan untuk menunjang kelancaran acara jamuan yang dihadiri.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Terkait dengan konsep kearifan lokal penyusun mengambil sumber dari Buku Modul
Utama Pembinaan Bela Negara tentang Konsepsi Bela Negara (pada bagian yang membahas
tentang kearifan lokal) yang diterbitkan oleh Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2018 yang
dijadikan sebagai referensi utama oleh seluruh Kementerian dan Lembaga dalam menyusun
Modul Khusus sesuai tugas, fungsi dan kekhasan masing-masing dalam rangka Rencana Aksi
Nasional Bela Negara sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang Rencana
Aksi Nasional Bela Negara Tahun 2018-2019.
Prinsip Kearifan Lokal Kearifan lokal yang melekat pada setiap bangsa di dunia ini
mengandung nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat; apakah dari satu suku atau
gabungan banyak suku di daerah tempat tinggal suatu bangsa.
Urgensi Kearifan Lokal Keberadaan bentuk-bentuk kearifan lokal bagi masyarakat
setempat yang membuatnya adalah identitas atau jati diri bagi mereka; yang tidak dimiliki oleh
masyarakat lain dalam wujud yang mutlak sama persisnya; baik jika ditinjau dari dimensi bahasa,
tempat pembuatan, nilai manfaat dan penggunaan bentuk kearifan lokal itu di dalam lingkungan
masyarakat.
Dengan mengacu dalam Modul Utama Pembinaan Bela Negara tentang Implementasi
Bela Negara yang diterbitkan oleh Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2018, disebutkan bahwa
Aksi Nasional Bela Negara memiliki elemen-elemen pemaknaan yang mencakup: 1) rangkaian
upaya- upaya bela negara; 2) guna menghadapi segala macam Ancaman, Gangguan, Hambatan,
dan Tantangan; 3) dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, 4) yang
diselenggarakan secara selaras, mantap, sistematis, terstruktur, terstandardisasi, dan massif; 5)
dengan mengikutsertakan peran masyarakat dan pelaku usaha; 6) di segenap aspek kehidupan
nasional; 7) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan berdasarkan Pancasila dan
Undang- Undang Dasar 1945, 8) serta didasari oleh Semangat Mewujudkan Negara yang
Berdaulat, Adil, dan Makmur sebagai penggenap Nilai- Nilai Dasar Bela Negara, 9) yang
dilandasi oleh keinsyafan akan anugerah kemerdekaan, dan; 10) keharusan bersatu dalam wadah
Bangsa dan Negara Indonesia, serta; 11) tekad untuk menentukan nasib nusa, bangsa, dan
negaranya sendiri.
Aksi Nasional Bela Negara dapat didefinisikan sebagai sinergi setiap warga negara guna
mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan
pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur.
Pengertian Baris Berbaris Pengertian Baris Berbaris (PBB) adalah suatu wujud latihan
fisik, diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara hidup dalam rangka membina dan
kerjasama antar peserta Latsar, salah satu dasar pembinaan disiplin adalah latihan PBB, jadi PBB
bertujuan untuk mewujudkan disiplin yang prima, agar dapat menunjang pelayanan yang prima
pula, juga dapat membentuk sikap, pembentukan disiplin, membina kebersamaan dan
kesetiakawanan dan lain sebagainya.
Pemerintah Indonesia secara resmi menjelaskan pengertian “Protokol” dalam Undang-
Undang Nomor 8 tahun 1987 tentang Protokol yang menjelaskan bahwa pengertian protokol
adalah “serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi aturan
mengenai tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan kepada seseorang sesuai dengan
jabatannya atau kedudukannya dalam Negara, Pemerintah atau masyarakat”.
Selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan susunan ketatanegaran yang
berubah dan juga perkembangan global, maka kemudian UU No 8 tahun 1987 tersebut
disempurnakan melalui Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan yang
memberikan penjelasan bahwa “Keprotokolan “ adalah : “serangkaian kegiatan yang berkaitan
dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata
Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan
jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat.” Perubahan istilah
dari protokol menjadi keprotokolan ini dapat jelas terlihat bahwa protokol yang sebelumnya
hanya memiliki makna “sempit” dan kaku sebagai serangkaian aturan, maka ketika terjadi
perubahan istilah menjadi keprotokolan maka maknanya akan menjadi lebih “luas” sebagai
serangkaian kegiatan yang tidak lepas dan harus menyesuaikan dengan segala aturan tertulis
maupun tidak tertulis yang berhubungan dalam dunia keprotokolan itu sendiri.
Hari-hari besar Nasional ditetapkan dengan Keputusan Presiden; Hari Pendidkan
Nasional, Hari Kebangkitan Nasional, HUT Proklamasi Kemerdekaan RI, Hari Kesaktian
Pancasila, Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan, dan Hari Ibu; b. Upacara Bendera Pada Acara
Kenegaran; ialah upacara bendera dalam acara keNegara dalam rangka peringatan Hari Ulah
Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang diselenggarakan di Halaman Istana Merdeka
Jakarta; c. Upacara Bendera
Pada Acara Resmi ; ialah upacara bendera yang dilaksanakan bukan oleh Negara, melainkan oleh
Instansi Pemerintah baik tingkat pusat maupun tingkat daerah serta oleh Lembaga Negara
lainnya; dan d. Upacara Bukan Upacara Bendera ; ialah suatu upacara yang tidak berfokus pada
pengibaran bendera kebangsaan, namun bendera kebangsaan telah diikatkan pada tiang bendera
dan diletakkan ditempat sebagaimana mestinya.
JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Uraian Materi Upacara adalah serangkaian kegiatan yang diikuti oleh sejumlah
pegawai/aparatur/karyawan sebagai peserta upacara, disusun dalam barisan di suatu
lapangan/ruangan dengan bentuk segaris atau bentuk U, dipimpin oleh seorang Inspektur Upacara
dan setiap kegiatan, peserta upacara melakukan ketentuanketentuan yang baku melalui perintah
pimpinan upacara, dimana seluruh kegiatan tersebut direncanakan oleh Penanggung Jawab
Upacara atau Perwira Upacara dalam rangka mencapai tujuan upacara.
Upacara dilakukan secara tertib dan teratur menurut urut-urutan acara yang telah dilakukan
dengan gerakan-gerakan dan langkah kaki, tangan serta anggota tubuh lainya dengan seragam
dan serentak sesuai gerakan/langkah yang ditentukan dalam Peraturan Baris Berbaris (PBB).
Karena upacara yang berdasarkan PBB itu membutuhkan mental yang kuat, disiplin yang
tinggi dan fisik yang bugar dan tegar, sehingga tercermin suatu kekhidmatan dari upacara itu.
Berbagai macam upacara yang kita ketahui, secara garis besar dikenal upacara umum yang
biasanya dilaksanakan di lapangan dan upacara khusus biasanya di dalam ruangan.

Aturan untuk melaksanakan upacara dalam acara kenegaraan atau acara resmi, mengacu
pada Peraturan Pemerintah Nomor 62 tahun 1990 tentang Ketentuan Keprotokolan Mengenai
Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata Penghormatan.
Dalam pelaksanaan aturan tersebut merupakan Pedoman Umum Tata Upacara Sipil yang
memuat sebagai perencana dan pelaksanaan upacara untuk menjawab apa, siapa yang harus
berbuat apa, dimana dan bilamana tata caranya serta bentuk dan jenisnya.
Sedangkan Pedoman umum pelaksanaan upacara meliputi kelengkapan dan perlengkapan
upacara, langkah-langkah persiapan, petunjuk pelaksanaan dan susunan acaranya Pada dasarnya
upacara umum dilaksanakan di lapangan dan jumlah pesertanya lebih banyak, sedangkan upacara
khusus di ruangan, jumlah pesertanya lebih sedikit.
Adapun pengertian Tata upacara sesuai Undangundang 9 tahun 2010 tentang
Keprotokolan dalam pasal 1 menjelaskan bahwa Tata Upacara adalah aturan melaksanakan
upacara dalam Acara Kenegaraan dan Acara Resmi.
Sedangkan Acara Resmi adalah acara yang diatur dan dilaksanakan oleh pemerintah atau
lembaga negara dalam melaksanakan tugas dan fungsi tertentu dan dihadiri oleh Pejabat Negara
dan/atau Pejabat Pemerintahan serta undangan lain.
Kehidupan di dalam masyarakat menunjukkan pentingnya kaidah dan norma yang patut
dan pantas yang harus menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga, menurut Erawanto (2013) Etika Keprotokolan dapat disimpulkan sebagai suatu bentuk
tutur, sikap, dan perbuatan yang baik dan benar berdasarkan kaidah norma universal yang
dilakukan secara sadar dalam tata pergaulan yang berlaku pada tempat, waktu, dan ruang lingkup
serta situasi tertentu, untuk menciptakan komunikasi dan hubungan kerja sama yang positif dan
harmonis baik antar individu, kelompok masyarakat, dan lembaga/organisasi, maupun antar
bangsa dan negara.
Selain itu, untuk mencapai tujuan komunikasi yang baik dan positif, maka perlu juga
untuk menghindari hal-hal yang kiranya dapat menghambat dan merusak (noise) proses
penyampaian pesan yang diinginkan.
Adapun beberapa hal yang diperlukan untuk dapat berbicara secara efektif: a. Berbicara
dengan rasa percaya diri yang kuat; b. Mempunyai persepsi yang tepat terhadap keadaan
lingkungan dan individu yang terlibat dalam interaksi tersebut; c. Dapat menguasai situasi dan
memilih topik pembicaraan yang menarik; d. Mengetahui hasil yang diharapkan dari
interaksi/perbincangan; e. Menghindari memotong/menyela pembicaraan orang lain; 89 | K e s i a
p s i a g a a n B N f. Sebaiknya tidak memberi penialain negatif sebelum mendapatkan gambaran
yang lengkap; g. Menghindari memonopoli pembicaraan atau percakapan, membual tentang diri
sendiri; h. Mengindari pembicaraan tentang hal-hal yang dapat menimbulkan pertentangan dan
pembicaraan tentang penyakit, kematian, dll.

Untuk menghindari hambatan dalam proses komunikasi, maka setiap orang harus
menghindari hal-hal yang menjadi hambatan dan gangguan dalam komunikasi serta menguasai
tips berkomunikasi yang baik, agar pesan dan informasi dapat tercapai dan pada akhirnya mampu
menciptakan hubungan yang harmonis dan baik antara komunikator dan komunikan.
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, telah mengamantkan
tujuan Negara adalah, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, oleh sebab itu maka semua warga bangsa mempunyai kewajiban yang sama untuk
mewujudkan tujuan Negara bangsa dimaksud, tidak terkecuali bagi para Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS).
Kegiatan intelijen merupakan aktivitas intelijen yang dilaksanakan secara rutin dan terus
menerus, sementara operasi intelijen merupakan aktivitas intelijen di luar kegiatan intelijen

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
berdasarkan perencanaan yang rinci, dalam ruang dan waktu yang terbatas dan dilakukan atas
perintah atasan yang berwenang.
3 (tiga) fungsi Intelijen berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun
2011 tentang Intelijen Negara : a) Penyelidikan: Terdiri atas serangkaian upaya, pekerjaan,
kegiatan, dan tindakan yang dilakukan secara terencana dan terarah untuk mencari, menemukan,
mengumpulkan, dan mengolah informasi menjadi Intelijen, serta menyajikannya sebagai bahan
masukan untuk perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan.

Pada prinsipnya semua badan intelijen di dunia melaksanakan ketiga fungsi ini secara simultan,
namun dalam kegiatan/operasi intelijen salah satu fungsi menjadi fungsi utama dan kedua fungsi
lainnya mendukung fungsi yang diutamakan didasarkan kepada kepentingan nasional yang ingin
dicapai dan/atau ancaman terhadap keamanan nasional yang harus dicegah, ditangkal dan
ditanggulangi.
Kaidah lain dalam analisis intelijen adalah Forecasting (Perkiraan) yang pada dasarnya
adalah suatu olah pikir dalam memberikan perkiraan tentang bayangan dari sebuah gambaran
tentang kemungkinan perkembangan situasi yang bisa terjadi di masa yang akan dating, yang
disusun berdasarkan kaidah
Fungsi Intelijen Pengamanan (Security) Pengamanan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terencana dan terarah untuk mencegah dan/atau melawan upaya, pekerjaan,
kegiatan Intelijen, pihak Lawan yang merugikan kepentingan dan keamanan nasional atau dengan
kata lain Kontra Intelijen baik Kontra Penyelidikan maupun Kontra Penggalangan, antara lain :
kontra spionase, kontra sabotase, Lawan PUS, Lawan Propaganda hingga Kontra Subversi.
Simatupang, 2017, 95), namun untuk dapat memahami tentang PUS dapat menggunakan
salah satu definisi dari William E. Daugherty yang diterjemahkan secara bebas sebagai :
“Penggunaan propaganda secara berencana dan kegiatan-kegiatan lain yang dirancang untuk
mempengaruhi pendapat-pendapat, perasaan-perasaan, sikap-sikap dan perilaku musuh, pihak
netral, pihak sekutu atau golongan yang bersahabat di luar negeri, dengan sedemikian rupa,
dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan kepentingan nasional”.
Yang dimaksud dengan bencana : adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh perang, alam, ulah manusia, dan penyebab Iainnya yang dapat mengakibatkan
korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan
saranaprasarana, dan fasilitas umum, serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan
penghidupan masyarakat.
FKDM provinsi mempunyai tugas : 1. menjaring, menampung, mengoordinasikan, dan
mengomunikasikan data dan informasi dari masyarakat mengenal potensi ancaman keamanan,
gejala atau peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangannya secara
dini; dan 2. memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bags gubernur mengenai
kebijakan yang berkaitan dengan kewaspadaan dini masyarakat.
FKDM kabupaten/kota mempunyai tugas : 1. menjaring, menampung, mengoordinasikan,
dan mengomunikasikan data dan informasi dari masyarakat mengenal potensi ancaman keamanan
gejala atau peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangannya secara
dini; dan 2. memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi bupati/walikota
mengenai kebijakan yang berkaitan dengan kewaspadaan dini masyarakat.
FKDM kecamatan mempunyai tugas : 1. menjaring, menampung, mengoordinasikan, dan
mengomunikasikan data dan informasi dari masyarakat mengenal potensi ancaman keamanan,
gejala atau peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangannya secara
dini; dan 2. memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi camat mengenai kebijakan
yang berkaitan dengan kewaspadaan dini masyarakat.
FKDM desa/kelurahan mempunyai tugas : 1. menjaring, menampung, mengoordinasikan,
dan mengkomunikasikan data dan Informasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman
keamanan, gejala atau peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan dan
penanggulangannya secara dini; dan 2. memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan
bagi kepala desa/lurah dalam penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat.
Pendanaan terkait dengan pengawasan dan pelaporan 104 | K e s i a p s i a g a a n B N
penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat secara nasional didanai dari dan atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Dalam rangka mengantisipasi ancaman terhadap integritas nasional dan tegaknya
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, perlu dilaksanakan deteksi dini dan peringatan
dini di daerah yang perlu didukung dengan koordinasi yang baik antar aparat unsur intelijen
secara professional yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 tahun 2011
tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2006 tentang Komunitas
Intelijen Daerah.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Jaringan Intelijen Dalam Permendagri tersebut dijelaskan pengertian intelijen sebagai
berikut : “Intelijen adalah segala usaha, kegiatan, dan tindakan yang terorganislr dengan
menggunakan metode tertentu untuk menghasilkan produk tentang masalah yang dihadapi dari
seluruh aspek kehidupan untuk disampaikan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan”.
Unsur pimpinan intelijen pusat adalah Direktur Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik,
Asisten Intelijen Panglima Tentara Nasional Indonesia, Kepala Badan Intelijen Strategis, Kepala
Badan Intelijen Keamanan, Jaksa Agung Muda Intelijen Kejaksaan dan Direktur Intelijen Imigrasi.
Kominda provinsi mempunyai tugas : 1. merencanakan, mencari, mengumpulkan,
mengkoordinasikan, dan mengkomunikasikan informasi/bahan keterangan intelijen dari berbagai
sumber mengenai potensi, gejala, atau peristiwa yang menjadi ancaman stabilitas nasional di
daerah; dan 2. memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi unsur pimpinan daerah
provinsi mengenai kebijakan yang berkaitan dengan deteksi dini, peringatan dini dan pencegahan
dini terhadap ancaman stabilitas nasional di provinsi.
Kominda kabupaten/kota mempunyai tugas : 1. merencanakan, mencari, mengumpulkan,
mengkoordinasikan, dan mengkomunikasikan informasi atau bahan keterangan dan intelijen dari
berbagai sumber mengenai potensi, gejala, atau peristiwa yang menjadi ancaman stabilitas
nasional di daerah; dan 2. memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi unsur
pimpinan daerah kabupaten/kota mengenai kebijakan yang berkaitan dengan deteksi dini dan
peringatan dini terhadap ancaman stabilitas nasional di kabupaten/kota.
Pelaksanaan penyelenggaraan tugas Kominda di Provinsi dilaporkan oleh Gubernur
kepada Menteri Dalam Negeri dengan tembusan kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum dan
Keamanan, Menteri Pertahanan, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri Keuangan,
Kepala Badan Intelijen Negara, Jaksa Agung Republik Indonesia, Panglima Tentara Nasional
Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dan unsur pimpinan intelijen pusat.
Pendanaan Pendanaan bagi penyelenggaraan Kominda di provinsi didanai dari dan atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi, sedangkan pendanaan bagi
penyelenggaraan Kominda dl kabupaten/kota didanai dari dan atas beban Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah kabupaten/kota.
Unsur Utama pertahanan nirmiliter dilaksanakan oleh K/L sebagai leading sector dalam
rangka pengelolaan dan penyelenggaraan pertahanan nirmiliter sesuai dengan sifat dan bentuk
ancaman yang dihadapi.
Postur pertahanan nirmiliter terdiri atas Unsur Utama dan Unsur Lain Kekuatan Bangsa
yang disusun dan ditata oleh K/L di luar bidang pertahanan.
Pembangunan kelembagaan pertahanan militer maupun pertahanan nirmiliter
diselenggarakan guna mewujudkan kekuatan yang terintegrasi dalam pengelolaan pertahanan
negara melalui penguatan dan penataan ulang serta restrukturisasi kelembagaan dimana salah
satunya adalah penguatan kapasitas lembaga intelijen dan kontra intelijen untuk pertahanan
negara, termasuk pengembangan pertukaran informasi antar K/L dalam rangka peningkatan
kemampuan deteksi dini dan peringatan dini.
Dalam penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2011 tentang
Intelijen Negara Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun dijelaskan bahwa
Pembukaan 1945 alinea keempat menyebutkan bahwa pembentukan Pemerintah Negara Indonesia
adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial yang
senantiasa diupayakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sistem Kemanan Nasonal Untuk mencapai tujuan negara harus dapat mengembangkan
suatu sistem nasional yang meliputi sistem kesejahteraan nasional, sistem ekonomi nasional,
sistem politik nasional, sistem pendidikan nasional, sistem hukum dan peradilan nasional, sistem
pelayanan kesehatan nasional, dan sistem keamanan nasional.
Keamanan nasional merupakan kondisi dinamis bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang menjamin keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan warga negara, masyarakat,
dan bangsa, terlindunginya kedaulatan dan keutuhan wilayah negara, serta keberlangsungan
pembangunan nasional dari segala ancaman.
Secara akademik, keamanan nasional dipandang sebagai suatu konsep multidimensional
yang memiliki empat dimensi yang saling berkaitan, yaitu dimensi keamanan manusia, dimensi
keamanan dan ketertiban masyarakat, dimensi keamanan dalam negeri, dan dimensi pertahanan.
Ancaman memiliki hakikat yang majemuk, berbentuk fisik atau nonfisik, konvensional
atau nonkonvensional, global atau lokal, segera atau mendatang, potensial atau aktual, militer
atau nonmiliter, langsung atau tidak langsung, dari luar negeri atau dalam negeri, serta dengan
kekerasan senjata atau tanpa kekerasan senjata, yang dapat diuaraikan sebagai berikut : 1.
Dengan demikian, identifikasi dan analisis terhadap ancaman harus dilakukan secara lebih
komprehensif, baik dari aspek sumber, sifat dan bentuk, kecenderungan, maupun yang sesuai
dengan dinamika kondisi lingkungan strategis.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Dini dan Peringatan Dini Upaya untuk melakukan penilaian terhadap ancaman tersebut
dapat terwujud dengan baik apabila Intelijen Negara sebagai bagian dari sistem keamanan
nasional yang merupakan lini pertama mampu melakukan deteksi dini dan peringatan dini
terhadap berbagai bentuk dan sifat ancaman, baik yang potensial maupun aktual.
Intelijen Negara berperan melakukan upaya, pekerjaan, kegiatan, dan tindakan untuk
deteksi dini dan peringatan dini dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan
terhadap setiap hakikat ancaman yang mungkin timbul dan mengancam kepentingan dan
keamanan nasional.
Adapun tujuan Intelijen Negara : adalah mendeteksi, mengidentifikasi, menilai,
menganalisis, menafsirkan, dan menyajikan Intelijen dalam rangka memberikan peringatan dini
untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan bentuk dan sifat ancaman yang potensial dan nyata
terhadap keselamatan dan eksistensi bangsa dan negara serta peluang yang ada bagi kepentingan
dan keamanan nasional.
Intelijen Negara sebagai penyelenggara Intelijen sudah ada sejak awal terbentuknya
pemerintahan negara Republik Indonesia dan merupakan bagian integral dari sistem keamanan
nasional yang memiliki wewenang untuk menyelenggarakan fungsi dan melakukan aktivitas
Intelijen berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penyelenggaraan fungsi dan kegiatan Intelijen yang meliputi penyelidikan, pengamanan,
dan penggalangan menggunakan metode kerja, seperti pengintaian, penjejakan, pengawasan,
penyurupan (surreptitious entry), penyadapan, pencegahan dan penangkalan dini, serta
propaganda dan perang urat syaraf.
Penyelenggara Intelijen Negara Penyelenggara Intelijen Negara terdiri atas penyelenggara
Intelijen Negara yang bersifat nasional (Badan Intelijen Negara), penyelenggara Intelijen alat
negara, serta penyelenggara Intelijen kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian.
Untuk mewujudkan sinergi terhadap seluruh penyelenggara Intelijen Negara dan
menyajikan Intelijen yang integral dan komprehensif, penyelenggaraan Intelijen Negara
dikoordinasikan oleh Badan Intelijen Negara.
Rahasia Intelijen dikategorikan dapat : 1. membahayakan pertahanan dan keamanan
negara; 2. mengungkapkan kekayaan alam Indonesia yang masuk dalam kategori dilindungi
kerahasiaannya; 3. merugikan ketahanan ekonomi nasional; 4. merugikan kepentingan politik luar
negeri dan hubungan luar negeri; 5. mengungkapkan memorandum atau surat yang menurut
sifatnya perlu dirahasiakan; 6. membahayakan sistem Intelijen Negara; 7. membahayakan akses,
agen, dan sumber yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi Intelijen; 8. membahayakan
keselamatan Personel Intelijen Negara; atau i. mengungkapkan rencana dan pelaksanaan yang
berkaitan dengan penyelenggaraan fungsi Intelijen.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Agenda 1 : Modul 3

ANALISIS ISU KONTEMPORER

Tujuan Reformasi Birokrasi pada tahun 2025 untuk mewujudkan birokrasi kelas dunia,
merupakan respon atas masalah rendahnya kapasitas dan kemampuan Pegawai Negeri Sipil
dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis yang menyebabkan posisi Indonesia dalam
percaturan global belum memuaskan. 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, secara signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan profesinya
sebagai ASN dengan berlandaskan pada: a) nilai dasar; b) kode etik dan kode perilaku; c)
komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d) kompetensi yang
diperlukan sesuai dengan bidang tugas; dan e) profesionalitas jabatan. ” 3. Kemampuan
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan lingkungan strategis dan analisis
isu-isu kontemporer pada agenda pembelajaran Bela Negara perlu didasari oleh materi wawasan
kebangsaan dan aktualisasi nilainilai bela negara yang dikontektualisasikan dalam pelaksanaan
pekerjaan sehari-hari.

A. Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya
1. Melaksanakan : Kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan peraturan perundang- undangan.
2. Memberikan : Pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
3. Memperat : Persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.
B. Menjadi ASN yang professional
1. Mengambil tanggung jawab
2. Menunjukkan sikap mental positif
3. Mengutamakan keprimaan
4. Menunjukkan kompetensi
5. Memegang teguh kode etik
C. Perubahan Lingkungan Strat
Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017, empat level lingkungan
strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang
tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan
regional (Community/Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global). D. Modal Insani Dalam
Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis
1. Modal intelektual
2. Modal emosional
3. Modal social
4. Modal ketabahan
5. Modal etika / moral
6. Modal Kesehatan (kekuatan) fisik/jasmani E. Macam-Macam Isu Kontemporer
1. Korupsi
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
beserta revisinya melalui UndangUndang Nomor 20 tahun 2001. Secara substansi
Undangundang Nomor 31 Tahun 1999 telah mengatur berbagai modus operandi tindak
pidana korupsi sebagai tindak pidana formil, memperluas pengertian pegawai negeri
sehingga pelaku korupsi tidak hanya didefenisikan kepada orang perorang tetapi juga
pada korporasi, dan jenis penjatuhan pidana yang dapat dilakukan hakim terhadap
terdakwa tindak pidana korupsi adalah Pidana Mati, Pidana Penjara, dan Pidana
Tambahan.
2. Narkoba
Menurut Online Etymology Dictionary, perkataan narkotika berasal dari bahasa Yunani
yaitu ”Narke” yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Sebagian orang
berpendapat bahwa narkotika berasal dari kata ”Narcissus” yang berarti jenis tumbuh-
tumbuhan yang mempunyai bunga yang membuat orang tidak sadarkan diri. Narkotika
JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
dan Obat Berbahaya, serta napza (istilah yang biasa digunakan oleh Kemenkes) yang
merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Kemenkes, 2010).
Kedua istilah tersebut dapat menimbulkan kebingungan. Dunia internasional (UNODC)
menyebutnya dengan istilah narkotika yang mengandung arti obat-obatan jenis narkotika,
psikotropika dan zat adiktif lainnya. Sehingga dengan menggunakan istilah narkotika
berarti telah meliputi narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Penggolongan
Narkotika dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
a. Golongan I yang ditujukan untuk ilmu pengetahuan dan bukan untuk pengobatan dan
sangat berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Contoh 1. Opiat: morfin,
heroin, petidin, candu. 2. Ganja atau kanabis, marijuana, hashis. 3. Kokain: serbuk
kokain, pasta kokain, daun koka;
b. Golongan II berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan dan berpotensi
tinggi menyebabkan ketergantungan. Contoh morfin dan petidin;
c. Golongan III berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi
ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh kodein. Penggolongan Psikotropika
dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
a. Golongan I hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak untuk
terapi serta sangat berpotensi mengakibatkan ketergantungan. Contoh ekstasi, LSD;
b. Golongan II berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh amfetamin, shabu, metilfenidat atau
italin;
c. Golongan III berkhasiat pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi sedang
mengakibatkan ketergantungan. Contoh pentobarbital, flunitrazepam;
d. Golongan IV berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan untuk pelayanan kesehatan
serta berpotensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh
diazepam, bromazepam, fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, dan
nitrazepam.

F. TEROSISME DAN RADIKALISME


Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang
menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban
yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital
yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif
ideologi, politik, atau gangguan keamanan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan
Resolusi 60/288 tahun 2006 tentang UN Global Counter Terrorism Strategy yang berisi empat
pilar strategi global pemberantasan terorisme, yaitu : 1) pencegahan kondisi kondusif
penyebaran terorisme; 2) langkah pencegahan dan memerangi terorisme; 3) peningkatan
kapasitas negara-negara anggota untuk mencegah dan memberantas terorisme serta penguatan
peran sistem PBB; dan 4) penegakan hak asasi manusia bagi semua pihak dan penegakan rule
of law sebagai dasar pemberantasan terorisme. Selain itu, PBB juga telah menyusun High-
Level Panel on Threats, Challenges, and Change yang menempatkan terorisme sebagai salah
satu dari enam kejahatan yang penanggulangannya memerlukan paradigma baru.
Empat tipe kelompok teroris yang beroperasi di dunia :
a. Teroris sayap kiri atau left wing terrorist, merupakan kelompok yang menjalin hubungan
dengan gerakan komunis;
b. Teroris sayap kanan atau right wing terrorist, menggambarkan bahwa mereka terinspirasi
dari fasisme
c. Teroris sayap kanan atau right wing terrorist, menggambarkan bahwa mereka terinspirasi
dari fasisme
d. Teroris keagamaan atau “ketakutan”, atau religious or “scared” terrorist, merupakan
kelompok teroris yang mengatasnamakan agama atau agama menjadi landasan atau agenda
mereka.
Hubungan Radikalisme dan Terorisme adalah
a. Terorisme sebagai kejahatan luar biasa jika dilihat dari akar perkembangannya sangat
terhubung dengan radikalisme. Untuk memahami Hubungan konseptual antara
radikalisme dan terorisme dengan menyusun kembali definsi istilah-istilah yang terkait.
b. Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dan
bersifat revolusioner dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat
kekerasan (violence) dan aksi-aksi yang ekstrem. Ciri-ciri sikap dan paham radikal
adalah: tidak toleran (tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain); fanatik
(selalu merasa benar sendiri; menganggap orang lain salah); eksklusif (membedakan diri
dari umat umumnya); dan revolusioner (cenderung menggunakan cara kekerasan untuk
mencapai tujuan).
JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
c. Radikal Terorisme adalah suatu gerakan atau aksi brutal mengatasnamakan ajaran
agama/golongan, dilakukan oleh sekelompok orang tertentu, dan agama dijadikan senjata
politik untuk menyerang kelompok lain yang berbeda pandangan. Cara mencegah tindak
pidana terorisme meliputi : Kesiapsiagaan Nasional, Deradikalisasi

G. Money Loundry “Money laundering” dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah aktivitas
pencucian uang. Terjemahan tersebut tidak bisa dipahami secara sederhana (arti perkata)
karena akan menimbulkan perbedaan cara pandang dengan arti yang populer, bukan berarti
uang tersebut dicuci karena kotor seperti sebagaimana layaknya mencuci pakaian kotor. Oleh
karena itu, perlu dijelaskan terlebih dahulu sejarah munculnya money laundering dalam
perspektif sebagai salah satu tindak kejahatan

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
persatuan dan kesatuan bangsa. Materi ini disajikan untuk 6 Jam Pelatihan (JP), dan dalam proses
pembelajarannya disampaikan dengan menggunakan metode pembelajaran orang dewasa.

Persyaratan
Peserta Pelatihan diharapkan mempelajari semua materi tersebut dengan seksama dansungguh-
sungguh, sehingga akan memiliki pemahaman yang komprehensif tentang wawasan kebangsaan dan
nilai-nilai bela negara, sebagai modal awal untuk mempelajari modul- modul selanjutnya.

Hasil Belajar

Pengetahuan dan wawasan peserta tentang landasan kehidupan berbangsa dan bernegara;
nilai- nilai dasar bela negara; penghormatan terhadap lambang-lambang negara dan ketaatan
kepada peraturan perundang-undangan; dan pembinaan kerukunan, menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa. Materi ini disajikan untuk 6 Jam Pelatihan (JP), dan dalam proses
pembelajarannya disampaikan dengan menggunakan metode pembelajaran orang dewasa.

Persyaratan

Peserta Pelatihan diharapkan mempelajari semua materi tersebut dengan seksama dan
sungguh- sungguh, sehingga akan memiliki pemahaman yang komprehensif tentang wawasan
kebangsaan dan nilai-nilai bela negara, sebagai modal awal untuk mempelajari modul-modul
selanjutnya.

Hasil Belajar

III. ANALISIS ISU KONTEMPORER

Deskripsi

Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan memahami konsepsi


perubahan dan perubahan lingkungan strategis melalui isu-isu strategis kontemporer sebagai
wawasan strategis ASN dengan menyadari pentingnya modal insani, dengan menunjukan
kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis.

Persyaratan

Keterkaitan ketiga materi agenda bela negara ini merupakan kebijakan yang telah diatur
dalam penyelenggaraan pelatihan dasar ASN pada kurikulum pembentukan karakter ASN
Agenda pembelajaran bela negara yang dirancang dan disampaikan secara terintegrasi. Oleh
karena itu, peserta diharapkan mempelajari ketiga materi sebagai satu kesatuann pembelajaran
agenda bela negara untuk mencapai kompetensi yang diharapkan yaitu untuk menunjukan sikap
perilaku bela negara.

Hasil Belajar

Peserta diharapkan mampu memahami konsepsi perubahan dan perubahan lingkungan


strategis melalui isu-isu strategis kontemporer sebagai wawasan strategis ASN dengan menyadari
pentingnya modal insani, dengan menunjukan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi
perubahan lingkungan strategis dalam menjalankan tugas jabatan sebagai ASN profesional
pelayan masyarakat.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
IV. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Deskripsi

Mata pelatihan ini membekali peserta untuk dapat memahami kerangka bela negara
dalam Orientasi PPPK pada MOOC dan dasar- dasar kesiapsiagaan bela negara, menyusun
rencana aksi bela negara dan melakukan kegiatan kesiapsiagaan bela negara sebagai
kemampuan awal bela negara dengan menunjukkan sikap perilaku bela negara
melalui aktivitas di luar kelas melalui kegiatan praktik peraturan baris berbaris, tata
upacara sipil, dan keprotokolan, bermain peran sebagai badan pengetahuan dan
wawasan peserta tentang landasan kehidupan berbangsa dan bernegara, nilai- nilai dasar
bela negara; penghormatan terhadap lambang-lambang negara dan ketaatan kepada
peraturan perundangundangan; dan pembinaan kerukunan, menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa. Materi ini disajikan untuk 6 Jam Pelatihan (JP), dan dalam proses pembelajarannya
disampaikan dengan menggunakan metode pembelajaran orang dewasa.

Persyaratan

Peserta Pelatihan diharapkan mempelajari semua materi tersebut dengan


seksama dan sungguh- sungguh, sehingga akan memiliki pemahaman yang
komprehensif tentang wawasan kebangsaan dan nilainilai bela negara, sebagai
modal awal untuk mempelajari modul-modul selanjutnya.

Hasil Belajar

V. ANALISIS ISU KONTEMPORER

Deskripsi

Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan


kemampuan memahami konsepsi perubahan dan perubahan lingkungan strategis
melalui isu-isu strategis kontemporer sebagai wawasan strategis ASN dengan menyadari
pentingnya modal insani, dengan menunjukan kemampuan berpikir kritis dalam
menghadapi perubahan lingkungan strategis.

Persyaratan

Keterkaitan ketiga materi agenda bela negara ini merupakan kebijakan yang
telah diatur dalam penyelenggaraan pelatihan dasar ASN pada kurikulum
pembentukan karakter ASN Agenda pembelajaran bela negara yang dirancang dan
disampaikan secara terintegrasi. Oleh karena itu, peserta diharapkan mempelajari
ketiga materi sebagai satu kesatuann pembelajaran agenda bela negara untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan yaitu untuk menunjukan sikap perilaku bela
negara.

Hasil Belajar

Peserta diharapkan mampu memahami konsepsi perubahan dan


perubahan lingkungan strategis melalui isu-isu strategis kontemporer sebagai
wawasan strategis ASN dengan menyadari pentingnya modal insani, dengan
menunjukan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi perubahan lingkungan

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
strategis dalam menjalankan tugas jabatan sebagai ASN profesional pelayan
masyarakat.

VI. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Deskripsi

Mata pelatihan ini membekali peserta untuk dapat memahami kerangka


bela negara dalam Orientasi PPPK pada MOOC dan dasar- dasar kesiapsiagaan
bela negara, menyusun rencana aksi bela negara dan melakukan kegiatan
kesiapsiagaan bela negara sebagai kemampuan awal bela negara dengan
menunjukkan sikap perilaku bela negara melalui aktivitas di luar kelas melalui
kegiatan praktik peraturan baris berbaris, tata upacara sipil, dan keprotokolan,
bermain peran sebagai badan pengumpul keterangan, kemudian diakhiri dengan
melakukan kegiatan ketangkasan fisik dan penguatan mental dengan penekanan
pada aspek kedisiplinan, kepemimpinan, kerjasama, dan prakarsa menggunakan
metode-metode pembelajaran di alam terbuka dalam rangka membangun komitmen
dan loyalitas terhadap negara dalam menjalankan tugas sebagai ASN PPPK yang
profesional sebagai pelayan masyarakat.

Persyaratan

Kesiapsiagaan bela negara bagi CPNS bukanlah kesiapsiagaan untuk melaksanaan


perjuangan fisik seperti para pejuang terdahulu, tetapi bagaimana melanjutkan perjuangan
mereka dengan pranata nilai yang sama demi kejayaan bangsa dan negara Indonesia.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
EVALUASI AGENDA 1

A. WAWASAN KEBANGSAAN

1. Menurut anda, apakah urgensi ASN harus berwawasan kebangsaan sehingga menjadi
bagian kompetensi ASN ?

Jawab :
Menurut saya setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara,
pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan
kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang atau golongan. Kepentingan
bangsa dan Negara harus ditempatkan di atas kepentingan lainnya. Agar kepentingan
bangsa dan Negara dapat selalu ditempatkan di atas kepentingan lainnya dibutuhkan
langkah-langkah konkrit, melalui:
a. Memantapkan wawasan kebangsaan. Pengetahuan tentang wawasan kebangsaan telah
diperoleh para peserta Pelatihan di bangku pendidikan formal mulai dari pendidikan
dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Namun, wawasan perlu untuk
dimantapkan sebagai bekal dalam mengawali pengabdian kepada Negara dan bangsa.
b. Menumbuhkembangkan kesadaran bela Negara. Kesadaran bela Negara perlu
ditumbuhkembangkan sebagai hak dan sekaligus kewajiban setiap warga Negara.
Sebagai warga Negara terpilih, CPNS diharapkan mampu mengaktualisasikan niali
dasar bela Negara dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengimplementaskani Sistem Administrasi NKRI. System Adminitrasi NKRI
merupakan salah satu satu system nasional guna mencapai kepentingan dan tujuan
nasional. CPNS sebagai calon pengawak sistem tersebut diharapkan mampu
mengimplementasikan wawasan kebangsaan yang mantap dan mengaktualisasikan
kesadaran bela Negara dalam kerangka Sistem Adminitrasi NKRI.

Berbagai masalah kebangsaan saat ini mengingatkan kita akan pentingnya


pemantapan wawasan kebangsaan dan penumbuhkembangan kesadaran bela Negara.
sehingga amanat UUD 1945 untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional dapat
diwujudkan. Peran, tugas dan fungsi ASN menempatkan ASN sebagai bagian dari
penyelenggara pemerintahan yang secara langsung bertanggungjawab untuk menjamin
terselenggaranya roda pemerintahan, memiliki tanggungjawab untuk ikut serta secara
langsung mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Dalam berbagai aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara, baik ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya serta
pertahanan dan keamanan, peran ASN sangat dominan. Setiap dinamika ideologi,
politik, ekonomi dan sosial budaya serta pertahanan dan keamanan, akan bersinggungan
baik secara langsung maupun tidak langsung dengan peran, tugas dan fungsi ASN.

2. Uraikan secara singkat sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia?


Jawab :
Pada tanggal 20 Mei untuk pertamakalinya ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan
Nasional berdasarkan Pembaharuan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 tahun
1959 tanggal 16 Desember 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur.
Melalui keputusan tersebut, Presiden Republik Indonesia menetapkan beberapa hari yang
bersejarah bagi Nusa dan Bangsa Indonesia sebagai hari-hari Nasional yang bukan hari-hari
libur, antara lain : Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 8 Mei, Hari Indikator
Keberhasilan. Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei, Hari Angkatan Perang pada
tanggal 5 Oktober, Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober, Hari Pahlawan pada
tanggal 10 Nopember, dan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.
Penetapan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional dilatarbelakangi
terbentuknya organisasi Boedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 sekira pukul 09.00.
Para mahasiswa sekolah dokter Jawa di Batavia (STOVIA) menggagas sebuah rapat kecil
yang diinisiasi oleh Soetomo. Kongres pertama Boedi Oetomo di Gedung Sekolah
Pendidikan Guru (Kweekschool) Yogyakarta, Wahidin Soedirohoesodo bertindak selaku
pimpinan sidang dan Kongres terakhir Boedi Oetomo tercatat pada bulan Agustus 1912 yang
kemudian memilih Pangeran Ario Noto Dirodjo sebagai ketua.
JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Pada 1908, beberapa mahasiswa Indonesia di Belanda mendirikan sebuah organisasi
perkumpulan pelajar Indonesia yang bernama Indische Vereeniging (IV). Tujuan didirikan
organisasi ini, menurut Noto Soeroto dalam tulisannya di Bendera Wolanda tahun 1909,
adalah untuk “memajukan kepentingan bersama orang Hindia di Belanda 6 dan menjaga
hubungan dengan Hindia Timur Belanda”.
Di awal tahun 1925 Indonesische Vereeniging mengubah namanya, menggunakan
terjemahan Melayu, menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Di bawah kepengurusan ketua
baru Soekiman Wirjosandjojo diputuskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia yang
berusaha dicapai lewat strategi solidaritas, swadaya, dan nonkooperasi, tidak hanya perlu
memperhatikan aspek “kesatuan nasional” tetapi juga “kesetiakawanan internasional”.

3. Menurut anda, apakah relevansi 4 konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara
dalam mewujudkan profesionalitas ASN ? Jawab :

Menurut saya sangat relevan karena 4 konsensus dasar kehidupan bernegara adalah
Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara Garuda Pancasila,
dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri bangsa dan identitas Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Keempat simbol tersebut menjadi cerminan kedaulatan negara
di dalam tata pergaulan dengan negara-negara lain dan menjadi cerminan kemandirian dan
eksistensi negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

B. NILAI-NILAI BELA NEGARA

1. Menurut anda, apakah nilai-nilai dasar Bela Negara masih relevan saat ini ?
Jawab :
Menurut saya masih relevan karena nilai – nilai bela Negara masih dimiliki oleh
setiap individu atau orang. Karena kesadaran Bela Negara mulai dikembangkan dengan
sadar sebagai bagian dari bangsa dan Negara. Bangsa yang majemuk, bangsa yang
mendapatkan kemerdekaannya bukan karena belas kasihan atau pengakuan dari
bangsabangsa penjajah, namun direbut dengan segala pengorbanan seluruh rakyat, mulai
dari pengorbanan harta, hingga pengorbanan jiwa dan raga. Dari kecintaan pada tanah air,
dikembangkan keinginan yang kuat untuk berbuat yang terbaik untuk negeri. Sadar
menjadi bagian dari bangsa dan Negara akan mendorong pada tekad, sikap dan perilaku
untuk menjadi warga Negara yang baik, yang patuh dan taat pada hukum dan
normanorma yang berlaku. Kepentingan pribadi, kelompok atau golongan harus
diletakkan di bawah kepentingan bangsa dan Negara. Dengan demikian, bangsa dan
Negara ini akan terus berjalan menuju cita-cita dan tujuan nasionalnya. Sikap dan
perilaku yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara.

2. Jelaskan menurut pendapat anda, ancaman yang paling mungkin terjadi saat ini
dan mengancam eksistensi NKRI ? Jawab :

Menurut saya, ancaman merupakan setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam
negeri maupun luar negeri yang bertentangan dengan Pancasila dan mengancam atau
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa. usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri dapat mengancam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara
baik aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya maupun aspek pertahanan dan
keamanan. Dalam berbagai bentuk ancaman, peran kementerian/lembaga Negara sangat
dominan. Sesuai dengan bentuk ancaman dibutuhkan sinergitas antar kementerian dan
lembaga Negara dengan keterpaduan yang mengutamakan pola kerja lintas sektoral dan
menghindarkan ego sektoral, dimana salah satu kementerian atau lembaga menjadi
leading sector, sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing, dibantu kementerian atau
lembaga Negara lainnya.
Seperti halnya kasus dalam negeri diantaranya korupsi yang
merajalela,penyalahgunaan narkoba dan judi online serta kasus pelanggaran kode etik
dijajaran kepolisian sehingga menjadi ancaman bagi Negara kesatuan republik Indonesia
( NKRI ).

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
C. SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

1. Jelaskan kedudukan Pancasila dalam konteks penyelenggaraan negara Indonesia?


Jawab :
Kedudukan Pancasila ini dipertegas dalam UU No. 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagai sumber dari segala sumber hukum
negara. Artinya, setiap materi muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945, tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Rumusan nilai - nilai dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan ditetapkannya Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai
dasar negara sebagaimana diuraikan terdahulu, dengan demikian Pancasila menjadi idiologi
negara. Artinya, Pancasila merupakan etika sosial, yaitu seperangkat nilai yang secara
terpadu harus diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan
suatu sistem, karena keterkaitan antar sila-silanya, menjadikan Pancasila suatu kesatuan
yang utuh.

2. Jelaskan kedudukan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam konteks
penyelenggaraan negara Indonesia?
Jawab :
Undang – undang Dasar 1945, merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran
lima norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma-norma dasar lainnya yang
termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar
hukum sistem penyelengagaran negara pada umumnya, atau khususnya sistem
penyelenggaraan negara yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan
aspek sumber daya manusianya.

3. Jelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD Negara Republik


Indonesia Tahun 1945? Jawab :
Dalam alinea Pertama : “Bahwa sesungguhya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Alinea ini mengandung nilai asas
persatuan.

Dalam alinea Kedua : “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah


sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat
Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur”. Alinea kedua ini memuat pernyataan tentang keinginan atau
cita-cita luhur bangsa Indonesia, tentang wujud negara Indonesia yang harus didirikan.
Alinea Ketiga : “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka
rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”. Pada alinea ketiga mengandung
nilai ketuhanan.

Dalam Alinea Keempat : berbunyi “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
Pemerintah yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Pada alinea keempat
mengandung nilai Norma dasar berupa Falsafah Negara Pancasila.

4. Jelaskan kedudukan batang tubuh dari UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945?
Jawab :
Dari sudut hukum, batang tubuh UUD 1945 merupakan tataran pertama dan utama
dari penjabaran 5 (lima) norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma-norma
dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang
memberi kerangka dasar hukum sistem administrasi negara Republik Indonesia pada
umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan pemerintahan negara yang mencakup
aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya.

5. Jelaskan kedudukan dan peran ASN dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan Bangsa
Indonesia?
Jawab :
Untuk mewujudkan tujuan nasional, dibutuhkan Pegawai ASN. Pegawai ASN
diserahi tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas
pembangunan tertentu. Tugas pelayanan publik dilakukan dengan memberikan pelayanan
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan Pegawai ASN.
Berdasarkan Pasal 11 UU ASN, tugas Pegawai ASN adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan 3.
Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
AGENDA 2 : Modul 1

BERORIENTASI PELAYANAN

Pelayanan publik yang prima dan memenuhi harapan masyarakat merupakan muara dari
Reformasi Birokrasi, sebagaimana tertulis dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010
tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, yang menyatakan bahwa visi Reformasi
Birokrasi adalah pemerintahan berkelas dunia yang ditandai dengan pelayanan publik yang
berkualitas.
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Agus Dwiyanto (2010:21) menawarkan alternatif definisi pelayanan publik sebagai semua
jenis pelayanan untuk menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang
memenuhi kriteria yaitu merupakan jenis barang atau jasa yang memiliki eksternalitas tinggi dan
sangat diperlukan masyarakat serta penyediaannya terkait dengan upaya mewujudkan tujuan
bersama yang tercantum dalam konstitusi maupun dokumen perencanaan pemerintah, baik dalam
rangka memenuhi hak dan kebutuhan dasar warga, mencapai tujuan strategis pemerintah, dan
memenuhi komitmen dunia internasional.
Adapun penyelenggara pelayanan publik menurut UU Pelayanan Publik adalah setiap
institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan
undang- undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-
mata untuk kegiatan pelayanan publik.
Dalam batasan pengertian tersebut, jelas bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah salah
satu dari penyelenggara pelayanan 12 publik, yang kemudian dikuatkan kembali dalam UU
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN), yang menyatakan bahwa salah
satu fungsi ASN adalah sebagai pelayan publik.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4 UU
Pelayanan Publik, yaitu:
a. Kepentingan umum
b. Kepastian hukum
c. Kesamaan hak
d. Keseimbangan hak dan kewajiban
e. Keprofesionalan
f. Partisipatif
g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
h. Keterbukaan
i. Akuntabilitas
j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
k. Ketepatan waktu dan
l. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip pelayanan publik yang
baik adalah: a. Partisipatif Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat, pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi
hasilnya.
Transparan Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang
terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut, seperti persyaratan, prosedur,
biaya, dan sejenisnya.
Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan,
akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur,
dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
Penyelenggaraan pelayanan publik di mana masyarakat harus memenuhi berbagai
persyaratan dan membayar biaya untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan, harus
diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan
mudah untuk dipenuhi.
Efektif dan Efisien Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan-
tujuan yang hendak dicapainya (untuk melaksanakan mandat konstitusi dan mencapai tujuan-
JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
tujuan strategis negara dalam jangka panjang) dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
Aksesibel Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau
oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan
publik, mudah dilihat, gampang ditemukan, dan lain-lain) dan dapat dijangkau dalam arti non-
fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut.
Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa terdapat tiga unsur penting dalam
pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu 1) penyelenggara pelayanan publik yaitu
ASN/Birokrasi, 2) penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan 3)
kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.
Birokrasi lebih banyak berkonotasi dengan citra negatif seperti rendahnya kualitas
pelayanan publik, berperilaku korup, kolutif dan nepotis, masih rendahnya profesionalisme dan
etos kerja, mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat dalam pengurusan pelayanan
publik, proses pelayanan yang berbelit-belit, hingga muncul jargon “KALAU BISA
DIPERSULIT
KENAPA DIPERMUDAH”.
Selama ini permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia sangat berkaitan
erat dengan proses pelayanan publik yang diberikan oleh penyelenggara, baik dari sisi prosedur,
persyaratan, waktu, biaya dan fasilitas pelayanan, yang dirasakan masih belum memadai dan jauh
dari harapan masyarakat.
Apabila dikaitkan dengan tugas ASN dalam melayani masyarakat, pelayanan yang
berorientasi pada customer satisfaction adalah wujud pelayanan yang terbaik kepada masyarakat
atau dikenal dengan sebutan pelayanan prima.
Terdapat enam elemen untuk menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas yaitu:
a. Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk membangun pelayanan yang berkualitas
b. Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan masyarakat
c. Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan di dalam penyelenggaraan pelayanan publik
d. Memberikan perlindungan bagi internal pegawai, serta menindaklanjuti pengaduan masyarakat
e. Pengembangan kompetensi SDM, jaminan keamanan dan keselamatan kerja, fleksibilitas kerja,
penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan sarana prasarana; dan
f. Secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja penyelenggara pelayanan
publik.
Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian PANRB telah melahirkan beberapa produk
kebijakan pelayanan publik sebagai 19 wujud pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, diantaranya adalah:
a. Penerapan Standar Pelayanan dan Maklumat Pelayanan
b. Tindak lanjut dan upaya perbaikan melalui kegiatan Survei Kepuasan Masyarakat c.
Profesionalisme SDM
d. Pengembangan Sistem Informasi Pelayanan Publik (SIPP) untuk memberikan akses yang
seluas-luasnya kepada masyarakat
e. Mendorong integrasi layanan publik dalam satu gedung melalui Mal Pelayanan Publik
f. Merealisasikan kebijakan “no wrong door policy” melalui Sistem Pengelolaan Pengaduan
Pelayanan Publik Nasional (SP4N-LAPOR!);
g. Penilaian kinerja unit penyelenggara pelayanan publik melalui Evaluasi Pelayanan Publik
sehingga diperoleh gambaran tentang kondisi kinerja penyelenggaraan pelayanan publik untuk
kemudian dilakukan perbaikan
h. Kegiatan dialog, diskusi pertukaran opini secara partisipatif antara penyelenggara layanan
publik dengan masyarakat untuk membahas rancangan kebijakan, penerapan kebijakan,
dampak kebijakan, ataupun permasalahan terkait pelayanan publik melalui kegiatan Forum
Konsultasi Publik dan
i. Terobosan perbaikan pelayanan publik melalui Inovasi Pelayanan Publik.

Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk:


a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan negara kesatuan republik indonesia.
Pasal 34 UU Pelayanan Publik juga secara jelas mengatur mengenai bagaimana perilaku
pelaksana pelayanan publik, termasuk ASN, dalam menyelenggarakan pelayanan publik, yaitu:
a. Adil dan tidak diskriminatif
JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
b. Cermat
c. Santun dan ramah
d. Tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut-larut
e. Profesional
f. Tidak mempersulit
g. Patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar
h. Menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas institusi penyelenggara;
i. Tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
j. Terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari benturan kepentingan
k. Tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan publik
l. Tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam menanggapi permintaan
informasi serta proaktif dalam memenuhi kepentingan masyarakat
m. Tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau kewenangan yang dimiliki
n. Sesuai dengan kepantasan dan
o. Tidak menyimpang dari prosedur.
Oleh karena tugas pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN,
sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai Berorientasi Pelayanan
dalam pelaksanaan tugasnya, dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan
pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.
Berorientasi Pelayanan sebagai nilai dan menjadi dasar pembentukan budaya pelayanan
tentu tidak akan dengan mudah dapat dilaksanakan tanpa dilandasi oleh perubahan pola pikir
ASN, didukung dengan semangat penyederhanaan birokrasi yang bermakna penyederhanaan
sistem, penyederhanaan proses bisnis dan juga transformasi menuju pelayanan berbasis digital.
Dalam contoh negatif yang sudah/sedang terjadi, misalnya dalam hal pelayanan dasar,
yaitu pelayanan di bidang pendidikan oleh guru-guru yang tidak berorientasi pelayanan dan tidak
memiliki kompetensi memadai, akan menghasilkan murid-murid yang kualitasnya juga kurang
memadai, sehingga angkatan kerja yang dihasilkan akan sulit bersaing dengan talenta global
lainnya dalam upaya untuk mengangkat kesejahteraan dirinya maupun bagi pembangunan bangsa
dan negara.
Ke depan, diharapkan nilai berorientasi pelayanan tersebut dapat menjadi paradigma ASN
dalam melaksanakan tugas fungsi jabatannya termasuk dalam tugas pelayanan, agar mendasari
bagaimana ASN bersikap dan berperilaku, yang secara langsung akan berdampak pada tujuan
unit kerja pada khususnya, dan cita-cita organisasi pada umumnya yakni menghasilkan birokrasi
yang profesional.
Rangkuman Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan
Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu
1) penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi, 2) penerima layanan yaitu masyarakat,
stakeholders, atau sektor privat, dan 3) kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima
layanan.
Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk: a. melaksanakan
kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; 30 b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas; dan c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Oleh karena tugas pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN,
sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai Berorientasi Pelayanan
dalam pelaksanaan tugasnya, yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan
pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.
Secara sederhana, definisi pelayanan publik berdasarkan Agus Dwiyanto adalah a. Semua
jenis pelayanan untuk menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang
memenuhi kriteria yaitu merupakan jenis barang atau jasa b. Pelayanan yang dirasakan melalui
loket-loket pelayanan c. Sumber daya air dan sumber daya mineral yang dikelola oleh
Negara/pemerintah d. Perintah pimpinan/atasan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
pada jam-jam pelayanan 6.
“Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik
harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan
pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut, seperti persyaratan, prosedur, biaya, dan

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
sejenisnya” adalah prinsip dari … a. Responsif b. Transparan c. Efektif dan efisien d. Tidak
diskriminatif 10.
Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan Sebagaimana kita ketahui, ASN sebagai suatu
profesi berlandaskan pada prinsip sebagai berikut: a. nilai dasar; b. kode etik dan kode perilaku;
c. komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d. kompetensi yang
diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e. kualifikasi akademik; f. jaminan perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas; dan g. profesionalitas jabatan.
Penjabaran berikut ini akan mengulas mengenai panduan perilaku/kode etik dari nilai
Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari,
yaitu: a. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Nilai Dasar ASN yang dapat
diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang pertama ini diantaranya: 1)
mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia; 2) menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak; 3) membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan 4) menghargai komunikasi,
konsultasi, dan kerja sama.
Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan
akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur,
dan biaya penyelenggaraan pelayana
Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya: 1) memelihara dan menjunjung tinggi standar
etika yang luhur; 2) memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah; dan 3) memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
Djamaludin Ancok dkk (2014) memberi ilustrasi bahwa perilaku yang semestinya
ditampilkan untuk memberikan layanan prima adalah: 1) Menyapa dan memberi salam; 2) Ramah
dan senyum manis; 3) Cepat dan tepat waktu; 4) Mendengar dengan sabar dan aktif; 5)
Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan; 6) Terangkan apa yang Saudara lakukan; 7)
Jangan lupa mengucapkan terima kasih; 8) Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan; dan 9)
Mengingat nama pelanggan.
Dengan penjabaran tersebut, pegawai ASN dituntut untuk memberikan pelayanan dengan
ramah, ditandai senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapi; cekatan ditandai
dengan cepat dan tepat waktu; solutif 39 ditandai dengan mampu memberikan kemudahan bagi
masyarakat untuk memilih layanan yang tersedia; dan dapat diandalkan ditandai dengan mampu,
akan dan pasti menyelesaikan tugas yang mereka terima atau pelayanan yang diberikan.
Tidak hanya itu saja, karena kondisi sosial ekonomi yang terus membaik, masyarakat pun
terus menerus menuntut standard pelayanan yang semakin tinggi dan semakin responsif terhadap
kemampuan dan kebutuhan yang beragam.
Ke depan, citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku melayani
dengan senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepat
dan tepat waktu; melayani dengan memberikan kemudahan bagi 40 Anda untuk memilih layanan
yang tersedia; serta melayani dengan dengan kemampuan, keinginan dan tekad memberikan
pelayanan yang prima.
Dalam Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2010: 8), “demikian juga halnya inovasi
dalam layanan publik mestinya mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga
akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mind-set baru sebagai apartur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik
yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin”.
Pada praktiknya, penyelenggaraan pelayanan publik menghadapi berbagai hambatan dan
tantangan, yang dapat berasal dari eksternal seperti kondisi geografis yang sulit, infrastruktur
yang belum memadai, termasuk dari sisi masyarakat itu sendiri baik yang tinggal di pedalaman
dengan adat kebiasaan atau sikap masyarakat yang kolot, ataupun yang tinggal di perkotaan
dengan kebutuhan yang dinamis dan senantiasa berubah.
Tantangan yang berasal dari internal penyelenggara pelayanan publik dapat berupa
anggaran yang terbatas, kurangnya jumlah SDM yang berkompeten, termasuk belum
terbangunnya sistem pelayanan yang baik.
Dalam rangka mencapai visi reformasi birokrasi serta memenangkan persaingan di era
digital yang dinamis, diperlukan akselerasi dan upaya luar biasa (keluar dari rutinitas dan
business as usual) agar tercipta breakthrough atau terobosan, yaitu perubahan tradisi, pola, dan
cara dalam pemberian pelayanan publik.
Dengan kata lain, inovasi pelayanan publik tidak harus berupa suatu penemuan baru (dari
tidak ada kemudian muncul gagasan dan praktik inovasi), tetapi dapat merupakan suatu
pendekatan baru yang bersifat kontekstual berupa hasil perluasan maupun peningkatan kualitas
inovasi yang sudah ada.
JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan
akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur,
dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku melayani dengan
senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepat dan
tepat waktu; melayani dengan memberikan kemudahan bagi Anda untuk memilih layanan yang
tersedia; serta melayani dengan dengan kemampuan, keinginan dan tekad memberikan pelayanan
yang prima.
Dalam rangka mencapai visi reformasi birokrasi serta memenangkan persaingan di era
digital yang dinamis, diperlukan akselerasi dan upaya luar biasa (keluar dari rutinitas dan
business as usual) agar tercipta breakthrough atau terobosan, yaitu perubahan tradisi, pola, dan
cara dalam pemberian pelayanan publik.
Pengertian masyarakat dalam Undang-Undang Nomor 25/2009 tentang Pelayanan Publik
adalah … a. seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai orang-perseorangan,
kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik,
baik secara langsung maupun tidak langsung b. warga negara Indonesia sebagai orang-
perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan 49 sebagai penerima manfaat
pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung c. seluruh pihak, baik warga negara
maupun penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang
berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik secara langsung d. warga negara
Indonesia sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan
sebagai penerima manfaat pelayanan publik secara langsung
Seorang ASN diharapkan dapat diandalkan untuk memberikan pelayanan prima yang
dicontohkan dengan … a. Melakukan pelayanan maksimal sesuai dengan tugas fungsinya b.
Melakukan pelayanan maksimal untuk kepuasan masyarakat meskipun dengan menyerobot tugas
fungsi rekan yang lain c. Melakukan pelayanan maksimal jika diminta oleh atasan/pimpinan d.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Melakukan pelayanan terbaik jika akan dilakukan evaluasi eksternal
Memberikan layanan melebihi harapan customer ditunjukkan dengan ... a. meningkatkan
mutu layanan dan tidak boleh berhenti ketika kebutuhan customer sudah dapat terpenuhi b. Selalu
menanyakan dan melakukan survey kepuasan masyarakat c. Mencari tahu ekspektasi customer di
masa yang akan datang tentang layanan apa yang diharapkan d. Menunggu perintah atasan terkait
terobosan baru
Tujuan utama dari Nilai Dasar ASN adalah … a. Menjadi dasar pembentukan peraturan
internal tentang kewajiban masuk kerja b. Menjadi pedoman perilaku bagi para ASN dan
menciptakan budaya kerja yang mendukung tercapainya kinerja terbaik c. Menjadi pertimbangan
pimpinan unit kerja dalam menentukan rekanan dalam proyek strategis d. Menjadi instrumen
pengukuran kinerja ASN oleh masyarakat 51 D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkan
jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Materi Pokok 2 yang terdapat di bagian
akhir modul ini.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
AGENDA 2 : Modul 2
AKUNTABEL

Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang sangat
penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral
individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat.
Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih
luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017).
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah: • Kemampuan melaksanaan tugas
dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi • Kemampuan
menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien •
Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
Aspek-Aspek Akuntabilitas • Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship) Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
Oleh sebab itu, dalam akuntabilitas, hubungan yang terjadi adalah hubungan yang
bertanggungjawab antara kedua belah pihak.
Dalam konteks ini, setiap individu/kelompok/institusi dituntut untuk bertanggungjawab
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta selalu bertindak dan berupaya untuk
memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal.
Dengan memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan dan
hasil yang telah dicapai oleh individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti nyata
dari hasil dan proses yang telah dilakukan.
Dalam hal ini proses setiap individu/kelompok/institusi akan diminta pertanggungjawaban
secara aktif yang terlibat dalam proses evaluasi dan berfokus peningkatan kinerja.
Pentingnya Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap
level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban
laporan kegiatan kepada atasannya.
Adanya norma yang bersifat informal tentang perilaku PNS yang menjadi kebiasaan
(“how things are done around here”) dapat mempengaruhi perilaku anggota organisasi atau
bahkan mempengaruhi aturan formal yang berlaku.
Dalam kondisi tersebut, PNS perlu merubah citranya menjadi pelayan masyarakat dengan
mengenalkan nilai-nilai akuntabilitas untuk membentuk sikap, dan prilaku bertanggung jawab
atas kepercayaan yang diberikan.
Akuntabilitas interaksi merupakan pertukaran sosial dua arah antara yang 21 menuntut
dan yang menjadi bertanggung jawabnya (dalam memberi jawaban, respon, rectification, dan
sebagainya).
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas
individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.
Pertanyaan yang digunakan untuk mengidentifikasi apakah seseorang memiliki
akuntabilitas personal antara lain “Apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki situasi dan
membuat perbedaan?”.
Pribadi yang akuntabel adalah yang menjadikan dirinya sebagai bagian dari solusi dan
bukan masalah.
Pemberi kewenangan bertanggungjawab untuk memberikan arahan yang memadai,
bimbingan, dan sumber daya serta menghilangkan hambatan kinerja, sedangkan PNS sebagai
aparatur negara bertanggung jawab untuk Bagan 1 Tingkatan Akuntabilitas 23 memenuhi
tanggung jawabnya.
Pertanyaan penting yang digunakan untuk melihat tingkat akuntabilitas individu seorang
PNS adalah apakah individu mampu untuk mengatakan “Ini adalah tindakan yang telah saya
lakukan, dan ini adalah apa yang akan saya lakukan untuk membuatnya menjadi lebih baik”.
Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka pembagian kewenangan dan
semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi
memainkan peranan yang penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai, baik
pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi/institusi maupun kinerja organisasi
kepada stakeholders lainnya.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Akuntabilitas Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna layanan,
dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap kinerjanya.
Jadi akuntabilitas stakeholder adalah tanggungjawab organisasi pemerintah untuk
mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.
Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu akuntabilitas adalah sebuah
hubungan, akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya 24 laporan,
akuntabilitas memerlukan konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas
individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.
Akuntabilitas dan Integritas Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui
oleh banyak pihak menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan
Zonke, 2017).
Aulich (2011) bahkan mengatakan bahwa sebuah sistem yang memiliki integritas yang baik
akan mendorong terciptanya Akuntabilitas, Integritas itu sendiri, dan Transparansi.
Bahkan, Ann Everett (2016), yang berprofesi sebagai Professional Development Manager
at Forsyth Technical Community College mempuplikasikan pendapatnya pada platform digital
LinkedIn bahwa, walaupun Akuntabilitas dan Integritas adalah faktor yang sangat penting
dimiliki dalam kepimpinan, Integritas menjadi hal yang pertama harus dimiliki oleh seorang
pemimpin ataupun pegawai negara yang kemudian diikuti oleh Akuntabilitas.
Menurut Matsiliza (2013), pejabat ataupun pegawai negara, memiliki kewajiban moral
untuk memberikan pelayanan dengan etika terbaik sebagai bagian dari budaya etika dan panduan
perilaku yang harus dimiliki oleh sebuah pemerintahan yang baik.
Penindakan dilakukan dalam upaya membuat jera orang untuk melakukan korupsi,
Perbaikan sistem dilakukan untuk membuat orang tidak bisa melakukan korupsi, dan Pendidikan
dilakukan dalam upaya membuat orang tidak mau korupsi.
Karena apapun yang Kita lakukan, pro dan kontra itu tidak dapat dihindari, tapi,
setidaknya, Kita berada di pihak yang benar.
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung dimensi: • Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability
for probity and legality) Akuntabilitas hukum terkait dengan kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang diterapkan.
Akuntabilitas proses (process accountability) Akuntabilitas proses terkait dengan: apakah
prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan
sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi?
Akuntabilitas program (program accountability) Akuntabilitas ini dapat memberikan
pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, dan Apakah ada alternatif program
lain yang memberikan hasil maksimal dengan biaya minimal.
Di Indonesia, alat akuntabilitas antara lain adalah: • Perencanaan Strategis (Strategic
Plans) yang berupa Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP-D), Menengah (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah/RPJM-D), dan Tahunan (Rencana Kerja Pemerintah/RKP-D),
Rencana Strategis (Renstra) untuk setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Sasaran
Kerja Pegawai (SKP) untuk setiap PNS.
Laporan Kinerja yaitu berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) yang berisi perencanaan dan perjanjian kinerja pada tahun tertentu, pengukuran dan
analisis capaian kinerja, serta akuntabilitas keuangan.
Pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan dengan
memberikan contoh pada orang lain (lead by example), adanya komitmen yang tinggi 31 dalam
melakukan pekerjaan sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen pula,
terhindarnya dari aspek- aspek yang dapat menggagalkan kinerja yang baik yaitu hambatan politis
maupun keterbatasan sumber daya, sehingga dengan adanya saran dan penilaian yang adil dan
bijaksana dapat dijadikan sebagai solusi.
Tujuan dari adanya transparansi adalah: • Mendorong komunikasi yang lebih besar dan
kerjasama antara kelompok internal dan eksternal • Memberikan perlindungan terhadap pengaruh
yang tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan • Meningkatkan akuntabilitas
dalam keputusan-keputusan • Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara
keseluruhan.
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan
mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang
berlaku.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Tanggung Jawab (Responsibilitas) Responsibilitas institusi dan responsibilitas
perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu
konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk
bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat.
Responsibiltas Perseorangan • Adanya pengakuan terhadap tindakan yang telah
diputuskan dan tindakan yang telah dilakukan • Adanya pengakuan terhadap etika dalam
pengambilan keputusan • Adanya keterlibatan konstituen yang tepat dalam keputusan b)
Responsibilitas Institusi • Adanya perlindungan terhadap publik dan sumber daya • Adanya
pertimbangan kebaikan yang lebih besar dalam pengambilan keputusan • Adanya penempatan
PNS dan individu yang lebih baik sesuai dengan kompetensinya 6.
Langkah-Langkah yang Harus Dilakukan dalam Menciptakan Framework Akuntabilitas
Berikut adalah 5 langkah yang harus dilakukan dalam membuat framework akuntabilitas di
lingkungan kerja PNS: • Menentukan tujuan yang ingin dicapai dan tanggungjawab yang harus
dilakukan• Melakukan evaluasi hasil dan menyediakan masukan atau feedback untuk
memperbaiki kinerja yang telah dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat korektif.
Konflik kepentingan secara umum adalah suatu keadaan sewaktu seseorang pada posisi
yang diberi kewenangan dan kekuasaan untuk mencapai tugas dari perusahaan atau organisasi
yang memberi penugasan, sehingga orang tersebut memiliki kepentingan profesional dan pribadi
yang bersinggungan.
Situasi yang dapat menimbulkan konflik kepentingan, meliputi: o Hubungan dengan
orang- orang yang berurusan dengan lembaga-lembaga yang melampaui tingkat hubungan kerja
profesional; o Menggunakan keuangan organisasi dengan bunga secara pribadi atau yang
berurusan dengan kerabat seperti: a. Memiliki saham atau kepentingan lain yang dimiliki oleh
ASN di suatu perusahaan atau bisnis secara langsung, atau sebagai anggota dari perusahaan lain
atau kemitraan, atau melalui kepercayaan; b. memiliki pekerjaan diluar, termasuk peran sukarela,
janji atau direktur, apakah dibayar atau tidak; dan c. menerima hadiah atau manfaat.
Namun, secara spesifik, Matsiliza menekankan bahwa nilai integritas adalah nilai yang
dapat mengikat setiap unsur pelayan publik secara moral dalam membentengi institusi, dalam hal
ini lembaga ataupun negara, dari tindakan pelanggaran etik dan koruptif yang berpotensi merusak
kepercayaan masyarakat.
Terkait dengan pola pikir antikorupsi, informasi terkait Dampak Masif dan Dan Biaya
Sosial Korupsi bisa menjadi referensi bagi Kita untuk melakukan kontempelasi dalam
menentukan sikap untuk ikut berpartisipasi dalam gerakan pemberantasan korupsi negeri ini.
Tidak ada seorang koruptor pun yang tiba-tiba ingin korupsi, semua sudah dibiasakan dan
dicontohkan sejak mereka kecil, di keluarga, lingkungan, dan bahkan di lingkungan kerja.
Begitu pula sebaliknya, tidak ada satu pun Tokoh-tokoh Bangsa yang Kita pelajari pola
pikir berintegritasnya di atas yang tiba-tiba menjadi berintegritas, semua sudah dibiasakan sejak
kecil, di keluarga dan lingkungannya.
Apa yang Diharapkan dari Seorang ASN Perilaku Individu (Personal Behaviour) • ASN
bertindak sesuai dengan persyaratan legislatif, kebijakan lembaga dan kode etik yang berlaku
untuk perilaku mereka; • ASN tidak mengganggu, menindas, atau diskriminasi terhadap rekan
atau anggota masyarakat; • Kebiasaan kerja ASN, perilaku dan tempat kerja pribadi dan
profesional hubungan berkontribusi harmonis, lingkungan kerja yang aman dan produktif; • ASN
memperlakukan anggota masyarakat dan kolega dengan hormat, penuh kesopanan, kejujuran dan
keadilan, dan memperhatikan tepat untuk kepentingan mereka, hak-hak, keamanan dan
kesejahteraan; PNS membuat keputusan adil, tidak memihak dan segera, memberikan
pertimbangan untuk semua informasi yang tersedia, undang-undang dan kebijakan dan prosedur
institusi tersebut; 45 • ASN melayani Pemerintah setiap hari dengan tepat waktu, memberikan
masukan informasi dan kebijakan.
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung 3 dimensi yaitu Akuntabilitas kejujuran dan hukum,
Akuntabilitas proses, Akuntabilitas program, dan Akuntabilitas kebijakan.
Seperti bunyi Pasal 3 UU Nomor 14 Tahun 2008 tercantum beberapa tujuan, sebagai
berikut: (1) Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik,
program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan
suatu keputusan publik; (2) Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
kebijakan publik; (3) Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik
dan pengelolaan Badan Publik yang baik; (4) Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik,
yaitu yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan; (5)
Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak; (6)
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau (7)
Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan 50 informasi di lingkungan Badan Publik untuk

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
menghasilkan layanan informasi.
Informasi publik disini adalah “Informasi publik adalah informasi yang dihasilkan,
disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu Badan Publik yang berkaitan dengan
penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan Badan
Publik lainnya yang sesuai dengan Undang-undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan
kepentingan publik” (Pasal 1 Ayat 2).
Sedangkan Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain
yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau
seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah yang sebagian atau seluruh
dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri (Pasal 1 Ayat 3).
Atas dasar prinsip tersebut, maka pada dasarnya semua PNS berhak memberikan
informasi, namun dalam prakteknya tidak semua PNS punya kemampuan untuk memberikan
informasi berdasarkan berapa prinsip-prinsip diatas (seperti resiko dampak kerugian yang
muncul, utuh dan benar).
Perilaku Berkaitan dengan Transparansi dan Akses Informasi (Transparency and Official
Information Access) • ASN tidak akan mengungkapkan informasi resmi atau dokumen yang
diperoleh selain seperti yang dipersyaratkan oleh hukum atau otorisas yang diberikan oleh
institusi; • ASN tidak akan menyalahgunakan informasi resmi untuk keuntungan pribadi atau
komersial untuk diri mereka sendiri atau yang lain.
Penyalahgunaan informasi resmi termasuk spekulasi saham berdasarkan informasi rahasia
dan mengungkapkan isi dari surat-surat resmi untuk orang yang tidak berwenang; • ASN akan
mematuhi persyaratan legislatif, kebijakan setiap instansi dan semua arahan yang sah lainnya
mengenai komunikasi dengan menteri, staf menteri, anggota media dan masyarakat pada
umumnya.
Etika pelayanan publik adalah suatu panduan atau pegangan yang harus 53 dipatuhi oleh
para pelayan publik atau birokratuntuk menyelenggarakanpelayanan yang baik untuk publik.
The Institute of Internal Auditor (“IIA”), mendefinisikan fraud sebagai “Anarray of
irregularities and illegal actscharacterized by intentional deception”: sekumpulan tindakan yang
tidak diizinkan dan melanggar hukum yang ditandai dengan adanya unsur kecurangan yang
disengaja.
Keberhasilan pembangunan suatu etika perilaku dan kultur organisasi yang anti
kecurangan dapat mendukung secara efektif penerapan nilai-nilai budaya kerja, yang sangat erat
hubungannya dengan hal-hal atau faktor-faktor penentu keberhasilannya yang saling terkait
antara satu dengan yang lainnya, yaitu : 1) Komitmen dari Top Manajemen Dalam Organisasi; 2)
Membangun Lingkungan Organisasi Yang Kondusif: 3) Perekrutan dan Promosi Pegawai;
4)Pelatihan nilai- nilai organisasi atau entitas dan standar-standar pelaksanaan; 5) Menciptakan
Saluran Komunikasi yang Efektif; dan 6) Penegakan kedisiplinan.
Setiap orang dapat memberikan pandangan-pandangan dalam pengembangan dan
pembaharuan etika dan aturan perilaku (code of conduct) yang berlaku dalam organisasi;
berperilaku yang sesuai dengan code of conduct; memberikan masukan kepada pimpinan
sebelum mengambil keputusan penting atau yang berhubungan dengan masalah hukum dan
implementasinya terhadap pelaksanaan sanksi pelanggaran etika dan aturan perilaku organisasi.
Perilaku berkaitan dengan menghindari perilaku yang curang dan koruptif (Fraudulent and
Corrupt Behaviour): • ASN tidak akan terlibat dalam penipuan atau korupsi; • ASN dilarang
untuk melakukan penipuan yang menyebabkan kerugian keuangan aktual atau potensial untuk
setiap orang atau institusinya; 56 • ASN dilarang berbuat curang dalam menggunakan posisi dan
kewenangan mereka untuk keuntungan pribadinya; • ASN akan melaporkan setiap perilaku
curang atau korup; • ASN akan melaporkan setiap pelanggaran kode etik badan mereka; • ASN
akan memahami dan menerapkan kerangka akuntabilitas yang berlaku di sektor publik.
Mulgan (1997) mengidentifikasikan bahwa proses suatu organisasi akuntabel karena
adanya kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan informasi dan data yang dibutuhkan oleh
masyarakat atau pembuat kebijakan atau pengguna informasi dan data pemerintah
lainnya.Informasi ini dapat berupa data maupun penyampaian/penjelasan terhadap apa yang
sudah terjadi, apa yang sedang dikerjakan, dan apa yang akan dilakukan.
Jadi, akuntabilitas dalam hal ini adalah bagaimana pemerintah atau aparatur dapat
menjelaskan semua aktifitasnya dengan memberikan data dan informasi yang akurat terhadap apa
yang telah mereka laksanakan, sedang laksanakan dan akan dilaksanakan.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah akses dan distribusi dari data dan informasi yang
telah dikumpulkan tersebut, sehingga pengguna/stakeholders mudah untuk mendapatkan
informasi tersebut.
JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan tersebut harus relevant
(relevan), reliable (dapat dipercaya), understandable (dapat dimengerti), serta comparable (dapat
diperbandingkan), sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya oleh pengambil keputusan dan
dapat menunjukkan akuntabilitas publik.
Untuk lebih jelasnya, data dan informasi yang disimpan dan digunakan harus sesuai dengan

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
prinsip sebagai berikut: • Relevant information diartikan sebagai data dan informasi yang
disediakan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi sebelumnya (past), saat ini (present) dan
yang akan datang (future).• Understandable information diartikan sebagai informasi yang
disajikan dengan cara yang mudah dipahami pengguna (user friendly) atau orang yang awam
sekalipun.
Perilaku berkaitan dengan Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah
(Record Keeping and Use of Government Information): • ASN bertindak dan mengambil
keputusan secara transparan; • ASN menjamin penyimpanan informasi yang bersifat rahasia; •
ASN mematuhi perencanaan yang telah ditetapkan; • ASN diperbolehkan berbagi informasi
untuk mendorong efisiensi dan kreativitas; • ASN menjaga kerahasiaan yang menyangkut
kebijakan negara; • ASN memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan; • ASN tidak
menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
Data Penanganan Perkara TPK Juni 2021 Data dari Komisi Pemberantasn Korupsi Bulan
Juni 2021, perkara Tindak Pidana Korupsi masih banyak dilakukan oleh unsur Swasta (343
kasus), Anggota DPR dan DPRD (282 kasus), Eselon I, II, III, dan IV (243 kasus), lain-lain (174
kasus), dan Walikota/Bupati dan Wakilnya (135 kasus).
Bila Kita kembali ke pembahasan terkait „tanggung jawab‟, dimensi yang melatar
belakangi usaha memenuhi Tanggung Jawab Individu dan Institusi ada 2, yaitu: 1) dimensi
aturan, sebagai panduan bagi setiap unsur pemerintahan hal-hal yang dapat dan tidak dapat
dilakuan, dan 2) dimensi moral individu.
Dari beberapa kasus yang dapat diakses pada U4 Expert Answer (diakses: 8 Oktober
2021), Akuntabilitas Pimpinan Lembaga juga menjadi hal penting untuk menjadi pegangan
tindak dan perilaku pegawai di lingkungan lembaga atau institusi.
Etika pelayanan publik adalah suatu panduan atau pegangan yang harus dipatuhi oleh para
pelayan publik atau birokrat untuk menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk publik.
Ada dua jenis umum Konflik Kepentingan yaitu Keuangan (Penggunaan sumber daya
lembaga termasuk dana, peralatan atau sumber daya aparatur untuk keuntungan pribadi) dan Non-
Keuangan (Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri dan / atau orang lain).
Ada contoh studi kasus seperti berikut: Bahwa ada seseorang Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) menunjuk satu pemenang tender proyek pengadaan barang dan jasa publik tanpa melalui
proses yang akuntabel dan transparan (terindikasi ada permainan atau kongkalikong antara
pemberi dan penerima proyek).
Agenda 2 : Modul 3

KOMPETEN

Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan tuntutan
keahlian baru. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai
kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan
kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri.
Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai berikut: a. Berorientasi Pelayanan:
a) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b) Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
c) Melakukan perbaikan tiada henti.
b. Akuntabel:
a) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas
tinggi;
b) Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan
efesien.
c. Kompeten:
a) Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah;
b) Membantu orang lain belajar; c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
d. Harmonis:
a) Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya;
b) Suka mendorong orang lain;
c) Membangun lingkungan kerja yang kondusif
e. Loyal:

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
a) Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang
sah;
b) Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara; c. Menjaga rahasia
jabatan dan negara.
f. Adaptif:
a) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
b) Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas;
c) Bertindak proaktif.
g. Kolaboratif:
a) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
b) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah;
c) Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.

Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan ASN harus
memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak boleh ada perlakuan
yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek primodial lainnya yang
bersifat subyektif. Pembangunan Apartur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024, diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia
(world class bureaucracy), yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang
semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien Terdapat 8 (delapan)
karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini
dan kedepan. Kedelapan karakterisktik tersebut meliputi: integritas, nasionalisme,
profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan
entrepreneurship.
Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku kompetensi
meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan
bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola
unit organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan
kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap
pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal dan non-klasikal, baik untuk
kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural. Salah satu kebijakan penting dengan
berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan
pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua
puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Dalam
menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan peta nine box
pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan hasil pemetaan
pegawai dalam nine box tersebut.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Agenda 2 modul 4
HARMONIS
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau. Nama alternatif yang
biasa dipakai adalah Nusantara. Dengan populasi mencapai 270.203.917 jiwa pada tahun 2020, Indonesia
menjadi negara berpenduduk terbesar keempat di dunia. Indonesia juga dikenal karena kekayaan sumber
daya alam, hayati, suku bangsa dan budaya nya. Kekayaan sumber daya alam berupa mineral dan
tambang, kekayaan hutan tropis dan kekayaan dari lautan diseluruh Indonesia.

A. Nasionalisme Kebangsaan
a. Perspektif modernis melihat bahwa bangsa merupakan hasil dari modernisasi dan rasionalisasi
seperti di contohkan dalam Negara Birokratis, ekonomi industry, dan konsep sekuler tentang
otonomi manusia.
b. Aliran Primordialis dengan tokohnya Clifford Geertz (1963) melihat bahwa bangsa merupakan
sebuah pemberian historis, yang terus hadir dalam sejarah manusia dan memperlihatkan kekuatan
inheren pada masa lalu dan generasi masa kini.
c. Perspektif perenialis dengan tokohnya Adrian Hastings (1997) melihat bahwa bangsa bisa
ditemukan di pelbagai zaman sebelum periode modern. Dengan demikian, dalam perspektif
primordialis dan perspektif modernis, bangsa modern bukanlah sesuatu yang baru, karena dia
muncul sebagai kelanjutan dari periode sebelumnya.
d. Aliran etnosimbolis, seperti ditunjukkan dalam karya John Amstrong (1982) dan Anthony Smith
(1986)„ aliran ini mencoba menggabung ketiga pendekatan tersebut diatas. Aliran etnosimbolis
melihat bahwa kelahiran bangsa pasca abad ke-18, merupakan sebuah spesiesbaru dari kelompok
etnis yang pembentukannya harus dimengerti dalam jangka panjang.
B. Potensi dan Tantangan dalam Keanekaragaman
a. Konflik antarsuku yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Perbedaan
suku seringkali juga memiliki perbedaan adat istiadat, budaya, sistem kekerabatan, norma sosial
dalam masyarakat. Pemahaman yang keliru terhadap perbedaan ini dapat menimbulkan konflik
dalam masyarakat.
b. Konflik antaragama yaitu pertentangan antarkelompok yang memiliki keyakinan atau agama
berbeda. Konflik ini bisa terjadi antara agama yang satu dengan agama yang lain, atau antara
kelompok dalam agama tertentu.
c. Konflik antarras yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain. Pertentanganini
dapat disebabkan sikap rasialis yaitu memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras.
d. Konflik antargolongan yaitu pertentangan antar kelompok dalam masyarakat atau golongandalam
masyarakat. Golongan atau kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan,
partai politik, asal daerah, dan sebagainya.
C. Dampak Konflik
a. Suasana Bekerja dan Lingkungan Tidak Nyaman
b. Pekerjaan terbengkalai
c. Kinerja Buruk
d. Layanan Kepada Masyarakat Tidak optimal
D. Pentingnya Suasana Harmonis
Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang,
menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan
produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan. Dasar-dasar penegakan nilai Etika ASN
:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan.
E. Etika ASN sebagai Individu, dalam Organisasi, dan Masyarakat
a. Perubahan Mindset •
a) Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
b) Kedua, merubah dari ‟wewenang‟ menjadi ‟peranan‟;
c) Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah, yang harus dipertanggung jawabkan
bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.
b. Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan:
a) Toleransi , Empati, Keterbukaan terhadap perbedaan
F. Upaya Mewujudkan Suasana Harmonis
Secara umum, menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 11 tentang ASN, tugas pegawai
ASN adalah sebagai berikut. a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan b. Memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
G. Peran ASN Harmonis
a. Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral dalam artiantidak
memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Adil, berarti PNS dalam
melaksanakna tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan harus obyektif, jujur, transparan.
b. PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas, dengan tidak
membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan kelompok tersebut.
c. PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan
d. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka menolong baik kepada
pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnya yang membutuhkan pertolongan
e. PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Agenda 2 : Modul 5
LOYAL

Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), pemerintah
telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding
(Bangga Melayani Bangsa). Nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu
core values yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan baik oleh setiap ASN dikarenakan
oleh faktor penyebab internal dan eksternal. Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari
bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Bagi seorang Pegawai Negeri
Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan
lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainya, antara lain: a. Taat pada Peraturan.
b. Bekerja dengan Integritas
c. Tanggung Jawab pada Organisasi
d. Kemauan untuk Bekerja Sama.
e. Rasa Memiliki yang Tinggi
f. Hubungan Antar Pribadi
g. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
h. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
i. Menjadi teladan bagi Pegawai lain
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa
setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan
panduan perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk
mengaktualisasikan panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen,
dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi
“KoDeKoNasAb”.
Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap organisasi,
hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:
a. Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
b. Meningkatkan Kesejahteraan
c. Memenuhi Kebutuhan Rohani
d. Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir
e. Melakukan Evaluasi secara Berkala
Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat
pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan negara. Agar
para ASN mampu menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan lainnya
dibutuhkan langkah-langkah konkrit, diantaranya melalui pemantapan Wawasan Kebangsaan.
Selain memantapkan Wawasan Kebangsaan, sikap loyal seorang ASN dapat dibangun dengan
cara terus meningkatkan nasionalismenya kepada bangsa dan negara.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Agenda 2 : Modul 6
ADAPTIF

Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di
dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan
keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas
yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai
bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Pada level organisasi,
karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan
fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya
tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Dan
budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri
ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan – baik individu
maupun organisasi – dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan
individua dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan
Ambiguity). Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi uncertainty dengan understanding, hadapi
complexity dengan clarity, dan hadapi ambiguity dengan agility. Organisasi adaptif yaitu organisasi yang
memiliki kemampuan untuk merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan
cepat dan fleksibel. Budaya organisasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam organisasi
sehingga efektivitas organisasi dapat ditingkatkan dengan menciptakan budaya yang tepat dan dapat
mendukung tercapainya tujuan organisasi. Bila budaya organisasi telah disepakati sebagai sebuah
strategi perusahaan maka budaya organisasi dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja. Dengan
adanya pemberdayaan budaya organisasi selain akan menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas.
Grindle menggabungkan dua konsep untuk mengukur bagaimana pengembangan kapasitas
pemerintah adaptif dengan indicator-indikator sebagai berikut: (a) Pengembangan sumber daya manusia
adaptif; (b) Penguatan organisasi adaptif dan (c) Pembaharuan institusional adaptif. Terkait membangun
organisasi pemerintah yang adaptif, Neo & Chan telah berbagi pengalaman bagaimana Pemerintah
Singapura menghadapi perubahan yang terjadi di berbagai sektornya, mereka menyebutnya dengan
istilah dynamic governance. Menurut Neo & Chen, terdapat tiga kemampuan kognitif proses
pembelajaran fundamental untuk pemerintahan dinamis yaitu berpikir ke depan (think ahead), berpikir
lagi (think again) dan berpikir lintas (think across). Selanjutnya, Liisa Välikangas (2010)
memperkenalkan istilah yang berbeda untuk pemerintah yang adaptif yakni dengan sebutan pemerintah
yang tangguh (resilient organization). Pembangunan organisasi yang tangguh menyangkut lima dimensi
yang membuat organisasi kuat dan imajinatif: kecerdasan organisasi, sumber daya, desain, adaptasi, dan
budaya (atau sisu, kata Finlandia yang menunjukkan keuletan.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Agenda 2 : Modul 7

KOLABORATIF

Berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapa definisi kolaborasi dan collaborative
governance. Dyer and Singh (1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah “
value generated from an alliance between two or more firms aiming to become more competitive by
developing shared routines”.
Sedangkan Gray (1989) mengungkapkan bahwa : Collaboration is a process though which parties with
different expertise, who see different aspects of a problem, can constructively explore differences and
find novel solutions to problems that would have been more difficult to solve without the other‟s
perspective (Gray, 1989).
Irawan (2017) mengungkapkan bahwa “ Collaborative governance “sebagai sebuah proses yang
melibatkan norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor governance .
A governing arrangement where one or more public agencies directly engage non-state stakeholders in a
collective decision-making process that is formal, consensus-oriented, and deliberative and that aims to
make or implement public policy or manage public programs or assets. Ansen dan gash (2012).
“A governing arrangement where one or more public agencies directly engage non-state stakeholders in
a collective decisionmaking process that is formal, consensus-oriented, and deliberative and that aims to
make or implement public policy or manage public programs or assets” (Ermaya Suradinata, 1998)
Collaborative Governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik Sebuah
pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra
saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya.
A. Enam Kriteria Penting Untuk Kolaborasi :
a. Forum Yang Diprakarsai Oleh Lembaga Publik Atau Lembaga;
b. Peserta Dalam Forum Termasuk Aktor Nonstate;
c. Peserta Terlibat Langsung Dalam Pengambilan Keputusan Dan Bukan Hanya
'„Dikonsultasikan‟ Oleh Agensi Publik;
d. Forum Secara Resmi Diatur Dan Bertemu Secara Kolektif;
e. Forum Ini Bertujuan Untuk Membuat Keputusan Dengan Konsensus (Bahkan Jika
Konsensus Tidak Tercapai Dalam Praktik); Dan
f. Fokus Kolaborasi Adalah Kebijakan Publik Atau Manajemen
B. Tahapan Dalam Melakukan Assessment Terhadap Tata Kelola Kolaborasi
a. Mengidentifikasi permasalahan dan peluang;
b. Merencanakan aksi kolaborasi; dan
c. Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi
C. Organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:
a. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi;
b. Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya yang
diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka;
c. Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan mengambil risiko
yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika terjadi kesalahan);
d. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas) Setiap kontribusi
dan pendapat sangat dihargai;
e. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;
f. Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan
g. Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan yang diberikan.

D. Aktivitas Antar Organisasi meliputi :


a. Kerjasama Informal;
b. Perjanjian Bantuan Bersama;
c. Memberikan Pelatihan;

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
d. Menerima Pelatihan;
e. Perencanaan Bersama;
f. Menyediakan Peralatan;
g. Menerima Peralatan;
h. Memberikan Bantuan Teknis;
i. Menerima Bantuan Teknis;
j. Memberikan Pengelolaan Hibah; dan
k. Menerima Pengelolaan Hibah.
Proses yang harus dilalui dalam menjalankan kolaborasi adalah : 1) Trust building : membangun
kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi 2) Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan
baik dan bersungguh-sungguh; 3) Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing
ownership dalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama; 4) Pemahaman bersama:
berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai
bersama; dan 5) Menetapkan outcome antara.
Factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar Lembaga pemerintah : 1.
Kepercayaan, 2. Pembagian kekuasaan, 3. Gaya kepemimpinan, 4. Strategi manajemen dan 5.
Formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien efektif antara entitas public. Sementara
Factorfaktor yang menghambat keberhasilan dalam kolaborasi antar Lembaga pemerintah yaitu :
Ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi dan Dasar
hukum kolaborasi juga tidak jelas.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
POTRET PELAYANAN PUBLIK NEGERI INI

Evaluasi Materi Pokok 1

1. ASN sebagai profesi, salah satunya berlandaskan pada prinsip Nilai Dasar. Hal tersebut tertuang

dalam:

a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014

b. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

c. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2015

d. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2015

2. Undang-Undang yang mengatur tentang Pelayanan Publik adalah:

a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009

b. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009

c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

d. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2019

3. Sebutkan yang bukan merupakan fungsi ASN:

a. Pelaksana kebijakan publik

b. Pelayan publik

c. Pengawas kegiatan publik

d. Perekat dan pemersatu bangsa

4. Yang dimaksud dengan berorientasi pelayanan adalah ….

a. Bertanggung jawab terhadap kepercayaan yang diberikan

b. Komitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat

c. Saling peduli dan menghargai perbedaan

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
d. Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi perubahan

5. Secara sederhana, definisi pelayanan publik berdasarkan Agus Dwiyanto adalah ….

a. Semua jenis pelayanan untuk menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat

yang memenuhi kriteria yaitu merupakan jenis barang atau jasa

b. Pelayanan yang dirasakan melalui loket-loket pelayanan

c. Sumber daya air dan sumber daya mineral yang dikelola oleh Negara/pemerintah
d. Perintah pimpinan/atasan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat pada jam-jam

pelayanan

6. Yang bukan merupakan unsur penting dalam pelayanan publik adalah …. a. Penyelenggara

b. Penerima layanan

c. Tempat pelayanan

d. Kepuasan pelanggan

7. Yang bukan prinsip pelayanan publik yang baik adalah ….

a. Partisipatif dan transparan

b. Responsif dan tidak diskriminatif

c. Kompleks namun murah

d. Aksesibel

8. “Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga

negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara, seperti status

sosial, pandangan politik, agama, profesi, jenis kelamin atau orientasi seksual, difabel, dan

sejenisnya” adalah prinsip dari …

a. Akuntabel

b. Aksesibel

c. Berkeadilan

d. Tidak diskriminatif

9. “Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik

harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan

pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut, seperti persyaratan, prosedur, biaya, dan

sejenisnya” adalah prinsip dari ….

a. Responsif

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
b. Transparan

c. Efektif dan efisien

d. Tidak diskriminatif

10. Nilai berorientasi pelayanan dijabarkan dalam ... panduan perilaku a. 3

b. 4

c. 5

d. 6

Evaluasi Materi Pokok 2

1. Yang mana kah diantara panduan perilaku berikut yang merupakan kode etik dari nilai berorientasi

pelayanan?

a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah

b. Membangun lingkungan kerja yang kondusif

c. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat

d. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik

2. Yang mana kah diantara panduan perilaku berikut yang merupakan kode etik dari nilai berorientasi

pelayanan?

a. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah

b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan

c. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, setia kepada NKRI serta

pemerintahan yang sah

d. Membangun lingkungan kerja yang kondusif

3. Yang mana kah diantara panduan perilaku berikut yang merupakan kode etik dari nilai berorientasi

pelayanan?

a. Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, dan Negara

b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas

c. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan

d. Melakukan perbaikan tiada henti

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
4. Dalam memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, kedudukan masyarakat dalam konteks

tersebut adalah sebagai …

a. masyarakat sebagai wajib pajak

b. masyarakat sebagai pengawas kinerja pemerintah


c. masyarakat sebagai elemen adanya negara

d. masyarakat sebagai penerima layanan

5. Pengertian masyarakat dalam Undang-Undang Nomor 25/2009 tentang Pelayanan Publik adalah …

a. seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai orang-perseorangan,

kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat

pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung

b. warga negara Indonesia sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang

berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak

langsung

c. seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok,

maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik secara

langsung

d. warga negara Indonesia sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang

berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik secara langsung

6. Beberapa perilaku pelayanan prima yang perlu dibudayakan dalam organisasi antara lain sebagai

berikut, kecuali ….

a. Menyapa dan memberi salam

b. Ramah

c. Cepat dan terlihat sibuk

d. Berpenampilan rapi

7. Karakteristik dalam memberikan pelayanan prima ditunjukkan dengan upaya perbaikan secara

berkelanjutan melalui berbagai cara berikut ini, kecuali ….

a. Pendidikan dan pelatihan

b. Standardisasi dan sertifikasi kompetensi pemberi layanan

c. Pengembangan ide kreatif

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
d. Kolaborasi dan benchmark

8. Seorang ASN diharapkan dapat diandalkan untuk memberikan pelayanan prima yang dicontohkan

dengan ….

a. Melakukan pelayanan maksimal sesuai dengan tugas fungsinya


b. Melakukan pelayanan maksimal untuk kepuasan masyarakat meskipun dengan menyerobot

tugas fungsi rekan yang lain

c. Melakukan pelayanan maksimal jika diminta oleh atasan/pimpinan

d. Melakukan pelayanan terbaik jika akan dilakukan evaluasi eksternal

9. Memberikan layanan melebihi harapan customer ditunjukkan dengan ....

a. meningkatkan mutu layanan dan tidak boleh berhenti ketika kebutuhan customer sudah

dapat terpenuhi

b. Selalu menanyakan dan melakukan survey kepuasan masyarakat

c. Mencari tahu ekspektasi customer di masa yang akan datang tentang layanan apa yang

diharapkan

d. Menunggu perintah atasan terkait terobosan baru

10. Tujuan utama dari Nilai Dasar ASN adalah ….

a. Menjadi dasar pembentukan peraturan internal tentang kewajiban masuk kerja

b. Menjadi pedoman perilaku bagi para ASN dan menciptakan budaya kerja yang

mendukung tercapainya kinerja terbaik

c. Menjadi pertimbangan pimpinan unit kerja dalam menentukan rekanan dalam proyek strategis

d. Menjadi instrumen pengukuran kinerja ASN oleh masyarakat

POTRET PELAYANAN PUBLIK NEGERI INI

a. Banyak perbaikan yang terjadi di layanan publik yang bisa ditemukan di keseharian Anda, pilihlah salah

satu kasus yang pernah Anda alami, dan tulislah perubahan/perbaikan yang terjadi dari kondisi

sebelumnya Jawab:

Sejak diterbitkannya UU No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dampaknya sudah mulai terasa

di banyak layanan. Perbaikan layanan tersebut tidak lepas dari upaya lanjutan yang dilakukan pasca

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
diterbitkannya aturan. Setidaknya, aturan tersebut tidak lagi menjadi dokumen statis yang hanya bisa

diunduh dan dibaca ketika diperlukan untuk menulis. Ruang-ruang layanan dasar seperti KTP, Kartu

Keluarga, Surat Keterangan Kehilangan, Pembayaran listrik, air, dan PBB, hingga kebijakan Zonasi

Sekolah dan Keterbukaan Informasi ruang rawat di Rumah Sakit sudah jauh lebih baik. Belum

sempurna, tapi sudah berjalan di arah yang benar. Hasil ini tidak lain merupakan hasil kerja dan

komitmen semua pihak, baik dari sisi penyelenggara pelayanan dan masyarakat penerima layanan.

Namun, komitmen ini bukan juga hal yang statis. Perlu upaya keras semua pihak untuk menjaganya

bahkan tantangan untuk meningkatkannya. Tantangan itu pun tidak statis, godaan dan mental/pola pikir

pihak-pihak yang dahulu menikmati keuntungan dari lemahnya sektor pengawasan layanan selalu

mencoba menarik kembali ke arah berlawanan. Tugas berat Anda sebagai ASN adalah ikut menjaga

bahkan ikut berpartisipasi dalam proses menjaga dan meningkatkan kualitas layanan tersebut. Karena,

bisa jadi, secara aturan dan payung hukum sudah memadai, namun, secara pola pikir dan mental, harus

diakui, masih butuh usaha keras dan komitment yang ekstra kuat. Sekali lagi, tantangan yang dihadapi

bukan hanya di lingkungan ASN sebagai pemberi layanan, namun juga dari masyarakat penerima

layanan.

b. Masih ada beberapa layanan publik yang belum berubah dari versi buruknya, pilihlah salah satu layanan

yang Anda ketahui masih belum berubah tersebut, dan tuliskan harapan perubahan yang Anda inginkan.

Jawab:

SKCK Dan Kartu Pencari Kerja harapanya perubahannya menjadi online supaya memudahkan

masyarakat apalagi SKCK dan Kartu pencari kerja sering dicari atau membuat bilamana system sudah

menjadi online seorang pembuat tinggal print dari rumah.

c. Lihatlah video unik pada tautan ini yang berakting terkait sebuah layanan yang sudah berubah dari

bentuk selebelumnya: https://www.instagram.com/reel/CX3Oa0rJoQ7/?utm_mediu m=share_sheet dan

tuliskan pendapat Anda

Jawab :

Menurut saya semakin ke sini system mulai efektif dan efesian sehingga dalam video diatas layan publik

mulai berkembang sehingga yang tadinya butuh proses lama sekarang hanya bisa dengan waktu yang

singkat dan satu key yaitu E-KTP semua terkoneksi.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
KONSEP AKUNTABILITAS

1. Dalam hal penyelenggaraan pemerintahan, sering kita dengan istilah kata responsibilitas dan

akuntabilitas. Kedua kata tersebut mempunyai arti dan makna yang berbeda. Apa yang membedakan

antara responsibilitas dan akuntabilitas dilihat dari pengertiannya? Dan berikan pendapat anda terkait

konsep responsibiltas dan akuntabilitas tersebut?

Jawab:

Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu,

sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang

memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan,

lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017).

Menurut saya konsep responsibiltas dan akuntabilitas semua berkewajiban untuk bertanggungjawab

dari segi akuntabiltas itu hanya untuk moral individunya saja sedangkan dari segi akuntabilitas

kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kepada organisasi yang diberi Amanah..

2. Bacalah kembali pembuka Bab II yang dikutip dari Laporan Tahun 2020 Ombudsman Republik

Indonesia, menurut Anda, bagaimana kasus itu bila dilihat dari konteks Akuntabilitas?

Jawab:

Menurut saya Ombudsman bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan hukum yang

sama dan jangan khawatir untuk melaporkan jika ada dugaan penyimpangan penanangan laporan di

kepolisian, karena hak setiap warga negara dilindungi undang- undang.

3. Dalam hal pelayanan publik, masih sering diketemukan keluhan dari masyarakat terhadap kinerja

pelayan publik. Masyarakat merasakan kinerja yang lambat, berbelit-belit, maupun tidak efisien ketika

berhadapan dengan pelayan publik ataupun birokrasi publik. Padahal sejatinya sebagai abdi negara,

birokrasi publik harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, Menurut anda, seberapa

penting nilai-nilai akuntabilitas publik jika dikaitkan dengan fenomena tersebut? Jelaskan.

Jawab:

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Menurut saya sangat akuntabilitas seyogyanya pelayanan publik harus dimiliki kesamaan bersama

karena pelayanan publik itu bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan bersama karena dari arti

akuntabilitas bertujuan menciptakan Amanah pada setiap pelayanan publik.

PANDUAN PERILAKU AKUNTABEL

1. Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas

harus mengandung dimensi Akuntabilitas Kejujuran dan Hukum, Akuntabilitas Proses, Akuntabilitas

Program, serta Akuntabilitas Kebijakan. Ada Studi Kasus Seperti Berikut : Pemerintah Pusat maupun

daerah sudah memulai program pengadaan barang dan jasa dengan mekanisme secara elektronik

yang disebut e-procurement. Tujuannya adalah pertama, agar tidak ada main mata antara pengada

proyek dan pihak yang mengadakan proyek (Meminimalisir Kasus KKN). Kedua, agar pelaksanaan

pengadaan barang dan jasa dapat dilaksanakan dengan cepat dan teratur Pertanyaannya, termasuk

dimensi akuntabilitas apakah studi kasus tersebut? Jelaskan.

Jawab:

Dalam organisasi sektor publik yang akuntabel diatas menggambarkan bahwa dimensi akuntebilitas

kejujuran dan hukum sangatlah mempunyai peranan dan fungsi yang tepat dalam menjalankan

kegiatan sector layanan publik sehingga bisa berkurangnya kegiatan main mata dalam proses program

pengadaan barang.

2. Simaklah video berikut: Video ini bercerita tentang Seseorang yang menang dalam sebuah tender

pengadaan yang berniat ingin memberikan ‘hadiah’ kepada Pejabat Lelang yang dianggapkan telah

berjasa atas pemilihan perusahaannya. Namun, dalam perjalanan memberikan ‘hadiah’ tersebut

banyak rintangan yang dihadapi. Untuk lebih jelasnya, simaklah video tersebut pada tautan berikut.

https://youtu.be/4Yle_pbs9aA

Jawab :

Dalam video diatas menggambarkan seorang mengikuti lelang proyek tidak memenuhi terwujudnya

organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi

Akuntabilitas Kejujuran dan Hukum, Akuntabilitas Proses, Akuntabilitas Program, serta Akuntabilitas

Kebijakan.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
AKUNTABEL DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAHAN

1. Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul di mana tugas publik dan kepentingan pribadi

bertentangan. Ada dua jenis umum Konflik Kepentingan yaitu Keuangan (Penggunaan sumber daya

lembaga termasuk dana, peralatan atau sumber daya aparatur untuk keuntungan pribadi) dan

NonKeuangan (Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri dan / atau orang

lain). Ada contoh studi kasus seperti berikut: Bahwa ada seseorang Pejabat Pembuat Komitmen

(PPK) menunjuk satu pemenang tender proyek pengadaan barang dan jasa publik tanpa melalui

proses yang akuntabel dan transparan (terindikasi ada permainan atau kongkalikong antara pemberi

dan penerima proyek). Dilihat dari jenis umum konflik kepentingan, temasuk jenis konflik kepentingan

apakah studi kasus tersebut? Jelaskan.

Jawab:

Ini termasuk jenis Akuntabilitas kejujuran dan hukum, Akuntabilitas proses, Akuntabilitas program,

dan Akuntabilitas kebijakan. Pengelolaan konflik kepentingan dan kebijakan gratifikasi dapat

membantu pembangunan budaya akuntabel dan integritas di lingkungan kerja. Akuntabilias dan

integritas dapat menjadi faktor yang kuat dalam membangun pola pikir dan budaya antikorupsi.

Selain SPPD Fiktif, BPK Juga Temukan Dugaan Mark Up Anggaran di Pemko Dumai DUMAI,

RIAULINK.COM - Selain menemukan surat pertanggungjawaban (SPJ) fiktif pada perjalanan dinas

aparatur sipil negara (ASN) di Pemerintah Kota Dumai, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI

Perwakilan Riau juga menemukan Mark up atau penggelembungan anggaran di bagian umum.

Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan (LHP) pada tahun anggaran 2017 lalu, BPK menemukan

sejumlah keanehan di satker tersebut pada kegaiatn penyediaan makan dan minum yang tak sesuai

dengan bukti kuintansi pembelian. Bukti kuitansi tersebut dapat ditunjukkan oleh pejabat pelaksana

teknis kegiatan (PPTK) bagian umum selaku pihak penanggungjawab dalam penyediaan makan

minum rapat, penyambutan tamu dan kegiatan pemerintah Kota Dumai. Sesuai LHP BPK terdapat

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
selisih bayar mencapai Rp20.238.622,- antara SPJ makan dan minum yang dibayarkan Pemko Dumai

melalui bagian keuangan kepada rekan kerja dengan bukti kuitansi pembelian yang bisa ditunjukkan

PPTK kepada BPK RI saat melakukan pemeriksaan.Selain itu BPK juga menemukan kejanggalan
dalam laporan yang disampaikan kepada mereka, yakni setiap laporan bulanan pengadaan makanan

dan minuman oleh bagian umum Sekretariat Daerah Kota Dumai jumlah dan jenisnya selalu sama.

Dalam laporan BPK juga menunjukkan upaya mark up anggaran pengadan makan dan minum petugas

jaga rumah dinas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Dumai. Disebutkan ada 25 petugas jaga rumah

kediaman dua pemimpin Kota Dumai ini yang dibagi menjadi tiga shift. Dimana setiap shift bagian

umum menyediakan snack dan makan bagi petugas jaga. Pada shift pagi, BPK menemukan adanya

pengelembungan jumlah pengadaan snack. Dimana dari SPJ yang disampaikan bagian umum

menyediakan 25 kotak snack namun bukti pemeriksaan hanya ditemukan sembilan kotak untuk

sembilan orang petugas jaga pagi. Sementara untuk makan siang petugas juga juga terdapat selisih

yang sangat signifikan. Dimana untuk makan dalam pemeriksaan hanya menyediakan sembilan kotak

namun dalam SPJ pencairan digelembungkan mencapai 15 kotak. Sementara di lain kesempatan saat

media ini meminta tanggapan dari salah seorang warga Dumai terkait kabar yang sempat

menghebohkan di kalangan masyarakat ini, Ar sangat mengutuk keras aksi penyelewengan tersebut.

Tindakan tersebut menurutnya tidak hanya merugikan daerah, namun juga masyarakat. Sumber:

https://riaulink.com/index.php/news/detail/6531/selai n-sppd-fiktif-bpk-juga-temukan-dugaan-

markupanggaran-di-pemko-dumai

Berdasarkan tulisan tersebut, isilah tabel berikut:


No Poin-poin yang dianalisis Jawaban

1 Kondisi apa yang membuat berita itu YA

berpotensi menjadi kasus Tindak Pidana

Korupsi?

2 Jenis tindak pidana korupsi apa yang relevan Pengadaan barang


dengan berita itu?

3 Siapa saja pihak di dalam berita itu yang akan Sekertaris walikota dumai
terjerat dalam kasus korupsi?

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
4 Kondisi apa yang bisa menjadikan cerita di Pembengkakan anggaran pada
dalam berita itu menjadi sebuah kasus Tindak pengaddan makan dan minum

Pidana Korupsi?

5 Apa dampak yang akan terjadi ke depannya Akan rame seorang sektaris wali
kota tersandung korupsi pengadaan
setelah berita itu terjadi? barang makan dan minum.

6 Apakah menurut Anda apa yang dilaukan oleh Belum benar, karena seperti main
Pejabat Lelang sudah benar? Jelaskan mata sehingga bisa menimbulkan
kenapa? tindak pidana korupsi.

7 Kondisi apa yang membuat berita itu Anggaran yang membengakak serta

berpotensi menjadi kasus Tindak Pidana di perikasa BPK dan terbukti

Korupsi? anggaran yang begitu besar

sehingga kasus itu termasuk tindak


pidana korupsi

8 Jenis tindak pidana korupsi apa yang relevan Jenis pidana korupsi pengadaan
dengan berita itu? barang berupa makan dan minuman

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
TANTANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS

Berikan tanda Benar (B) atau Salah (S) untuk masing-masing pernyataan dibawah ini, dengan memberikan
tanda silang (X) untuk jawaban yang benar:
1. Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan tuntutan keahlian baru
sesuai dengan tren keahlian 2025 dari World Economic Forum (B – S).
2. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai kecenderungan kemampuan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat,
dibandikan dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri (B – S).
3. Lingkarilah jawaban paling sesuai, Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai
berikut:

Berorientasi Pelayanan:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
c. Melakukan perbaikan tiada henti

Akuntabel:
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
b. Suka mendorong orang lain;
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

Kompeten:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah;
b. Membantu orang lain belajar;
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

Harmonis:
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas
tinggi;
b. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efesien. A

Loyal:
a. Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah
b. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara;
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.

Adaptif:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas;
c. Bertindak proaktif. Kolaboratif:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan bersama nilai tambah;
c. Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN APARATUR

Berikan alasan untuk masing-masing pernyataan di bawah ini:

1. Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yaknii seluruh aspek pengelolaan ASN harus memenuhi
kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak boleh ada perlakuan yang
diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek primodial lainnya yang bersifat
subyektif. Jelaskan secara ringkas, mengapa sistem merit tersebut penting dalam pengelolaan ASN?
Jawab ;
Karena Untuk dapat mengisi masing-masing jabatan tersebut, dapat dilakukan dengan pemetaan/asesmen
dan pengembangan pegawai sesuai hasil pemetaan. Perlakuan yang adil dan objektif tersebut di atas
meliputi seluruh unsur dalam siklus manajemen ASN, yaitu:
a. Melakukan perencanaan, rekrutmen, seleksi, berdasarkan kesesuaian kualifikasi dan kompetensi
yang bersifat terbuka dan kompetitif;
b. Memperlakukan ASN secara adil dan setara untuk seluruh kegiatan pengelolaan ASN lainnya
c. Memberikan remunerasi setara untuk pekerjaan-pekerjaan yang juga setara, dengan menghargai
kinerja yang tinggi.

2. Pembangunan Apartur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20202024,
diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy), yang
dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas dan tata kelola yang
semakin efektif dan efisien. Jelaskan secara ringkas, mengapa pembangunan birokrasi berkelas dunia
tersebut penting?
Jawab:
Karena hal ini disadari oleh pemerintah reformasi masih menghadapi tantangan yang semakin kompleks.
Ini terjadi karena perubahan besar terutama yang disebabkan oleh desentralisasi, demokratisasi,
globalisasi dan revolusi teknologi informasi. Salah satu tantangan yag dihadapi, diantaranya, terkait
dengan profil pendidikan ASN relatif masih rendah. Sebagaimana Gambar 2.2 Tentang Profil PNS,
pegawai yang berlatar belakang pendidikan SMA ke bawah masih cukup besar (30,22%). Keadaan ini
tentu saja kurang mendukung wujudnya birokrasi berkelas Dunia, yang dicirikan organisasi dengan
tingkat efesiensi, kecepatan, inovasi, dan keluwesan bergerak cepat serta kompetitif.
3. Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi tuntutan
pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan karakterisktik tersebut meliputi: integritas, nasionalisme,
profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan entrepreneurship.
Jelaskan secara ringkas, mengapa 8 (delapan) karakteristik i ini penting bagi ASN?
Jawab:
Karena dalam hal ini,terdapat kecenderungan organisasi pemerintahan mulai mengarah dari organisasi
hirakhis, dengan pembagian bidang-bidang yang rijit sektoral (silo). Kini keadaannya mulai berubah ke
arah organisasi yang lebih dinamis, dengan jenjang hirakhi pendek. Kebijakan ini ditandai dengan
pengalihan dua jenjang jabatan struktural, jabatan administrator dan pengawas menjadi jabatan
fungsional (PermenRB Nomor 28 Tahun 2019 Tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi ke Jabatan
Fungsional).

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
PENGEMBANGAN KOMPETENSI

Berikan pernyataan Benar (B) atau Salah (S) untuk masing-masing pernyataan dibawah ini dengan
memberikan tanda silang (X) untuk jawaban yang dianggap sesuai:
1. Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku kompetensi
meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan peranan
jabatan (B – S).
2. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN,
kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan; 2)
Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3) Kompetensi
Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan
dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama,
suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang
harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran,
fungsi dan Jabatan (B – S).
3. Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan digital dan non-klasikal, baik untuk kompetensi
teknis, manajerial, dan social kultural (B – S).
4. Salah satu kebijkan yang penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS
dan maksimal 24 (dua puluh empat Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK) (B – S).
5. Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan peta nine box
pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan pemetaan pegawai dalam
nine box tersebut (B – S).

PERILAKU KOMPETEN

1. Sebutkan ciri-ciri yang berkaitan dengan ASN berkinerja yang berAkhlak dengan memberikan tanda
silang (X) pada pernyataan Benar (B) atau Salah (S):
a. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan pelayanan, kompetensi, dan berkinerja (B - S).
b. ASN terikat dengan etika profesi ASN sebagai pelayan publik (B - S).
c. Perilaku etika professional ASN secara operasional tunduk pada perilaku berAkhlak (B - S).
2. Berikut pernyataan di bawah ini menggambarkan perilaku kompeten ASN untuk meningkatkan
kompetensi diri yang relevan/tepat dengan memberikan tanda Benar (B) atau Salah (S):
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah adalah diperlukan
diutamakan untuk jabatan strategis di lingkungan ASN (B - S).
b. Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga sebagai teori
“net-centric”, yang merupakan pengembangan berbasis pada sumber pembelajaran utama dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (B - S).
c. Perilaku ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online network (B - S).
d. Sumber pembelajaran bagi ASN antara lain dapat memanfaatkan sumber keahlian para
pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja (B - S).
e. Pengetahuan ASN dihasilkan jejaring informal (networks), yang mengatur diri sendiri dalam
interaksi dengan pegawai dalam organisasi (B - S).

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
3. Perilaku kompeten ASN dalam membantu orang lain belajar yang tepat di bawah ini dengan
memberikan tanda Benar (B) atau Salah (S):
a. Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor sering kali tidak menjadi
ajang transfer pengetahuan, tetapi lebih sebagai obrolan santai kurang bermakna pengetahuan (B -
S).
b. Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam forum terbuka (Knowledge
Fairs and Open Forums), dimana setiap ASN wajib melanjutkan kepada pendidikan lebih tinggi (B
- S).
c. Mengambil pengetahuan yang terkandung dalam dokumen kerja seperti memo, laporan,
presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke dalam repositori di mana ia dapat
dengan mudah disimpan dan diambil (Knowledge Repositories) merupakan bagian perilaku
kompeten yang diperlukan (B - S).
d. Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer), dalam bentuk
pengembangan jejaring ahli (expert network), pendokumentasian pengalamannya/pengetahuannya,
dan mencatat pengetahuan bersumber dari refleksi pengalaman (lessons learned) adalah bagian ciri
dari perilaku kompeten ASN (B - S)
4. Upaya melakukan kerja terbaik sebagai bagian perilaku kompeten ASN yang sesuai di bawah ini
dengan memberikan pernyataan Benar (B) atau Salah (S):
a. Sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi, baik instansi pemerintah maupun swasta, bersifat
dinamis, hidup dan berkembang melalui adaptasi terhadap perubahan lingkungan dan melakukan
karya terbaik bagi pekerjaannya (B - S).
b. Berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa yang menjadi
terpenting dalam nilai hidup seseorang (B - S).

KEANEKARAGAMAN BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA

1. Sebutkan dan Jelaskan keanekaragaman suku bangsa dan budaya dari tempat anda berasal dan

berikan contohnya?

Jawab:

Keaneka ragaman suku bangsa itu dapat dipahami disebabkan karena kondisi letak geografis

Indonesia yang berada di persimpangan dua benua dan samudra. Hal tersebut mengakibatkan

terjadinya percampuran ras, suku bangsa, agama, etnis dan budaya yang membuat beragamnya suku

bangsa dan budaya diseluruh indonesia. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya membawa

dampak terhadap kehidupan yang meliputi aspek aspek sebagai berikut: a. Kesenian

b. Religi

c. Sistem Pengetahuan

d. Organisasi social

e. Sistem ekonomi

f. Sistem teknologi

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
g. Bahasa.
Keberagaman suku bangsa di tempat saya yaitu suku sunda karena di sini mayoritas

suku sunda adapun suku jawa, madura dan padang hanya pendatang dan menetap

sehingga menjadi warga pribumi.Contohnya suku sunda berdampingan sebelahan

dengan suku sunda dalam sebuah komplek tapi saling menghargai dan bekomunikasi

lancer.

2. Jelaskan potensi dan tantangan keanekaragaman dilingkungan anda bekerja?

Jawab:

Potensi dan perkembangan dilingkungan tempat tinggal tantangannya semakin suku dari daerah lain

berdatangan disitulah persaingan dalam segi ekonomi. Pribumi asli dari suku sunda hanya

mengandalkan perternakan dan peekebunan sedangkan dari suku yang datang mereka berwirausaha

tapi disinilah saling berinteraksi.

3. Jelaskan sikap dan perilaku ASN dalam lingkungan yang penuh dengan keberagaman?

Jawab:

Sikapnya saling menghagai dan menghormati meskipun berbeda suku tapi dalam sebuah organisasi

atau intansi apalagi ASN dituntut untuk saling menghargai bertujuan supaya perkerjaannya dapat

diselesaikan dengan lancer.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
MEWUJUDKAN SUASANA HARMONIS DALAM LINGKUNGAN BEKERJA DAN MEMBERIKAN
LAYANAN KEPADA MASYARAKAT

1. Jelaskan keberadaan dan pemberlakuan kode etik dilingkungan tempat anda bekerja?

Jawab:

Karena supaya terwujudnya keselarasan makannya pembelakuan kode etik supaya saling menghargai

dan kode etik bertujuan untuk tolak ukur sebuah aturan.

2. Sebutkan etika ASN yang mendukung terwujudnya suasana harmonis?

Jawab:

Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan seorang ASN adalah :

a. Toleransi

b. Empati

c. Keterbukaan terhadap perbedaan

3. Berikan contoh kejadian yang menunjukkan nilai etika dan pelanggaran etika dilingkungan anda

bekerja. Apa upaya yang dapat anda lakukan untuk mengantisipasi kemungkinan pelanggaran etika

tersebut.

Jawab:

Contohnya orang rekan kerja yang jarang masuk sekolah itulah sudah melanggar nilai etika disekolah

sehingga guru yang lain terkena imbasnya maka dari itu saya mengisi kelas yang ditinggalkan guru yang

tidak masuk tersebut supaya tidak ada kejadian apa-apa.

4. Jelaskan pengertian kondisi harmonis dan manfaatnya dalam bekerja melayani masyarakat?

Jawab:

Kondisi harmonis adalah kondisi dimana disebuah tempat atau bermasyaraka harus saling menjalain

kode etik sehingga terwujud sebuah saling menghagai manfaatnya supaya saling terjalin harmonis dalam

lingkungan bermasyarakat.

5. Apakah suasana harmonis telah anda rasakan dilingkungan anda bekerja saat ini? Jelaskan jawaban anda

? Apa upaya anda dalam turut mewujudkam suasana harmonis dilingkungan anda bekerja?

Jawab:

Ditempat kerja saya sudah dirasakan harmonis. Untuk tetap mewujudkan suasana harmonis saling

menjaga keharmonisan dengan cara menjaga kode etik dalam berkomunikasi.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
KONSEP LOYAL

Evaluasi Materi Pokok 1

Untuk membantu mengevalusi/mengukur tingkat pemahaman Anda terhadap Materi Pokok 1 ini, cobalah

Anda kerjakan soal-soal Pilihan Ganda di bawah ini (Pada setiap soalnya, pilihlah satu jawaban yan

menurut Anda benar).

1. Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya: a. Mutu

dari sikap patuh

b. Mutu dari sikap taat

c. Mutu dari sikap setia

d. Mutu dari sikap hormat

2. Loyalitas seseorang terhadap organisasinya akan timbul melalui :

a. Paksaan

b. Kesadaran sendiri

c. Pelatihan

d. Doktrinas

3. Loyalitas merupakan kualitas kesetiaan atau kepatuhan seseorang kepada orang lain atau sesuatu

(misalnya organisasi) yang ditunjukkan melalui:

a. Ide dan pemikiran

b. Sikap dan tindakan

c. Ketaatan dan pemikiran

d. Integritas dan idealisme

4. Terdapat beberapa aspek yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawai

diantaranya:

a. Tanggung Jawab pada Pimpinan

b. Kemauan untuk Bekerja Sama

c. Rasa Percaya Diri

d. Hubungan Antar Organiasi

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
5. Ketika seorang pegawai memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas, maka secara otomatis ia

akan merasa memiliki tanggung jawab yang besar terhadap organisasinya, yang ditunjukannya

dengan

cara:

a. Berhati-hati dan lambat dalam mengerjakan tugas-tugasnya

b. Mengerjakan banyak tugas dalam waktu yang bersamaan

c. Berani untuk mengembangkan berbagai inovasi demi kepentingan organisasi

d. Loyal terhadap pimpinan

6. Sesungguhnya seorang pegawai yang loyal dapat dilihat dari seberapa besar dia menunjukkan

integritas mereka saat bekerja. Integritas yang sesungguhnya adalah:

a. Melakukan hal yang masif, dengan mengetahui bahwa orang lain tidak mengetahuinya apakah

Anda melakukannya atau tidak.

b. Melakukan hal yang cerdas, dengan mengetahui bahwa orang lain tidak mengetahuinya apakah

Anda melakukannya atau tidak.

c. Melakukan hal yang benar, dengan mengetahui bahwa orang lain tidak mengetahuinya apakah

Anda melakukannya atau tidak.

d. Melakukan hal yang inovatif, dengan mengetahui bahwa orang lain tidak mengetahuinya apakah

Anda melakukannya atau tidak.

7. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan terhadap: a.

Pimpinan

b. Pekerjaan

c. Profesi

d. NKRI

8. Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa

setiap ASN harus:

a. Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara

b. Setia dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara

c. Berintegritas dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara

d. Berakuntabilitas dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara

9. Salah satu tindakan yang merupakan perwujudan dari panduan perilaku “Menjaga nama baik sesama

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
ASN, pimpinan instansi dan negara” adalah:
a. Tidak melaporkan pimpinan yang melakukan pelanggaran

b. Memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan kebudayaan bangsa

c. Memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila

d. Tidak menyebarluaskan informasi penting instansi secara sembarangan

10. Secara umum, sikap loyal seorang pegawai terhadap organisasinya dapat dibangun dengan cara:

a. Membangun rasa kecintaaan dan memiliki serta meningkatkan ketakwaan

b. Meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan rohani

c. Memberikan kesempatan peningkatan karir dan evalusi komprehensif

d. Melakukan evaluasi berkala dan meningkatkan kinerja

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
PANDUAN PERILAKU LOYAL

Evaluasi Materi Pokok 2

Untuk membantu mengevalusi/mengukur tingkat pemahaman Anda terhadap Materi Pokok 2 ini, cobalah

Anda kerjakan soal-soal Pilihan Ganda di bawah ini (Pada setiap soalnya, pilihlah satu jawaban yang

menurut Anda benar).

1. ASN sebagai profesi, salah satunya berlandaskan pada prinsip Nilai Dasar. Hal tersebut tertuang

dalam:

a. PP Nomor 11 Tahun 2017 Pasal 4

b. PP Nomor 11 Tahun 2017 Pasal 5

c. UU Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 4

d. UU Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 5

2. Loyalitas seorang ASN dapat diwujudkan dengan cara melaksanakan dengan sebaik-baiknya Kode

Etik dan Kode Perilaku ASN. Kode Etik dan Kode Perilaku tersebut dirumuskan dengan tujuan

untuk:

a. Meningkatkan produktivitas kerja ASN

b. Menjaga martabat dan kehormatan ASN

c. Menjaga wibawa pemerintah

d. Meningkatkan kualitas pelayanan publik

3. Yang tidak termasuk panduan perilaku Loyal dalam Core Values ASN adalah:

a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah

b. Melindungi segenap tumpah darah Indonesia dengan integritas dan semangat juang yang tinggi

c. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara

d. Menjaga rahasia jabatan dan negara

4. Kode etik dan kode perilaku ASN yang terkait dengan Panduan Perilaku Loyal “Memegang Teguh

ideologi Pancasila, UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Setia kepada

NKRI serta Pemerintahan yang Sah” adalah:

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
a. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta

pemerintahan yang sah

b. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak

bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan

c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;

d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan

5. Panduan Perilaku Loyal “Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara” yang

terkait dengan Kewajiban ASN adalah:

a. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,

berhasil guna, dan santun

b. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN

c. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada

setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan

d. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin Pegawai ASN

6. Panduan Perilaku Loyal “Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara” yang terkait dengan Kewajiban ASN

adalah:

a. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara

b. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan

informasi terkait kepentingan kedinasan

c. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan

d. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur

7. Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan negaranya dapat diwujudkan

dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalam kehidupan sehari-harinya. Pasal

27 Ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 menyebutkan bahwa:

a. Setiap ASN berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

b. Setiap penduduk Indonesia berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

c. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

d. Setiap Aparatur Pemerintah Sipil dan Militer berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan

negara.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
8. Berdasarkan UU No 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumberdaya Nasional untuk Pertahanan

Negara, yang tidak termasuk Nilai-Nilai Dasar Bela Negara adalah:

a. Cinta Bangsa Indonesia

b. Sadar Berbangsa dan Bernegara

c. Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara

d. Kemampuan Awal Bela Negara

9. Nilai Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara, dapat diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku

sebagai berikut:

a. Mentaati, melaksanakan dan tidak melanggar semua peraturan perundang-undangan yang

berlaku di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi pelopor dalam penegakan

peraturan/perundangan di tengah-tengah masyarakat

b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta

pemerintahan yang sah

c. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur

d. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,

berhasil guna, dan santun

10. Nilai Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara, dapat diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku

sebagai berikut:

a. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak

b. Berpikir, bersikap dan berbuat yang sesuai peran, tugas dan fungsi ASN

c. Bersedia secara sadar untuk membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman

d. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
LOYAL DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAH

Evaluasi Materi Pokok 3

Untuk membantu mengevalusi/mengukur tingkat pemahaman Anda terhadap Materi Pokok 3 ini, cobalah

Anda kerjakan soal-soal Pilihan Ganda di bawah ini (Pada setiap soalnya, pilihlah satu jawaban yang

menurut Anda benar).

1. Setiap calon PNS pada saat diangkat menjadi PNS wajib mengucapkan sumpah/janji. Dimana dalam

bunyi sumpah/janji tersebut mencerminkan bagaimana Core Value Loyal semestinya dipahami dan

diimplementasikan oleh setiap PNS. Ketentuan mengenai sumpah/janji tersebut diatur dalam UU

ASN pasal:

a. 63

b. 64

c. 65

d. 66

2. Dalam sumpah/janjinya PNS berkomitmen untuk:

a. Melaksanakan fungsi ASN dengan baik

b. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta akan

senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan saya sendiri, seseorang atau

golongan

c. Menjadi PNS yang profesional dan berkompeten

d. Taat kepada Tuhan Yang Maha Esa

3. ASN adalah aparat pelaksana (eksekutor) yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan

yang menjadi landasan kebijakan publik di berbagai bidang dan sektor pemerintahan, oleh karena itu

ASN harus memiliki:

a. Nilai-nilai kepublikan

b. Nilai-nilai kelayakan

c. Nilai-nilai kesopanan

d. Nilai-nilai loyal

4. Sebagai wujud loyalitasnya, seorang ASN ketika melaksanakan berbagai kebijakan publik hendaknya

senantiasa:

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
a. Mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat terbatas

b. Mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik

c. Berintegritas tinggi dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan perintah atasan

d. Mengutamakan mutu pelayanan

5. Berikut ini adalah prinsip-prinsip pelayanan publik yang harus dipahami dan dipraktikkan oleh setiap

Aparatur Sipil Negara yang berada di garis depan dalam memberikan pelayanan publik bagi

masyarakat:

a. Partisipatif; Transparan; Tidak diskriminatif; serta Mudah dan murah.

b. Efektif dan efisien; Aksesibel, Akuntabel dan Ramah.

c. Responsif; Berkeadilan; Tepat waktu dan Sabar

d. Tidak diskriminatif; Akuntabel; Jujur dan Berkeadilan

6. Berikut adalah beberapa contoh persoalan pelayanan publik yang masih kerap terjadi di Indonesia:

a. Pemberi layanan yang humanis dan diskriminatif

b. Tidak ada kepastian jumlah dan waktu penyelesaian layanan

c. Prosedur yang sulit dipenuhi dan harus melalui tahapan yang berbelit-belit

d. Tidak responsif terhadap ketersediaan sumberdaya

7. Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan prinsip melayani sebagai suatu

kebanggaan. Munculnya rasa kebanggaan dalam memberikan pelayanan akan menjadi modal dalam

melaksanakan pekerjaan. Pernyataan tersebut merupakan salah satu dari beberapa karakteristik dari:

a. Budaya birokrasi yang berkualitas

b. Budaya birokrasi yang akuntabel

c. Budaya birokrasi yang melayani

d. Budaya birokrasi yang mengayomi

8. Agar seorang ASN dapat menjalankan fungsinya sebagai perekat dan pemersatu bangsa sebagai

wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan negara, maka dia harus mampu untuk:

a. Bersikap netral dan adil sesuai kebutuhan

b. Mengayomi kepentingan kelompok-kelompok mayoritas

c. Menjadi figur dan teladan di dalam keluarga

d. Menjadi bagian dari problem solver (pemberi solusi) bukan bagian dari sumber masalah (trouble

maker)

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
9. Nilai Kehutanan dalam Pancasila dapat dimaknai sebagai berikut:

a. Bahwa nilai-nilai Ketuhanan juga dapat diimplementasikan dengan cara mengembangkan etika

moral di masyarakat

b. Bahwa nilai-nilai Ketuhanan melengkapi nilai-nilai lain yang dibutuhkan dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara seperti persatuan, kemanusiaan, permusyawaratan, dan keadilan sosial

c. Bahwa kekuasaan (jabatan) itu tidak hanya amanat manusia tapi juga amanat Tuhan. Maka,

kekuasaan (jabatan) harus diemban dengan penuh tanggung jawab dan sungguh-sungguh

d. Bahwa nilai-nilai Ketuhanan diharapkan bisa memperkuat pembentukan karakter dan

kepribadian, melahirkan etos kerja yang seadanya, dan memiliki kepercayaan diri untuk

mengembangkan potensi diri sebagai ASN

10. Loyalitas seorang ASN dapat tercermin dari kemampuannya mengamalkan nilai-nilai yang

terkandung pada sila ke-3 Pancasila dengan cara ….

a. Menghargai, mentoleransi dan menseragamkan keberagaman

b. Memberikan pelayanan yang partisipatif, diskriminatif dan prima

c. Membangun rasa kebangsaan dengan membangkitkan sentimen nasionalisme

d. Menumbuhkkembangkan semangat gotong royong di kalangan tertentu

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
MEMAHAMI ADAPTIF

Dalam kelas, bentuk kelompok kecil, dan ikuti instruksi berikut ini:

1. Diskusikan dalam kelompok bagaimana praktek dari penerapan adaptasi dalam penyelenggaraan tugas

dan fungsi organisasi yang merespon perubahan lingkungannya, baik dari sudutu pandang praktek

individu maupun organisasi.?

Jawab:

Dalam praktek adaptasi kita harus menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun didalam lingkungan

itu berupa organisasi kita harus bisa menyesuiakan diri.

2. Paparkan secara singkat dalam kelas, bagaimana persamaan dan perbedaan yang mungkin muncul dalam

praktek penerapan adaptasi dari organisasi yang berbeda.?

Jawab:

Didalam kelas setiap siswa berbeda dalam beradaptasi missal siswa A dalam beradaptasi harus agak

lama sedangkan siswa B beradaptasi langsung tanpa harus memilih dan bisa menyesuikan tempat.

PANDUAN PERILAKU ADAPTIF

1. Dari contoh yang sudah didiskusikan, peserta akan diminta untuk berdialog antar kelompok, dengan

pertanyaan “what if”, untuk menguji dan menstimulasi kemampuan adaptabilitas.?

Jawab:

Menurut saya kemampuan adaptabilitas dalam pernyataan “what if” itu karena what if itu dalam

terjemahan Bahasa Indonesia artinya “bagaimana jika” jadi kemampuan adaptasi dalam kontek ini

harus bisa menyesuikan dengan lingkungan dengan secara flaksibel dan cepat.

2. Fasilitator akan berkeliling untuk turut mendengarkan dan berinteraksi dalam kelompok-kelompok

dialog tersebut?

Jawab:

Tujuan fasilitator berkeliling untuk mengetahui pertanyaan dan pernyataan dalam sebuah Organisasi

adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon perubahan lingkungan dan

mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel. Budaya organisasi merupakan faktor yang

sangat penting di dalam organisasi sehingga efektivitas organisasi dapat ditingkatkan dengan

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
menciptakan budaya yang tepat dan dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Bila budaya

organisasi telah disepakati sebagai sebuah strategi perusahaan maka budaya organisasi dapat dijadikan

alat untuk meningkatkan kinerja. Dengan adanya pemberdayaan budaya organisasi selain akan

menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

3. Fasilitator akan menyampaikan garis besar hasil diskusi di depan kelas?

Fasilitator menyapaikan garis besar untuk memberi informasi secara jelas kepada semua peserta rapat.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
KOLABORASI

1. Jelaskan Konsep Collaborative Governance dan Pendekatan Whole of Government!

Jawab:

Kolaborasi, terdapat istilah lainnya yang juga perlu dijelaskan yaitu collaborative governance. Irawan

(2017 P 6) mengungkapkan bahwa “ Collaborative governance “sebagai sebuah proses yang melibatkan

norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor governance .

Collaborative governance dalam artian sempit merupakan kelompok aktor dan fungsi. Ansell dan Gash

A (2007:559), menyatakan Collaborative governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk

pelayanan publik. Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian

aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab

dan sumber daya (Davies Althea L Rehema M. White, 2012). Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi

segala aspek pengambilan keputusan, implementasi sampai evaluasi. Berbeda dengan bentuk kolaborasi

lainnya atau interaksi stakeholders bahwa organisasi lain dan individu berperan sebagai bagian strategi

kebijakan, collaborative governance menekankan semua aspek yang memiliki kepentingan dalam

kebijakan membuat persetujuan Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk

kolaborasi yaitu: 1) forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga; 2) peserta dalam forum

termasuk aktor nonstate; 3) peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya

'‘dikonsultasikan’ oleh agensi publik; 4) forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif; 5) forum

ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika konsensus tidak tercapai dalam

praktik), dan 6) fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.

2. Buatlah rancangan pelaksanaan kolaborasi antar unit kerja Saudara dengan unit kerja lainnya di instansi

Saudara !

Jawab:

Dalam hal pelaksanaan kegiatan HUT RI yang di adakan di sekolah menggunakan anggaran BOS

menimbulkan biaya, maka beban yang ditimbulkan ditetapkan bersama secara wajar oleh sekolah dan

tidak menimbulkan pembiayaan ganda. Yang dimaksud dengan “secara wajar” adalah biaya yang

ditimbulkan sesuai kebutuhan riil.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
3. Jelaskan permasalahan kolaborasi di instansi Saudara!

Jawab:

Dalam hal pelaksanaan Bantuan Kedinasan menimbulkan biaya, maka beban yang ditimbulkan

ditetapkan bersama secara wajar oleh penerima dan pemberi bantuan dan tidak menimbulkan

pembiayaan ganda. Yang dimaksud dengan “secara wajar” adalah biaya yang ditimbulkan sesuai

kebutuhan riil dan kemampuan penerima Bantuan Kedinasan.

4. Presiden Jokowi sangat fokus pada pembangunan infrastruktur yang salah satunya adalah pembangunan

jalan tol di daerah pantai utara Jawa (PANTURA). Bagaimanakah langkah kolaborasi yang bisa

dilakukan oleh daerah-daerah (dapat mengambil contoh 3 Kabupaten/Kota) di area jalan tol tersebut

guna meningkatkan ekonomi daerahnya?Jelaskan!

Jawab:

Karena di daerah jalan tol bisa membuka usaha mikro termasuk warga yang berada disekitar jalan tol

sehingga perekonomian berkembang. Dari peristiawa itu kalaborasi pemerintah dengan masyarakat

berjalan.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Agenda 3 : Modul 1
SMART ASN

Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan SDM talenta
digital, literasi digital berperan penting untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia
di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi digital
terdiri dari kurikulum digital skill, digital safety, digital culture, dan digital ethics. Kerangka kurikulum
literasi digital ini digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif
masyarakat dalam menguasai teknologi digital.
Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan, yaitu:
a. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
b. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektorsektor strategis, baik di pemerintahan, layanan
publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor
penyiaran.
c. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
d. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
e. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital
dilakukan secepat-cepatnya.
Literasi digital lebih dari sekadar masalah fungsional belajar bagaimana menggunakan komputer dan
keyboard, atau cara melakukan pencarian online. Literasi digital juga mengacu pada mengajukan
pertanyaan tentang sumber informasi itu, kepentingan produsennya, dan cara-cara di mana ia mewakili
dunia; dan memahami bagaimana perkembangan teknologi ini terkait dengan kekuatan sosial, politik dan
ekonomi yang lebih luas. Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses,
mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan
informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan
kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang secara beragam disebut sebagai literasi komputer, literasi
TIK, literasi informasi dan literasi media. d. Hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2020
menunjukkan bahwa rata-rata skor indeks Literasi Digital masyarakat Indonesia masih ada di kisaran 3,3.
Sehingga literasi digital terkait Indonesia dari kajian, laporan, dan survei harus diperkuat. Penguatan
literasi digital ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo. e. Roadmap Literasi Digital 2021-2024
yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi, dan Deloitte pada tahun 2020 menjadi panduan fundamental
untuk mengatasi persoalan terkait percepatan transformasi digital, dalam konteks literasi digital.
Sehingga perlu dirumuskan kurikulum literasi digital yang terbagi atas empat area kompetensi yaitu: a.
kecakapan digital,
b. budaya digital,
c. etika digital
d. dan keamanan digital.
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital. Namun
begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling
utama. Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan
pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada
kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara
produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna yang memiliki
kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu
bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan kecakapan dalam
bermedia digital. Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital
(netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Keamanan bermedia digital meliputi
kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan
meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, kecakapan
bermedia digital meliputi Kemampuan individu
dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem
operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
A. Dalam Cakap di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
a. Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (HP, PC)
b. Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari informasi dan data,
memasukkan kata kunci dan memilah berita benar.
c. Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk berkomunikasi dan
berinteraksi, mengunduh dan mengganti Settings
d. Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan ecommerce untuk memantau
keuangan dan bertransaksi secara digital.
B. Dalam Etika di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
a. Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata krama, dan etika berinternet
(netiquette)
b. Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung hoax dan tidak sejalan,
seperti: pornografi, perundungan, dll.
c. Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang sesuai dalam
kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku
d. Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang digital yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
C. Dalam Budaya di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
a. Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan kehidupan
berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia
b. Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan nilai Pancasila di
mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme, dll.
c. Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik dan benar dalam berkomunikasi,
menjunjung nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika
d. Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung, mencintai produk dalam
negeri dan kegiatan produktif lainnya.
D. Dalam Aman Bermedia Digital perlu adanya penguatan pada:
a. Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint) Pengetahuan dasar
memproteksi identitas digital (kata sandi)
b. Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang valid dari sumber yang terverifikasi
dan terpercaya, memahami spam, phishing.
c. Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan menyadari adanya rekam
jejak digital dalam memuat konten sosmed
d. Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi digital serta protokol
keamanan seperti PIN dan kode otentikasi.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
Agenda 3 : Modul 2
MANAJEMEN ASN

Manajemen adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang Profesional, Memiliki Nilai
Dasar, Etika Profesi, Bebas dari Intervensi Politik, Bersih dari praktik KKN.
Kedudukan ASN berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

PNS PPPK
PNS merupakan warga negara Indonesia yang warga Negara Indonesia yang memenuhi
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu
pembina kepegawaian untuk menduduki dalam rangka melaksanakan tugas
jabatan pemerintahan dan memiliki nomor pemerintahan sesuai dengan kebutuhan
induk pegawai secara nasional Instansi Pemerintah dan ketentuan perundang-
undangan
Fungsi dan Tugas ASN

Pelaksana Kebijakan Publik Pelayan Publik Perekat dan Pemersatu


Bangsa
“Melaksanakan kebijakan “Memberikan pelayanan “Mempererat persatuan dan
yang dibuat oleh Pejabat publik yang professional dan kesatuan Negara Kesatuan
Pembina Kepegawaian sesuai berkualitas” Republik Indonesia”
dengan ketentuan peraturan
perundangundangan”
Kewajiban ASN meliputi :
a. setia dan taat pada Pancasila, UUD‟45, NKRI
b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
e. Melaksanakan Tugas Kedinasan dengan Penuh Pengabdian, Kejujuran, Kesadaran, dan
Tanggung Jawab
f. Menunjukkan Integritas dan Keteladanan Dalam Sikap, Perilaku, Ucapan Dan Tindakan
Kepada Setiap Orang, Baik di Dalam Maupun di Luar Kedinasan
g. Menyimpan Rahasia Jabatan Dan Hanya Dapat Mengemukakan Rahasia Jabatan Sesuai
Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
h. Bersedia Ditempatkan Di Seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Kode
Etik dan Kode Prilaku ASN
a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi
b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
e. tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
f. Memberika informas secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasanMemberika informas secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
g. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya

SISTEM MERIT
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi
dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah
nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa
transparansi dan jangkauan penginformasian kepasa masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam
pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas
untuk mencapai visi dan misinya.
Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus mencerminkan prinsip
merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan
adil bagi pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan
pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan
juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen PNS meliputi
penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier,
polakarier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan. Manajemen PPPK meliputi penetapan
kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi;
pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan. Pengisian
jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga
nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan
memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak
jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yangdibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi
selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan
Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat
jabatan yang ditentukan.Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki
paling lama
5 (lima) tahun. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan
laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan
Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
maupun atas inisiatif sendiri h. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS
yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan
status sebagai PNS. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesiamemiliki tujuan: menjaga kode etik profesi
dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkanjiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa. Untuk
menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan
Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar
Instansi Pemerintah. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya
administratif terdiri dari keberatan dan banding administrative.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
EVALUASI AGENDA 3

A. LITERASI DIGITAL
1. Peserta diminta menjelaskan secara singkat program literasi digital yang ada di Indonesia Jawab:

Literasi digital lebih dari sekadar masalah fungsional belajar bagaimana menggunakan
komputer dan keyboard, atau cara melakukan pencarian online. Literasi digital juga mengacu pada
mengajukan pertanyaan tentang sumber informasi itu, kepentingan produsennya, dan cara-cara di mana
ia mewakili dunia; dan memahami bagaimana perkembangan teknologi ini terkait dengan kekuatan
sosial, politik dan ekonomi yang lebih luas. konsep literasi digital berikut kompetensinya telah
diadaptasi dari dan ke dalam program-program berikut:

Kementerian
Tular NalarBadan
Siber Komunikasi
UNESCO Japelidi Tular Nalar dan Sandi dan

Negara Informatika
& Deloitte
Kelola Data
Informasi
Komunikasi dan Digital Skills
1. Mengakses Kolaborasi Kreasi Digital 1. Literasi Konten Keamanan Culture
informasi dan Digital Partisipasi Digital Ethics data 1. Akses dan Aksi Digital Safety
2. Komunikasi 2. Mengelola dan kolaborasi 2. Paham Informasi
3. Pembuatan 3. Mendesain
konten digital 3. Seleksi Pesan
4. Keamanan 4. Distribusi 4. Memproses

5. Pemecahan
masalah 5. Produksi 5. Informasi

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
6. Analisis 6. Berbagi Pesan

7. Verifikasi 7. Membangun

8. Ketangguhan
8. Evaluasi Diri
9. Perlindungan
9. Partisipasi Data

10. Kolaborasi 10. Kolaborasi

2. Peserta diminta menjelaskan tentang digital skill, digital ethics, digital culture, dan digital
safety!
Jawab:

a. Digital skill merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
b. Digital ethics merupakan kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan
diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette)
dalam kehidupan sehari-hari.
c. Digital culture merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam
kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK.
d. Digital safety merupakan kemampuan user dalam mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan
digital dalam kehidupan sehari-hari.
3. Peserta diminta menjelaskan contoh implementasi literasi digital dalam kehidupan bermedia
digital!
Jawab:

Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill, digital culture, digital
ethics, dan digital safety. Kerangka kurikulum literasi digital digunakan sebagai metode pengukuran
tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital.
Sejalan dengan perkembangan ICT (Information, Communication and Technology), muncul
berbagai model pembelajaran secara daring. Selanjutnya, muncul pula istilah sekolah berbasis web
(web-school) atau sekolah berbasis internet (cyber-school), yang menggunakan fasilitas internet.
Bermula dari kedua istilah tersebut, muncullah berbagai istilah baru dalam pembelajaran yang
menggunakan internet, seperti online learning, distance learning, web-based learning, dan elearning
(Kuntarto dan Asyhar, 2016).

B. : PILAR LITERASI DIGITAL

1. Peserta diminta mengaitkan fenomena-fenomena di media sosial sesuai dengan 4 pilar literasi
digital
Jawab:

Literasi digital penting karena bisa membuat kita berfikir kritis, kreatif dan inofatif,
memesahkan masalah berkomunikasi dengan lebih lancer dan berkolaborasi dengan lebih banyak
orang. Sehingga bisa menerapkan 4 pilar yaitu etika , keamanan, budaya, dan kecakapan dalam
bermedia digital.

2. Peserta diminta menganalisis perilaku masyarakat Indonesia di dunia digital Jawab:

Perilaku masyarakat yang berpindah dari madia konvensional ke media digital. Karakter media
digital yang serba cepat dan serba instan, menyediakan kesempatan tak terbatas dan big data, telah

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
mengubah perilaku masyarakat dalam segala hal, mulai dari belajar, bekerja, bertransaksi, hingga
berkolaborasi.
Etika tradisional adalah etika berhubungan secara langsung/tatap muka yang menyangkut tata
cara lama, kebiasaan, dan budaya yang merupakan kesepakatan bersama dari setiap kelompok
masyarakat, sehingga menunjukkan apa yang pantas dan tidak pantas sebagai pedoman sikap dan
perilaku anggota masyarakat. Etika kontemporer adalah etika elektronik dan digital yang menyangkut
tata cara, kebiasaan, dan budaya yang berkembang karena teknologi yang memungkinkan pertemuan
sosial budaya secara lebih luas dan global. Maka, ruang lingkup etika dalam dunia digital menyangkut
pertimbangan perilaku yang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran), dan nilai
kebajikan. Baik itu dalam hal tata kelola, berinteraksi, berpartisipasi, berkolaborasi dan bertransaksi
elektronik.

3. Peserta diminta mengelaborasi cara-cara menerapkan 4 pilar literasi digital dalam kehidupan
bermedia digital Jawab:

1. Mengakses merupakan mengeksplorasi media digital untuk mencari informasi, data dan konten
sesuai dengan kebutuhan.
2. Mengelola Informasi mampu mengambil data, informasi dan konten dalam lingkungan digital.
3. Mendesain Pesan dapat mengembangkan dan memodifikasi informasi, data, dan konten.
4. Memproses Informasi mampu melakukan verifikasi sumber data, informasi, dan konten digital.
5. Berbagi Pesan mampu berbagi data, informasi dan konten digital dengan orang lain melalui
teknologi digital yang tepat.
6. Membangun Ketangguhan Diri mampu mengembangkan diri lewat penggunaan media digital. Hal
ini berkaitan dengan diri sendiri sesuai dengan passion, minat, hobi, profesi, dll
7. Perlindungan Data mampu melindungi data dan privasi diri dalam lingkungan digital
8. Kolaborasi mampu menggunakan media digital dan teknologi untuk membangun jejaring secara
daring.

C. IMPLEMENTASI LITERASI DIGITAL DAN IMPLIKASINYA

1. Peserta diminta mengelaborasi cara-cara memutus rantai penyebaran hoaks Jawab:

Tips untuk melindungi diri dari berita hoaks menurut LibGuides at University of West Florida ( 2021):
a. Evaluasi, Evaluasi, Evaluasi Gunakan kriteria berikut ini untuk mengevaluasi sumber:
1) Currency (keterbaruan informasi): Apakah informasi terkini? Bisa saja, misalnya, di Facebook,
kita akan mengklik sebuah cerita dan melihat bahwa tanggalnya berasal dari beberapa bulan atau
tahun yang lalu, tetapi teman kita memberikan komentar emosional seolah-olah itu baru saja
terjadi.
2) Relevance (relevansi): Kriteria ini berlaku jika kita mencari informasi. Apakah informasi yang
kita temukan sesuai dengan apa yang dibutuhkan? Sudahkah kita melihat berbagai sumber
sebelum memilih informasi ini?
3) Authority (Penulis): Siapa penulis/penerbit/sponsor berita? Apakah penulis memiliki maksud
tertentu di balik tulisannya?
4) Accuracy (Akurasi/Ketepatan): Apakah informasi didukung oleh bukti? Apakah penulis
mengutip sumber yang kredibel? Apakah informasi tersebut dapat diverifikasi di tempat lain?
5) Purpose (Tujuan): Apa tujuan dari berita tersebut? Provokasi? Untuk menginformasikan? Untuk
menjual? Ini dapat memberi kita petunjuk tentang bias yang mungkin terjadi.

b. Google It! Jika kita menemukan sesuatu melalui media sosial, cobalah untuk mencari di mesin
pencari informasi, seperti google, terlebih dahulu! Cobalah telusuri apakah mesin pencari
menunjukkan tiga hal berikut:
1) Ada/tidaknya situs berita terkemuka lainnya melaporkan hal yang sama
2) Ada/tidaknya situs web cek fakta telah membantah klaim tersebut

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
3) Jika hanya oknum tertentu yang melaporkan klaim tersebut, maka dalam kasus ini, mungkin
diperlukan lebih banyak penggalian.
c. Dapatkan Berita dari Sumber Berita Salah satu cara termudah untuk menghindari jebakan berita
palsu adalah dengan membuka langsung situs web berita yang kredibel mengenai berita tersebut.
Mengandalkan media sosial untuk melihat apa yang sedang tren semakin mewajibkan kita untuk
memverifikasi setiap meme atau artikel berita yang ditemui.
d. Bedakan Opini dengan Fakta Opini sekarang banyak digunakan dalam sumber berita. Kita mungkin
setuju dengan pendapat yang disajikan atau penulis mungkin hanya mengkontekstualisasikan fakta.
Namun, kita harus memahami bahwa penulis menyajikan fakta dengan cara yang sesuai dengan
agenda mereka dan pikirkan mereka sendiri untuk menarik perhatian pembaca sebanyak mungkin

2. Fenomena pinjaman online yang marak di Indonesia sangat merugikan masyarakat, bukan
hanya kerugian materi namun juga pencurian identitas korban. Peserta diminta menyikapi
fenomena tersebut! Jawab:

Pinjaman online mampu menjadi polemik karena rendahnya literasi keuangan pada masyarakat
Indonesia. Hal ini tentu berisiko membuat debitur pinjaman online untuk terjebak jeratan utang yang
terlalu berat hingga tak mampu membayar cicilannya.
Pemberian data diri pada pinjaman online membuat nasabah mudah dikejar-kejar tentang
utangnya. Debt collector menebar ancaman mulai dari masuk pengadilan, ke penjara, sampai siap
dipecat dari pekerjaan.
Menurut saran saya lebih baik tidak melakukan pinjaman online. Pasalnya, pengajuan pinjaman
belum tentu diterima, tetapi data-data nasabah sudah didapatkan.

3. Peserta diminta memberi pendapat tentang makna bijak dalam bermedia digital
Jawab:
Dalam memnggunakan media digital kita harrus mengetahui 4 modul
Cakap Bermedia Digital ialah Individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri,
merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam
kehidupan sehari-hari serta budaya Bermedia Digital ialah individu dalam membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. , Etis Bermedia Digital ialah individu dalam mengetahui,
memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam
kehidupan sehari-hari dan Aman Bermedia Digital ialah individu dalam mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam
kehidupan sehari-hari.

D. MANAJEMEN ASN

1. Jelaskan makna dan keuntungan penerapan sistem merit? Jawab:

Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,
kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras,
warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecatatan”.
Sistem merit pada dasarnya adalah konsepsi dalam manajemen SDM yang menggambarkan
diterapkannya obyektifitas dalam keseluruhan semua proses dalam pengelolaan ASN yakni pada
pertimbangan kemampuan dan prestasi individu untuk melaksanakan pekerjaanya (kompetensi dan
kinerja). Pengambilan keputusan dalam pengelolaan SDM didasarkan pada kemampuan dan kualifikasi
seseorang dalam atau untuk melaksanakan pekerjaan dan tidak berdasarkan pertimbangan subyektif
seperti afiliasi politik, etnis, dan gender. Obyektifitas dilaksanakan pada semua tahapan dalam
pengelolaan SDM (rekruitmen, pengangkatan, penempatan, dan promosi). Sistem ini biasanya
disandingkan dengan spoil sistem, dimana dalam penerapan manajemen SDM-nya lebih
mengutamakan pertimbangan subyektif.
Sistem merit yang berdasarkan pada obyektivitas dalam pengelolaan ASN menjadi pilihan bagi
berbagai organisasi untuk mengelola SDM. Kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan juga
ketrampilan pegawai yang menjadi acuan dalam pengelolaan ASN berdasar sistem merit menjadi

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
fondasi untuk memiliki pegawai yang kompeten dan „bahagia‟ dalam organisasi karena mereka
memiliki kepercayaan diterapkannya keadilan dalam organisasinya.

2. Berikan contoh penerapan sistem merit dalam penilaian kinerja pegawai?


Jawab:

Disatu sisi, kegiatan monitoring pegawai didasarkan sepenuhnya untuk memastikan bahwa
pegawai digunakan secara efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan organisasi (pegawai
memberikan kontribusi pada kinerja dan produktivitas organisasi). Disisi lain pegawai dijamin
keberadaan dan kariernya berdasarkan kontribusi yang diberikan. Jaminan merit sistem dalam
monitoring dan penilaian antara lain dapat diwujudkan dengan:
a) Pangkat dan jabatan dalam ASN diberikan berdasarkan kompetensi, kuaifikasi dan persyaratan
jabatan.
b) Pengembangan karier ASN dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja
yang mencerminkan kebutuhan instansi masing-masing.
c) Mutasi pegawai dilakukan dengan mempertimbangkan kualifikasi, kompetensi dan kebutuhan
isntansi.
d) Penilaian kinerja dilakukan dengan dasar kinerja sesungguhnya dari seorang pegawai. Sistem
penilaian kienrja yang digunakan harus bisa membedakan pegawai berkinerja dan tidak
berkinerja. Penilaian kinerja memberikan kesempatan kepada pegawai yang tidak berkinerja baik
untuk diperbaiki, dan juga mengapresiasi pegawai yang berkinerja tinggi (sebagai wujud
pengakuan organisasi terhadap orang berkinerja tinggi/reward).
e) Promosi pegawai dilakukan dengan berdasarkan pada kinerja pegawai dan bukan pada
pertimbangan subyektif.

Agar Anda bisa lebih memahami apa yang sudah Anda baca dan pelajari dari modul ini,
latihan berikut bisa memperkuat pemahaman Anda tentang Mekanisme Pengelolaan ASN. Anda
dapat mengerjakan latihan berikut sendiri atau mendiskusikan dengan teman Anda.

1. Coba jelaskan perbedaan antara manajemen PNS dan Manajemen PPPK Jawab:

Manajemen PNS pada Instansi Daerah dilaksanakan oleh pemerintah daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan
sistem prestasi dan sistem karier. Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja
pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil,
dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS. Penilaian kinerja PNS dilakukan secara objektif,
terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan. Penilaian kinerja PNS berada di bawah kewenangan
Pejabat yang Berwenang pada Instansi Pemerintah masing-masing. Penilaian kinerja PNS
didelegasikan secara berjenjang kepada atasan langsung dari PNS. Penilaian kinerja PNS dapat
mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya. Hasil penilaian kinerja PNS
disampaikan kepada tim penilai kinerja PNS. Hasil penilaian kinerja PNS digunakan untuk menjamin
objektivitas dalam pengembangan PNS, dan dijadikan sebagai persyaratan dalam pengangkatan jabatan
dan kenaikan pangkat, pemberian tunjangan dan sanksi, mutasi, dan promosi, serta untuk mengikuti
pendidikan dan pelatihan.
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan
perjanjian kerja dan perlindungan.
Penilaian kinerja PPPK bertujuan menjamin objektivitas prestasi kerja yang sudah disepakati
berdasarkan perjanjian kerja antara Pejabat Pembina Kepegawaian dengan pegawai yang bersangkutan.
Penilaian kinerja PPPK dilakukan berdasarkan perjanjian kerja di tingkat individu dan tingkat unit atau
organisasi dengan memperhatikan target, sasaran, hasil, manfaat yang dicapai, dan perilaku pegawai.
Penilaian kinerja PPPK dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.
Penilaian kinerja PPPK berada di bawah kewenangan Pejabat yang Berwenang pada Instansi
Pemerintah masing-masing. Penilaian kinerja PPPK didelegasikan secara berjenjang kepada atasan
langsung dari PPPK. Penilaian kinerja PPPK dapat mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)
dan bawahannya. Hasil penilaian kinerja PPPK disampaikan kepada tim penilai kinerja PPPK. Hasil
penilaian kinerja PPPK dimanfaatkan untuk menjamin objektivitas perpanjangan perjanjian kerja,
pemberian tunjangan, dan pengembangan kompetensi. PPPK yang dinilai oleh atasan dan tim penilai
kinerja PPPK tidak mencapai target kinerja yang telah disepakati dalam perjanjian kerja diberhentikan
dari PPPK.

2. Bagaimana perbedaan mekanisme pengisian jabatan pimpinan tinggi ASN dan penggantian
jabatan pimpinan tinggi ASN
Jawab:
Untuk pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan/atau madya, panitia seleksi Instansi
Pemerintah memilih 3 (tiga) nama calon untuk setiap 1 (satu) lowongan jabatan. Tiga nama calon
pejabat pimpinan tinggi utama dan/atau madya yang terpilih disampaikan kepada Pejabat Pembina
Kepegawaian. Pejabat Pembina Kepegawaian mengusulkan 3 (tiga) nama calon sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kepada Presiden.
Pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
dengan terlebih dahulu membentuk panitia seleksi. Panitia seleksi memilih 3 (tiga) nama calon pejabat
pimpinan tinggi pratama untuk setiap 1 (satu) lowongan jabatan. Tiga nama calon pejabat pimpinan
tinggi pratama yang terpilih disampaikan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian melalui Pejabat yang
Berwenang. Pejabat Pembina Kepegawaian memilih 1 (satu) dari 3 (tiga) nama calon yang diusulkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan memperhatikan pertimbangan Pejabat yang Berwenang
untuk ditetapkan sebagai pejabat pimpinan tinggi pratama.

Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua)
tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang
ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki
paling lama 5 (lima) tahun. Jabatan Pimpinan Tinggi dapat diperpanjang berdasarkan pencapaian
kinerja, kesesuaian kompetensi, dan berdasarkan kebutuhan instansi setelah mendapat persetujuan
Pejabat Pembina Kepegawaian dan berkoordinasi dengan KASN.
Pejabat Pimpinan Tinggi harus memenuhi target kinerja tertentu sesuai perjanjian kinerja yang
sudah disepakati dengan pejabat atasannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pejabat Pimpinan Tinggi yang tidak memenuhi kinerja yang diperjanjikan dalam waktu 1 (satu) tahun
pada suatu abatan, diberikan kesempatan selama 6 (enam) bulan untuk memperbaiki kinerjanya. Dalam
hal Pejabat Pimpinan Tinggi tidak menunjukan perbaikan kinerja maka pejabat yang bersangkutan
harus mengikuti seleksi ulang uji kompetensi kembali. Berdasarkan hasil uji kompetensi Pejabat
Pimpinan Tinggi dimaksud dapat dipindahkan pada jabatan lain sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki atau ditempatkan pada jabatan yang lebih rendah sesuai ketentuan peraturan
perundangundangan.
3. Coba diskusikan peranan sistem informasi ASN dalam pengelolaan ASN Jawab:

Sistem Informasi ASN berbasiskan teknologi informasi yang mudah diaplikasikan, mudah
diakses, dan memiliki sistem keamanan yang dipercaya. Sistem Informasi ASN memuat seluruh
informasi dan data Pegawai ASN. Data Pegawai ASN paling kurang memuat:
1. Data riwayat hidup
2. Riwayat pendidikan formal dan non formal
3. Riwayat jabatan dan kepangkatan
4. Riwayat penghargaan, tanda jasa, atau tanda kehormatan
5. Riwayat pengalaman berorganisasi
6. Riwayat gaji
7. Riwayat pendidikan dan latihan
8. Daftar penilaian prestasi kerja 9. Surat keputusan; dan kompetensi.

JURNAL PEMBELAJARAN MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC) MUHAMAD SAEPU, S.Pd
(197709072022211005)

Anda mungkin juga menyukai