Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ILMIAH

KONSTIPASI/SEMBELIT

SUB TEMA

1. DEFINISI
2. PENYEBAB
3. TANDA DAN GEJALA
4. PENATALAKSANAAN
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

NAMA : LIDYA APRILIAN

STIKES BALA KESELAMATAN PALU


D3 KEPERAWATAN
2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palu,8 Agustus 2023

Lidya Aprilian
DAFTAR ISI
COVER

Kata Pengantar ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A.Latar Belakang ................................................................................................ 4
B.Tujuan .............................................................................................................. 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
TINJAUAN TEORITIS .......................................................................................... 5
A.Definisi ............................................................................................................ 5
B.Penyebab ......................................................................................................... 6
C. Manifestasi klinis ........................................................................................... 6
D.Penatalaksanaan .............................................................................................. 7
E.Pemeriksaan penunjang ................................................................................... 8
BAB III ................................................................................................................... 9
PENUTUP ............................................................................................................... 9
A.Kesimpulan ..................................................................................................... 9
B.Saran ................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Konstipasi atau sembelit adalah terhambatnya defekasi (buang air besar)
dari kebiasaan normal. Dapat diartikan sebagai defekasi yang jarang, jumlah feses
(kotoran) kurang, atau fesesnya keras dan kering. Semua orang dapat mengalami
konstipasi, terlebih pada lanjut usia (lansia) akibat gerakan peristaltik (gerakan
semacam memompa pada usus, red) lebih lambat dan kemungkinan sebab lain.
Kebanyakan terjadi jika makan kurang berserat, kurang minum, dan kurang
olahraga. Kondisi ini bertambah parah jika sudah lebih dari tiga hari berturut-
turut. Kasus konstipasi umumnya diderita masyarakat umum sekitar 4-30 persen
pada kelompok usia 60 tahun ke atas.

Ternyata Penyebab konstipasi bisa karena faktor sistemik, efek samping


obat, faktor neurogenik saraf sentral atau saraf perifer. Bisa juga karena faktor
kelainan organ di kolon seperti obstruksi organik atau fungsi otot kolon yang tidak
normal atau kelainan pada rektum, anak dan dasar pelvis dan dapat disebabkan
faktor idiopatik kronik. Mencegah konstipasi secara umum ternyata tidaklah sulit.
Lagi-lagi, kuncinya adalah mengonsumsi serat yang cukup. Serat yang paling
mudah diperoleh adalah pada buah dan sayur. Jika penderita konstipasi ini
mengalami kesulitan mengunyah, misalnya karena ompong, haluskan sayur atau
buah tersebut dengan blender.

B.Tujuan
Mengetahui dan memahami konsep teori konstipasi dan asuhan
keperawatan dalam menangani kasus konstipasi.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.Definisi
Pada umumnya konstipasi sulit didefinisikan secara tegas karena sebagai
suatu keluhan terdapat variasi yang berlainan antara individu. Penggunaan istilah
konstipasi secara keliru dan belum adanya definisi yang universal menyebabkan
lebih kaburnya hal ini. Biasanya konstipasi berdasarkan laporan pasien sendiri
atau konstipasi anamnestik dipakai sebagai data pada penelitian-penelitian.
Batasan dari konstipasi klinis yang sesungguhnya adalah ditemukannya sejumlah
besar feses memenuhi ampul rektum pada colok dubur, dan atau timbunan feses
pada kolon, rektum, atau keduanya yang tampak pada foto polos perut. Studi
epidemiologis menunjukkan kenaikan pesat dari konstipasi terkait dengan usia
terutama berdasarkan keluhan pasien dan bukan karena konstipasi klinis. Banyak
orang mengira dirinya konstipasi bila tidak buang air besar (BAB) tiap hari
sehingga sering terdapat perbedaan pandang antara dokter dan pasien tentang arti
konstipasi itu sendiri.

Frekuensi BAB bervariasi dari 3 kali per hari sampai 3 kali per minggu.
Secara umum, bila 3 hari belum BAB, massa feses akan mengeras dan ada
kesulitan samapi rasa sakit saat BAB. Konstipasi sering diartikan sebagai.
kurangnya frekuensi BAB, biasanya kurang dari 3 kali per minggu dengan feses
yang kecilkecil dan keras, serta kadangkal disertai kesulitan sampai rasa sakit saat
BAB. Orang usia lanjut seringkali terpancang dengan kebiasaan BABnya. Hal ini
mungkin merupakan kelanjutan dari pola hidup semasa kanak-kanak dan saat
masih muda, dimana setiap usaha dikerahkan untuk BAB teratur tiap hari, kalau
perlu dengan menggunakan pencahar untuk mendapatkan perasaan sudah bersih.
Ada anggapan umum yang salah bahwa kotoran yang tertimbun dalam usus besar
akan diserap lagi, berbahaya untuk kesehatan, dan dapat memperpendek usia. Ada
pula yang mengkhawatirkan keracunan dari fesesnya sendiri bila dalam jangka
waktu tertentu tidak dikeluarkan.
B.Penyebab
Menurunnya kerja usus mengakibatkan kotoran yang melewati usus
bergerak lebih lambat dari biasanya, sehingga feses menjadi keras dan
menyebabkan sembelit pada seseorang. Tetapi, penyebab sembelit pada setiap
orang bisa berbeda-beda, berikut penjelasannya.
1. Jarang Bergerak
Penyebab sembelit salah satunya adalah malas gerak. Pasalnya, pergerakan
tubuh turut berpengaruh terhadap pergerakan usus,sehingga jika Anda malas
bergerak dalam waktu lama, maka gerak usus juga akan turut melambat.Salah satu
cara untuk melancarkan BAB adalah dengan berolahraga secara rutin. Saat
melakukan aktivitas, usus ikut bergerak sehingga kotoran dapat melewati usus
dengan lancar.
2. Pola Makan yang Kurang Baik
Selain kurang olahraga, ada kemungkinan sembelit disebabkan oleh pola
makan kurang baik. Misalnya, Anda jarang mengonsumsi sayur dan buah yang
kaya akan serat sehingga susah buang air besar.Mengapa buah dan sayur bisa
melancarkan BAB? Hal ini dikarenakan kedua sumber makanan tersebut memiliki
kandungan tinggi serat yang dapat melancarkan pencernaan dengan cara
menyerap air ke dalam usus besar dan menambah volume kotoran sehingga
kotoran menjadi lebih lunak dan BAB semakin lancar.
3. Masa Kehamilan
Pada masa kehamilan, seorang ibu hamil seringkali mengalami gangguan
pencernaan, salah satunya adalah sembelit. Saat hamil, sembelit dapat disebabkan
oleh peningkatan hormon progesteron yang mengendurkan otot usus, sehingga
gerakan usus menjadi lebih lambat

C. Manifestasi klinis
Konstipasi merupakan suatu keluhan klinis yang umum dengan berbagai
tanda dan keluhan lain yang berhubungan. Pasien yang mengeluh konstipasi tidak
selalu sesuai dengan patokan-patokan yang obyektif. Misalnya jika dalam 24 jam
belum BAB atau ada kesulitan dan harus mengejan serta perasaan tidak tuntas
untuk BAB sudah mengira dirinya menderita konstipasi.
Beberapa keluhan yang mungkin berhubungan dengan konstipasi adalah :

1. Kesulitan memulai dan menyelesaikan BAB


2. mengejan keras saat BAB
3. Massa feses yang keras dan sulit keluar
4. Perasaan tidak tuntas saat BAB
5. Sakit pada daerah rektum saat BAB
6. Rasa sakit pada perut saat BAB
7. Adanya perembesen feses cair pada pakaian dalam
8. Menggunakan jari-jari untuk mengeluarkan feses
9. Menggunakan obat-obatan pencahar untuk bisa BAB

D.Penatalaksanaan
Banyaknya macam-macam obat yang dipasarkan untuk mengatasi
konstipasi, merangsang upaya untuk memberikan pengobatan secara simptomatik.
Sedangkan bila mungkin, pengobatan harus ditujukan pada penyebab dari
konstipasi. Penggunaan obat pencahar jangka panjang terutama yang bersifat
merangsang peristaltik usus, harus dibatasi. Strategi pengobatan dibagi menjadi :
1. Pengobatan non-farmakologis

1. Latihan usus besar :melatih usus besar adalah suatu bentuk latihan
perilaku yang disarankan pada penderita konstipasi yang tidak jelas
penyebabnya. Penderita dianjurkan mengadakan waktu secara teratur
setiap hari untuk memanfaatkan gerakan usus besarnya. dianjurkan
waktu ini adalah 5-10 menit setelah makan, sehingga dapat
memanfaatkan reflex gastro-kolon untuk BAB. Diharapkan kebiasaan
ini dapat menyebabkan penderita tanggap terhadap tanda-tanda dan
rangsang untuk BAB, dan tidak menahan atau menunda dorongan
untuk BAB ini.
2. Diet : peran diet penting untuk mengatasi konstipasi terutama pada
golongan usia lanjut. data epidemiologis menunjukkan bahwa diet
yang mengandung banyak serat mengurangi angka kejadian konstipasi
dan macam-macam penyakit gastrointestinal lainnya, misalnya
divertikel dan kanker kolorektal. Serat meningkatkan massa dan berat
feses serta mempersingkat waktu transit di usus. untuk mendukung
manfaat serat ini, diharpkan cukup asupan cairan sekitar 6-8 gelas
sehari, bila tidak ada kontraindikasi untuk asupan cairan.
3. Olahraga : cukup aktivitas atau mobilitas dan olahraga membantu
mengatasi konstipasi jalan kaki atau lari-lari kecil yang dilakukan
sesuai dengan umur dan kemampuan pasien, akan menggiatkan
sirkulasi dan perut untuk memeperkuat otot-otot dinding perut,
terutama pada penderita dengan atoni pada otot perut

E.Pemeriksaan penunjang
1. pemeriksaan fisis yang teliti dan menyeluruh diperlukan untuk
menemukan kelainan-kelainan yang berpotensi mempengaruhi
khususnya fungsi usus besar. Diawali dengan pemerikssaan rongga
mulut meliputi gigi gerigi, adanya lesi selaput lendir mulut dan tumor
yang dapat mengganggu rasa pengecap dan proses menelan.
2. Pemeriksaan daerah perut dimulai dengan inspeksi adakah pembesaran
abdomen, peregangan atau tonjolan. Selanjutnya palpasi pada
permukaan perut untuk menilai kekuatan otot-otot perut. Palpasi lebih
dalam dapat meraba massa feses di kolon, adanya tumor atau
aneurisma aorta. Pada perkusi dicari antara lain pengumpulan gas
berlebihan, pembesaran organ, asietes, atau adanya massa feses.
Auskultasi antara lain untuk mendengarkan suara gerakan usus besar,
normal atau berlebihan misalnya pada jembatan usus. Pemeriksaan
daerah anus memberikan petunjuk penting, misalnya adakah wasir,
prolaps, fisur, fistula, dan massa tumor di daerah anus dapat
mengganggu proses BAB. Pemeriksaan colok dubur harus dikerjakan
antara lain untuk mengetahui ukuran dan kondisi rektum serta besar
dan konsistensi feses.
3. Colok dubur dapat memberikan informasi tentang :
a. Tonus rektum
b. Tonus dan kekuatan sfingter
c. Kekuatan otot pubo-rektalis dan otot-otot dasar pelvis
d. Adakah timbunan massa fese
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Konstipasi atau sambelit adalah terhambatnya defekasi (buang air besar)
dari kebiasaan normal. Dan dapat diartikan pula sebagai defekasi yang
jarang.jumlah feses (kotoran) kurang atau fesesnya keras dan kerimg.

Penyakit konstipasi atau sambelit ini lebih banyak menyerang pada usia
lanjut atau orang tua dengan rata-rata berumur sekitar 65 tahun keatas dan wanita
lebih cenderung mengalaminya dibanding pria. Penyebab konstipasi bisa terjadi
dimana saja dapat terjadi saat sedang berpergian misalnya karena jijik melihat
WC-nya yang terlihat kotor dan mungkin kurang terawat dan juga karena faktor
lain misalnya karena faktor sistemik,efek samping obat,faktor kelainan organ di
kolon seperti obstruksi organik atau fungsi otot kolon yang tidak normal.

B.Saran
Dalam mencegah penyakit konstipasi atau sambelit ini secara umum tidak
begitu sulit untuk dapat mencegahnya dengan mengkonsumsi serat yang cukup
dan serat yang mudah untuk diperoleh pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Bisa
juga dengan meminum jus buah. Dengan sering mengkonsumsi buah dan sayur
yang sehat setiap hari maka penyakit konstipasi ini dapat dicegah.
DAFTAR PUSTAKA

Studocu.com.makalah konstipasi.Diakses september 2013 dari


https://www.studocu.com/id/document/universitas-sam-
ratulangi/biologi/makalah-konstipasi/46384503

Siloam hospital. Sembelit adalah. Diakses tahun 2021 dari


https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/sembelit-adalah

Anda mungkin juga menyukai