DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
NAMA KELOMPOK:
1. Asty Meila Dena 61608100817043
2. Clara Agustin 61608100817047
3. Desi Mayang Lestari 61608100817006
4. Hadifa Achria Permata Zain 61608100817049
5. Laras Permata Hati 61608100817012
6. Muhammad Akbar 61608100817054
7. Nova Azriansyah 61608100817059
8. Rahmanita Septiana Siregar 61608100817020
9. Siska Widiastuti 61608100817029
10. Sri Anjani Sitorus 61608100817070
11. Tesa br. Napitupulu 61608100816060
12. Pungky Wulansari 61608100817064
13. Yenny Elfrida Siregar 61608100817035
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun Tugas Farmasi
Praktis Klinis ini dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu
“Sembelit” itu merupakan salah satu dari penyakit pediatric.
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Ibu apt, Aprilya Sri Rachmayanti, M.Farm. Kepada pihak yang sudah menolong
turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami
sampaikan banyak terima kasih.
Penyusun
Kelompok V
ii
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................... i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pemahaman tentang penyakit sembelit/komplikasi.
2. Untuk mengetahui tatalaksana sembelit/konstipasi pada anak.
3. Bagaimana mengatasi jika komplikasi dengan penyakit lain.
1
BAB II
ISI
2
- Kurang minum air putih
- Stres
3
Untuk memilih jenis susu lain yang dapat Si Kecil konsumsi sebagai
pengganti susu sapi, Bunda disarankan untuk berkonsultasi ke dokter
anak.
4. Mendorong anak untuk tetap beraktivitas
Ajak anak untuk lebih aktif bergerak. Berikan anak waktu untuk
bermain secara aktif setidaknya 30-60 menit tiap hari untuk menjaga
pergerakan usus dan melancarkan proses pencernaan.
Untuk membuatnya lebih bersemangat dalam melakukan aktivitas fisik,
Bunda juga bisa berolahraga bersama Si Kecil. Misalnya mengajak anak
bersepeda, berenang, atau sekadar berjalan santai.
5. Membuat jadwal makan anak
Makan secara teratur mampu merangsang gerakan saluran cerna anak,
sehingga anak juga terbiasa untuk buang air besar secara rutin. Salah
satu cara sederhana yang bisa Bunda lakukan adalah dengan
memberikan anak sarapan setiap pagi.
6. Membiasakan anak ke toilet
Toilet training atau membiasakan anak ke toilet baik dilakukan terutama
setelah ia makan atau saat anak merasa ingin buang air besar (BAB).
Anak biasanya menahan untuk pergi ke toilet karena takut ke toilet
sendiri atau tidak nyaman dengan kondisi toilet. Pastikan anak tidak
menahan BAB agar tinjanya tidak mengeras dan sulit dikeluarkan.
C. Penggunaan Obat Pencahar yang Aman
Jika pengobatan di rumah tidak dapat mengatasi sembelit pada anak, Bunda
dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai pilihan obat sembelit yang
aman untuk anak. Obat sembelit yang berupa obat pencahar tidak selalu
disarankan bagi anak-anak. Jenis obat ini hanya diberikan pada kondisi
tertentu berdasarkan pertimbangan medis, sehingga Bunda harus berhati-
hati saat memberikan pencahar kepada anak.
4
tinja yang umum digunakan di Indonesia. Obat pencahar laktulosa dan
minyak mineral berbentuk cair, sehingga dapat dicampur dengan jus
atau minuman favorit anak.
Sementara obat docusate memiliki 3 bentuk, yaitu tablet, kapsul, dan
cair. Docusate cair bisa dipilih untuk anak usia di bawah 3 tahun, dan
tentunya harus melalui resep dokter.
2. Obat sembelit pendorong tinja
Obat sembelit pendorong tinja bekerja dengan cara merangsang
pergerakan usus untuk mengeluarkan tinja. Bisacodyl dan senna
merupakan beberapa contoh obat sembelit jenis ini.
Kedua obat pencahat tersebut sebaiknya diberikan pada malam hari
sebelum tidur agar anak bisa BAB pada pagi harinya. Bisacodyl atau
senna sebaiknya tidak digunakan untuk jangka panjang dan harus
melalui resep dokter. Senna juga tidak disarankan untuk diberikan pada
anak berusia di bawah 6 tahun.
5
patofisiologi, gejala, program terapi, dan prognosis; anak perlu
dilibatkan dalam program terapi.
Konstipasi yang terjadi dalam jangka panjang dan tidak diobati
dengan tepat bisa menyebabkan komplikasi. Beberapa komplikasi sembelit
yang harus Anda waspadai, meliputi:
- Kulit anus robek karena dipaksa mengeluarkan feses yang padat dan
keras.
- Adanya usus yang keluar dari anus disebut juga prolaps anus.
Gambaran Umum
Konstipasi adalah jika frekuensi BAB (buang air besar) kurang dari 3 kali dalam
1 minggu dengan konsistensi yang keras disertai nyeri , bab dalam jumlah yang
besar setidaknya satu kali setiap 7-30 hari atau pada pemeriksaan fisik teraba
massa feses
6
3) feses yang keras dan lengket lebih dari 25% feses
4) buang air besar kurang dari 3 kali / minggu 2329
Penyebab:
- Organik (10%)
- Non Organik
Klasifikasi
7
Efek samping: anestesi, antikolinerjik, antikonvulsan, antidepresi, antasid,
antihipertensi, barium sulfat, bismuth, codein, diuretik, besi,
laksatif jangka panjang, paralitik, metal, opiat, vincristine
PATOFISIOLOGI
- Sangat komplex
8
- Neuromuskular: kerusakan sakrum, kelainan syaraf pusat, infeksi
polineuritis, miopaties, sclerosis sistemis, DM, Down sindrom
Pengelolaan
PROGNOSIS
1. Pencahar Osmotik
Pencahar osmotik adalah lini pertama terapi medis sembelit fungsional.
Obat ini kurang diserap usus dan merangsang retensi air di lumen usus,
melunakkan tinja, dan meningkatkan peristaltik melalui distensi usus
2. Pencahar Stimulan
9
Jika pencahar osmotik kurang efektif, pencahar stimulan dapat sebagai
terapi tambahan atau lini kedua. Pencahar stimulan merangsang motilitas
usus dan/atau meningkatkan sekresi air dan elektrolit. Paling sering
digunakan dan dinilai aman untuk anak, yaitu difenilmetan dan antrakinon.
3. Lubrikan (Mineral oil)
Mineral oil efektif dalam terapi impaksi pada anak.6 Minyak mineral (atau
parafin cair) adalah pencahar yang melembutkan/melumasi tinja dan tidak
diserap oleh usus. Dapat diberikan oral atau rektal; efek pencahar terjadi
dalam 1-2 hari baik oral/rektal. Respons terapi lebih superior dari laktulosa
dan senna, sedangkan bila dibandingkan dengan PEG tidak ada perbedaan
signifikan. Parafin cair bisa bocor keluar dari anus, menodai pakaian,
iritasi/gatal pada kulit, granulomata, dan mengurangi penyerapan vitamin
larut lemak, maka sebaiknya tidak diberikan pada anak.
4. Enema
Enema (natrium lauryl sulfoasetat, natrium dokusat, natrium fosfat) dapat
digunakan untuk terapi disimpaksi.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sembelit atau konstipasi merupakan salah satu gangguan pencernaan
yang sering terjadi pada anak.
2. Anak dikatakan mengalami sembelit jika ia buang air besar kurang dari
3 kali dalam seminggu
3. Evaluasi awal penting untuk menentukan penyebab organik atau
fungsional, sehingga dapat dilakukan terapi sesuai etiologi. Sebagian
besar anak dengan sembelit fungsional perlu perawatan jangka panjang
dan sering kambuh.
4. Program terapi yaitu modifikasi diet, perilaku, toilet training, pencahar
perlu dilakukan berkesinambungan. Selain itu diperlukan pemahaman,
dukungan, dan kepatuhan pasien dan orang tua dalam program terapi.
11
DAFTAR PUSTAKA
12