Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

“Pasien dengan Dyspepsia”

DISUSUN OLEH

Windiya Januarita Imelda (211540139)

POLTEKKES KEMENKES PANGKAL PINANG

PRODI DIII KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-Nya,
saya dapat menyelesaikan Laporan Kasus Tn. S dengan penyakit Dyspepsia. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Laporan Kasus tentang “Dyspepsia” disusun guna memenuhi Tugas Praktik Lahan Mata Kuliah
Praktik KDK, dimana Praktik Lahan tersebut telah dilaksanakan di Rumah Sakit Medika Stannia,
Sungailiat. Selain itu, penulis juga berharap agar Laporan Kasus ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang apa saja tipe dyspepsia, penyebab dyspepsia, dan pengobatan atau rencana
Tindakan yang akan diberikan kepada Tn. S dengan diagnose Dyspepsia.

Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan Laporan Kasus ini. Terimakasih juga kami ucapkan khusus bagi CI, Kakak
Pembimbing dari Ruang Anggrek juga teman-teman yang telah banyak membantu dan
bekerjasama dengan sangat baik selama berlangsungnya Praktik Lahan. Saya menyadari Laporan
Kasus ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan penulis terima demi kesempurnaan Laporan Kasus ini.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, Semoga Laporan Kasus dengan diagnosa
Dyspepsia ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pangkalpinang, 21 Mei 2022


DAFTAR ISI

JUDUL.............................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................

1.2 Tujuan.............................................................................................................................

1.3 Manfaat...........................................................................................................................

BAB II

2.1Tinjauan pustaka

BAB III

2.2 Soap kasus .....................................................................................................................

BAB IV

3.1 Pembahasan....................................................................................................................

BAB V

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................

3.2 Saran................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dispepsia merupakan salah satu gangguan pada saluran pencernaan, khususnya lambung.
Dispepsia dapat berupa rasa nyeri atau tidak enak di perut bagian tengah keatas.Rasa nyeri tidak
menentu, kadang menetap atau kambuh. Dispepsia umumnya diderita oleh kaum produktif dan
kebanyakan penyebabnya adalah pola atau gaya hidup tidak sehat. Gejalanya pun bervariasi
mulai dari nyeri ulu hati, mual-muntah, rasa penuh di uluhati, sebah, sendawa yang berlebihan
bahkan bisa menyebabkan diare dengan segala komplikasinya.

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab timbulnya dispepsia, yaitu pengeluaran asam lambung
berlebih, pertahanan dinding lambung yang lemah, infeksi Helicobacter pylori (sejenis bakteri
yang hidup di dalam lambung dalam jumlah kecil, gangguan Gerakan saluran pencernaan, dan
stress psikologis (Ariyanto, 2007).

Terkadang dispepsia dapat menjadi tanda dari masalah serius, contohnya penyakit ulkuslambung
yang parah. Tak jarang, dispepsia disebabkan karena kanker lambung, sehingga harus diatasi
dengan serius. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan bila terdapat salah satu dari
tanda ini, yaitu :

1. Usia 50 tahun keatas

2. Kehilangan berat badan tanpa disengaja

3. Kesulitan menelan

4. Terkadang mual-muntah

5. Buang air besar tidak lancar

6. Merasa penuh di daerah perut (Bazaldua,et al, 1999)

Secara umum dispepsia terbagi menjadi dua jenis, yaitu dispepsia organik dan
dispepsianonorganik atau dispesia fungsional. Dispepsia organik jarang ditemukan pada usia
muda, tetapi banyak ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun (Richter cit Hadi, 2002). Dispepsia
dapat disebut dispepsia organik apabila penyebabnya telah diketahui secara jelas. Dispepsia
fungsional atau dispepsia non-organik, merupakan dispepsia yang tidak ada kelainan organik
tetapi merupakan kelainan fungsi dari saluran makanan.

1..2 Tujuan

Untuk mengetahui berbagai tipe dyspepsia, penyebab terjadinya dyspepsia dan juga
penatalaksanaan yang akan diberikan pada pasien dengan diagnosa Dispepsia.

1.3 Manfaat

Laporan Kasus ini diharapkan bisa menambah pengeahuan dan referensi mengenai Dyspepsia,
serta dapat digunakan dalam penanganan kasus pasien dengan diagnosa Dyspepsia di kemudian
hari.
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Definisi Dyspepsia

dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang sering
dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut. Setiap
orang dari berbagai usia dapat terkena dispepsia, baik pria maupun wanita. Sekitar satu dari
empat orang dapat terkena dispepsia dalam beberapa waktu (Bazaldua,et al, 1999).

Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu :

1) Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya.
Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak
(luka) lambung, usus dua belas jari,radang pankreas, radang empedu, dan lain-lain.

2) Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispesia nonulkus (DNU), bila tidak
jelas penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organ
berdasarkan pemeriksaan klinis,laboratorium, radiologi, dan endoskopi (teropong saluran
pencernaan).

2.2 Etiologi

Beberapa obat-obatan, seperti obat anti-inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia. Terkadang


penyebab dispepsia belum dapat ditemukan.Penyebab dispepsia secara rinci adalah:

a. Menelan udara (aerofagi).

b. Regurgitasi(alir balik, refluks) asam dari lambung.

c. Iritasi lambung gastritis.

d. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis.

e. Kanker lambung

f. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)

g. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)

h. Kelainan gerakan usus

i. Stress psikologis, kecemasan, atau depresi

j. Infeksi Helicobacter pylory.

Penyebab lain dyspepsia antara lain sebagai berikut :


1. Menurut NN (2004)
1. Adanya kuman H. pylori
2. Gangguan motilitas atau gerak mukosa lambung
3. Makanan yang berlemak
4. Kopi, alcohol, rokok
2. Perubahan pola makan dan pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan
dalam waktu lama (NN, 2002)

2.3 Manifestasi Klinis

Klasifikasi klinis praktis, di dasarkan atas keluhan/gejala yang dominan, membagi dispepsia
menjadi tiga tipe :

a. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus (ulkus-like dyspepsia), dengan gejala :

• Nyeri epigastrium terlokalisasi

• Nyeri hilang setelah pemberian antacid ataupun setelah makan.

• Nyeri saat lapat

• Nyeri episodic

b. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas (dysmotility-like dyspesia), dengan


gejala :

• Mudah kenyang

• Perut cepat terasa penuh saat makan

• Mual

• Muntah

• Upper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas)

• Rasa tak nyaman bertambah saat makan

c. Dispepsia non spesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas).

Selain gejala berdasarkan tiga tipe dyspepsia diatas, gejala lainnya yang dapat ditemukan antara
lain :

1. Nyeri perut (abdominal discomfort)


2. Rasa perih di ulu hati
3. Mual, kadang-kadang sampai muntah
4. Nafsu makan berkurang
5. Rasa lekas kenyang
6. Perut kembung
7. Rasa panas di dada dan perut
8. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba

5. Pengobatan dan Pencegahan

Pengobatan untuk dyspepsia dokter biasanta akan memberikan jenis obat prokinetik untuk
meredakan gejala, beberapa obat yang mungkin diresepkan oleh dokter adalah obat dari
golongan antagonis H2 untuk mengurangi produksi asam lambung.

Selain obat-obatan modifikasi gaya hidup juga sangat berperan dalam mencegah terjadinya
disepsia tidak langsung (Ariyanto 2007)

Berikut ini adalah modifikasi gaya hidup yang dianjurkan untuk mengelola dan mencegah
timbulnya gangguan akibat disepsia :

1. Atur pola makan


2. Hindari makanan yang berlemak tinggi yang menghambat pengosongan isi lambung
3. Hindari makanan yang terlalu pedas
4. Hindari makanan yang bisa menimbulkan gas di lambung
5. Hindari minuman dengan kadar kafein dan alcohol
6. Hindari faktor-faktor yang membuat pencernaan terganggu, seperti makan terlalu banyak,
terutama makanan berat dan berminyak, makan terlalu cepat, atau makan sesaat sebelum
olahraga.

BAB III

SOAP KASUS

Kasus

Seorang laki laki berumur 53 tahun datang ke rumah sakit Medika Stannia. Tn. J mengeluh
demam tinggi > 3 hari , sakit kepala dan sakit tenggorokan. Hasil anamnesa TD 155/94 , N
89xm , T 39,8⁰c
Senin ,16 mei 2022 (11.00)

Subjektif: Pasien demam,sakit kepala , dan sakit tenggorokan

Objektif: Ku lemas

Tekanan darah 186/131 mmHg

Suhu 36,5

Pernapasan 20 x

Nadi 80x

Assesment: nyeri pada bagian kepala

Penatalaksanaan:

Therapy:

 RL 30 tpm
 Ceftriaxone 2x1 gram
 Ketorolac 3x1 amp
 Ranitidine 2x1 amp
 Dexamethasone 1x5 mg
 Inj. Paracetamol fls
 Obat oral paracetamol tablet 4x1

Selasa ,17 mei 2022 (07.00)

Subjektif: pasien mengatakan demam naik turun,nyeri

Objektif: Ku sedang ,

Tekanan darah 110/72 mmHg


Suhu 38,2⁰c

Nadi 78xm

Pernapasan 22xm

Assessment: nyeri

Penatalaksanaan : kaji KU dan TTV dalam pemberian terapi

( 12.00 )

Subektif : pasien mengatakan demam

Objektif : Ku sedang

TD : 129/82 mmHg

Temp : 37,7 ⁰c

A : nyeri

P : intervensi diteruskan

Terapi yang diberikan :

 RL 20 tpm
 Inj. Ceftriaxone 2x1
 Dexketopropen 1x1
 Paracetamol 3x500 gr

Rabu , 18 mei 2022 ( 09.00)

Subjektif : pasien mengatakan tidak demam lagi

Objektif : KU sedang

TD : 132/80 mmHg

N : 80

T : 37,2 ⁰c

P:

Assesment : acc pulang oleh dokter


Intervensi dihentikan

 Cefixine 2x1
 Omeprazole 1x40

BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang analisa teori dengan kasus Demam kemudian di analisa

a. Pengkajian
Tn . J di diagnosa demam , Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi
yang masuk ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal
(>37,5°C).

Tn. J mengeluh demam tinggi > 3 hari, lemas, sakit kepala , sakit tenggorokan. Panas
naik turun, pusing, dan lemas umumnya menandakan suatu infeksi, bisa karena virus
(termasuk virus Corona), bakteri, atau juga mikroorganisme lainnya. dapat disebabkan
oleh berbagai kondisi, seperti: Penyakit infeksi, seperti infeksi virus, bakteri, jamur,
parasit. Kenaikan suhu tubuh ini merupakan respon pertahanan tubuh saat melawan
infeksi akibat virus maupun bakteri penyebab berbagai penyakit tertentu
BAB V

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai