Anda di halaman 1dari 16

I.

Pendahuluan
Karbohidrat merupakan bahan bakar utama (sumber energi) bagi tubuh
yang didalam makanan terdapat sebagai monosakarida, disakarida dan
polisakarida. Selain sumber energi juga berperan penting dalam menjaga
keseimbangan asam-basa, pembentukan struktur sel, jaringan dan organ
tubuh. Bilamana seorang penderita harus diberikan makanan yang memadai
tetapi tidak dapat melalui saluran cerna atau mengalami gangguan saluran
cerna seperti diare maka sumber energi utama yakni karbohidrat dapat
diberikan melalui infus yang mengandung karbohidrat.
Fruktosa merupakan sumber karbohidrat yang disukai dan salah satu
senyawa yang penting didalam tubuh sebagai sumber energi. Fruktosa
(bahasa Inggris: fructose, levulose), atau gula buah, adalah monosakarida
yang ditemukan di banyak jenis tumbuhan dan merupakan salah satu dari
tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa, yang bisa
langsung diserap ke aliran darah selama pencernaan. Fruktosa murni rasanya
sangat manis, warnanya putih, berbentuk kristal padat, dan sangat mudah
larut dalam air.
Fruktosa dibuaat rute intravena bertujuan untuk Apabila tubuh kekurangan
air, elektrolit dan karbohidrat, maka kebutuhan tersebut harus cepat diganti
oleh karena itu rute intravena yang dipilih agar fruktosa cepat masuk ke
pembuluh darah. Fruktosa dibuat sediaan infus karena tidak harus menyuntik
pasien berulang kali dan dapat sebagai penambah nutrisi bagi pasien yang
tidak dapat makan secara oral.
Sediaan parenteral volume besar biasanya diberikan dalam bentuk infus
intravena. Infus intravena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi,
bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah,
disuntikan langsung ke dalam vena dan volume relative besar. Infus
intravena tidak diperbolehkan mengandung bakterisida dan zat dapar larutan
dalam infuse intravena harus jernih dan praktis bebas partikel. (FI III hal
112). Walaupun larutan infus intravena yang diinginkan adalah larutan yang
isotonis dengan tujuan untuk meminimalisasi trauma pada pembuluh darah,

1
namun larutan hipertonis dapat digunakan jika tetesan dalam sediaan infus
diperlambat.
Persyaratan infuse intravena antara lain : (Voight hal 462)
Sesuainya kandungan bahan obat yang dinyatakan dalam etiket dan yang
ada dalam sediaan, tidak terjadi pengurangan efek selama penyimpanan
akibat perusakan obat secara kimia dan sebagainya.
Penggunaan wadah yang cocok, yang tidak hanya memungkinkan
sediaan tetap steril tetapi juga mencegah terjadinya interaksi antara
bahan obat dan material dinding wadah.
Tersatukan tanpa terjadi reaksi. Untuk itu beberapa factor yang paling
menentukan adalah:
- bebas kuman - isotonis
- bebas pirogen - isohidris
- bebas pelarut yang secara fisiologis tidak netral
- bebas bahan melayang
Keuntungan pemberian secara intravena :
- Kerja obat cepat dibandingkan dengan cara lain, karena absorbsi obat
tidak menjadi masalah maka tingkatan optimum dapat dicapai dengan
ketepatan dan kesegaran yang maksimal.
- Pada keadaan gawat pemberian obat lewat intravena sangat tepat
karena penempatan obat langsung ke sirkulasi darah sehingga obat
bekerja dengan cepat.
Kerugian pemberian obat melalui intravena adalah:
- Sekali obat diberikan lewat intravena maka obat tidak dapat ditarik
kembali.
- Harus diberi oleh orang yang terlatih
- Resiko toksisitas terhadap jaringan dapat menyebabkan iritasi.

II. Data Preformulasi


A) Zat Aktif

Nama Zat Sifat Fisika Cara Ekivalen Khasiat / Dosis Cara

2
Aktif Kimia dan Sterilisasi NaCl Penggunaan
Stabilitas
Fruktosa Pemerian: Otoklaf 0,18 Khasiat: Intravena
Merupakan kristal atau (Prescripti Sebagai sumber
tidak berwarna atau filtrasi on energi pada pasien
serbuk Kristal ( Martinda Pharmacy insufisiensi
berwarna putih. le 28th hlm 188) karbohidrat,
Tidak berbau dan edition mempercepat laju
memiliki rasa yang hlm 54) metabolisme etil
manis ( Martindale alkohol pada kasus
36th edition hlm keracunan alkohol
1945) akut, sumber energi
untuk pasien gagal
Kelarutan: ginjal, bayi yang
Sangat mudah larut menderita neonatal
dalam air; larut hipoglikemia, dan
dalam alkohol; dan muntah akibat
larut dalam etil kehamilan.
alkohol; dan praktis
tidak larut dalam Dosis:
kloroform dan eter Untuk dewasa 1-3
(Martindale liter dari 10% larutan
28thedition hlm 54) sehari.(Drug
Information 88
pH Sediaan: hal.1430).
3-5,5(Martindale Sebagai sumber
28thedition hlm 54) kalori 50 -400 gram
PH Zat aktif : sehari dalam
3-4 pemberian parenteral;
sediaan infus
Stabilitas: intravena 5 %, 10 %,

3
Higroskopis dan dan 20%.
mengaobsorbsi (Martindale 28th
dalam jumlah edition hlm 55)
banyak pada
kelembaban lebih
besar dari 60%.
(Handbook of
PharmaceuticalExci
pients 6thedition hlm
274),
Stabil terhadap
pemanasan sampai
suhu 70oC
(Handbook of
PharmaceuticalExci
pients 6thedition hlm
274),

Inkompatibilitas :
larutan fruktosa
(10%) inkompatibel
terhadap
klortetrasiklin.
( Martindale 28th
edition hlm 54)

Penyimpanan :
Baik disimpan
didalam kemasan
bersegel asli pada
temperature dibawah

4
25C dan
kelembaban kurang
dari 60% diharapkan
stabil selama 12
bulan.(Handbook of
PharmaceuticalExci
pients 6thedition hlm
274),
Dalam wadah
tertutup rapat pada
suhu kamar
( Martindale 28th
edition hlm 54-55)

B) Pelarut
Nama Zat Sifat Fisika Kimia Konsentrasi Sterilisasi Kegunaan Alasan
Pemilihan
Aqua Steril Pemerian : - Didihkan Pelarut zat Karena bersifat
Pro Injeksi Merupakan cairan selama 30 aktif inert dan dapat
(FI edisi V jernih, tidak menit (FI melarutkan zat
hal 57) berwarna, tidak edV hal aktif.
berbau. 64)

Stabilitas:
Mudah terurai jika
berhubungan dengan
zat organik yang
dapat teroksidasi,
dengan logam
tertentu dengan
senyawanya atau

5
dengan alkali (FI
edV hal 64).

Inkompatibilitas
dengan semua zat
yang dapat
terhidrolisis dengan
air.

C. Teknologi Farmasi
Infus intravena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi,
bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah,
disuntikan langsung ke dalam vena dan volume relative besar. Infus
intravena tidak diperbolehkan mengandung bakterisida dan zat dapar
larutan dalam infuse intravena harus jernih dan praktis bebas partikel.
(FI III hal 112).
Persyaratan infus intravena antara lain : (Voight hal 462)
Sesuainya kandungan bahan obat yang dinyatakan dalam etiket dan
yang ada dalam sediaan, tidak terjadi pengurangan efek selama
penyimpanan akibat perusakan obat secara kimia dan sebagainya.
Penggunaan wadah yang cocok, yang tidak hanya memungkinkan
sediaan tetap steril tetapi juga mencegah terjadinya interaksi antara
bahan obat dan material dinding wadah.
Tersatukan tanpa terjadi reaksi. Untuk itu beberapa factor yang paling
menentukan adalah:
- bebas kuman - isotonis
- bebas pirogen - isohidris
- bebas pelarut yang secara fisiologis tidak netral
- bebas bahan melayang

6
D. Farmakologi
Fruktosa merupakan sumber karbohidrat yang disukai dan salah
satu senyawa yang penting didalam tubuh sebagai sumber energi.
Fruktosa (bahasa Inggris: fructose, levulose), atau gula buah, adalah
monosakarida yang ditemukan di banyak jenis tumbuhan dan
merupakan salah satu dari tiga gula darah penting bersama dengan
glukosa dan galaktosa, yang bisa langsung diserap ke aliran darah
selama pencernaan. Fruktosa murni rasanya sangat manis, warnanya
putih, berbentuk kristal padat, dan sangat mudah larut dalam air.
Fruktosa dengan cepat dimetabolisme dan dikonversi lebih cepat
menjadi glikogen dibandingkan dekstrosa,kehadiran insulin tidak
dibutuhkan untuk mengkonversinya menjadi glikogen,fruktosa terutama
dimetabolisme terutama dihati oleh enzyme fruktokinase dari
pembentukan fruktosa I-fosfat,aktivitas fruktokinase tidak dipengaruhi
oleh insulin yang menjadi alas an utama bahwa fruktosa bisa
dimanfaatkan untuk penderita diabetes.Fruktosa I-Fosfat dibagi menjadi
D-gliseraldehid dan Dihidroksi asetonfosfat oleh aldolase B.Tidak
adanya enzyme menghasilkan intoleransi fruktosa herediter.
Fruktosa mengalami fosforilasi di hati dan mengalami metabolisme
menjadi glukosa yang merupakan sumber energi, dimana metabolisme
fruktosa tidak dipengaruhi oleh insulin.
Fruktosa diabsorpsi pada saluran cerna tetapi lebih lambat
dibandingkan glukosa. Fruktosa dimetabolisme secara cepat
dibandingkan dengan glukosa di dalam tubuh., terutama pada hati
dimana fosforilasi dan sebagian dikonversi menjadi glukosa,
metabolism lain meliputi asam laktat dan asam piruvat. Meskipun
metabolisme fruktosa tidak tergantung pada insulin, dan insulin tidak
diperlukan untuk proses perpindahan dari darah. Glukosa merupakan
hasil metabolit dari fruktosa dan membutuhkan insulin untuk
metabolisme lebih lanjut.

7
III. Formula
A) Formula Dasar
Martindale 28th edition hal 55
Fruktosa 10 %
Aqua pro injection ad 500 ml

Drug Information 88 hal 1430


Injection for IV Infustion Only 10%

B) Rencana Formula
Tiap ml mengandung :
Fruktosa 10 %
Aqua pro injection ad 500 ml

C) Latar Belakang Penetapan Formula


Zat aktif fruktosa berkhasiat bagi suplai nutrisi untuk tubuh dan
dibuat dalam sediaan infuse karena pasien dalam keadaan tidak bisa
mengkonsumsi obat dalam bentuk sediaan oral
Dosis Fruktosa yang digunakan dalam formula adalah 10 %. Dimana
menurut pustaka dosis secara infus IV adalah 10%. (Drug
Information 88 hlm 1430)
Fruktosa dibuat dalam sediaan infus IV karena memiliki kelarutan
sangat mudah larut (1:0,3) dalam air sehingga 10% Fruktosa dapat
larut dalam 15 ml dari 500 ml air yang digunakan.
Pelarut yang digunakan adalah aqua steril pro injeksi.
Pada formula tidak ditambahkan pengawet karena sediaan yang
dibuat infus Intravena dimana penggunaannya sekali pakai, dan pada
proses pembuatannya dilakukan sterilisasi akhir sehingga tidak
diperlukan pengawet.

8
Prinsip sterilisasi yang digunakan adalah sterilisasi akhir dengan
autoklaf dikarenakan Fruktosa stabil terhadap pemanasan serta
menurut pustaka cara sterilisasi sediaan infuse Fruktosa dengan
sterilisasi akhir. ( Martindale 28th edition hlm 54-55)
Penggunaan carbo adsorben dimaksudkan untuk menghilangkan
pirogen dari sediaan.
Penggunaan H2O2 dimaksudkan untuk menghilangkan pirogen dari
aqua steril pi.

D) Formula yang Akan Dibuat


Fruktosa 10 %
Aqua pro injection ad 500 ml

IV. Alat & Bahan


A. Alat
- Gelas ukur - Pipet tetes
- Batang pengaduk - Spatula
- Beaker - Pinset
- Kertas saring - Kaca arloji
- Erlenmeyer - Penjepit besi
- Botol infus - Karet pipet tetes
- Corong glass - Aluminium foil
- Oven - Autoklaf
B. Bahan
- Fruktosa
- Aqua steril pro injeksi
- Carbo adsorben
- Hidrogen Peroksida 0,1%

V. Pembuatan

9
A. Perhitungan
Perhitungan Tonisitas
Perhitungan ekivalensi NaCl
E fruktosa = 0,18 ( Prescription Pharmacy hlm 188)
Akan dibuat sediaan infus 500 ml

Volume larutan isotonis


Fruktosa = 10% x 500 ml = 50 g
V=[ ]

= [ 50 g ]

= 999,9 ml

Persen Tonisitas

% =

= 1,7998 % = 1,8 % (Hipertonis)

Maka laju tetes tiap menitnya =

= =

Sediaan yg dibuat hipertonis maka sediaan dapat menjadikan sel


darah merah mengembang dan kemudian akan pecah/lisis. Oleh
karena itu larutan infus diberikan dengan kecepatan 1 ml per tetes,
yang normalnya sediaan infus diberikan dengan kecepatan 2 ml per
tetes.

10
Perhitungan Penimbangan
Dibuat 2 botol infus @500 mL
Vol. infus = (2 x 500) + (10 % x 1000 mL)
= 1100 mL

Fruktosa = 10 % x 1100 mL
= 110 g
= 110 g + (5 % x 110 g)
= 115,5 g

Carbo Adsorben = 0,1 % x 1100 = 1,1 g


H2O2 0,1 = 0,1 % x 1100 = 1,1 g
Aqua p.i ad 1100 ml

Penimbangan
No. Bahan Penimbangan (g)
1 Fruktosa 115,5
2 Carbo Adsorben 1,1
3 H2O2 0,1% 1,1
4 Aqua steril p.i Ad 1100 ml

B. Sterilisasi Alat, Bahan dan Sediaan.


Waktu
No Alat yang Digunakan Cara Sterilisasi Pustaka
Mulai Akhir
1. Beaker glass Oven 150oC FI V hal. 1407
Corong Glass selama 1 jam
Erlenmeyer
Pipet tetes
Botol infuse
2. Gelas ukur Otoklaf 121o FI V hal. 1618
Kertas saring 2,0oC; 15 menit
3. Batang pengaduk Direndam FI V hal. 1618
Spatula alkohol selama
Pinset 30 menit

11
Kaca Arloji
Penjepit Besi
4. Karet tutup pipet tetes Direbus dalam FI V hal. 1618
Karet tutup infuse air suling 30
menit
5. Aqua pi Didihkan 30 FI V hal 64
menit
6 Sterilisasi sediaan infus Autoklaf 1210 Martindale 28th
selama 15 menit ed hal 635

C. Cara Kerja
Prinsip : Sterilisasi Akhir (sterilisasi dengan autoklaf)
1. Disiapkan alat dan bahan-bahan yang akan digunakan.
2. Dikalibrasi botol infus dan erlenmeyer dikalibrasi (botol invus ditara
dengan aquadest ad 500 ml beri tanda dan erlenmeyer dikalibrasi ad
1100 ml).
3. Disterilkan alat-alat dan botol infus.
4. Aqua steril pro injeksi dibuat dengan cara: Dipanaskan aqua sampai
mendidih dan biarkan 30 menit, kemudian ditambahkan sedikit demi
sedikit H2O2 0,1% melalui dinding erlenmeyer dari volume yang akan
dibuat kemudian diaduk selama 10-15menit, dinginkan.
5. Ditimbang Fruktosa dengan menggunakan kaca arloji Kemudian
dilarutkan Fruktosa dengan aqua steril pro injeksi secukupnya ad larut
6. Kemudian ditambahkan aqua steril pro injeksi sampai secukupnya.
7. Dicek pH larutan menggunakan indikator universal.
8. Ditambahkan aqua steril pro injeksi ad tanda kalibrasi
9. Ditambahkan karbo adsorben, kemudian aduk ad homogeny,
dipanaskan selama 15 menit pada suhu 50-60C.
10. Disaring larutan dengan 2 rangkap kertas saring steril sampai jernih.
11. Botol infus ditutup dengan karet penutup.
12. Sediaan infus disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121 0C selama 15
menit.

12
13. Dilakukan uji IPC (uji kejernihan dan uji keseragaman volume)
14. Sediaan infus yang telah dibuat, diberi etiket dan label dan diserahkan.
15. Lakukan uji QC (uji kejernihan, uji keseragaman volume, uji sterilitas,
uji kadar, dan uji pirogenitas)

VI. Evaluasi
A. IPC (In Process Control)
1. Cara Evaluasi
a. In Proses Control
1. Uji Kejernihan ( Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi
III hlm 1355 )
Dilakukan dengan pemeriksaan visual terhdap larutan
produk, dilakukan oleh seseorang yang memeriksa di
bawah penerangan cahaya yang baik dengan latar
belakang hitam dan putih.
Persyaratan : tidak terdapat partikel partikel asing yang
dapat terlihat oleh mata atau tidak terdapat partikel-
partikel asing dengan ukuran 30-40 m atau lebih besar
dari itu.

2. Uji pH ( FI IV hal 1039-1040 )


Pengecekan pH dilakukan dengan menggunakan indikator pH
universal. Dengan meneteskan larutan secukupnya lalu
dibadinga dengan pembanding pH Univesal.
Syarat : 4.5 7 (Martindale 28th ed hal 635)

3. Uji Keseragaman Volume (Farmakope Indonesia Edisi IV


tahun 1995 hlm 1044)
Diambil 5 buah ampul, diambil isi tiap wadah dengan alat
suntik hipodermik kering berukuran tidak lebih dari 3 kali
volume yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik

13
nomor 21, panjang tidak kurang dari 2,5 cm. Keluarkan
gelembung udara dari dalam jarum dan alat suntik dan
pindahkan isi dalam alat suntik tanpa mengosongkan bagian
jarum, kedalam gelas ukur kering volume tertentu yan
volume telah dibakukan sehingga volume yang diukur
memenuhi sekurang-kurangnya 40% volume dari kapasitas
tertera (garis- garis penunjuk gelas ukur menunjuk
volume yang ditampung bukan yang dituang).\

B. Quality Control (QC )


1. Uji Kejernihan (Lachman hal. 1355)
Produk dalam wadah diperiksa di bawah penerangan cahaya yang
baik, terhalang terhadap reflek mata, berlatar belakang hitam dan
putih, dengan rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi memutar.
Syarat : benar-benar bebas dari partikel kecil yang dapat dilihat
dengan mata (berukuran 30-40 m dan lebih besar dari itu).

2. Uji Keseragaman Volume (FI IV, hal. 1044)


Isi dari wadah 10 ml atau lbih dapa ditentukan dengan membuka
wadah,memidahkan isi secara langsung ke dalam gela ukur atau gelas
piala yang telah ditara.

3. Uji Sterilitas (FI IV hal 855)


Bersihkan permukaan luar botol dan
tutup botol dengan bahan dekontaminasi yang sesuai.
Untuk cairan 100 ml sampai 500 ml,
pindahkan secara aseptik seluruh isi tidak kurang dari 40 wadah
melalui tiap penyaring dari dua rakitan penyaring, atau tidak
kurang dari 20 wadah bila digunakan satu rakitan penyaring.
Lewatkan segera tiap spesimen melalui penyaring melalui bantuan
pompa atau tekanan.

14
Secara aseptik pindahkan membran
dari alat pemegang, potong menjadi setengah bagian (jika hanya
menggunakan satu), celupkan membran atau setengah bagian
membran, ke dalam 100 ml media inkubasi lalu inkubasi pada suhu
yang sesuai selama tidak kurang dari 7 hari.

4. Uji Kadar (FI IV hal 585)


Pipet sejumlah volume injeksi setara lebih kurang 90 mg NaCl,
dimasukkan kedalam wadah dari porselen dan ditambahkan 140 ml air
dan 1 ml diklorofluoresen LP. Dicampur dan dititrasi dengan perak
nitrat 0,1 N LV hingga perak klorida menggumpal dan campuran
berwarna merah muda lemah.

5. Uji Pirogenitas (FI IV hal 908-910)


Uji Biologik
Berdasarkan peningkatan suhu badan kelinci setelah disuntikkan
dengan larutan kurang dari 10 ml/kg bobot badan dalam vena
aurikularis.
Syarat: tidak lebih dari 3 ekor kelinci dari 8 kelinci masing-
masing menunjukkan kenaikkan suhu 0,5C atau lebih dan jumlah
kenaikkan suhu maksimal 8 ekor kelinci tidak lebih dari 3,3C.

VII. Kemasan
(Terlampir)

VIII. Daftar Pustaka


Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia
Edisi III. Jakarta:Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan

15
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia
Edisi IV. Jakarta:Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2014. Farmakope Indonesia
Edisi V. Jakarta:Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan.
Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri.
Reynold, James EF. 1994. Martindale The Extra Pharmacopeia Edition
28. London: ThePharmaceutical PressLondon
Rowe, Raymond C. 2009. Handbookof Pharmaceutical Excipients 6th
Edition. London: The Pharmaceutical Press
Sulistia Gan Gunawan, editor. Farmakologi dan terapi. 2007. Edisi 5.
Jakarta: Departemen Farmakologi Dan Terapeutik FKUI
Sweetman, Sean C. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-
sixth edition. London: The Pharmaceutical Press
Turco, Salvatore. Sterile Dosage Forms.1974. Sterile Dosage Forms.
London : Henry Kimpton Publishers
Voigt, Rudolf. Buku pelajaran teknologi farmasi. Diterjemahkan oleh
Dr.rer.nat. Soendani Noerono Soewandhi, Apt. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press

16

Anda mungkin juga menyukai