Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DIARE
DI AJUKAN SEBAGAI SALAH SATU TUGAS
MATA KULIAH KEPERAWATAN ANAK

OLEH :
TINGKAT- 2A. KEPERAWATAN

KETUA : ULFA MULIANTI NIM : P00520318 035


SEKRETARIS : MUSLIMAH NIM : P00520318 021
ANGGOTA : DEDEK RAMLAH NIM : P00520318 005

DOSEN PEMBIMBING

YUSNIDAR, S.Kep, M.KM


NIP. 197201241997022001

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
PRODI D III KEPERAWATAN MEULABOH
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadiran allah yang maha kuasa atas
segalah rahmat dan karunianya sehingga makalah dengan judul “ASKEP PADA
PASIEN DIARE ” dapat berjalan dengan baik, dari awal samapai selesai.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberika
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah.

Meulaboh, 12 Maret 2020

Kelompok

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 3

A. Latar Belakang ......................................................................................... 3


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4

A. KONSEP DASAR MEDIS ...................................................................... 5


1. Definisi .............................................................................................. 5
2. Etiologi .............................................................................................. 6
3. Klasifikasi ......................................................................................... 6
4. Patofisiologi ....................................................................................... 7
5. Manifestasi Klinis .............................................................................. 8
6. Komplikasi ........................................................................................ 10
7. Pemeriksaan Penunjang .................................................................... 11
8. Penatalaksanaan ................................................................................ 11

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ................................................ 13


1. Pengkajian Keperawatan ................................................................... 13
2. Diagnosa Keperawatan...................................................................... 14
3. Rencana Intervensi dan Rasionalisasi ............................................... 14
4. Implementasi Keperawatan ............................................................... 23
5. Evaluasi Keperawatan ....................................................................... 23
BAB III PENUTUP............................................................................................. 24

A. Kesimpulan ............................................................................................. 24
B. Saran........................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 25

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang
masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit
yang banyak menjdi penyebab kematian anak yang berusia dibawah lima tahun
(balita). Karena, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal
yang wajar dan harus dimengeti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila
ada orang tua yang bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak
yang mengalami diare. Misalnya pada sebahagian kalangan masyarakat, diare
dipercaya atau dianggap sebagai pertanda bahwa anak akan bertumbuh dan
bekembang. Kepercayaan itu secara tidak sadar dapat mengurangi
kewaspadaan orang tua. Sehingga mungkin saja diare akan membahayakan
anak.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Medis Dari Diare
2. Bagaimana Konsep Keperawatan Dari Diare
3. Bagaimana Asuhan Keperawatan Dari Diare

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Konsep Medis Dari Diare
2. Untuk Mengetahui Konsep Keperawatan Dari Diare
3. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Dari Diare

4
BAB II
KONSEP DASAR MEDIS
A. Definisi
Diare akut adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari pada
biasanya lebih dari 200 gram ml/24 jam. Definisi lain memakai frekuensi, yaitu
buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari. Buang air besar tersebut
dapat/tanpa disertai lendir dan darah.

Penularan diare karena infeksi melalui tranmisi fekal oral lamgsung dari
penderita diare atau melalui makan/minuman yang terkontaminasi bakteri
pathogen yang berasal dari tinja manusia/hewan atau bahan muntahan penderita
dan juga dapat melalui udara atau melalui aktivitas seksual kontak oral-genital
atau oral-anal. Kebutuhan rehidrasi oral (CRO) menurut usia untuk 4 jam
pertama pada anak (Djuanda Adhi)

Kebutuhan cairan rehidrasi oral selama 4 jam pertama menurut usia


USIA S/D 4 Bulan 4-12 bulan 12 bln s/d 2 Th 2-5 tahun
BB <6 kg 6-<12 kg 10-<12 kg 12-19 kg
Jumlah 200-400 ml 400-700 ml 700-900 ml 900-1400
cairan ml
rehidrasi
oral

5
B. Etiologi
1. Diare akut
a) Virus : rotavirus, adenovirus, norwalvirus.
Parasit. Protozoa; giardia lambdia, entamoeba hystolitica, trikomonas
hominis, isospora sp, cacing (A lumbricoides, A. duodenale, N.
americanus, T. trichiura, O. vermicularis, S. strecolaris, T. saginata, t.
sollium).
b) Bakeri : yang memproduksi enterotoksin (S aureus, C perfringens, E
coli, V cholera, C difficile) dan yang menimbulkan inflamasi mukosa
usus ( shingella, salmonella spp, yersinia)
2. Diare kronik
Umunya disre kronik dapat dikelompokkan dalam 6 kategori
patogenisis terjadinya
a) Diare osmotic
b) Diare sekretorik
c) Diare karena gangguan mobilitas
d) Diare imflamatorik
e) Malabsorsi
f) Infeksi kronik

C. Klasifikasi
Diare dapat diklasifikasikan bedasarkan : (sudoyo Aru,dkk 2009)
1) Lama waktu diare
a) Akut : berlangsung kurang dari 2 minggu
b) Kronik : berlangsung lebih dari 2 minggu
2) Mekanisme patofisiologis : osmotic atau sekretorik dll
3) Berat ringan diare : kecil atau besar
4) Penyebab infeksi atau tidak : infeksi atau non infeksi
5) Penyebab organic atau tidak : organic atau fungsioanal

6
D. Patofisiologi

7
E. Manifestasi klinis
1. Diare akut
a) Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset
b) Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut,
rasa tidak enak, nyeri perut
c) Nyeri dada pada kuadran kanan bawah diseratai kram dan bunyi pada
perut
d) Demam

2. Diare kronik
a) Serangan lebih dari 2-3 periode yang lebih panjang
b) Penurunan BB dan nafsu makan
c) Demam indikasi terjadi infeksi
d) Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah (Yuliana
elin, 2009)

3. Bentuk klinis diare


Diagnose Didasarkan Pada Keadaan
Diare Cair Akut - Diare lebih dari 3 kali sehari berlangsung
kurang dari 14 hari
- Tidak mengandung darah
Kolera - Diare air cucian beras yang sering dan banyak
dan cepat menimbulkan dehidrasi berat, atau
- diare dengan dehidrasi berat selama terjadi KLB
kolera, atau
- diare dengan hasil kultur tinja positif untuk
V.cholera 01 atau 0139
Disentri - Diare berdarah (terlihat atau dilaporkan)
Diare persisten - Dire berlangsung selama 14 hari atau lebih

8
Diare dengan gizi - Diare apapun yang disertai gizi buruk
buruk
Diare terkait - Mendapat pengobatan antibiotic oral spectrum
antibiotika luas
Invaginasi - Dominan darah dan lendir dakam tinja
- Massa intra abdominal (abdominal mass)
- Tangisan keras dan kepuctan pada bayi

4. Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare :

Klasifikasi Tanda- tanda atau Pengobatan


gejala
Dehidrasi berat Terdapat 2 tanda atau Beri cairan untuk diare
lebih : dengan dehidrasi berat
- - Letargis/tidak sadar (lihat rencana terapi C
- - Mata cekung untuk diare dirumah di
- - Tidak bisa minum bab dehidrasi)
atau malas minum
- - Cubitan kulit perut
kembali sangat lambat
(lebih dari 2 detik)
Dehidrasi Terdapat 2 tanda atau - Beri anak cairan dengan
ringan atau lebih : makanan untuk
sedang - Rewel,gelisah dehidrasi ringan (lihat
- Mata cecung rencana terapi B di bab
- Minum dengan dehidrasi)
lahap,haus - Setelah rehidrasi,
nasehati ibu untuk

9
- Cubitan kulit penanganan dirumah
kembali dengan dan kapan kembali
lambat segera
Tanpa dehidrasi Tidak terdapat cukup - Beri cairan dan
tanda untuk makanan untuk
diklasifikasikan menangani diare
sebagai dehidrasi dirumah (lihat rencana
ringan atau berat terapi A di bab
dehidrasi)
- Nasehati ibu kapan
kembali segera
- Kunjungan ulang dalam
waktu 5 hari jika tidak
membaik

F. Komplikasi
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi
berbagai komplikasi sebagai berikut :
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic, dan hipertonik)
2. Rinjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala miteorismus, hipotoni otot, lemak, bradikardia,
perubahan elektrokardiogram)
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi
enzim laktasi
6. Kejang-kejang pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutisi energy protein ( akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik.)

10
G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan tinja
a) Makroskopis dan mikroskopis
b) Ph dan kadar gula dlam tinja
c) Biakan dan resistensi feses (colol dubur )
2. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan
asam basa (pernapasan kasmaul)
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, kalsium, dan posfat.

H. Penatalaksanaan
a. Medis
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatikan derajat
dehidrasinya dan keadaan umum
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang diberikan per
oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO3, KCl dan
glukosa untuk diare akut dan karena pada anak diatas umur 6 bulan
kadar natrium 90 mL g/L. pada anak dibawah 6 bulan dehidrasi
ringan/ sedang kadar natrium 50-60 mfa/L, formula lengkap sering
disebut : oralit.
b. Cairan parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan pasien, tetapi kesemua itu tergantung tersedianya cairan
setempat. Pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL) diberikan
tergantung berat/ringan dehidrasi, yang diperhitungkan dengan
kehilangan cairan sesuai dengan umur dan BB-nya.

11
1) Belum ada dehidrasi
Per oral sebanyak anak mau minum/1 gelas tiap defekasi
2) Dehidrasi ringan
1 jam pertama : 25-30 mL/kg BB per oral
Selanjutnya : 125 mL/kg BB/hari
3) Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50-100 mL/kg BB per oral (sonde)
Selanjutnya 125 mL/ kg BB?hari
4) Dehidrasi berat
Tergantung pada umur dan BB pasien

2. Pengobatan dietetic
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan BB kurang
dari 7 kg jenis makanan :
a) Susu (Asi adalah susu laktosa yang mengandung laktosa rendah dan
asam lemak tidak jenuh, misalanya llm, almiron)
b) Makanan setengah padar (bubur) atau makanan padat (nasitim), bila
anak tidak mau minum susu karena dirumah tidak terbiasa
c) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelaianan yang ditemukan susu
dengan tidak mengandung laktosa/asam lemak yang berantai
sedang/tidak jenuh.

3. Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti caiaran yang hilang melalui
tinja dengan/tanpa muntah dengan caiaran yang mengandung elektrolit dan
glukosa/karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras sbb).
a) Obat anti sekresi
b) Obat spasmolitik
c) Antibiotic

12
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sisitematis dari pengumpulan verifikasi
atau komunikasi data tentang klien selama pengkajian perawat mendapatkan
dua tipe data yaitu :
1. Data subjektif : pengumpulan data dari sumber primer/klien merupakan
persepsi klien tentang masalah kesehatannya biasanya mencakup perasaan
ansietas, ketidaknyamanan fisik atau stress mental.
a) Pasien mengeluh diare terus menerus
b) Pasien mengatakan feses encer/cair
c) Pasien mengeluh mulas
2. Data objektif : (pengumpulan data dari sumber sekunder) merukan
pengamatan atau pengukuran yang dibuat oleh pengumpulan data.
a) Pasien terlihat tampak lemas
b) Pasien terlihat memegangi perutnya
3. Pola kesehatan fungsional
a. Pemeliharaan kesehatan
Personal hygiene kurang : kebiasaan memelihara kuku, cuci tangan
sebelum makan, makanan yang dihidangkan tidak, tertutup, makanan
basi.
b. Nutrisi dan metabolic
Hipertermi, penurunan berat badan total sampai 50%, dnokteksia,
muntah.
c. Eliminasi BAB
Feses encer, frekuensi bervariasi dari >dari 3 sampai 8 kali perhari
d. Aktivitas
Kelemahan tidak toleran terhadap aktivitas
e. Sensori
Nyeri ditandai ras sakit pada abdomen

13
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Tampak lemah dan kesakitan
b. Tanda vital
Berat badan menurun 2% dehidrasi ringan
Berat badan menurun 5 % dehidrasi sedang
Berat badan menurun 8% dehidrasi berat
TD menurun karena dehidrasi
RR meningkat karena hipermetabolisme, cepat dan dalam (kusmaul)
Suhu meningkat bila terjadi reaksi inflamasi
Nadi meningkat (nadi ferifer melemah)
c. Mata : cekung
d. Mulut : mukosa kering
e. Abdomen : turgor jelek
f. Kulit : kapilar refil >2.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan actual atau potensial,
dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara
akuntanbilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti
untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status
kesehatan klien (carpenito, 2000 gardon, 1976 dan nanda).

Diagnosa keperawatan pada pasien diare :


1. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolar-kapiler
2. Diare b.d proses infeksi,inflamasi diusus
3. Kekurangan volume cairan b.d kehilamgan caiaran aktif
4. Kerusakan integritas kulit b.d ekskresi/BAB sering

14
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan
intake makanan
6. Resiko syok (hipovolemik) b.d kehilangan cairan dan elektrolit
7. Ansietas b.d perubahan status kesehatan

C. Intervensi dan rasional


Intervensi adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih
dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil
diharapkan (Gordon, 1994)

Rasional adalah hal yang bisa dilakukan dengan hal yang ada.

1. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolar-kapiler

Tujuan :

Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam diharapkan masalah gangguan


pertukaran gas dapat teratasi

Kriteria hasil :

1) TTV normal
2) Mendemosntrasi batuk efektif dan
3) suara nafas bersih

15
Intervensi dan rasional :

1) Monitor respirasi dan status o2


Rasional : untuk mengetahui ekspirasi yang lama, periode apnea.
2) Atur intake dan output
Rasional : untuk cairan mengobtimalkan keseimbangan elektrolit
3) Lakukan suction
Rasional : untuk mengatasi obstruksi jalan nafas
4) Auskultasi suara nafas , catat apabila ada suara nafas tambahan
Rasional : untuk mengetahui apakah ada suara nafas tambahan.

2. Diare b.d proses infeksi,inflamasi diusus

Tujuan :

Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam diharapkan masalah diare dapat
teratasi

Kriteria hasil :

a. Pola eliminasi defekasi yang normal

b. Tidak ada darah atau lendir dalam feses

c. Mukosa bibir lembap

d. TTV dalam batas normal

Intervensi dan rasional :

a. Kaji dan observasi pola BAB (frekuensi, warna, konsistensi, jumlah


feses)

Rasional : Membantu membedakan penyakit individu dan mengkaji


beratnya tiap defekasi

16
b. Anjurkan pasien untuk menghindari susu, kopi, makanan pedas, dan
makanan yang mengiritasi saluran cerna

Rasional : Menghindari diare berlanjut

c. Berikan diet cair untuk mengistirahatkan usus

Rasional : Menghindari iritasi, meningkatkan istirahat usus

d. Anjurkan pasien untuk makan dalam porsi kecil, tetapi sering


dan tingkatkan kepadatannya secara bertahap

Rasional : Untuk menjaga asupan makanan yang dibutuhkan tubuh

3. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif

Tujuan :

Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam diharapkan masalah


Kekurangan volume cairan dapat teratasi

Kriteria hasil :

a. Mukosa bibir lembap

b. Turgor kulit elastis

c. TTV dalam batas normal

d. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

e. Intake dan output cairan seimbang

17
Intervensi dan rasional :

a. Pantau status hidrasi

Rasional : Untuk mengetahui adanya tanda-tanda dehidrasi dan


mencegah syok hipovolemik

b. Monitor intake cairan dan output

Rasional : Untuk mengumpulkan dan menganalisis data pasien


untuk mengatur keseimbangan cairan

c. Berikan terapi IV, sesuai program

Rasional : Untuk memberikan hidrasi cairan tubuh secara parenteral

d. Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan oral


Rasional : Untuk mempertahankan cairan

18
4. Kerusakan integritas kulit b.d ekskresi/BAB sering

Tujuan :

Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam diharapkan masalah


Kerusakan integritas kulit dapat teratasi

Kriteria hasil :

Kulit utuh dan

tidak ada lecet pada area anus.

Intevensi dan rasional :

a. Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap BAB

Rasional: Untuk mengetahui tanda-tanda iritasi pada kulit misal :

kemerahan pada luka..

b. Ajarkan selalu cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti


pakaian

Rasional : Untuk mempertahankan teknik aseptic atau antiseptik.

c. Hindari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab

Rasional : Untuk menghindari pada daerah anus terdapat

Kuman, bakteri, karena bakteri suka daerah yang lembab.

d. Observasi keadaan kulit

Rasional : Pada daerah ini meningkat resikonya untuk kerusakan dan


memerlukan pengobatan lebih intensif.

19
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan
intake makanan

Tujuan :

Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam diharapkan masalah


Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi

Kriteria hasil :

a. Memperlihatkan asupan makanan dan cairan yang adekuat

b. Pasien mampu menghabiskan diit satu porsi

c. Tidak ada mual muntah

Intervensi dan rasional :

a. Timbang BB pasien pada interval yang tepat

Rasional : Untuk memantau perubahan atau penurunan BB

b. Identifikasi faktor pencetus mual dan muntah

Rasional : Untuk memberikan tindakan keperawatan mengatasi


mual muntah

c. Berikan antiemetik dan atau analgesik sebelum makan atau


sesuai program

Rasional : Mengatasi atau menghilangkan rasa mual muntah

d. Tanyakan makanan kesukaan pasien dan sajikan dalam keadaan


hangat
Rasional : makanan kesukaan yang tersaji dalam keadaan hangat akan
meningkatkan keinginan untuk makan.

20
6. Resiko syok (hipovolemik) b.d kehilangan cairan dan elektrolit

Tujuan :

Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam diharapkan masalah Resiko syok
(hipovolemik) dapat teratasi

Kriteria hasil :

1. Nadi dalam batas normal


2. Irama jantung normal
3. Frekuensi nafas normal

Intevensi dan rasional :

1. Monitor suhu dan pernapasan


Rasional : pantau suhu dan pernapasan agar tidak terjadi syok. Jika
suhu terlalu tinggi maka seperti 40 c.
2. Monitor input dan output
Rasional : monitor cairan yang masuk dan yang keluar untuk
menghitung berapa banyak pasien kehilangan cairan.
3. Pantau nilai laboratorium
Rasional : hb, ht, agd, dan elektrolit.
4. Monitor tanda awal syok
Rasional : tanda- tanda terjadi nya syok harus diketahui oleh pasien
dan keluarga.

21
7. Ansietas b.d perubahan status kesehatan

Tujuan :

Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam diharapkan masalah Ansietas


dapat teratasi

Kriteria hasil :

1. Rasa takut dan


2. Cemas berkurang sampai hilang.

Intervensi dan rasional :

1) Kaji status mental termasuk ketakutan pada kejadian isi pikir.


Rasional : pada awal pasien dapat menyangkal dan represi untuk
menurunkan dan menyaring informasi keseluruhan

2) Jelaskan informasi tentang prosedur perawatan.


Rasional : pengetahuan apa yang diharapkan menurunkan

3) Bantu kelurga untuk mengekspresikan rasa cemas dan takut.


Rasional : keluarga mungkin bermasalah dengan kondisi pasien atau
merasa bersalah.

4) Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

Rasional : berikan obat agar pasien tidak mengalami kecemasan dan


kecemasan bisa berkurang.

22
D. Implementasi
Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).
Contoh Tabel implementasi :
No Dx Hari/ tanggal/ Implementasi Evaluasi
pukul

E. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yg
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Perawat dapat memonitor kealpaan yg
terjadi slm tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan.
Contoh Tabel evaluasi :

No Dx Hari/ tanggal/ Catatan Paraf


pukul perkembangan

23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa
darah atau lendir dalam tinja. Diare juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan
dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer
atau cair.

Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak
normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat
disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya
proses inflamasi pada lambung atau usus.

B. Saran
Dengan dibuatnya askep pada pasien yang mengalami diare ini diharapkan
mahasiswa untuk lebih memahami, mengetahui dan mengerti tentang konsep
dasar medis dan konsep asuhan keperawatan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Huda nurarif, Amin dan Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi jilid 1. Jogjakarta:
MediAction publishing.

Herdman, T Heater. 2015. Diagnosis keperawatan: definisi dan klasifikasi 2015-


2017. Jakarta: ECG

https://id.scribd.com/doc/305176383/RASIONAL-DONGES

http://eprints.ums.ac.id/25948/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdf

25

Anda mungkin juga menyukai