ANTI ULK US
“ ULK US PEPTI K UM ”
Disusun oleh :
Fernando Hengkelare (09061030)
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah
ini dengan tepat pada waktunya. Makalah ini ditulis dengan tujuan sebagai tugas
mata kuliah Farmakologi. Banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi
dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan dan dukungan dari teman-
teman serta bimbingan dari dosen , sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah
ini.
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan dan doa.
Seperti pepatah mengatakan “Tiada gading yang tak retak” begitu pula
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman demi penyempurnaan makalah
ini.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4
LATAR BELAKANG................................................................................4
TUJUAN PENULISAN.............................................................................5
METODE PENULISAN............................................................................5
SISTEMATIKA PENULISAN....................................................................5
ULKUS PEPTIKUM.................................................................................6
ANTASIDA .........................................................................................18
KESIMPULAN......................................................................................25
SARAN .............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................26
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan
untuk diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah pada manusia atau
hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan
manusia. Menurut WHO, Obat adalah substansi yang digunakan untuk
merubah atau menyelidiki sistem fisiologi atau patologi untuk keuntungan si
penerimanya (WHO,1966). Obat dalam arti yang lebih spesifik setiap zat
kimia selain makanan yang mempunyai pengaruh terhadap atau dapat
menimbulkan efek pada organisme hidup. Meskipun obat dapat
menyembuhkan tapi banyak kejadian bahwa seseorang telah menderita akibat
keracunan obat. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa obat dapat bersifat
sebagai obat jika obat dapat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit
dengan dosis dan waktu yang tepat.
Obat Anti Ulkus adalah obat yang digunakan untuk menetralisir atau
mengikat asam lambung atau mengurangi produksi asam lambung yang dapat
menyebabkan timbulnya tukak lambung atau sakit maag. Obat-obat ini
digunakan pada penyakit Ulkus Peptikum. Ulkus peptikum (Peptic ulcer)
atau biasa disebut dengan borok perut merupakan lubang dalam lapisan dari
lambung berupa duodenum (usus dua belas jari) atau esophagus
(kerongkongan). Borok-borok terjadi ketika lapisan organ-organ ini
dikorosikan oleh getah lambung yang asam yang disekresikan oleh sel-sel
lambung. Dalam perkembangannya bakteri bisa berubah menjadi kanker
perut. Saat ini dipercaya bahwa penyebab utama borok adalah infeksi dari
lambung oleh bakteri yang disebut Helicobacter pylori. Helicobacter pylori
adalah suatu bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang
kronis pada manusia. Bakteri ini bertahan hidup di tubuh manusia dengan
memanipulasi sistem sel imun yang penting.
TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penyakit ulkus peptikum (peptic ulcer).
2. Untuk mengetahui obat-obat anti ulkus.
3. Untuk mengetahui cara pengobatan penyakit ulkus peptikum dengan
menggunakan obat-obatan anti ulkus dalam proses keperawatan .
METODE PENULISAN
Metode Penulisan yang digunakan dalam menyusun Makalah ini adalah
metode deskriptif yaitu metode yang bersifat menggambarkan suatu keadaan
dengan objektif .
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyusunan makalah
ini Penulis menggunakan metode pengumpulan data secara: Studi
Dokumentasi (Penulis dalam menyusun makalah ini dari beberapa buku
sumber).
SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan makalah ini terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN
Di dalam pendahuluan ini Penulis menjelaskan tentang latar belakang
masalah, tujuan Penulisan, metode Penulisan dan sistematika
Penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang : Ulkus Peptikum, Obat Anti Ukus,
Contoh-contoh Obat Anti Ulkus, Antasida (standar obat antasida), dan
Proses keperawatan.
BAB III : PENUTUP
Bab ini yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
ULKUS PEPTIKUM
A.1. Definisi
Ulkus peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentuk
dalam dinding mukosal lambung, pilorus, duodenum atau esofagus. Ulkus
peptikum disbut juga sebagai ulkus lambung, duodenal atau esofageal,
tergantung pada lokasinya. (Bruner and Suddart, 2001).
Ulkus peptikum merupakan putusnya kontinuitas mukosa lambung
yang meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas
sampai ke bawah epitel disebut sebagai erosi, walaupun sering dianggap
sebagai ”ulkus” (misalnya ulkus karena stres). Menurut definisi, ulkus
peptikum dapat terletak pada setiap bagian saluran cerna yang terkena getah
asam lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan setelah
gastroenterostomi, juga jejenum (Sylvia A. Price, 2006).
Ulkus peptikum atau tukak peptic adalah ulkus yang terjadi pada
mukosa, submukosa dan kadang-kadang sampai lapisan muskularis dari
traktus gastrointestinalis yang selalu berhubungan dengan asam lambung
yang cukup mengandung HCL. Termasuk ini ialah ulkus (tukak) yang
terdapat pada bagian bawah dari oesofagus, lambung dan duodenum bagian
atas. Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan Ulkus Peptikum adalah
Obat Anti Ulkus.
A.2. Klasifikasi
Klasifikasi ulkus berdasarkan lokasi:
Reseptor histamin
Menekan sekresi
lambung
Antasid
(menetralkan asam Asam hidroklorida
lambung)
Indikasi :
Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam
lambung, gastritis, tukak lambung, tukak pada duodenum dengan gejala-gejala
seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung dan perasaan penuh pada
lambung.
Kontra Indikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen obat.
Dosis :
Tablet :
- Anak-anak 6-12 tahun :sehari 3-4 kali 1/2 tablet.
- Dewasa :sehari 3-4 kali 1-2 tablet. Diminum 1-2 jam setelah makan dan
menjelang tidur.
Syrup :
- Anak-anak 6-12 tahun : sehari 3-4 kali 1/2 sendok teh
- Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh. Diminum 1 - 2 jam setelah makan dan
menjelang tidur.
Efek Samping :
Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-gejala
tersebut akan hilang bila pemakaian obat dihentikan.
Kemasan :
Dus 10 strip @ 10 tablet
Botol plastik @ 1000 tablet
Botol @ 60 ml
4. ALUDONNA D (Armoxindo Farma)
Komposisi:
Tablet/5 ml suspensi:
Aluminium hidroksida 200 mg
Magnesium hidroksida 200 mg
Simetikon 20 mg
Dosis:
Tablet/suspensi: 1-2 tablet/1-2 sendok takar diantara wakatu makan dan
menjelang tidur malam.
Perhatian: insufisiensi ginjal.
Efek samping: Diare, sembelit, mual, muntah.
Interaksi obat: mempengaruhi penyerapan Fe, tetraksilin, INH, kuinidin, warfarin,
digoksin.
Kemasan:
Tablet kunyah 160 tablet
Suspensi 150 ml
5. ANTIMAAG (Pyridam)
Komposisi:
Mg-oksida 300 mg
Mg-karbonat 50 mg
Na-bikarbonat 100 mg
Ca-karbonat 150 mg
Bismuth subkarbonat 100 mg
Dosis:
Dewasa: 1-2 tablet setelah makan
Anak-anak: ½-1 tablet setelah makan
Kemasan: 10 strip @ 10 tablet
6. DEXANTA (Dexa Medica)
Komposisi:
Tablet/ 5 ml suspensi
Al-hidroksida (koloidal) 200 mg
Mg-hidroksida 200 mg
Simetikon 20 mg
Dosis: Tablet: 1-2 tablet 3 kali sehari diantara waktu makan.
Suspensi: 1-2 sendok takar 3-4 kali sehari diantara wakatu makan dan menjelang
tidur malam.
Kemasan:
Tablet 100 tablet 1000 tablet
Suspensi 100 ml 200 ml
7. DI-GEL (Schering Plough)
Komposisi:
Tablet:
Al-hidroksida – Mg karbonat
Co-dried gel 282 mg
Mg-hidroksida 85 mg
Simetikon 25 mg
Suspensi:
Al-hidroksida co-dried gel 282 mg
Mg-hidroksida 87 mg
Simetikon 25 mg
Dosis: 1-2 tablet/1-2 sendok takar setelah atau diantara awakatu makan dan
menjelang atiduar malam.
Kemasan:
Tablet 60 tablet 120 tablet
Suspensi 180 ml.
8. FARMACROL FORTE (Fahrenheit)
Komposisi:
Tablet kunyah :
Simetikon 125 mg
Mg-hidroksida 100 mg
Al-hidroksida-Mg karbonat 275 mg
Suspensi: tiap 5 ml :
Simetikon 125 mg
Mg-hidroksida 100 mg
Al-hidroksida 200 mg
Indikasi: Kembung, hiperasiditas, tukak peptik, esofagitis, gastritis.
Dosis:
Tablet:
Dewasa: 1-2 tablet
Anak- anak: ½-1 tablet
Diberikan 3-4 kali sehari, dikunyah dulu, sebaiknya 1 jam setelah makan dan
menjelang tidur malam.
Suspensi:
Dewasa: 1 sendok takar 3-4 kali sehari.
Anak-anak : ½ sendok takar 3-4 kali sehari.
Kemasan:
Tablet kunyah 10 strip @ 10 tablet
Suspensi 100 ml 200 ml.
9. MAALOX (Aventis Pharma)
Komposisi: Tablet/5 ml suspensi:
Mg hidroksida 200 mg (200 mg)
Aal hidroksida 200 mg (225 mg)
Dosis:
2-4 tablet/ sendok takar 4 kali sehari (1 jam setelah makan dan menjelang tidur
malam)
Kemasan:
Tablet 50 tablet
Suspensi 150 ml
10. MYLANTA/MYLANTA FORTE (Pfizer)
Komposisi: Tablet/ 5 ml suspensi :
Mg hidroksida 200 mg
Al hidroksida 200 mg
Simetikon 20 mg
Tiap 5 ml suspensi Forte:
Mg hidroksida 400 mg
Al hidroksida 400 mg
Simetikon 30 mg
Dosis:
Tablet suspensi: 1-2 tablet/1-2 sendok takar
Suspensi Forte: 1-2 sendok takar
Diminum 3-4 kali sehari 1 jam setelah makan dan menjelang tidur malam.
Kemasan:
Tablet : 100 tablet
Suaspensi : 150 ml 360 ml
Suspensi Forte : 150 ml.
d. Inhibitor pepsin:
16. BENOFAT (Bernofarm)
Komposisi: sukralfat
Indikasi: Pengobatan jangka pendek ( samapai 8 minggu) ulkus lambung,
duodenum dan gastritis kronik.
Dosis: 1 gr 3-4 kali sehari
Perhatian: Hati-hati pada kehamilan, masa laktasi, gangguan fungsi ginjal.
Efek samping: Sembelit, diare, mual, gangguan perut.
Kemasan:
Tablet 500 mg 10 strip @ 10 tablet.
17. INPEPSA (Fahrenheit)
Komposisi: sukralfat
Indikasi: ulkus lambung, duodenum, gatritis kronis.
Dosis:
Dewasa : 2 sendok takar 4 kali sehari 1 jamsebelum makan dan malam hari
menjelang tidur.
Perhatian: Hati-hati pasien dialisa, kehamilan, masa laktasi.
Efek samping: Mulut kering, sembelit.
Interaksi obat: Dapat mengurangi absorpsi simetidin, ciporofloksasin, digoksin,
ketokonazol, norfloksasin, fenition, ranitidin, tetraksiklin, dan
teofilin.
Kemasan:
Suspensi: 500 mg/5 ml 100 ml 200 ml
Farmakokinetik
Aluminium hidroksida (Amphojel) merupakan salah satu antasida yang
pertama kali dipakai untuk meneralkan asam hidroklorida. Produk-produk
alumnium sering dipakai untuk menurunkan fosfat serum yang tinggi
hiperfosfatemia). Karena aluminium hidroksida sendiri dapat menyebabkan
sembelit dan produk magnesium sendiri dapat menyebabkan sembelit dan
produk magnesium sendiri dapat menyebabkan diare, kombinasi obat,
seperti aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida (Maalox) menjadi
semakin populer.
Hanya sejumlah kecil Amphojel dan Maalox diserap melalui
saluran gastrointestinal. Obat-obat ini terutama terikat pada fosfat dan
dikeluarkan melalui tinja. Sejumlah kecil yang diserap diekskresikan
melalui urin.
Farmakodinamika
Aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida menetralkan asam
lambung, termasuk asam hidroklorida, dan meningkatkan pH dari sekresi
lambung (pH yang tinggi membuat pepsin tidak aktif). Kerja kedua obat ini
cukup cepat, tetapi lama kerjanya bervariasi tergantung apakah antasida
dipakai bersama atau tanpa makan. Jika Antasida dimakan setelah makan,
maka kerjanya bisa mencapai 3 jam karena makanan memperlambat
penggosongan lambung. Dosis yang lebih kerap mungkin diperlukan apabila
antasida diberikan dalam suatu periode berpuasa atau pada awal
pengobatan.
Interval dosis yang ideal untuk antasida adalah 1-3 jam sesudah
makan dan pada waktu tidur. Antasida yang diminum sewaktu perut kosong
efektif untuk 30-60 menit sebelum obat ini akan berjalan ke duodenum.
Dosis antasida ditentukan menurut perintah dokter atau sesuai
aturan pakai obat pada label. Kelebihan dosis akan menyebabkan
timbulnyaa efek samping dan absorpsi sistemik.
Antasid yang mengandung garam magnesium merupakan
kontraindikasi unutk klien yang mengalami gangguan fungsi ginjalkarena
adanya risiko hipermagnesemia. Pemakaian aluminium hidroksida yang
lama dapat menyebabkan hipofosfatemia (fosfat serum rendah). Jika timbul
hiposfosfatemia karena fungsi ginjal yang buruk, dapat diberikan aluminium
hidroksida untuk menurunkan kadar fosfat.
ANTASIDA DOEN (Medipharma)
Komposisi :
Tiap tablet kunyah atau tiap 5 ml suspensi mengandung :
Gel Aluminium Hidroksida kering 258,7 mg (setara dengan Aluminium
Hidroksida) 200 mg
Magnesium Hidroksida 200 mg
• Kaji nyeri yang dialami klien, termasuk tipe, lama, berat, dan
frekuensinya. Nyeri tukak biasanya timbul setelah makan dan pada malam
hari (nyeri nokturnal).
• Kaji fungsi ginjal klien. Laporkan jumlah urin bila kurang dari 600
ml/hari, atau kurang dari 25 ml/jam. Gangguan ginjal dapat mempengaruhi
antasida yang mengandung magnesium dan kalsium (hipermagnesimia dan
hiperkalsemia) dan penghambat H2.
PERENCANAAN
• Klien tidak lagi mengalami sakit perut setelah 1 sampai 2 minggu
memakai obat anti ulkus.
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Beritahukan klien untuk melaporkan rasa sakit, batuk, atau muntah darah
(hematemesis).
• Nasehati untuk tidak memakan makanan atau minuman cairan yang dapat
menyebabkan iritasi lambung, seperti minuman yang mengandung kafein,
alkohol, dan bumbu (misalnya yang pedas).
Antasida
• Nasehati klien untuk memakai antasida 1-3 jam setelah makan dan waktu
akan tidur. Jangan memakai antasida pada waktu makan; obat ini akan
memperlambat pengosongan lambung, menyebabkan peningkatan
aktivitas saluran gastrointestinal dan sekresi lambung.
• Tekankan bahwa antasid tidak sama dengan permen dan minum antasida
secara berlebihan adalah kontraindikasi.
Antikolinergik
Penghambat H2
EVALUASI
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Tan, Hoan Tjay. 2003. Obat-Obat Penting. PT Elex Media Komputindo: Jakarta.
Kee, Joyce L. 1996. Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan. EGC:
Jakarta.
Hardjosaputra, Dr. S. L. Purwanto, dkk. 2008. DOI: Data Obat di Indonesia Edisi
11. PT. Muliapurna Jayaterbit: Jakarta.
Olson, James. 2003. Belajar Mudah Farmakologi. EGC: Jakarta.
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. EGC: Jakarta.
Harnawatiaj. 2008. Ulkus Peptikum.
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/02/21/ulkus-peptikum/ diakses 10
Oktober 2010 jam 09:30 WITA.