Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


GEA adalah defekasiencer lebih dari 3 x dalam sehari dengan atau tanpa
darah dan atau lender dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara
mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya
sehat.
Diare sering disebut gastroenteritis, menyebabkan banyak kematian pada
anak kecil, kematian karena penyakit diare disebabkan oleh dehidrasi akibat diare
dan muntah. Diare dan muntah menyebabkan hilangnya air dan garam dari dalam
tubuh. Ada banyak keadaan yang dapat menyebabkan diare pada anak kecil.
Keadaan nutrisi anak adalah sangat penting. Anak-anak yang tidak tumbuh dengan
baik sering sekali terkena diare. Jika mereka terkena diare, keadaannya biasa lebih
berat disbanding anak-anak dengan nutrisi baik. Penyebab utama diare adalah :
a. Infeksi usus oleh virus, bakteri atau penyakit
b. Infeksi lain. Infeksi apapun pada anak seperti otitis media, pneumonia,
campak dapat menyebabkan diare dan muntah.
c. Malaria merupakan penyebab diare atau muntah yang sering terjadi pada
anak.
d. Diit makanan yang merangsang usus dapat menyebabkan diare
e. Malnutrisi energy protein sering menyebabkan diare.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada anak yang menderita
GEA

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian yaitu melalui anamneses dan pemeriksaan fisik pada


anak dengan GEA
b. Mengintepretasikan data diagnose dan masalah
c. Menentukan diagnose dan masalah potensial pada anak dengan GEA
d. Menentukan tindakan kebutuhan segera pada anak dengan GEA
e. Menyusun rencana tindakan sesuai dengan diagnose dan masalah
f. Melakukan implementasi
g. Melakukan evaluasi
1.3 Manfaat
a. Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam perawatan pada anak dengan
GEA
b. Institusi
Menciptakan ,mahasiswa yang potensial menjadi bidan yang profesional
c. Bagi lahan praktek
Memberi pengetahuan dan ketrampilan baru bagi mahasiswa

iv
1.4 Metode Penulisan
Pada penulisan laporan ini, penulis menggunakan metode studi pustaka dalam
bentuk studi kasus.

1.5 Tekhnik pengumpulan data


a. Wawancara meliputi biodata, keluhan utama, riwayat kesehatan atau penyakit,
riwayat antenatal, natal dan post natal, imunisasi.
b. Pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan umum, fisik, dalam, penunjang
c. Pengkajian melalui status medik yang ada di ruang Flamboyan RSU Wahidin
Sudiro Husodo Mojokerto.

1.6 Sistematika Penulisan


BAB I : Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Tujuan
c. Manfaat
d. Metode Penulisan
e. Tekhnik Pengumpulan Data
f. Sistematika Penulisan

BAB II : Tinjauan Teori


a. Definisi
b. Etiologi
c. Gambaran Klinis
d. Komplikasi
e. Prognosis
f. Penatalaksanaan
g. Tinjauan Manajemen
BAB III : Tinjauan Kasus
a. Pengkajian
b. Identifikasi Masalah atau Diagnosa
c. Antisipasi Masalah Potensial
d. Identifikasi Kebutuhan Segera
e. Intervensi
f. Implementasi
g. Evaluasi
BAB IV : Pembahasan

BAB V : Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
Daftar Pustaka

iv
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Diare adalah frekuensi BAB lebih dari 4 x pada bayi dan lebih dari 3 x pada
anak, dengan konsistensi encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur
lender atau lender saja ( Aziz, 2006 )
Diare didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana terjadi perubahan dalam
kepadatan karakter tinja dan atau tinja cair, dikeluarkan 3 x atau lebih per hari (Dr.
Savitri R, 2007 : 13)
Diare adalah defkasi encer lebih dari 3 x sehari dengan atau tanpa darah dan
lender dalam tinja ( Arif Mansjoer, 2000 : 470 )
Diare akut adalah defekasi encer lebih dari 3 x dalam sehari dengan atau
tanpa darah dan atau lender dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara
mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya
sehat.

iv
2.2 Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa factor :
a. Faktor infeksi
1. Infeksi enteral adalah infeksi saluran pencernaan makanan yamg merupakan
penyebab utama diare pada anak. Meliputi sbb :
 Infeksi bakteri : vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, dll.
 Infeksi virus : enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus,
Norwalk,dll.
 Infeksi parasit : cacing, protozoa, jamur kandida, E. Histolytica,
G. Lamblia, Balatidium coli, Askaris,
Trikuris,Strongiloideus, dll.
2. Infeksi parenteral adalah infeksi di luar alat pencernaan makanan, seperti
otitis media akut, fonsilitis atau fosilofaringitis, bronkopneumonia,
ensetalitis, dll. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak berumur di bawah
2 tahun.
b. Faktor Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida ( intoleransi laktosa, maltose dan
galaktosa)
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
d.Imunodefisiensi
e. Psikologis : rasa takut dan cemas

Berdasarkan patofisiologisnya, maka penyebab diare dibagi menjadi :


1. Diare sekresi yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, kuman pathogen dan
apatogen, hiperperisteltik usus halus skibat bahan kimia atau makanan,
gangguan psikis, gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan defisiensi imun
terutama Ig A sekretorik.
2. Diare osmotic yang dapat disebabkan oleh malabsorbsi makanan, kekurangan
kalori protein (KKP), atau bayi BBLR dan bayi baru lahir.

Pada diare akan terjadi kekurangan air (dehidrasi), gangguan


keseimbangan asam basa (asidosis metabolic) yang secara klinis berupa
pernafasan kusmaul, hipoglikemia, gangguan gizi dan gangguan sirkulasi.

2.3 Gambaran Klinis

iv
Mula-mula bayi anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja
cair dan mungkin disertai lender dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah
menjadi kehijau-hijauan karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin
asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa yang
tidak dapat diabsorbsi usus selama diare.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah diare dan dapat
disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan
asam basa dan elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan
elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit
berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lender bibir dan
mulut serta kulit tampak kering.

Menurut lama waktu, diare dibagi menjadi :


1. Diare Ringan
 Diare berlangsung ± 3-5 hari
 Frekuensi BAB berkurang dengan bentuk dam konsistensi cair,
berlendir atau darah
 Dapat juga disertai muntah, anoreksia, panas, kembung
 Keadaan : ubub-ubun besar agak cekung, mata agak cowong, bibir agak
kering
2. Diare Sedang
 Berlangsung ± 5-7 hari
 Disertai muntah, kembung, frekuensi BAB bertambah dengan bentuk
dan konsistensi cair, berlendir ataupun darah
 Keadaan : ubun-ubun besar cekung, mata cekung, bibir kering, turgor
menurun, gekisah, pernafasan agak cepat, nadi cepat, kulit atau selaput
lender kering.
3. Diare Berat atau Kronis
 Berlangsung labih dari 2 minggu, disertai gejala infeksi dan gangguan
gizi.
 Frekuensi BAB bertambah dengan bentuk dan konsistensi pernafasan
kusmaul (cepat dan dalam). Keadaan jaringan ubun-ubun besar cekung
sekali, mata cekung sekali, hingga turgor kulit menurun sekali, bibir
kering, kulit atau selaput lender kering sekali atau asidosis

Pemeriksaan klinik derajat dehidrasi menurut Haroen Noerasid :


1. Dehidrasi ringan : rasa haus dan oliguria ringan
2. Dehidrasi sedang : dehidrasi ringan + turgor menurun, ubun-ubun besar dan
mata cekung
3. Dehidrasi berat : dehidrasi sedang + somnolen, soopor, kusmaul, shock

2.4 Komplikasi

iv
Dehidrasi, renjatan hipovolemik, hipokalemia, intoleransi laktosan sekunder,
kejang atau malnutrisi energy protein.

2.5 Prognosis
Biasanya setelah pengobatan selama 5 hari tidak diperlukan tindak lanjut.
Namun beberapa anak mempunyai resiko yang lebih tinggi dan harus diawasi,
yaitu : bayi, anak kurang gizi, anak yang tidak mendapat ASI dan yamg mengalami
dehidrasi.

2.6 Penatalaksanaan
Prinsip :
1. Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan lektrolit tanpa melihat
etiologinya. Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan dan
elektrolit secara cepat (terapi rehidrasi) kemudian mengganti cairan yang hilang
sampai diarenya berhenti (terapi rumatan). Jumlah cairan yamg diberikan harus
sama dengan jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan muntah
( Previus Water Lossew atau PWL ) ditambah dengan banyaknya cairan yang
hilang melalui keringat, urin dan pernafasan ( Normal Water Losses atau
NWL ) dan ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan
muntah yang masih terus berlangsung ( Concomittant Water Losses atau
CWL ). Jumlah ini bergantung pada derajat dehidrasi.
Jumlah ini tergantung pada derajat dehidrasi serta berat badan masing-masung
anak atau golongan umur.
 Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur kurang dari 2 tahun ( berat badan
3-10 kg) sesuai dengan derajat dehidrasi.
Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah
Ringan 50 100 25 175
Sedang 75 100 25 200
Berat 125 100 25 250

 Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur 2-5 tahun ( berat badan 10-
15 kg ) sesuai dengan derajat dehidrasi.
Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah
Ringan 30 80 25 135
Sedang 50 80 25 155
Berat 80 80 25 185

 Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur lebih dari 15 tahun ( berat badan
15-25 kg )sesuai dengan derajat dehidrasi.
Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah
Ringan 25 65 25 115
Sedang 50 65 25 140
Berat 80 65 25 170

iv
2. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk
menghentikan efek buruk pada status gizi.
3. Antibiotik dan anti parasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak ada
manfaatnya untuk kebanyakan kasus, termasuk diare berat dan diare dengan
panas, kecuali pada :
- Disentri, bila tidak berespon pikirkan kemungkinan amoetriasis
- Suspek kolera dengan dehidrasi berat
- Diare persisten
4. Obat-obat anti diare meliputi antimotilitas ( misal : loperamid, difenoksilat,
kodein, opium ), adsorben ( misal : norit, koalin, attapulgit ). Antimuntah
termasuk prometazin dan klorpomazin. Tidak satupun obat-oabat ini terbukti
mempunyai efek yang nyata untuk diare akut dan beberapa malahan
mempunyai efek yang membahayakan obat-obat ini tidak boleh diberikan pada
anak berumur kurang dari 5 tahun.

Penilaian Derajat Dehidrasi


Penilaian A B C
Lihat :
K/U Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai atau
tidak sadar.
Mata Normal Cekung
Sangat cekung
Air Mata Ada Tidak ada dan kering
Mulut dan lidah Basah Kering Tidak ada
Rasa haus Minum biasa, Haus, ingin Sangat kering
Malas minum
tidak haus minum banyak
atau tidak bisa
Periksa :
Turgor kulit minum.
Kembali cepat Kembali lambat
Hasil pemeriksaan Kembali sangat
Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan
lambat
atau sedang ( Bila
Dehidrasi berat
ada 1 tanda + 1
( Bila ada 1 tanda
Terapi atau lebih tand
Rencana terapi A + 1 atau lebih
lain )
tanda lain )
Rencana terapi B
Rencana terapi B

 Rencana Pengobatan A
Digunakan untuk :
1. Mengatasi diare tanpa dehidrasi
2. Meneruskan terapi diare di rumah
3. Memberikan terapi awal bila anak terkena diare lagi

3 cara dasar terapi di rumah :


1. Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi
- Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti oralit, makana
cair ( sup, air tajin, yoghurt ) atau air matang. Gunakan larutan oralit

iv
untuk anak seperti dijelaskan dalam kotak di bawah ( catatan : bila anak
berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan padat lebih baik
deberi oralit dan air matang daripada makanan yang cair )
- Berikan larutan ini sebanyak anak mau
- Teruskan pemberian larutan ini hingga diare anak berhenti
2. Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi
- Teruskan ASI atau susu yang biasa diberikan
- Untuk anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum mendapat makanan padat
dapat diberikn susu yang dicairkan dengan air yang sebanding selama 2 hari
- Bila anak berusia lebih dari atau 6 bulan atau telah mendapat makanan
padat:
o Berikan bubur stsu campuran tepung lainnya, bila mungkin dicampur
dengan kacang-kacangan, sayur, daging atau ikan, tambahkan 1 atau 2
sendok the minyak sayur tiap porsi.
o Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menambah kalium
o Berikan makanan yang segar, masak dan haluskan atau tumbuk dengan
baik
o Dorong anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 6 x sehari
o Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti dan berikan makanan
tambahan setiap hari selama 2 minggu.

Bawa anak kepada petugas bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau menderita
sbb :
1. BAB cair sering sekali
2. Muntah berulang-ulang
3. Sangat haus sekali
4. Makan atau minum sedikit
5. Demam
6. Tinja berdarah
Jika anak akan diberi larutan diare di rumah, tunjukkan kepada ibu jumlah oralit
yang diberikan setiap hbis BAB dan berikan oralit yang cukup untuk 2 hari.

Takaran Pemberin Oralit


Umur Jumlah Cairan
Di bawah 1 th 3 jam pertama 1½ gelas, selanjutnya ½ gelas setiap kali mencret
Di bawah 5 th 3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1 gelas setiap kali mencret
Di atas 5 th 3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1½ gelas setiap kali mencret
Anak di atas 12 3 jam pertama 12 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap kali mencret
th dan dewasa ( 1 gelas : 200 cc )

Cara membuat oralit :


1. Sediakan 1 gelas air yang telah dimasak atau air teh ( 200 cc )
2. Masukkan 1 bungkus oralit 200 cc
3. Aduk sampai larut benar
4. Larutan oralit dapat kita buat sendiri dengan cara 1 gelas air matang ditambah 2
sendok gula dan 1 sendok garam lalu diaduk.

Cara memberikan Oralit :

iv
1. Berikan sesendok the tiap 1-2 menit untuk anak berumur kurang dari 2 tahun
2. Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak yang lebih tua
3. Bila anak muntah, tunggulan 10 menit. Kemudian berikan cairan lebih sedikit.
4. Bila diare berlanjut setelah bungkus oralit habis, beritahu ibu untuk memberikan
cairan lain seperti dijelaskan dalam cara pertama atau kembali kepada petugas
kesehatan untuk mendapatkan tambahan oralit.
5. Larutan oralit tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.

 Rencana Pengobatan B
Dalam 3 jam pertama, berikan 75 ml / kg BB atau bila berat badan tidak
diketahui dan atau memudahkan di lapangan, berikan oralit paling sedikit sesuai
tabel berikut ini :
Jumlah oralit yang diberikan pada 3 jam pertama :
Umur Kurang dari 1 th 1-5 th Lebih dari 5 th Dewasa
Jumlah Oralit 300 ml 600 ml 1200 ml 2400 ml

 Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah


 Dorong ibu untuk meneruskan ASI
 Untuk bayi kurang dari 6 bulan yang tidak mendapat ASI, berikanlah
juga 100-200 ml air masak selama masa ini

 Amati anak dengan seksama dan bantu ibu memberikan oralit


- Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan
- Tunjukkan cara memberikannya → sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak
berumur kurang dari 2 tahun, beberapa teguk dari cangkir untuk anak yang
lebih tua.
- Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah
- Bila anak muntah, tunggu 10 menit, kemudian teruskan pemberian oralit
tetapi lebih lambat, misalnya sesendok tiap 2-3 menit
- Bila kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air
masak atau ASI. Beri oralit sesuai rencana A bila bengkak telah hilang.
 Setelah 3-4 jam, nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian, kemudian
pilih rencana A, B, atau C untuk melanjutkan pengobatan.
- Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke rencana A. Bila dehidrasi telah hilang,
anak biasanya kencing dan lelah kemudian mengantuk.
- Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan atau sedang, ulangi rencana B,
tapi tawarkan makanan, susu dan sari buah seperti rencana A
- Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan rencana B
 Bila ibu harus pulang sebelum selesai rencana pengobatan B :
- Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam pengobatan 3 jam di
rumah
- Berikan bungkus oralit untuk rehidrasi dan untuk 2 hari lagi seperti
dijelaskan dalam rencana A
- Tunjukkan cara menyiapkan larutan oralit
1. Memberikan oralit atau cairan lain hingga berhenti
2. Memberi makanan enak
3. Membawa anak ke petugas kesehatan bila perlu

iv
 Rencana Pengobatan C

Dapatkah Mulai diberi cairan Ivsegra bila penderita bisa


anda Ya minum, berikan oralit sewaktu cairan IV
memberikan dimulai. Beri 100 mg / kg RL
cairan IV Umur Pemberian I Pemberian II
Bayi < 12 bln 1 jam 5 jam
Anak > 1 th ½ - 1 jam 2½ - 3 jam
- Ulangi bila nadi masih lemah atau tidak
teraba
- Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam. Bila
rehidrasi belum tercapai, percepat tetesan
IV
- Juga berikan oralit ( 5 ml / kg / jam ) bila
Tidak penderita bisa minum, biasanya setelah 3-4
jam ( bayi ) / 1-2 jam ( anak)
- Setelah 3-6 jam ( bayi ) / 3 jam ( anak )
nilai lagi penderita menggunakan bagan
penilaian. Kemudian pilihlah rencana yang
sesuai ( A, B, dan C ) untuk melanjutkan
pengobatan.

Adakah - Kirim penderita untuk pengobatan IV


pengobatan - Bila penderita bisa minum, sediakan oralit
terdekat Ya untuk ibu dan tunjukkan cara memberikan
( dalam 30 selama di perjalanan
menit )

Tidak

Apakah ana - Mulai rehidrasi dengan selang NGT


dapat - Berikan 20 ml / kg / jam selamam 6 jam
menggunakan - Nilai penderita setiap 1-2 jam
pipa NGT Ya  Bila muntah atau perut kembung berikan
untuk cairan pelan-pelan
rehidrasi  Bila rehidrasi tidak tercapai selama 3 jam,
kirim penderita untuk terapi IV
 Setelah 6 jam nilai kembali penderita dan
pilih rencana pengobatan yang sesuai

Tidak

Apakah - Mulai rehidrasi melalui mulut dengan oralit


penderita bisa - Berikan 10 ml / kg / jam selama 6 jam
minum ? - Nilai penderita tiap 1-2 jam

iv
Ya

Tidak

Segera kirim
anak untuk
rehidrasi
melalui NGT

Pencegahan diare :
1. Menggunakan air bersih
2. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
3. Penggunaan jamban untuk pembuangan tinja
4. Memberikan ASI
5. Memperbaiki PASI
6. Memberikan imunisasi campak, karena diare sering timbul menyertai campak

2.7 Tinjauan Manajemen


I Pengkajian
Mengumpulkan semua informasi dan data yang akurat dan lenkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisim klien. Langkah
ini menentukan pengambilan keputusan yang akan dibuat pada
langkah berikutnya sehingga pengkajian harus komprehensif,
meliputi :
a. Data Subyektif
Hasil anamneses dengan klien, suami atau keluarga klien
b. Data Obyektif
Hasil dari pemeriksaan, baik pemeriksaan umum, fisik,
dalam, maupaun penunjang.

II Identifikasi Masalah dan Diagnosa


Kesimpulan kondisi klien yang dirumuskan dengan menggunakan
nomenklatur kebidanan. Sedangkan masalah dirumuskan jika tenaga
kesahatan menemukan kesenjangan yangb terjadi pada respon klien
terhadap kondisinya.

III Antisipasi Masalah Potensial


Mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dari kondisi yang
sudah terjadi.

IV Identifikasi Kebutuhan Segera


Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, baik tindakan
intervensi, konsultasi, kolaborasi dngan dokter atau rujukan
berdasarkan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan

iv
kesinambungan dari proses pelaksanaan kebidanan dalam kondisi
emergency. Jika mungkin diperlukan data baru yang lebih specific
sehingga bias dapat diketahui penyebab masalah yang ada

V Intervensi
Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat, nasional
dan benar – benar nyata berdasarkan pengetahuan dan teori yang up
to date serta telah dibuktikan bahwa tindakan tersebut bermanfaat
berdasarkan penelitian, langkah ini merupakan kelajnutan
penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnose yang telah
diidentifikasi yang sifatnya segera ataupun rutin.

VI Implementasi
Merupakan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah ke lima yang dilaksanakan secara efisien, efektif dan
aman. Pelaksanaan dapat oleh bidan, perawat, atau tenaga kesehatan
lain.

VIII Evaluasi
Dilakukann evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan.
Proses penatalaksanaan ini merupakan suatu kegiatan yang
berkesinambungan maka perlu mengulang kembali dari awal setiap
asuhan yang tidak efektif melalui pengkajian ulang.

BAB III
TINJAUAN KASUS

iv
Tanggal : 29 Juni 2009
Jam : 11.00 WIB
MRS : 26 Juni 2009
Dx : GEA
Reg : 278496
3.1 Pengkajian
a. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Anak : An. “R”
Usia : 6 bulan
Anak ke :2
Jenis kelamin : Laki-laki
Identitas orang tua
Nama ibu : Ny. “S” Nama Suami : Tn. “S\J”
Usia : 30 th Usia : 33 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : STM
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Tarik - Sidoarjo Alamat : Tarik - Sidoarjo
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya, karena sudah periksa ke klinik dan
dapat obat tidak ada perkembangan.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya masih panas dan masih berak cair
4. Riwayat Kesehatan yang Lalu.
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit menular seperti penyakit
kuning, batuk berdarah,AIDS. Anaknya juga tidak pernah menderita penyakit
menurun dan menahun seperti kencing manis, sesak dan jantung. Anaknya tidak
pernah dirawat di RS sebelumnya.
5. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan anaknya panas sejak Rabu, 24 Juni 2009 disertai muntah dan
mencret. BAB 10 x / hari. Akhirnya tanggal 26 Juni 2009 pukul 03.20 ibu
membawa anaknya ke UGD, lalu dianjurkan untuk MRS, pukul 05.00 anak
dipindah ke ruang Flamboyan untuk mendapat perawatan.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit menular seperti
penyakit kuning, batuk berdarah, AIDS. Serta tidak ada keluarga yang menderita
penyakit menurun dan menahun seperti kencing manis, sesak dan jantung.
7. Riwayat antenatal, natal, dan post natal
 Antenatal
 TM I : Ibu mengatakan tidak mengalami mual muntah seperti
saat hamil muda pertama. Ibu rutin periksa ke bidan 1 bulan sekali,
dapat tablet besi diminum sampai habis. Ibu dapat penyuluhan tentang
gizi seimbang untuk ibu hamil.
 TM II : Ibu mengatakan sering merasakan nyeri di perut bagian
bawah, pada saat usia kehamilannya 5 bulan, ibu periksa ke dokter dan
menjalani USG, hasilnya bayi tunggal hidup, letak plasenta menutupi

iv
jalan lahir. Ibu mendapat resep obat pengurang rasa nyeri dan vitamin
dari dokter.
 TM III : Ibu mengatakan periksa ke bidan 2 minggu sekali dan
ibu disarankan melahirkan dengan operasi. Ibu mendapat vitamin dari
bidan
 Natal
Ibu mengatakan melahirkan secara operasi di RS Citra Medika dengan indikasi
plasenta previa, pada tanggal 26 Desember 2008, jenis kelamin laki-laki, BBL :
3300 gr, PB : 50 cm.
 Post Natal
Ibu mengatakan sering merasa nyeri di luka bekas operasi, ibu juga
memberikan ASI eksklusif pada anak keduanya. Ibu tidak mengalami penyulit
apapun.
8. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah anak pertamanya berusia 2 bulan, ibu memakai KB pil
selama 6 tahun sampai hamil anak keduanya.
9. Pola Kebiasaan sehari – hari
Pola Sebelum MRS Selama MRS
Nutrisi Ibu mengatakan anaknya Ibu mengatakan anaknya makan
malas makan, hanya minum bubur halus 3 x / hari, porsi
ASI sedang, dan minum ASI
Eliminasi BAK : 6 kali / hari BAK : 8 kali / hari
BAB : 10 kali / hari, BAB : 3 hari sekali, konsistensi
konsistensi cair, warna kuning, lembek, berbiji, berlendir, warna
tidak disertai darah kuning.
Aktivitas Ibu mengatakan anaknya Ibu mengatakan setelah anaknya
sering rewel dirawat selama 2 hari, anaknya
kembali aktif seperti biasanya
dan tidak rewel lagi
Istirahat Tidur siang : biasanya 3 x / Tidur siang : 3 / hari, @ ± 1 jam
Tidur malam : ± 9 jam / hari,
hari, @ 1-2 jam, sering rewel
Tidur malam : 8 jam / hari, jarang tebangun
sering terbangun
Personal Mandi 2 kali / hari, ganti Anak hanya seka setiap pagi dan
hygiene pakaian setiap hari sore. Ganti baju tiap hari

10. Riwayat imunisasi


Imunisasi I II III IV V VI
BCG Lahir 1 bulan 2 bulan - - -
DPT 2bulan 4 bulan 6 bulan 18 bulan 5 tahun 12 tahun
Campak 6 tahun - - - -
9 bulan
Polio 2 bulan 4 bulan 6 bulan 18 bulan 5 tahun
Hepatitis B Lahir 1 bulan 3/4 /5/ 6 - - -
bulan
Lahir

iv
Ibu mengatakan anaknya sudah mendapat imunisasi BCG saat anaknya berumur 7
hari secara IC. Anaknya juga sudah mendapat imunisasi DPT 3 x saat usia 2, 3, 4
bulan secara SC. Imunisasi polio 4 x saat usia 1, 2, 3, 4 bulan secara oral dan
hepatitis B 3 x, yaitu saat lahir, 3 bulan, dan 4 bulan secara im.
11. Data Psikososial
Ibu mengatakan sejak sakit anaknya rewel
12. Data Sosial Budaya
Ibu mengatakan di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar rumahnya mesih
menganut budaya jawa seperti neloni, mitoni, pupak puser, brokohan, akekah.
13. Data Spiritual
Ibu mengatakan sekeluarga beragama islam, sering mengajarkan hal-hal yang
bersifat religi pada kedua anaknya.

b.Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
K/U : Lemah
Kesadaran : Composmentis
TTV : Suhu : 37,9º C
Nadi : 120 x / menit
RR : 65 x / menit
BB sekarang : 8,5 Kg

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Bentuk bundar, rambut tipis merata, warna coklat, tidak rontok,
kulit kepala bersih, tidak ada ketombe dan kutu, UUB agak
cekung
Wajah : Simetris, tidak odema, terlihat pucat,
Mata : Simetris, Palpebra tidak odema, sclera tidak ikterus, konjungtiva
tidak anemis, tidak ada secret, isokor, gerakan bola mata normal,
terlihat cowong.
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping
hidung, tidak ada polip
Mulut : Bibir agak kering, warna pucat, tidak ada stomatitis, belum
tumbuh gigi, tidak ada pembesaran kelenjar tonsil
Telinga : Simetris, tidak ada serumen,bersih
Leher : Tampak adanya denyut nadi karotis, tidak tampak pembesaran
kelenjar tiroid
Thorax : Bentuk normal, simetris, tidak ada traksi intercostae
Abdomen : Tidak tampak adanya luka parut dan pembesaran abnormal
Genitalia : Jenis kelamin laki-laki, tidak ada hipospadia dan epoispadia
Anus : Tampak sedikit lecet
Ekstremitas atas : Simetris, tidak poli dan sindaktil, tidak odema, terpasang
infuse di tangan kanan
Ektremetas bawah: Simetris, tidak poli dan sindaktil

b. Palpasi
Kepala : Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan

iv
Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas : Turgor kulit berkurang, kembali dalam waktu 3 detik

c. Auskultasi
Thorax : tidak ada ronki dan whizzing, tidak ada bunyi mur – mur,
hanya S1 dan S2
Abdomen : Terdengar bising usus 10-14 x / menit ( normal : 7-8 x / menit )

d. Perkusi
Thorax : Intensitas suara paru – paru kiri dan kanan sama
Abdomen : Tidak meteorismus

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan DDST
Tanggal : 29- 6 - 2009
TTL : 26- 12 – 2009
Usia anak : 6 bulan
 Personal Sosial
- Mula-mula malu-malu terhadap orang lain :P
- Menentang jika mainannya diambil :P
- Bermain cilukba :P
- Berusaha mencapai mainan :P
- Dapat makan biscuit sendiri :P
 Fine Adaptif
- Berhasil mengambil manik-manik :P
- Duduk mengambil 2 kubus :F
- Duduk mencari benang :F
- Memindahkan kubus ke tangan lain :P
 Language
- Meniru bunyi kata-kata :P
- Papa atau Mama :P
- Berpaling terhadappanggilan :P
 Gross Motor
- Berdiri dengan bantuan :P
- Duduk dengan pegangan :F
- Belajar berdiri :F
- Bangkit duduk dengan kepala tegak :F
Kesimpulan :
Dari pemeriksaan DDST di atas, disimpulkan bahwa An. “R” suspect
karena didapat 2 caution pada sector gross motor.

b. Pemeriksaan Lab
Tanggal : 26 Juni 2009
Hb : 11,4 gr / dl Leucocyte : 8400
PLT : 306 PCV : 29
LED : 4/7 mm/jam Diff-Count : 69 / 21 / 10
BBS :7 Trombosit : 306.000

iv
3.2 Identifikasi Masalah dan Diagnosa
Ds : Ibu mengatakan anaknya mencret, BAB 10 x / hari, disertai panas
dan muntah 1 x
Do :K/U : Lemah
Kesadaran : Composmentis
TTV : Suhu : 37,9º C
Nadi : 120 x / menit
RR : 65 x / menit
BB : 8,5 kg
UUB agak cekung
Wajah pucat
Mata cowong
Bibir agak kering
Turgor kulit berkurang
Dx : An. “R” usia 6 bulan dengan GEA + dehidrasi ringan
3.3 Identifikasi Masalah Potensial
Asidosis metabolik

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera


Infus NaCl

3.5 Intervensi
Dx : An. “R” usia 6 bulan dengan GEA + dehidrasi ringan
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan 2 x 24 jam, GEA bias teratasi
KH : TTV : Suhu : 36,5º – 37,5º C
Nadi : 100 – 160 x / menit
RR : 30 - 60 x / menit
UUB datar Turgor kulit normal
Wajah tidak pucat Bibir lembab
Mata tidak cowong

Intervensi :
1. Jalin hubungan terapeutik dengan ibu dan keluarga
R / membangun hubungan saling percaya antara tenaga kesehatan, ibu dan
keluarga
2. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
R / ibu tahu kondisi anaknya
3. Lakukan observasi TTV
R / parameter kondisi pasien secara dini
4. Lakukan rehidrasi pada pasien
R / mengembalikan kandungan cairan dan elektrolit yang telah hilang
5. Beri oralit
R /oralit, pocari, dll
6. Observasi intake dan output
R / mengontrol keluar masuknya cairan tubuh
7. Anjurkan ibu member makanan bergizi rendah serat
R / memenuhi kebutuhan nutrisi anak dengan GEA
8. Monitoring BB setip hari
R / Mengetahui berkurangnya BB setelah anak sakit
9. Beri KIE yentang personal hygiene
R / menjaga kebersihan tubuh anak
10. Lakukan kolaborasi dengan tim medis lain
R / Memberi terapi yang tepat

3.6 Implementasi
Tanggal : 29 Juni 2009

iv
Jam : 12.00 WIB
Dx : An. “R” usia 6 bulan dengan GEA + dehidrasi ringan

1. Menjalin hubungan terapeutik dengan berkomunikasi secara sopan dan


komunikatif
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
3. Melakukan observasi TTV
Suhu : 37,9º C Nadi : 120 x / menit RR : 65 x / menit
4. Melakukan rehidrasi dengan member minum yang banyak, oralit dan infuse
5. Memberikan cairan oralit
 1 sendok teh tiap 1-2 menit
 Bila anak muntah, tunggulah 10 menit, kemudian berikan cairan
oralit lebih sedikit
6. Melakukan observaci intake dan output
 Pemberian ASI + infuse
 BAK 8 x / hari
 BAB 3 x / hari konsitensi lembek
7. Menganjurkan ibu member makanan yang bergizi
 Bubur halus atau campuran tepung lainnya, bila mungkin dicampur
dengan kacang-kacangan, daging, ikan
 Sari buah segar atau pisang halus untuk menambah kalium
 Memberi makanan yang segar
 Dorong anak untuk makan minimal 6 x / hari
 Memberi makanan yang sama setelah diare berhenti dan beri
makanan tambahan selama ± 2 minggu.
8. Menganjurkan ibu tetap memberikan ASI secara on demand
9. Memberi KIE tentang personal hygiene anak pada ibu
 Mengganti popok setiap BAk dan BAB
 Mengganti baju anak minimal 1 x / hari
 Membersihkan genitalia anak dengan air setiap BAK dan BAB
10. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak
 Infus Ka-en 3 B 850 cc / 24 jam
 Injeksi ceftriaxone 2 x 175 mg
 Injeksi novalgin 3 x 90 mg
 Obat oral : Lacto B 2 x ½ bungkus

3.7 Evaluasi
Tanggal : 30 Juni 2009
Jam : 11.00 WIB
Dx : An. “R” usia 6 bulan dengan GEA + dehidrasi ringan

S : Ibu mengatakan anaknya sudah tidak muntah lagi dan BAB sudah 2
x / hari berupa ampas
O : TTV : Suhu : 36,5º C
Nadi : 112 x / menit
RR : 40 x / menit
UUB datar Ma / Mi + / +
Wajah tidak pucat Bibir lembab
Turgor kulit normal Mata tidak cowong
Bibir lembab
A : An. “R” usia 6 bulan dengan GEA + dehidrasi ringan

P : Intervensi dihentikan
Berikan KIE tentang :

iv
 Pemberian ASI secara on demand
 Menjauhi makanan yang dapat merangsang lambung
 Personal hygiene anak
 Hygiene makanan dan minuman
 Makanan bergizi seimbang untuk bayi
Aff infuse
Pasien diizinkan pulang

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal / Jam Catatan perkembangan


29 / 6 /2009 S : Ibu mengatakan anaknya BAB 3 x, berupa ampas, sudah tidak

iv
( 11.00 ) muntah lagi
O : K / U : baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : Suhu : 36,5º C
Nadi : 112 x / menit
Feses : Lembek, berbiji, berlemdir, warna kuning.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan : upaya rehidrasi, observasi intake dan
output, monitoring BB
Pantau TTV dan K / U
Anjurkan pada keluarga untuk member minum yang banyak dan
makanan yang bergizi
Kolaborasi dengan dokter :
Terapi : Infus Ka-en 3B 850 cc / 24 jam → 35 tpm mikro
Injeksi ceftrixone 2 x 450 mg / IV
Obat oral → primadex syr 2 x 1
Zinkid 1 x 1
30 / 6 /2009 Smecta 3 x ¼
( 11.00 ) S : Ibu mengatakan anaknya sudah tidak muntah, BAB 2 x berupa
ampas, makan dan minum banyak
O : K / U : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : Suhu : 36,5º C
Nadi : 120 x / menit
UUB datar
Mata tidak cowong
Bibir lembab
Turgor kulit normal
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Aff infuse
Pasien diizinkan pulang
Beri KIE tentang :
- Minum obat sampai habis
- Pemberian ASI on demand
- Personal hygiene anak
- Makanan dengan gizi seimbang untuk bayi
- Minum obat secara teratur
- Kontrol pada waktu yang telah ditentukan atau jika sewaktu-
waktu ada keluhan

iv
BAB IV
PEMBAHASAN

Dari pengkajian yang dilakukan pada An. “R” usia 7 bulan dengan GEA tidak
ditemukan adanya kesenjangan. Asuhan yang diberikan sesuai dengan tinjauan teori,
dehidrasi ringan yang dialami An. “R” telah mendapat upaya dehidrasi untuk
mengembalikan kandungan cairan dan elektrolit dalam tubuhnya. Diare yang dialami
AN. “R” tergolong diare ringan karena berlangsung kurang dari 5 hari. Makanan bergizi
seimbang tetap diberikan saat An. “R” tidak dijelaskan pada tinjauan kasus, sehingga
penyebab diare pada An. “R” belum diketahui.

iv
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
- Diare yang dialami oleh An. “R” tergolong diare ringan karena kurang dari 5
hari, keadaan UUB agak cekung, mata agak cowong
- Dehidrasi yang dialami oleh An. “R” tergolong dehidrasi ringan dilihat dari
pemeriksaan yaitu bibir agak kering, mata agak cowong, UUB agak cekung
- Dari pemeriksaan DDST, An. “R” dikategorikan suspect karena terdapat 2
caution pada sector gross motor

5.2 Saran
- Jangan berikan obat apapun jika diare tidak disertai komplikasi, cukup berikan
upaya rehidrasi
- Tetap berikan makanan yang bergizi pada pasien diare untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya
- Jaga kebersihan makanan dan minuman serta peralatan makan dan minum
- Sebaiknya tenaga kesehatan lebih jeli untuk mencari tahu tentang etiologi dari
diare, sehingga intervensi KIE dapat dengan tepat diberikan.
- Menganjurkan ibu untuk selalu menstimulus tumbang anak
- Anjurkan ibu untuk kengontrolkan anaknya pada waktu yang telah ditentukan
atau jika sewaktu-waktu ada keluhan

DAFTAR PUSTAKA

Mansjer, Arif M . 2001. Kapita Selekta Jilid II . Jakarta : Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Mansjoer, Arif M . 2000 . KApita Selekta ilid I . Jakarta : EGC
Engel , Joyce . 1998 . Pengkajian Pediatrik. Jakarta : EGC

iv
ASUHAN KEBIDANAN
PADA An. “R” USIA 6 BULAN dengan GEA + DEHIDRASI RINGAN
di RUANG FLAMBOYAN
RSU WAHIDIN SUDIRO HUSODO
MOJOKERTO

Laporan Studi Kasus


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek
Klinik Kebidanan I Semester IV

iv
Disusun oleh :
Navalia Prisbawati
Nim. 02. 07. 033

STIKES DIAN HUSADA PRODI D III KEBIDANAN


MOJOKERTO
2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga asuhan kebidanan pada An. “R” usia 6 bulan dengan GEA +
dehidrasi ringan di Ruang Flamboyan RSU Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya


kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini, khususnya kepada :

1. Bapak Yuliantono, S. Kep Ners. M. M. Kes selaku ketua Stikes Dian Husada
Mojokerto
2. Ibu Dwi Setyorini S. ST selaku kaprodi D III Kebidanan Dian Husada
Mojokerto
3. Ibu Dian Fitra S. ST selaku selaku pembimbing akademik
4. Ibu Winarni S. Kep. Ners selaku pembimbing klinik di ruang Flamboyan RSU
Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto
5. Seluruh staf ruang poli kandungan RSU Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto
yang telah membantu dalam penyelsaian laporan ini

iv
6. Tidak lupa kepada kedua orang tua yamg senantiasa memberikan doa dan
dukungannya baik moril maupun materiil
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan dalam penyusunan laporan selanjutnya.

Mojokerto, Juni 2009

Penulis

DAFTAR ISI

Judul
Lembar Pengesahan …………………………………………………………………… i
Kata Pengantar ………………………………………………………………...…….. ii
Daftar Isi …………………………………………………………………………….. iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………… 1
1.2 Tujuan …………………………………………………………………………. 1
1.3 Manfaat ……………………………………………………………………….. 2
1.4 Metode Penulisan …………………………………………………………….. 2
1.5 Tekhnik Pengumpulan Data ………………………………………………….. 2
1.6 Sistematika Penulisan ………………………………………………………… 2

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi…………………………………………………………………………… 4
2.2 Etiologi…………………………………………………………………………… 4
2.3 Gambaran Klinis………………………………………………………………..... 5
2.4 Komplikasi……………………………………………………………………….. 6
2.5 Prognosis…………………………………………………………………………. 6

iv
2.6 Penatalaksanaan………………………………………………………………….. 6
2.7 Tinjauan Manajemen13

BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian ………………………………………………………….............. 15
3.2 Identifikasi Masalah atau Diagnosa …………………………………………. 20
3.3 Antisipasi Masalah Potensial ………………………………………………... 20
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera ……………………………………………… 20
3.5 Intervensi ……………………………………………………………………. 20
3.6 Implementasi ………………………………………………………………… 21
3.7 Evaluasi ……………………………………………………………………… 22
CATATAN PERKEMBANGAN ……………………………………………..... 24

BAB IV
PEMBAHASAN ………………………………………………………………….. 26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………. 27
5.2 Saran ……………………………………………………………………… 27
Daftar Pustaka …………………………………………………………………….. 28

iv
iv

Anda mungkin juga menyukai