VS.
ORANG BEJO
MM14501647 -- Uhudiah
MM14501648 -- Wiwiek Sinta
Sejarah Sidomuncul
Segementasi :
untuk masyarakat
Target pasar :
model, artis,
Memposisikan
PENGHARGAAN
Top Brand Award 2008 versi majalah
marketing pada bulan Februari
Cakram Award, ICSA (Indonesian
Customer Satisfaction Index) 2007,
Serta Sertifikat Obat Herbal Terstandar
(OHT).
Profil Bintang 7
Berdiri pada tanggal 29 April 1946 didirikan
oleh shinshe Tan Jun She bersama
menantunya, Tjia Pu Tjien dan Hioe On Tjan
mendirikan perusahaan farmasi Bintang
Toedjoe.
Puyer Bintang Toedjoe No.16 dan melalui
pabrik yang didirikannya itu produksi Puyer
No.16
Tahun 1950 obat tersebut sudah merajai
pasar. Hal itu memotivasi Sinshe Tan untuk
hijrah ke pusat pemerintahan di Jakarta.
Lokasinya berada di kawasan Krekot.
PENGHARGAAN
Berbagai sertifikasi bertaraf internasional,
seperti ISO 14000, HACCP, OHSAS, juga
diraih oleh Bintang Toedjoe, untuk
membuktikan komitmennya dalam
beroperasi sesuai standar dunia.
PERANG IKLAN
Sama-sama menggunakan endorser papan
atas agar pesan yang disampaikan dalam
iklan mampu memengaruhi dan
mendapatkan perhatian konsumen.
Iklan dengan menggunakan endorser banyak
digunakan untuk menarik perhatian
konsumen. Penggunaan endorser sebagai
model iklan bertujuan untuk menumbuhkan
citra yang baik bagi merek itu sendiri.
Target utamanya adalah meningkatkan
kepercayaan.
Iklan sangat penting karena memiliki fungsi komunikasi yang kritis oleh Shimp (2000),
yaitu:
BRAND :
TOLAK ANGIN
1. Profil Perusahaan
BINTANGIN
PT. Sidomuncul
Kemasan
Kaplet, cair
3.
Jargon
Tagline Tolak Angin yang berbunyi: Orang pintar pilih Tolak Angin menjadi celah
untuk melakukan serangan.
Pasalnya, melalui tagline ini, ada sebagian masyarakat yang terusik dengan
eksklusivitas pangsa pasar Tolak Angin. Masyarakat yang merasa terusik ini
kemudian mencari alternatif produk jamu lain, yang tidak mengharuskan mereka
untuk pintar agar bisa mengonsumsinya.
Bintangin, sebagai kompetitor menangkap peluang ini dengan
membuat tagline Mau minum jamu masuk angin kok mesti pintar.
Di akhir tahun 2007, Butet Kertaradjasa adalah brand ambassador dari Tolak Angin
versi Trully Indonesia. Kemudian, di tahun 2012, Butet dipinang Bintangin untuk
menjadi brand ambassador lantaran vokal Butet yang khas dan dirasa mampu
mempengaruhi pemirsa.
Strategi yang jitu memang, karena jika tidak cerdas menangkap peluang, akan sulit
bagi Bintangin merebut pasar Tolak Angin. Bintangin menekankan bahwa
produknya dapat dikonsumsi semua orang, tak peduli ia pintar atau tidak.
Namun sayang, usaha Bintangin meluncurkan tagline Orang Bejo ini kurang
berhasil. Sebab, tagline ini justru kian meneguhkan posisi Tolak Angin sebagai
jamu masuk angin. Semacam mengingatkan kembali pada masyarakat akan
produk kompetitornya, yaitu Si Mapan, Tolak Angin.
KESIMPULAN
Meski Tolak Angin dan Bintangin saling
berebut pasar, keduanya sepakat untuk
mempromosikan jamu sebagai obat
tradisional asli Indonesia yang memiliki
khasiat tanpa efek samping dan ekonomis.
Komunikasinya lebih menjelaskan
bagaimana obat masuk angin ini dihasilkan
lewat proses produksi yang modern,
berdasarkan cara pembuatan obat tradisional
yang baik maupun dengan cara pembuatan
obat yang benar, sehingga tidak lagi
dipersepsikan sebagai jamu, melainkan
produk herbal berkualitas.
Thank You