Didesa Suak Ribee terdapat satu orang dengan gangguan jiwa perilaku
kekerasan. Data yang didapatkan dari keluarga ketika tim kesehatan melakukan
kunjungan didapatkan data bahwa keluarga pasien mengatakan sangat khawatir
dengan perilaku pasien karena semenjak dia tidak lulus ujian sekolah dia seperti
putus asa dan suka menarik diri serta tingkah laku yang mengalami perubahan
sangat drastis seperti mata melotot, pandangan tajam, tangan mengepal, rahang
mengatup, berbicara dengan nada keras, kasar, dan ketus. Pihak keluarga
mengatakan perubahan yang terjadi pada anak mereka sudah 1 bulan yang lalu.
Dan pihak keluarga juga sudah mencoba membawa pasien ke pelayanan
kesehatan terdekat tetapi pasien mengamuk jika dia dibawa ke pelayanan
kesehatan. Dan akhirnya keluarga pun melaporkan perubahan sikap dan tingkah
laku pasien ke tim kesehatan pelayanan terdekat dengan harapan tim kesehatan
dapat menyembuhkan pasien seperti dulu lagi.
Tak lama kemudian pak Ardi dan buk Ani pun muncul
Buk Ani : Maaf ya menunggu lama (sambil tersenyum)
Perawat 1 : Iya tidak apa-apa ibu
Buk Ani : Ini pasti dari tim kesehatan ya?
Perawat 1 : Iya betul sekali ibu…Perkenalkan nama saya Susi dan ini teman
saya Aurin dan Rina .Tujuan kami kemari ingin memberikan
asuhan keperawatan kepada anak ibu yang bernama Tn. H dan
juga kami nanti akan mengajarkan pihak keluarga bagaimana cara
merawat dan menghadapi pasien ketika sedang amuk.
Pak Ardi : Iya buk…anak saya beberapa hari ini sering sekali amuk dan juga
suka melempar barang-barang yang ada
Perawat 1 : Lalu apa yang bapak lakukan ketika anak bapak mengalami amuk
secara tiba-tiba
Pak Ardi : Ya saya kunci dikamar buk karena saya juga takut dia mencelakai
orang-orang disekitar dia
Buk Ani : Iya biasa itu yang kami lakukan jika dia sedang amuk tapi kalau
dia udah mulai reda emosi kami buka kembali pintu kamarnya…
kami melakukan itu karena juga gak tau cara lain bagaimana
menghadapi dia.
Perawat 3 : Baiklah bapak dan ibu bagaimana kalau kami mengajarkan kepada
bapak dan ibu cara merawat pasien dengan baik dan benar,
apakah bapak dan ibu setuju?
Pak Ardi : Saya setuju karena saya sangat berharap anak saya bisa seperti dulu
lagi
Perawat 3 : Baiklah bapak nanti jika pasien sudah menampakkan tanda-tanda
ingin mengamuk bapak bisa mengajarkan ke pasien bagaimana
teknik relaksasi nafas dalam dan memukul bantal
Pak Ardi : Bagaimana caranya teknik itu buk?
Perawat 2 : Saya akan mengajarkan satu persatu cara nya ya pak buk...cara
pertama kita akan melakukan teknik relaksasi nafas dalam ini
gunanya untuk mengatasi marahnya Tn. H
Buk Ani : Iya bu
Perawat 2 : Ikuti instruksi dari saya ya pak buk..
(Keesokan harinya tim kesehatan mendatangi rumah pak Ardi dan buk Ani lagi
untuk bertemu dengan Tn. H)
Perawat 1 : (mengetuk pintu ) Assalamualaikum
Buk Ani : Waalaikumsalam, silahkan masuk buk
Perawat 1 : Baik buk….oh ya Tn. H dimana buk?
Buk Ani : Sebentar saya panggil kan ya buk?
Perawat 1 : Iya buk
(Menunggu)
Bur Ani : Perkenalkan ini ibu susi. Ibu ini ingin berjumpa dengan kamu
(memperkenalkan kepada anaknya)
Perawat 1 : Perkenalkan nama saya Susilawati saya senang dipanggil susi. Oh
ya nama kamu siapa? Dan senang dipanggil apa?
(kebetulan pagi itu mood pasien sedang bagus dan dia mau berbicara dengan
perawat)
Pasien Tn. H : Hendra Saputra, panggil aja hendra
Perawat 1 : Bolehkan kita berbincang-bincang berdua?
Pasien : Iya boleh tapi jangan lama-lama
(Buk Ani pun meninggalkan mereka berdua di ruang tamu dan percakapan
berlanjut)
Perawat 1 : Apa kamu kita berbincang-bincang di luar atau disini saja?
Pasien : Disini saja
Perawat 1 : Kamu mau berapa lama berbincang-bincangnya? Bagaimana kalau
15 menit?
Pasien : Boleh
Perawat : Oke…saya mau bertanya sama kamu apa sih keuntungan dan
kerugian kalau kita marah dan kesal?
Pasien : Gak ada keuntungan
Perawat 1 : Jadi kenapa juga kamu suka marah-marah? Boleh kah saya tahu
Pasien : Saya marah sama diri saya sendiri karena saya bodoh masa ujian
sekolah saja saya gak lulus memang saya ini orang yang gak
berguna.
Perawat 1 : Siapa bilang kamu tidak berguna? Kamu berguna kok untuk
Orang tua kamu
Pasien : Apa yang mau dibanggakan dari saya (nada ketus)
Perawat 1 : Orang tua kamu bangga punya kamu yang secara kamu itu baik dan
juga patuh sama orang tua kata orang tua kamu. Oh ya kamu mau
gak saya ajarkan teknik untuk kamu bisa mengontrol marah
kamu?
Pasien : Iya boleh (ketus)
Perawat 1 : Baiklah saya akan menganjarkan kamu teknik relaksasi nafas dalam
itu gunanya agar kamu dapat mengontrol marah.
Pasien : Bagaimana caranya?
Perawat 1 : Ikuti instruksi dari saya ya?
Pasien : (mengangguk dan mengikuti intruksi yang diberikan)
Perawat 1 : Tarik napas panjang secara perlahan dari hidung, tahan sebentar
dan keluarkan secara perlahan dari mulut seperti menghebuskan
kekesalan yang sedang kamu rasakan. Bagaimana? Apa sudah
mengerti dan paham cara melakukannya?
Pasien : belum
Perawat 1 : Ya sudah kita ulang kembali (menginstruksikan)
Pasien : (Mengikuti instruksi)
Perawat 1 : Nah cara yang tadi dapat kamu lakukan jika kamu mulai merasakan
ingin marah. Apakah kamu sudah dapat melakukannya tanpa
instruksi dari saya?
Pasien : Iya saya bisa
Perawat 1 : Baiklah kalau begitu. Terima kasih atas waktu bercakap-cakapnya
Pasien : Iya…apa aku boleh pergi?
Perawat 1 : Iya silahkan
(Pasien meninggal kan perawat yang ada diruang tamu dan kembali ke kamar nya
dan tiba lah buk Ani)
Buk Ani : Bagaimana buk? Apa dia ada marah-marah saat berbicara tadi?
Perawat 1 : Tidak kok buk hanya saja mungkin dia masih takut dan ragu
berbicara dengan orang yang belum sangat kenal.
Buk Ani : Alhamdulillah lah buk (sambil tersenyum)
Perawat 1 : Baiklah ibu kalau begitu saya pamit dulu terimah kasih,
Assalamualaikum
Buk Ani : Iya buk, Waalaikumsalam