Anda di halaman 1dari 43

Instrumentasi dan Teknik

Pengukuran Suhu

DISUSUN OLEH :
Alifah Rizky Hefyani

(061540411905)

Nyayu Laras Islami

(061540411586)

Sarah Nurlita Sari

(061540411588)

Yuda Pratama
Kelas

(061540411591)
: 3 EGB

Dosen Pembimbing : Yohandri Bow, S.T.,M.Si

Jurusan Teknik Kimia


Program Studi Teknik Energi (DIV)
Politeknik Negeri Sriwijaya
2016/2017

Kata Pengantar

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,


karena atas karunia dan rahmat-Nya serta dengan diiringi dengan usaha
yang kami lakukan, kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
Instrumentasi dan Teknik Pengukuran.
Makalah ini kami susun sesuai dengan materi yang dipelajari pada
modul mata kuliah instrumentasi dan pengukuran. Pada makalah ini kami
akan membahas pokok pembahasan Pengukuran Suhu yang terdiri dari :
Termometer Raksa, Termometer Gas, Termometer Tekanan Uap, Termometer
Bimetal, serta
akan dibahas aplikasi dari masing-masing sub-bab
pembahasan
yang ada dalam kehidupan sehari- hari kita terutama
mengenai aplikasi elektronika dikehidupan kita dan juga rumus dari masingmasing pokok pembahasan.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya . Semoga apa yang telah kami tulis mengenai
Instrumentasi dan Teknik Pengukuran dapat bermanfaat bagi kita semua
kedepannya. Sebelumnya, kami mengucapkan mohon maaf yang sebesarbesarnya apabila tulisan pada makalah kami ini terdapat kesalahan, karena
manusia tidak akan pernah sempurna walaupun manusia itu selalu berusaha
dan mencoba
untuk menjadi seseorang yang sempurna karena
kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT.

Tim
Penyusun

Kelompok 4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari hari, temperatur sangat dibutuhkan


untuk kelangsungan hidup makhluk hidup. Temperatur memegang
peranan penting dalam kehidupan di dunia ini, contohnya,
temperatur berperan dalam siklus hydrogen, oxygen, nitrogen, dan
lain sebagainya.
Semua benda di dunia ini mempunyai
temperatur, yang menjadi sifat dari benda itu sendiri.
Temperatur itu sendiri merupakan ukuran panas sesuatu.
Temperatur juga dapat didefinisikan sebagai sifat fisik suatu benda
untuk menentukan apakah dua benda berada ada kesetimbangan
termal tertentu. Sifat-sifat benda yang berubah karena pengaruh
temperatur disebut sifat termometrik.
Dalam dunia keteknikan, temperatur menjadi faktor utama
dalam segala kerja suatu sistem. Oleh sebab itu ketepatan dalam
penentuan temperatur sangat diharuskan. Dari latar belakang
tersebut, kami tertarik untuk membahas bagaimana pengukuran
temperatur itu sendiri.
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu
cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya
perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk
mengukur suhu dengan valid. Pada abad 17 terdapat 30 jenis skala
yang membuat para ilmuan kebingungan. Hal ini memberikan
inspirasi pada Anders Celcius (1701 - 1744) sehingga pada tahun
1742 dia memperkenalkan skala yang digunakan sebagai pedoman
pengukuran suhu. Skala ini diberinama sesuai dengan namanya
yaitu Skala Celcius. Apabila benda didinginkan terus maka suhunya
akan semakin dingin dan partikelnya akan berhenti bergerak,
kondisi ini disebut kondisi nol mutlak. Skala Celcius tidak bisa
menjawab masalah ini maka Lord Kelvin (1842 - 1907)
menawarkan skala baru yang diberi nama Kelvin. Skala kelvin
dimulai dari 273 K ketika air membeku dan 373 K ketika air
mendidih. Sehingga nol mutlak sama dengan 0 K atau -273C.
Selain skala tersebut ada juga skala Reamur dan Fahrenheit. Untuk
skala Reamur air membeku pada suhu 0R dan mendidih pada
suhu 80R sedangkan pada skala Fahrenheit air membuka pada
suhu 32F dan mendidih pada suhu 212F.

1.2

Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan pengukuran, suhu dan alat
pengukur suhu?
Apa saja alat pengukur suhu?
Apa saja satuan-satuan suhu?
Bagaimana cara kerja alat pengukur suhu?

1.3

Tujuan
Menyelesaikan tugas mata kuliah Instrumentasi dan Teknik
Pengukuran
Mengetahui pengertian temperatur
Mengetahui satuan-satuan temperature
Mengetahui alat-alat ukur temperatur

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Pengukuran

Pengukuran berarti membandingkan sesuatu yang telah


ditentukan sebagai standard dengan sesuatu yang belum diketahui
untuk mendapatkan besaran kuantitatif dari sesuatu yang diukur
tersebut. Dengan demikian teknik pengukuran adalah cara-cara
guna mendapatkan hasil pengukuran yang setepat-tepatnya atau
mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul pada
pengukuran.
Secara umum sistem pengukuran dibagi menjadi tiga bagian.
Hal tersebut adalah sebagai berikut :

2.2

Input devices (sensor)

Intermediate means (signal modifier)

Output devices (read out device)

Pengertian Suhu

Temperatur adalah ukuran panas-dinginnya dari suatu benda.


Panas-dinginnya suatu benda berkaitan dengan energi termis yang
terkandung dalam benda tersebut. Makin besar energi termisnya,
makin besar temperaturnya. Temperatur disebut juga suhu. Suhu
menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu
suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis,
suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap
atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam
bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran.
Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi
suhu benda tersebut

2.3

Satuan Suhu

1.

Celcius

2.

Fahrenheit

3.

Reamur

4.

Kelvin (standar SI satuan internasional)

5.

Rankine
Konversi satuan temperatur, yaitu:

Rumus merubah celcius ke Kelvin


T(K) = T(C) + 273,15

Rumus merubah celcius ke rheamur


T(R) = T(C) x 0,8

Rumus merubah reamur ke celcius


T(C) = T(R) x 1,25

Rumus merubah celcius ke Fahrenheit


T(F) = ( T(C) x 1,8 ) + 32

Rumus merubah fahrenheit ke celcius


T(C) = ( T(F) 32 ) / 1,8

Rumus merubah rheamur ke farenheit


T(F) = ( T(R) x 2,25 ) + 32

2.4

Pengukuran Suhu
Sebagaimana telah kita bahas sebelumnya bahwa suhu adalah

derajat panas yang dimiliki oleh benda. Untuk mengukur suhu alatnya
adalah termometer. Termometer memiliki berbagai macam jenis.

Pada awal penemuannya, alat ini terdiri dari pipa kapiler yang
menggunakan material kaca dengan kandungan Merkuri di ujung
bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa
sehingga hampa udara. Jika temperatur meningkat, Merkuri akan
mengembang naik ke arah atas pipa dan memberikan petunjuk
tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang telah
ditentukan. Skala suhu yang paling banyak dipakai di seluruh dunia
adalah Skala Celcius dengan nilai 0 untuk titik beku dan poin 100 untuk
titik didih.
Termometer

Merkuri

pertama

kali

dibuat

oleh

Daniel

G.

Fahrenheit. Peralatan sensor panas ini menggunakan bahan Merkuri


dan pipa kaca dengan skala Celsius dan Fahrenheit untuk mengukur
suhu. Pada tahun 1742 Anders Celsius mempublikasikan sebuah buku
berjudul Penemuan Skala Temperatur Celsius yang diantara isinya
menjelaskan metoda kalibrasi alat termometer seperti dibawah ini:
1.

Meletakkan silinder termometer di air yang sedang mencair dan


tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut berwujud cair
seluruhnya. Poin ini adalah poin titik beku air.

2.

Dengan cara yang sama, tandai poin termometer disaat seluruh


air tersebut mendidih seluruhnya saat dipanaskan.

3.

Membagi panjang dari dua poin diatas menjadi seratus bagian


yang sama.
Sampai saat ini tiga poin kalibrasi diatas masih digunakan untuk

mencari rata-rata skala Celsius pada Termometer Merkuri. Poin-poin


tersebut tidak dapat dijadikan metoda kalibrasi yang akurat karena
titik didih dan titik beku air berbeda-beda seiring beda tekanan. Dan
untuk mengatasi permsalah itu, maka digunakan cara kerja seperti
ini:
o

Sebelum terjadi perubahan suhu, volume Merkuri berada pada


kondisi awal.
8

Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon


Merkuri dengan perubahan volume.

Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan


akan menyusut jika suhu menurun.

Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai


keadaan lingkungan.

Satuan dari suhu adalah Kelvin, dan merupakan satuan yang telah
ditetapkan sebagai satuan

Standar Internasional. Ada beberapa

macam skala yang digunakan sebagai satuan dan ukuran yang


digunakan termometer dalam mengukur suhu antara lain adalah
Celcius, Fahrenheit, Reamur, Kelvin, Rankine, Delisle, Newton, dan
Rmer. Tetapi yang akan dibahas tidak semua skala-skala suhu.
Berikut ini beberapa sejarah penemuan skala-skala termometer yang
akan kita bahas satu persatu:
1. Skala Celcius

Gambar 2.4.1 : Anders Celcius

Masa kecil Anders Celcius tidak banyak diketahui, dia lahir di


Uppsala, Swedia, pada 27 November 1701. Dibesarkan dalam keluarga
ilmuwan, dia telah menunjukkan bakat menonjol dalam bidang
9

matematika sejak usia belia. Ayahnya adalah seorang professor


bernama Nils Celcius. Sementara kakeknya adalah seorang professor
astronomi bernama Magnus Celsius.
Keluarga besar Celcius adalah ilmuwan yang disegani. Pada usia
29 tahun, dia menjadi professor bidang astronomi di Universitas
Uppsala. Mulai tahun 1732, dia banyak melakukan kunjungan ke
berbagai observatorium di Eropa dan melakukan kerja sama dengan
beberapa

astronom

terkemuka.

Dia

melakukan

penelitian

dan

observasi di bidang geografi, meteorologi, dan astronomi.


Pada 1733, Celcius menerbitkan ratusan hasil observasi di
Nurenberg,

Jerman,

termasuk

hasil

observasi aurora

borealis,

pengukuran geografis peta umum Swedia, dan penelitian lain dibidang


astronomi dan meteorologi. Dia kembali ke Uppsala pada 1763 setelah
mengikuti perjalanan bersama astronomi lain ke Tornes, Swedia. Tujuan
perjalanan tersebut adalah mengukur besar derajat meridian atau
bujur mendekati daerah kutub.
Hasil penelitian ini dibandingkan dengan penelitian serupa di
Peru yang letaknya dekat dengan garis ekuator. Perjalanan tersebut
membuktikan teori Newton bahwa bentuk Bumi adalah elips dan rata
pada kutubnya.
Celcius juga merupakan salah satu orang yang mula-mula
menyatakan bahwa daratan di negara-negara kawasan nordik secara
perlahan naik diatas permukaan air laut, sebuah proses yang telah
berlangsung sejak mencairnya es dari zaman es. Untuk keperluan
observasi meteorologisnya, dia menciptakan sebuah termometer
dengan sekala yang memiliki titik beku 0 derajat dan titik didih 100
derajat. Pada mulanya termometer tersebut disebut termometer skala
derajat sentigrade. Kemudian pada tahun 1984, The Ninth General
Conference on Weights and Measures mengubah nama derajat
sentigrade menjadi derajat celcius, sebagai bentuk penghargaan
kepada Anders Celcius..
10

Celcius juga mengumumkan hasil penelitiaan dan kerjanya di


Perhimpuanan Ilmuwan Uppsala yang didirikan pada 1710. Di dalam
organisasi tersebut dia menjabat sebagai sekretaris dari tahun 17251744.

Dia

juga

memimpin

hampir

20 penelitiannya

di

bidang

astronomi.
Celcius menulis buku berjudul Artihmetics for the Swedish
Youth pada 1741. dia meniggal dunia pada 25 April 1744 karena
menderita TBC. Waktu itu usianya 42 tahun. Jenazahnya dimakamkan
didekat kakeknya di wilayah Gereja Gamala Uppsala di Swedia.

2. Skala Reamur

Gambar 2.4.2 : Rene Antoine Ferchault de Reaumur

Skala Reamur adalah skala suhu yang dinamai menurut Rene


Antoine Ferchault de Reaumur, yang pertama mengusulkannya pada
1731. Titik beku air adalah 0 derajat Reamur, titik didih air 80 derajat.
Jadi, satu derajat Reamur sama dengan 1,25 derajat Celsius atau
kelvin. Skala ini mulanya dibuat dengan alcohol, jadi termometer
Reamur yang dibuat dengan raksa sebenarnya bukan termometer
Reamur sejati. Reamur mungkin memilih angka 80 karena dapat
11

dibagi-dua sebanyak 4 kali dengan hasil bilangan bulat (40, 20, 10, 5),
sedangkan 100 hanya dapat dibagi 2 kali dengan hasil bilangan bulat
(50, 25). Skala Reamur digunakan secara luas di Eropa, terutama di
Perancis dan Jerman, tapi kemudian digantikan oleh Celsius. Saat ini
skala Reamur jarang digunakan kecuali di industri permen dan keju.

3. Skala Fahrenheit

Gambar 2.4.3 : Daniel Gabriel Fahrenheit

Daniel Gabriel Fahrenheit lahir di Danzig, Polandia. Dia yang


pertama kali menemukan Skema Fahrenheit tahun 1924. Pada 1720,
setelah melakukan berbagai penelitian. Dia menemukan bahwa sisa air
raksa dalam pembuatan alat pengukuran suhu akan menjamin
keakuratan. Derajat suhu yang digunakan dalam termometer tersebut

12

kemudian diberi nama Fahrenheit, sesuai nama penemuannya.


Fahrenheit meninggal dunia pada 1736.
Ada beberapa perdebatan mengenai bagaimana Fahrenheit
memikirkan skala temperaturnya. Ada yang menyatakan bahwa
Fahrenheit menentukan titik nol (0 derajat Fahrenheit) dan 100 derajat
F pada skala temperaturnya dengan cara mencatat temperature di luar
terendah yang dapat diukur dan temperature badanya sendiri.
Temperature di luar terendah tubuhnya dijadikan titik nol yang diukur
pada saat musim dingin tahun 1708 menjelang tahun 1709 di kampung
halamannya, Danzig (-17,8 derajat Celcius).
Fahrenheit ingin menghindari suhu negatif yang mana skala Ole
Ramer

(Skala

temperatur

termometer

negatif

dalam

warga

Polandia)

penggunaan

sering

menunjukkan

sehari-hari.

Fahrenheit,

memutuskan bahwa suhu tubuhnya adalah 100 derajat F. Suhu tubuh


normal adalah mendekati 98,6 derajat F, berarti Fahrenheit saat itu
sedang demam ketika eksperimen atau termometernya tidak akurat.
Ada pula yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik
nol (0 derajat F) pada skalanya sebagai suhu yang mana campuran
yang sama antara es dan garam melebur 96 derajat sebagai
temperatur darahnya (dia pada awalnya menggunakan darah kuda
untuk menandakan skalanya). Skalanya terdiri atas 12 divisi, tetapi
kemudian dia membagi masing-masing divisi menjadi 8 subdivisi sama
besar, dan menghasilkan skala 96 derajat. Dia menemukan bahwa air
(tanpa campuran apapun) akan membeku pada suhu 32 derajat dan
mendidih pada suhu 212 derajat.
Pendapat ketiga adalah cerita yang paling dikenal, seperti yang
digambarkan

pada

serial

televisi

fisika

popular The

Mechanical

Universe. Serial itu menyatakan bahwa Fahrenheit mengadopsi skala


Ramer yang mana air membeku pada suhu 7,5 derajat dan mengalikan

13

setiap nilai dengan 4 untuk mengeliminsai pacahan serta menigkatkan


granularity dari skala tersebut (menghasilkan 30 dan 240 derajat).
Kemudian, dia kembali menentukan skalanya di antara titik beku
air dan temperatur normal tubuh manusia (ia mengambil 96 derajat);
titik beku air ditentukan 32 derajat sehingga ada 64 interval akan
membagi dua sehingga dia dapat menandai garis derajat pada alatnya
dengan membagi dua interval tersebut dua kali. Pengukurannya tidak
semuanya akurat. Dengan menggunakan skala awalnya, titik beku dan
titik didih air yang sebernarnya akan berbeda dengan 32 derajat F dan
212 derajat F.
Beberapa waktu setelah kematian Fahrenheit, diputuskan untuk
kembali menandakan skalanya dengan 32 derajat F dan 212 derajat F
sebagai titik beku dan titik didih air murni yang benar. Perubahan ini
memudahkan konversi dari Celsius ke Fahrenheit dan vice versa
dengan

menggunakan

rumus

sederhana.

Perubahan

ini

juga

menjelaskan mengapa temperature tubuh pernah sekali ditentukan 96


atau 100 derajat F oleh Fahrenheit sekarang ditentukan 98,6 derajat F
oleh banyak pihak, walaupun nilai 98 derajat F akan lebih akurat.
Kisah keempat adalah cerita yang tidak begitu dikenal mengenai asal
muasal skala Fahrenheit. Diceritakan bahwa skala ini ditentukan
Fahrenheit sendiri yang menjadi anggota organisasi persaudaraan
Freemasonry. Dalam organisasi terebut, ada 32 tingkat penerangan, 32
menjadi yang tertinggi. Penggunaan kata degree (derajat atau
tingkatan) sendiri dikatakan diambil dari tingkatan dalam organisasi
tersebut. Ini mungkin suat kebetulan, tapi tidak ada bukti yang
menunjukkan kebenaran hal tersebut.
4. Skala Kelvin

14

Gambar 2.4.4 : Lord Kelvin


Lord Kelvin adalah seorang fisikawan dan matematikawan
Britania (1824 1907). Lahir dengan nama William Thomson di Belfast.
Kelvin adalah orang pertama yang mengusulkan skala mutlak dari
suhu. Studinya terhadap teori Carnot (teori tentang mesin ideal dengan
efisiensi mendekati 100%) menuntunnya ke ide bahwa kalor tidak
pernah berpindah secara spontan dari benda bersuhu rendah ke benda
bersuhu tinggi, teori ini dikenal sebagai hukum kedua termodinamika.
Pada skala Kelvin, tidak ada skala negatif karena titik beku air
ditetapkan sebesar 273 K dan titik didih air ditetapkan sebesar 373 K.
Hal ini berarti suhu 0 K sama dengan 273 C. Suhu ini dikenal sebagai
suhu nol mutlak. Para ilmuwan yakin bahwa pada suhu nol mutlak,
molekul-molekul diam atau tidak bergerak. Dengan alasan inilah skala
Kelvin

sering

digunakan

untuk

keperluan

ilmiah.

Skala

Kelvin

merupakan satuan internasional untuk temperatur.


2.5

Alat Ukur Suhu

Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah


sensasi dingin atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika
menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat mengetahuinya
dengan menggunakan termometer. Suhu dapat diukur dengan
menggunakan termometer yang berisi air raksa atau alkohol. Kata
15

termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang artinya
panas dan meter yang artinya mengukur (to measure).

Ada banyak alat ukur suhu, diantaranya adalah:


1. Termometer zat cair
2. Termometer Gas
3. Termometer Tekanan Uap
4. Termometer Bimetal
5. Thermocouple
6. Pirometer
7. Termometer Hambatan Listrik
8. Thermistor
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Jenis Jenis Termometer


Termometer pertama sekali digagaskan oleh Galileo dengan
menggunakan pemuaian gas. Tetapi termometer yang pertama
sekali dikenal adalah termometer yang dibuat oleh Academi Del
Cimento (1657-1667) di Florence. Termometer yang dikenal ini
terdiri dari tabung kaca dengan ruang ditengahnya yang diisi air
raksa atau alkohol yang diberi merah.
Selain termometer raksa, berdasarkan perkembangan zaman,
saat ini terdapat banyak jenis termometer, tetapi prinsip kerja
sebenarnya sama. Biasanya, kita memanfaatkan materi yang
bersifat termometrik (sifat materi yang berubah terhadap
temperatur). Maksudnya, apabila suhu materi tersebut berubah,
bentuk dan ukuran materi tersebut juga akan berubah. Kebanyakan
termometer menggunakan materi yang bisa memuai ketika
suhunya berubah.

3.1.1 Termometer Zat Cair


16

Termometer zat cair dalam gelas merupakan jenis instrumentasi


pengukuran suhu yang paling umum. Konsentrasi rinci instrument
dari thermometer ini digambarkan pada gambar dibawah ini
sebuah cembul yang relative besar di bagian bawah thermometer
itu menampung sebagian besar zat cair yang memuai bila
dipanaskan dan mengisi tabung kapiler yang telah diberi garisgaris penanda skala. Pada bagian atas tabung kapiler itu ada lagi
sebuah cembul yang ditempatkan sebagai pengaman bilamana
jangkauan suhu termometer itu secara tidak sengaja terlampaui.

Gambar 3.1.1 Termometer Zat Cair

Zat cair yang paling umum digunakan adalah alcohol dan


raksa. Alcohol mempunyai keunggulan karena koefisien muainya
lebih besar daripada raksa, akan tetapi terbatas penggunaannya
pada pengukuran suhu rendah karena zat ini mudah mendidih pada
suhu tinggi.

(a) (b)
Gambar 2.2. (a) thermometer alcohol, (b) termometer raksa

17

Prinsip Kerja Termometer Zat cair


Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material
kaca dengan kandungan air raksa di ujung bawah. Untuk tujuan
pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga hampa
udara. Jika temperatur meningkat, Merkuri atau alkohol akan
mengembang naik ke arah atas pipa dan memberikan petunjuk
tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang telah
ditentukan.
Adapun cara kerja secara umum adalah sebagai berikut :
1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada
pada kondisi awal.
2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon air
raksa dengan perubahan volume.
3. Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan
akan menyusut jika suhu menurun. Skala pada termometer
akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.
Pada tabel dibawah ini dapat dilihat beberapa keuntungan dan
kerugian termometer

Jenis

Keuntungan

Kerugian

termomet
er
Air Raksa

Raksa mudah dilihat

karena mengkilap
Volume raksa berubah
secara teratur ketika
terjadi perubahan suhu.
Raksa tidak membasahi
kaca ketika memuai atau
menyusut.
18

Raksa mahal
Raksa tidak dapat digunakan

utuk mengukur suhu yang sangat

rendah.

Raksa termasuk zat berbahaya


sehingga termometer raksa
berbahaya jika tabungnya pecah.

Jangkauan suhu raksa


cukup lebar dan sesuai
untuk pekerjaan
laboratorium.
Raksa dapat terpanasi
secara merata sehingga
menunjukkan suhu cepat
Alkohol

dan tepat.
Alkohol lebih murah
dibandingkan raksa.
Alkohol teliti karena

Alkohol memiliki titik didih

rendah yaitu 78 0C, sehingga


pemakaiannya terbatas (antara lain

untuk kenaikan suhu yang


tidak dapat mengukur suhu air
kecil, alkohol mengalami
perubahan volume yang
besar.
Alkohol dapat

ketika mendidih)

Alkohol tidak berwarna,

sehingga harus diberi warna terlebih

mengukur suhu yang

dahulu agar mudah dilihat.

Alkohol membasahi (melekat)

sangat dingin (suhu daerah

pada dinding kaca.

kutub). Karena titik beku


alkohol sangat rendah yaitu
-1120C.

3.1.2 Termometer Gas


19

Termometer gas bekerja berdasarkan sifat pemuaian gas.


Adapun gas yang biasa digunakan yaitu gas hidrogen dan helium
dengan tekanan rendah, apabila gas itu dikenai panas sehingga
volumenya akan bertambah. Karena gas memuai lebih besar
daripada cairan maka termometer gas lebih teliti daripada
termometer cairan. Termometer gas dapat digunakan untuk
mengukur suhu yang sangat tinggi dan suhu yang sangat rendah,
dimana lebar jangkauannya antara 250C sampai degan 1500C.
Prinsip kerja dari termometer gas didasarkan pada hukum dasar
dari gas. Prinsip kerja dari termometer gas didasarkan pada hukum
dasar dari gas (Gambar 2-3). Jika gas dijaga ada di dalam sebuah
bejana pada volume konstan dan kemudian tekanan serta suhunya
diubah-ubah , maka perbandingan antara tekanan gas dan
suhunya adalah konstan pula.

Gambar 3.1.2.1 : Termometer Gas

Pengukuran tekanan

Volume
V
-----------------------------

20

Gambar 3.1.2.2: Skema Termometer Gas

Gambar 3.1.2.3: Skema pengukuran termometer gas

Dari gambar tersebut maka akan didapatkan persamaan sebagai


berikut :
P1 / T1

P2 / T2

Dimana :
P1 , T1

= Tekanan dan Suhu absoult (K) untuk keadaan 1

P2 , T2

= Tekanan dan Suhu absoult (K) untuk keadaan 2

Jangkauan suhu operasi termometer gas berkisar = 150 sampai


+ 1000 F
Karena termometer gas mengkorversikan informasi suhu
secara langsung menjadi sinyal tekanan, maka termometer gas ini
sering dipakai pada system pneumatic. Transduser seperti ini juga
menguntungkan karena tidak mempumyai bagian-bagian yang
bergerak . Gas yang paling sering dipakai adalah gas nitrogen.
21

Karena termometer gas mengkorservasikan informasi suhu secara


langsung menjadi tekanan, maka termometer gas sering dipakai
pada system pneumatic.

Tabel 2.1 Termometer Gas


Gas

Temperatur
kritis C

Panas
spesifik
pada
tekanan
konstan

Viscositas

(satuan
cgs)

Koefisien
ekspansi
pada
tekanan
konstan

X 10-6

Air

-140

0,273

170

0,0037

Karbondioksi
da

31,1

0,203

139

0,0037

Helium

-267

1,25

195

0,0037

Hydrogen

-235

3,40

97

0,0037

Nitrogen

-146

0,24

163

0,0037

Oksigen

-118

0,216

212

0,0037

3.1.3 Termometer Tekanan Uap


Termometer tekanan uap mengkorversikan informasi suhu
ke dalam tekanan sebagaimana halnya termometer gas akan tetapi
dengan proses yang berbeda. Jika sebuah bejana tertutup diisi
sebagian cairan, maka ruangan diatas cairan tersebut akan terdiri
dari uap dan cairan yang tekanannya tergantung pada suhu. Jika
suhu dinaikkan, maka cairan yang menguap akan lebih banyak dan
tekanan akan meningkat. Penuruan suhu akan mengakibatkan
terjadinya kondensasi sebagai uap dan tekanan akan turun. Jadi,
tekanan uap tergantung pada suhu.

22

Gambar 3.1.3.1 : gambar termometer tekanan uap

Gambar 3.1.3.1 : skema pengukuran termometer tekanan uap


Tekanan itu digunakan sebagai penunjuk suhu keseluruhan
system yang terdiri dari cembul, kapiler, dan pengukuran tekanan
yang dapat dikalibrasi bersama-sama secara langsung. Suhu
kapiler jelas ada pengaruhnya pada bacaan karena mengandung
sebagian volume fluida di dalam cembul, masalah ini dapat diatasi,
asal suhu cembul selalu tinggi dari suhu tabung kapiler. dalam hal
ini fluida dalam kapiler akan selalu berada dalam keadaan zat cair
23

lewat dingin, sedang tekanan akan ditentukan semata-mata oleh


suhu campuran yang terdapat di dalam cembul.
Sehingga dari penjelasan diatas bahwa prinsip kerja dari
termometer tekanan uap yaitu: jika sebuah bejana tertutup diisi
dengan sebagian cairan, maka ruangan dibagian atas cairan
tersebut akan terdiri dari uap dan cairan yang tekanannya
tergantung pada suhu. Jika suhu dinaikkan maka cairan menguap
akan lebih banyak dan tekanan akan meningkat. Penurunan suhu
akan mengakibatkan terjadi kondensasi sebagian uap dan tekanan
turun. Jadi, tekanan uap tergantung pada suhu.
3.1.4 Termometer Bimetal
Metode pengukuran suhu yang sangat luas pemakaiannnya
ialah keeping bimetal. Termometer bimetal digunakan untuk
jangkauan suhu -100 sampai 1000 F, banyak digunakan dalam
instrument kendali suhu sederhana. Termometer bimetal terdiri dari
dua keeping logam yang mempunyai koefisien ekspansi (muai)
termal yang berbeda disatukan sehingga membentuk instrumen
seperti pada gambar.

Gambar 3.1.4.1 : termometer bimetal

24

Gambar 3.1.4.2 : skema termometer bimetal

Termometer bimetal
adalah sebuah termometer yang
terbuat dari dau buah kepingan logam yang memiliki koefisien
muai berbeda yang dikeling (dipelat) menjadi satu. Kata bimetal
sendiri memiliki arti yaitu bi berarti dua sedangkan kata metal
berarti logam, sehingga bimetal berarti "dua logam".
Keping Bimetal sengaja dibuat memiliki dua buah keping
logam karena kepingan ini dapat melengkung jika terjadi
perubahan suhu. Prinsipnya, apabila suhu berubah menjadi tinggi,
keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang keoefisien
muainya lebih rendah, sedangkan jika suhu menjadi rendah, keping
bimetal akan melengkung ke arah logam yang keofisien muainya
lebih tinggi. Logam dengan koefisien muai lebih besar (tinggi) akan
lebih cepat memanjang sehingga kepingan akan membengkok
(melengkung) sebab logam yang satunya lagi tidak ikut
memanjang. Biasanya keping bimetal ini terbuat dari logam yang
koefisien muainya jauh berbeda, seperti besi dan tembaga.
Pada termometer, keping bimetal dapat difungsikan sebagai
penunjuk arah karena jika kepingan menerima rangsangan berupa
suhu, maka keping akan langsung melengkung karena pemuaian
panjang pada logam. Bila keeping itu dikenakan pada suhu yang
lebih tinggi dari suhu pengikatnya dan akan membengkok ke satu
arah, bila dikenakan pada suhu yang lebih rendah dari suhu
pengikatnya, ia membelok kea rah lain koefisien ekspansi termal
beberapa bahan yang lazim dipakai diberikan dalam table 2-2

25

Tabel 2-2 Sifat-sifat mekanik beberapa bahan termal yang umum


dipakai

Bahan

Koefisien
ekspansi Termal/
C

Modulus
elastisitas Psi

GN/ m2

Invar (64%
Fe,36% Ni)

1,7x10

21,4x10

147

Kuningan
kuning

2,02x10

14,0x10

96,5

Monel 400

1,35x10

26x10

179

Inconel 702

1,25x10

31,5x10

217

Baja anti-karat
jenis 316

1,6x10

28x10

193

Tipe transduser suhu ini mempunyai karakteristik akurasi


yang relative kurang, mempunyai histerisis, mempunyai waktu
tanggap yang relative rendah dan biayanya murah. Instrumen
seperti ini dipakai untuk menutup kontak-kontak saklar atau untuk
mengaktifkan suatu mekanisme pada waktu suhu dinaikkan ke
suatu set point, juga pada sejumlah aplikasi khususnya pada daur
on/off.
Kebanyakan industry, termometer bimetal menggunakan
sebuah koil helix yang dapat di desain seperti bentuk spiral yang
dilindungi oleh sebuah tube. Termometer bimetal jenis ini dapat
mengukur suhu gas atau liquid yang mengalir di dalam saluran
pipa. Termometer ini dapat dilihat pada gambar 2-6. Jadi, prinsip
kerja dari termometer bimetal adalah bila keeping dikenakan pada
suhu yang lebih tinggi dari suhu peningkatnya dan akan
membengkok ke suatu arah, bila dikenakan pada suhu yang lebih
rendah dari suhu peningkatnya, ia membelok kearah lain.
3.1.5 Thermocouple
Pengertian Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor
suhu yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur suhu
melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang digabung pada
ujungnya sehingga menimbulkan efek Thermo-electric. Efek
26

Thermo-electric pada Termokopel ini ditemukan oleh seorang


fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck pada Tahun
1821, dimana sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan
panas secara gradient akan menghasilkan tegangan listrik.
Perbedaan Tegangan listrik diantara dua persimpangan (junction)
ini dinamakan dengan Efek Seeback.

Efek Seeback yang dilakukan para ahli :


1. Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi
dalam sebuah rangkaian. Di antara kedua logam tersebut lalu
diletakkan jarum kompas. Ketika sisi logam tersebut dipanaskan,
jarum kompas ternyata bergerak. Belakangan diketahui, hal ini
terjadi karena aliran listrik yang terjadi pada logam
menimbulkan medan magnet. Medan magnet inilah yang
menggerakkan jarum kompas. Fenomena tersebut kemudian
dikenal dengan efek Seebeck.
2. Jean Charles Peltier. Dia mengalirkan listrik pada dua buah
logam yang direkatkan dalam sebuah rangkaian. Ketika arus
listrik dialirkan, terjadi penyerapan panas pada sambungan
kedua logam tersebut dan pelepasan panas pada sambungan
yang lainnya. Pelepasan dan penyerapan panas ini saling
berbalik begitu arah arus dibalik. Penemuan yang terjadi pada
tahun 1934 ini kemudian dikenal dengan efek Peltier. Efek
Seebeck dan Peltier inilah yang kemudian menjadi dasar
pengembangan teknologi termoelektrik.
3. WW Coblenz pada tahun 1913 yang menggunakan tembaga dan
constantan (campuran nikel dan tembaga). Dengan efisiensi
konversi sebesar 0,008 persen, sistem yang dibuatnya itu
berhasil membangkitkan listrik sebesar 0,6 mW.
Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang
paling populer dan sering digunakan dalam berbagai rangkaian
ataupun peralatan listrik dan Elektronika yang berkaitan dengan
Suhu (Temperature). Beberapa kelebihan Termokopel yang
membuatnya menjadi populer adalah responnya yang cepat
terhadap perubahaan suhu dan juga rentang suhu operasionalnya
yang luas yaitu berkisar diantara -200C hingga 2000C. Selain
respon yang cepat dan rentang suhu yang luas, Termokopel juga
tahan terhadap goncangan/getaran dan mudah digunakan.
Prinsip Kerja Termokopel (Thermocouple)
27

Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana. Pada


dasarnya Termokopel hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor
yang berbeda jenis dan digabungkan ujungnya. Satu jenis logam
konduktor yang terdapat pada Termokopel akan berfungsi sebagai
referensi dengan suhu konstan (tetap) sedangkan yang satunya
lagi sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu panas. Untuk
lebih jelas mengenai Prinsip Kerja Termokopel, mari kita melihat
gambar dibawah ini :Konstruksi Termokopel (thermocouple)

Gambar 3.1.5.1 : Skema dalam Thermocouple


Berdasarkan Gambar diatas, ketika kedua persimpangan
atau Junction memiliki suhu yang sama, maka beda potensial atau
tegangan listrik yang melalui dua persimpangan tersebut adalah
NOL atau V1 = V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang
terhubung dalam rangkaian diberikan suhu panas atau
dihubungkan ke obyek pengukuran, maka akan terjadi perbedaan
suhu diantara dua persimpangan tersebut yang kemudian
menghasilkan tegangan listrik yang nilainya sebanding dengan
suhu panas yang diterimanya atau V1 V2. Tegangan Listrik yang
ditimbulkan ini pada umumnya sekitar 1 V 70V pada tiap
derajat Celcius. Tegangan tersebut kemudian dikonversikan sesuai
dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan sehingga
menghasilkan pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.
Jenis-jenis Termokopel (Thermocouple)
Termokopel tersedia dalam berbagai ragam rentang suhu
dan jenis bahan. Pada dasarnya, gabungan jenis-jenis logam
konduktor yang berbeda akan menghasilkan rentang suhu
operasional yang berbeda pula. Berikut ini adalah Jenis-jenis atau
tipe Termokopel yang umum digunakan berdasarkan Standar
Internasional.Jenis-jenis Termokopel (Thermocouple)
a) Termokopel Tipe E
28

Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium


Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : -200C 900C
b) Termokopel Tipe J
Bahan Logam Konduktor Positif : Iron (Besi)
Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : 0C 750C
c) Termokopel Tipe K
Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium
Bahan Logam Konduktor Negatif : Nickel-Aluminium
Rentang Suhu : -200C 1250C
d) Termokopel Tipe N
Bahan Logam Konduktor Positif : Nicrosil
Bahan Logam Konduktor Negatif : Nisil
Rentang Suhu : 0C 1250C
e) Termokopel Tipe T
Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)
Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : -200C 350C
f) Termokopel Tipe U (kompensasi Tipe S dan Tipe R)
Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)
Bahan Logam Konduktor Negatif : Copper-Nickel
Rentang Suhu : 0C 1450C

29

Gambar 3.1.5.2 : Thermocouple

3.1.6 Pirometer
Pirometer adalah sebuah termometer yang sangat akurat
yang mengukur suhu benda dengan jalan mengukur besarnya
radiasi total atau radiasi pada salah satu panjang gelombang.
Pirometer dapat mengukur suhu yang sangat tinggi (kira-kira 500 oC
3000oC). Secara teori, suatu benda yang panas akan
memancarkan radiasi dan cahaya disekelilingnya, semakin tinggi
suhu benda tersebut maka makin besar radiasi dan intensitas
cahaya yang dipancarkan. Besarnya radiasi dan intensitas cahaya
ini tergantung dari suhu benda dan dari warna atau panjang
gelombang sinar yang dipancarkan. Dengan mengukur radiasi total
atau radiasi pada salah satu panjang gelombang maka
temperature benda akan dapat ditentukan tanpa menyentuh benda
tersebut, bahkan jika Anda berdiri agak jauh dari benda tersebut.
Pirometer dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Pirometer Radiasi. Prinsip
kerja pirometer ini yaitu dengan mengukur radiasi total yang
dipancarkan oleh benda yang diukur. Pengukuran radiasinya
dilakukan dengan menggunakan sensor panas seperti termokopel,
radiasi yang datang diubah menjadi panas dan akan menaikkan
temperature sensor atau sebuah sel peka cahaya mengubah
energy cahaya menjadi besaran listrik. 2. Pirometer Optik. Prinsip
kerja pirometer ini yaitu dengan mengukur radiasi pada salah satu
warna (panjang gelombang). Pirometer optic bekerja berdasarkan
pengukuran radiasi pada suatu panjang gelombang tertentu.
Radiasi ini dinyatakan oleh terang benda tersebut pada warna yang
sesuai dengan panjang gelombang. Pengukuran terang benda ini
dilakukan dengan cara membandingkan dengan suatu lampu
standard yang terangnya dapat diatur. Dengan mengatur arus yang
melalui lampu, filamen dari lampu dapat dibuat sama terang
dengan benda yang akan diukur suhunya. Bila terang filament dan
benda telah sama maka keduanya akan terlihat baur menjadi satu.
30

Bila suhu salah satu lebih tinggi maka akan terlihat berbeda.
Besarnya arus yang melalui filamen lampu dapat langsung
dikalibrasi menjadi temperature dari benda tersebut.

Gambar 3.1.6.1 : Pyrometer


Faktor yang mempengaruhi ketelitian pengukuran :
Jarak dan ukuran dari target area.
Penyerapan radiasi oleh media udara, lensa dan lain-lain.
Sensivitas dari mata dalam membedakan terang.
3.1.7 Termometer Hambatan Listrik
Termometer Hambatan Listrik adalah sebuah sensor suhu
yang merasakan suhu dengan perubahan besarnya arus, tegangan
dan elemen hambatan listrik yang bervariasi pada benda yang
diukur. Termometer Hambatan Listrik digunakan untuk membuat
pengukuran suhu yang akurat. Termometer Hambatan Listrik
menggunakan logam karena Logam akan bertambah besar
hambatannya terhadap arus listrik jika panasnya bertambah.
Logam dapat dikatakan sebagai muatan positif yang berada di
dalam elektron yang bergerak bebas. Jika suhu bertambah,
elektron-elektron tersebut akan bergetar dan getarannya semakin
besar seiring dengan naiknya suhu. Dengan besarnya getaran
tersebut,
maka
gerakan
elektron
akan
terhambat
dan
menyebabkan nilai hambatan dari logam tersebut bertambah.
Platinum adalah logam yang paling sering digunakan untuk
Termometer Hambatan Listrik karena stabilitasnya dan daya yang
tidak berubah drastis dengan tegangan. Hambatan listrik dari
logam akan bertambah apabila suhu logam naik. Sifat ini yang
dipakai sebagai dasar kerja termometer hambatan listrik. Jika
termometer hambatan listrik berbentuk kawat halus yang panjang,
biasanya kawat itu dililitkan pada kerangka tipis untuk menghindari
regangan berlebihan ketika kawat mengerut pada waktu dingin.
31

Dalam keadaan khusus, kawat itu dapat dililitkan pada atau


dimasukkan dalam bahan yang suhunya akan diukur. Dalam
kisaran suhu rendah, termometer hambatan sering kali terdiri atas
hambatan radio dan terbuat dari komposisi karbon dan kristal
germanium yang didoping dengan arsenik dan dimasukkan dalam
kapsul tertutup berisi helium. Termometer ini lalu ditempelkan pada
permukaan zat yang suhunya akan diukur. Biasanya hambatan
diukur dengan mempertahankan arus tetap yang besarnya
diketahui dalam termometer itu dan mengukur beda potensial
kedua ujung hambatan dengan pertolongan potensiometer yang
sangat peka.

Gambar 3.1.7.1 : Termometer hambatan Listrik


3.1.8 THERMISTOR
Pengertian Thermistor
Thermistor adalah
alat
atau
komponen
atau
sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu. Prinsip
dasar dari termistor adalah perubahan nilai tahanan (atau
hambatan atau werstan atau resistance) jika suhu atau temperatur
yang mengenai termistor ini berubah. Termistor ini merupakan
gabungan antara kata termo (suhu) dan resistor (alat pengukur
tahanan).Termistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun
1930, dan mendapat hak paten diAmerika Serikat dengan nomor
#2.021.491.Thermistor adalah salah satu jenis yang mempunyai
koefisien temperatur yang sangat tinggi. Fungsi utamanya untuk
mengubah nilai resitansi karena adanya temperatur dalam
rangkaian tersebut.
Thermistor terbagi 2 jenis yaitu :
1. Thermistor positif
2. Thermistor negative

32

Penjelasan:
1. Thermistor positif
Pada jenis ini satuan pada inputnya temperatur derajat
celcius, sedangkan pada outputnya resistansi adalah ohm
2. Thermistor negative
Pada jenis ini input dan outputnya sama dengan
thermistor jenis positif, perbedaannya adalah jika temperatur
naik maka resistansinya akan turun dapat dilihat pada gambar
grafik dibawah ini.

Gambar 3.1.8.1 : Grafik Thermistor negatif

33

Proses Kerjanya
Thermistor dibuat
dari
bahan
semikonduktor.
Cara
kerja Thermistor yaitu
ketika
suhu
meningkat
maka
resistansi Thermistor akan
menurun.
Hal
ini
karena Thermistor terbuat dari bahan semikonduktor yang
mempunyai
sifat
menghantarkan
elektron
ketika
suhu
naik. Thermistor yanng paling sering digunakan untuk pengukuran
suhu
adalah Thermistor dua
kawat
meskipun
banyak
jenis Thermistor.
Mengukur thermistor menggunakan multitester baik digital
maupun analog pada posisi kilo ohm, jika Thermistor tidak
mempunyai tahanan artinya rusak. Nilai Tranducer harus stabil
pada suhu kamar dan menurun ketika ujung tranducer ketika
dipanaskan. Setiap penambahan derajat Thermistor mempunyai
perubahan hambatan sangat besar. Ketika Thermistor dihubungkan
ke kontroler adalah cara terbaik untuk mengukurnya. Pada mode
VDC pasang kabel multi meter dikabel Thermistor. Bila terukur
tegangan 5 volt maka artinya tidak ada hubugan atau tahanan
pada Thermistor, jika tegangan 0 volt maka Thermistor short.
Namun jika pada suhu ruangan 25 derajat maka Thermistor harus
mendapat tegangan sebesar 2,5 volt. Namun ada pula pendingin
ruangan yang controllernya menggunakan tegangan 3,3 volt ketika

34

thermistor memutuskan arus dan tegangan 1,7 volt ketika suhu


ruangan 25 derajat.

Gambar 3.1.8.2 : Thermistor

Karakteristik Sensor Thermistor

Resistansi tinggi 1kOhm sampai 100 kOhm.


Ukuran fisik ( disk, manik-manik, batang ) kecil
Manik kecil ( small bead diameternya 0,005 inchi )
Respon waktu cepat, untuk thermistor manik detik.
Lebih murah dari pada RTD)
Sensitivitas sangat tinggi ( 1000 kali lebih sensitif dari pada
RTD ).
Perubahan resistansi 10% per nol derajat celsius. Misal
resistansi nominal 10 kOhm.
Resistansi akan berubah 1kOhm untuk setiap perubahan
temperatur satu derajat celcius.
Tidak sensitif terhadap shock vibrasi.
Thermistor dilindungi kapsul ( Plastik, teflon/ material
lembam)
Meperlambat waktu respon karena kontak termal kurang
baik.

Bentuk Thermistor
a) Butiran
Thermistor ini digunakan pada > 7000 celsius dan memiliki nilai
resistansi 100 ohm hingga 1 mega ohm.
b) Thermistor keping
Thermistor ini digunakan dengan cara direkatkan langsungn
pada benda yang diukur panasnya.
35

c) Thermistor batang
digunakan untuk menentukan perubahan panas pada peralatan
elektronik, mempunyai resistansi tinggi dan disipasi dayanya
sedang.
Pemakaian thermistor didasarkan pada 3 karakteristik dasar
a. Karakteristik R ( resistansi ) terhadap T (suhu )
b.

Karakteristik R ( resistansi ) terhadap t (waktu)

c. Karakteristik V ( tegangan) terhadap

I ( arus )

Prinsip Fisis Sensor Thermistor


a. R3, thermistor dan VRI dipasang seri supaya dapat
menentukan pembagian tegangan yang sesuai yang akan
diberikan ke trassistor switching.
b. Tegangan suplai adalah sama dengan jumlah tegangan yang
jatuh pada R3, thermistor dan VR1.
c. Thermistor dipasang pada bagian atas dari VR1
dimaksudkan supaya pada saat suhu naik tegangan pada
titik triger ( basis Transistor = VR1 ) akan mengalami
kenaikan.
d.

Anda bisa menukar posisi thermistor dengan VR1 dengan


tujuan agar rangkaian alarm akan aktif pada saat suhu
mengalami penurunan

3.2 Kelebihan dan Kelemahan Pengukuran Suhu


3.2.1 Termometer Raksa
Kelebihan dari termometer air raksa yaitu sebagi berikut ini :

Raksa tidak membasahi dinding tabung, sehingga


pengukuran lebih teliti

Termometer raksa mempunyai jangkauan pengukuran besar


-390C sampai 3570C
36

Raksa dapat dengan cepat mengambil kalor dari benda yang


diukur sehingga suhu raksa dapat dengan mudah sama
dengan suhu benda

Raksa mengilap sehingga mudah dilihat

Pemuaian raksa teratur terhadap kenaikan suhu.

Kelemahan dari termometer air raksa yaitu sebgai berikut ini :

Harga raksa mahal dan susah dicari

Bila tabung pecah, raksa sangat berbahaya, gas beracun

Raksa tidak dapat digunakan mengukur lebih rendah dari


-390 C,padahal suhu di kutub Utara dan Selatan lebih rendah
daripada suhu tersebut.

Gambar 3.2.1 : Termmeter Air Raksa

3.2.2 Termometer Gas


Kelebihan dari Termometer Gas yaitu sebagai berikut ini :

Lebih teliti

Dapat mengukur suhu rendah karena titik bekunya -250C

Dapat mengukur suhu tinggi karena titik didihnya 1500C

Kelemahan dari Termometer Gas yaitu sebagai berikut ini :

Pengukuran lambat

37

3.2.3 Termometer Tekanan Uap


Kelebihan dari Termometer Tekanan Uap

Mudah didapat

Hasil pengukurannya akurat

Kelemahan dari Termometer Tekanan Uap yaitu sebagai berikut ini:

Tekanannya bergantung pada suhu

Penurunan suhu pada termometer tekanan uap


menyebabkan kondensasi

3.2.4 Termometer Bimetal


Kelebihan dari Termometer Bimetal yaitu sebagai berikut :

Tahan dari goncangan

Tidak mudah terbakar

Harganya relatif Murah

Tahan lama, awet dan mudah dikalibrasikan

Dapat digunakan untuk termograf

Kelemahan Termometer Bimetal yaitu sebagai berikut ini :

Memerlukan kalibrasi sering untuk menjaga akurasi respon


terhadap perubahan suhu lambat

Kurang akurat

3.3. Aplikasi Macam-macam Pengukuran Suhu Efek Mekanik


dalam kehidupan sehari- hari.
3.3.1

Termometer Air Raksa

38

Termometer air raksa masih banyak digunakan dalam


bidang meteorologi, tetapi penggunaan pada bidang-bidang lain
semakin berkurang, karena air raksa secara permanen sangat
beracun pada sistem yang rapuh dan beberapa negara maju telah
mengutuk penggunaannya untuk tujuan medis. Beberapa
perusahaan menggunakan campuran gallium, indium, dan tin
(galinstan) sebagai pengganti air raksa.
3.3.2 Termometer Gas
Dalam kehidupan sehari-hari, termometer gas jarang
digunakan. Termometer gas biasanya terdapat di Laboratorium
untuk kegiatan penelitian. Selain itu, termometer gas juga banyak
dipakai dalam kegiatan industri, misalnya di pabrik-pabrik farmasi
dan yang sering berhubungan dengan gas dalam produksi. Jika
sejumlah gas dipanaskan dan volumenya dijaga tetap, tekanannya
akan bertambah. Sifat termometrik ini dimanfaatkan untuk
mengukur suhu pada termometer gas.
3.3.3

Termometer Tekanan Uap

Termometer tekanan uap berguna dalam mengukur


penurunan tekanan uap pada sifat koligatif larutan. Penurunan
tekanan uap jenuh larutan akan semakin besar apabila konsentrasi
(fraksi mol) dari zat terlarut semakin besar. Tekanan uap suatu zat
cair lebih tinggi dari tekanan uap jenuh larutan, perhatikan Gambar
11.1.

Gambar 3.3.1. Pengaruh adanya zat terlarut terhadap tekanan


uap pelarut A murni dan adanya zat terlarut B
Roult meneliti dan banyak melakukan eksperimen dalam
berbagai campuran zat dan dia menyimpulkan hubungan antara
penurunan tekanan uap suatu zat cair dengan konsentrasi
larutannya, Hasil ekperimennya mengantarkan Roult untuk
39

menyederhanakan fenomena
seperti dibawah ini :

tersebut

kedalam

persamaan

Dimana
P = tekanan uap jenuh larutan
P = tekanan uap jenuh pelarut murni
XA = fraksi mol pelarut
Sedangkan penurunan tekanan uap jenuh diakibatkan
karena adanya fraksi zat terlarut di dalam pelarut.Sehingga
besarnya penurunan sangat tergantung pada fraksi zat ini yang
dinyatakan dalam persamaan;

Dimana :
P
P
XB

= penurunan tekanan uap jenuh pelarut


= tekanan uap jenuh pelarut murni
= fraksi mol zat terlarut

Dari hubungan di atas maka didapat, tekanan uap jenuh larutan:

P
P
PA

= tekanan uap larutan


= penurunan tekanan uap jenuh larutan
= tekanan uap jenuh pelarut murni

3.3.4 Termometer Bimetal


Jika kendaraan bermotor melaju cepat, mesinnya cepat
panas dan spidometer menunjukkan angka kelajuan yang besar.
Jika kendaraan melaju pelan, mesin tidak cepat panas dan
spidometer akan menunjukkan angka kelajuan yang kecil. Jenis
termometer ini adalah termometer bimetal yang menggunakan
logam sebagai bahan untuk menunjukkan adanya perubahan suhu
40

dengan prinsip logam akan memuai jika dipanaskan dan menyusut


jika didinginkan.
Prinsip kerjanya, keping bimetal dibentuk spiral dan tipis.
Ujung spiral bimetal ditahan, atau tidak bergerak dan ujung lainnya
menempel pada gir penunjuk. Semakin besar suhu, keping bimetal
semakin melengkung dan menyebabkan jarum penunjuk bergerak
ke kanan ke angka yang lebih besar. Jika suhu turun, jarum
penunjuk bergerak kekiri ke arah angka yang lebih kecil.Alat-alat
teknologi yang menggunakan prinsip bimetal, antara lain
termostat, sakelar
otomatis pada setrika, alat pemberitahu
kebakaran.

3.3.5 THERMISTOR
Termistor sangat menguntungkan untuk mengukur
temperatur, karena disamping harganya yang murah, termistor
memiliki resolusi tinggi dan memiliki ukuran dan bentuk yang
fleksibel. Nilai mutlak dari hambatannya sangat tinggi jadi untuk
kabel yang panjang dan hambatan konstan bisa ditoleransi.
Tanggapan yang lambat (1 ms sampai 10s) bukan hal yang
merugikan untuk aplikasi umum.
1) Pendeteksi dan pengontrol temperaturTermistor-termistor
disediakan sangat murah dan dapat diandalkan sebagai
sensor temperaturyang memiliki rentang yang lebar.
Contoh-contoh sederhana jarak dari alarm-alarm api pada
pendeteksi tumor. Kadang-kadang termistor merupakan
bagian dari osilator dan frekwensi keluarannya menjadi
fungsi temperatur.
2) Compensasi Sebagian besar resistor dan penghubungpada
PTC. Termistor dihubungkan pararel dengan NTC yang
komponen-komponennya bisa di nonaktifkan dengan
bantuan temperatur.
3) Seperti pada relay temperatur dan saklar. Kegunaan pada
efek-efek terhadap pemanasan . Sebagai contoh,
pengkarakteristikan dengan NTC bias digunakan untuk
mengatur tegangan dan pada penundaan dan waktu
sirkuit. Pengkarakterisasian dengan PTC digunakan untuk
memproteksi gelombang.

41

4) Pengukuran yang tidak langsung pada parameterparameter lain. Ketika termistor mengalami pemanasan
atau ketika termistor berada dekat dengan sumber kalor,
termistor akan menilai perubahan yang bergantung pada
temperatur yang dilingkiupinya. Disini bisa dipakai untuk
mengatur tingkat
pencairan, aliran
gas,
tingkat
pemvakuman dan lain sebagainya.
5) Detektor gelombang yang memiliki panjang gelombang
yang lebar. Aplikasi termistor pada fhoto detektor panjang
gelombang dihasilkan pada salah satu detektor suhu yang
disebut dengan termistor balometer.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Pengukuran suhu adalah Pengukuran suhu dengan instrumentasi


yang bekerja atas dasar perubahan dimensi mekanik akibat
perubahan suhu.

Prinsip Kerja thermometer raksa yaitu Cembul termometer zat


cair dalam gelas dikenakan pada lingkungan yang akan diukur
suhunya, kenaikan suhu menyebabkan zat cair dalam cembul
memuai dan naik didalam kapiler dan akan menunjukkan skala
suhu, biasanya dapat dipakai sampai 600 F (301,3) diperluas
1000 F(523,6 C)

Prinsip Kerja termometer gas yaitujika suatu gas ada di dalam


sebuah bejana pada volume konstan kemudian tekanan serta
suhunya diubah- ubah maka perbandingan antara tekanan gas
dan suhunya konstan pula

Prinsip Kerja termometer tekanan uap yaitu jika sebuah bejana


tertutup diisi sebagian cairan, maka ruangan diatas tersebut
akan terdiri dari uap dan cairan yang tekanannya tergantung
pada suhu. Jika suhu dinaikkan, maka cairan yang menguap
42

akan lebih banyak dan tekanan akan meningkat. Penurunan


suhu akan mengakibatkan terjadinya kondensasi sebagian uap
dan tekanan akan turun. Jadi tekanan uap bergantung pada suhu

Prinsip Kerja termometer bimetal yaitu bila keping dikenakan


pada suhu yang lebih tinggi dari suhu peningkatnya dan akan
membengkok ke suatu arah, bila dikenakan pada suhu yang
lebih rendah dari suhu peningkatnya, ia akan membelok ke arah
lain.

Daftar Pustaka

Alan S. Morris. 2001. Measurement and Instrumentation Principles, Alan


S. Morris,
Butterworth-Heinenman
Karl Ehinger. 2008 Industrial temperature measurement, ABB
Automation Product
Raytek Corporation. 2003. Principles of Non-Contact Temperature
Measurement. Berlin
http://www.capgo.com/Resources/Temperature/FibreOptic/Fibre.html
diakses
tanggal 20 September 2016
(http://en.wikipedia.org/wiki/thermometer). Diakses tanggal 5 oktober
2016

https://id.wikipedia.org/wiki/Generator_termoelektrik Diakses tanggal


5 oktober 2016

43

44

Anda mungkin juga menyukai