DISUSUN OLEH
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-Nya,
saya dapat menyelesaikan Laporan Kasus Tn. S dengan penyakit Dyspepsia. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Laporan Kasus tentang “Dyspepsia” disusun guna memenuhi Tugas Praktik Lahan Mata Kuliah
Praktik KDK, dimana Praktik Lahan tersebut telah dilaksanakan di Rumah Sakit Medika Stannia,
Sungailiat. Selain itu, penulis juga berharap agar Laporan Kasus ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang apa saja tipe dyspepsia, penyebab dyspepsia, dan pengobatan atau rencana
Tindakan yang akan diberikan kepada Tn. S dengan diagnose Dyspepsia.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan Laporan Kasus ini. Terimakasih juga kami ucapkan khusus bagi CI, Kakak
Pembimbing dari Ruang Anggrek juga teman-teman yang telah banyak membantu dan
bekerjasama dengan sangat baik selama berlangsungnya Praktik Lahan. Saya menyadari Laporan
Kasus ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan penulis terima demi kesempurnaan Laporan Kasus ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, Semoga Laporan Kasus dengan diagnosa
Dyspepsia ini dapat bermanfaat.
JUDUL.............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan.............................................................................................................................
1.3 Manfaat...........................................................................................................................
BAB II
2.1Tinjauan pustaka
BAB III
BAB IV
3.1 Pembahasan....................................................................................................................
BAB V
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Dispepsia merupakan salah satu gangguan pada saluran pencernaan, khususnya lambung.
Dispepsia dapat berupa rasa nyeri atau tidak enak di perut bagian tengah keatas.Rasa nyeri tidak
menentu, kadang menetap atau kambuh. Dispepsia umumnya diderita oleh kaum produktif dan
kebanyakan penyebabnya adalah pola atau gaya hidup tidak sehat. Gejalanya pun bervariasi
mulai dari nyeri ulu hati, mual-muntah, rasa penuh di uluhati, sebah, sendawa yang berlebihan
bahkan bisa menyebabkan diare dengan segala komplikasinya.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab timbulnya dispepsia, yaitu pengeluaran asam lambung
berlebih, pertahanan dinding lambung yang lemah, infeksi Helicobacter pylori (sejenis bakteri
yang hidup di dalam lambung dalam jumlah kecil, gangguan Gerakan saluran pencernaan, dan
stress psikologis (Ariyanto, 2007).
Terkadang dispepsia dapat menjadi tanda dari masalah serius, contohnya penyakit ulkuslambung
yang parah. Tak jarang, dispepsia disebabkan karena kanker lambung, sehingga harus diatasi
dengan serius. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan bila terdapat salah satu dari
tanda ini, yaitu :
3. Kesulitan menelan
4. Terkadang mual-muntah
Secara umum dispepsia terbagi menjadi dua jenis, yaitu dispepsia organik dan
dispepsianonorganik atau dispesia fungsional. Dispepsia organik jarang ditemukan pada usia
muda, tetapi banyak ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun (Richter cit Hadi, 2002). Dispepsia
dapat disebut dispepsia organik apabila penyebabnya telah diketahui secara jelas. Dispepsia
fungsional atau dispepsia non-organik, merupakan dispepsia yang tidak ada kelainan organik
tetapi merupakan kelainan fungsi dari saluran makanan.
1..2 Tujuan
Untuk mengetahui berbagai tipe dyspepsia, penyebab terjadinya dyspepsia dan juga
penatalaksanaan yang akan diberikan pada pasien dengan diagnosa Dispepsia.
1.3 Manfaat
Laporan Kasus ini diharapkan bisa menambah pengeahuan dan referensi mengenai Dyspepsia,
serta dapat digunakan dalam penanganan kasus pasien dengan diagnosa Dyspepsia di kemudian
hari.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang sering
dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut. Setiap
orang dari berbagai usia dapat terkena dispepsia, baik pria maupun wanita. Sekitar satu dari
empat orang dapat terkena dispepsia dalam beberapa waktu (Bazaldua,et al, 1999).
1) Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya.
Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak
(luka) lambung, usus dua belas jari,radang pankreas, radang empedu, dan lain-lain.
2) Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispesia nonulkus (DNU), bila tidak
jelas penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organ
berdasarkan pemeriksaan klinis,laboratorium, radiologi, dan endoskopi (teropong saluran
pencernaan).
2.2 Etiologi
e. Kanker lambung
Klasifikasi klinis praktis, di dasarkan atas keluhan/gejala yang dominan, membagi dispepsia
menjadi tiga tipe :
• Nyeri episodic
• Mudah kenyang
• Mual
• Muntah
c. Dispepsia non spesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas).
Selain gejala berdasarkan tiga tipe dyspepsia diatas, gejala lainnya yang dapat ditemukan antara
lain :
Pengobatan untuk dyspepsia dokter biasanta akan memberikan jenis obat prokinetik untuk
meredakan gejala, beberapa obat yang mungkin diresepkan oleh dokter adalah obat dari
golongan antagonis H2 untuk mengurangi produksi asam lambung.
Selain obat-obatan modifikasi gaya hidup juga sangat berperan dalam mencegah terjadinya
disepsia tidak langsung (Ariyanto 2007)
Berikut ini adalah modifikasi gaya hidup yang dianjurkan untuk mengelola dan mencegah
timbulnya gangguan akibat disepsia :
BAB III
SOAP KASUS
Kasus
Seorang laki laki berumur 53 tahun datang ke rumah sakit Medika Stannia. Tn. J mengeluh
demam tinggi > 3 hari , sakit kepala dan sakit tenggorokan. Hasil anamnesa TD 155/94 , N
89xm , T 39,8⁰c
Senin ,16 mei 2022 (11.00)
Objektif: Ku lemas
Suhu 36,5
Pernapasan 20 x
Nadi 80x
Penatalaksanaan:
Therapy:
RL 30 tpm
Ceftriaxone 2x1 gram
Ketorolac 3x1 amp
Ranitidine 2x1 amp
Dexamethasone 1x5 mg
Inj. Paracetamol fls
Obat oral paracetamol tablet 4x1
Objektif: Ku sedang ,
Nadi 78xm
Pernapasan 22xm
Assessment: nyeri
( 12.00 )
Objektif : Ku sedang
TD : 129/82 mmHg
Temp : 37,7 ⁰c
A : nyeri
P : intervensi diteruskan
RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 2x1
Dexketopropen 1x1
Paracetamol 3x500 gr
Objektif : KU sedang
TD : 132/80 mmHg
N : 80
T : 37,2 ⁰c
P:
Cefixine 2x1
Omeprazole 1x40
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi tentang analisa teori dengan kasus Demam kemudian di analisa
a. Pengkajian
Tn . J di diagnosa demam , Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi
yang masuk ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal
(>37,5°C).
Tn. J mengeluh demam tinggi > 3 hari, lemas, sakit kepala , sakit tenggorokan. Panas
naik turun, pusing, dan lemas umumnya menandakan suatu infeksi, bisa karena virus
(termasuk virus Corona), bakteri, atau juga mikroorganisme lainnya. dapat disebabkan
oleh berbagai kondisi, seperti: Penyakit infeksi, seperti infeksi virus, bakteri, jamur,
parasit. Kenaikan suhu tubuh ini merupakan respon pertahanan tubuh saat melawan
infeksi akibat virus maupun bakteri penyebab berbagai penyakit tertentu
BAB V
KESIMPULAN