Anda di halaman 1dari 3

Penanganan Non-Farmakologi

Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menghitung Indeks Massa Tubuh
(IMT). Resiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan
meningkatnya angka IMT :
Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus:
IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan (cm)/100)
2

Contoh :
BB = 50 kg, TB = 160 cm
IMT = 50/(160/100)
2
= 50/2,56 = 19,53
Nilai Standar:
a. < 18,5 = maka dapat dikatakan IMT Kurang
b. 18,5 25 = maka dapat dikatakan IMT Normal
c. 25 27 = maka dapat dikatakan IMT Lebih
d. > 27 = maka dapat dikatakan sebagai Obesitas atau
Kegemukan
Untuk mencegah terjadinya kegemukan (obesitas) maka sangat disarankan untuk:

A. Diet
Apabila sudah terjadi kelebihan berat badan atau mungkin kegemukan maka
disarankan untuk melakukan diet (mengatur asupan makanan). Mengkonsumsi
asupan harian yang sesuai, cukup vitamin dan mineral serta banyak mengandung
serat yang bermanfaat dalam proses penurunan berat badan. Diet ini membatasi
makanan padat energi, seperti kue-kue yang banyak mengandung karbohidrat
sederhana dan lemak, serta goreng-gorengan (Budiyanto,2002).
Tujuan diet energi rendah kalori adalah untuk:
a. Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan
umur, gender, dan kebutuhan fisik.
b. Mencapai IMT normal yaitu 18,5-25 kg/m2
c. Mengurangi asupan energi, sehingga tercapai penurunan berat
badan sebanyak 0,5-1 kg/minggu. Pastikan bahwa yang berkurang adalah lemak
dengan mengukur tebal lemak lipatan kulit dan lingkar pinggang (Budiyanto,
2002).
Konsumsi makanan harus seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, dan
lemak. Ada beberapa rencana diet yang menangani penurunan berat
badan melalui pembatasan ketat hanya satu makronutrien (misalnya, rendah lemak,
rendah karbohidrat, atau diet protein tinggi), namun, konsumsienergidan pengeluaranlah
yangakan menentukan jumlah penurunan berat badan. Konsultasi dengan ahli
gizi dianjurkan ketika menerapkanrencanamakan sehat yang disesuaikan dengan
kebutuhan nutrisi individu.Tujuan yang lebih wajar bagi individu yang menjalani diet
yaitu penurunan berat badan sekitar 0,5 sampai 1 kg per minggu yang dicapai dengan
keseimbangan kalori negatif sekitar 500-1000 kkal/hari. Ini berarti diet sekitar 20 kkal/kg
berat badan untuk orang dewasa merupakan diet yang paling diinginkan.Regimen diet
harus seimbang dalam lemak, karbohidrat, dan protein, serta mikronutrien. Umumnya 0,8
g protein per kilogram berat badan yang diinginkan dianjurkan, dengan paling banyak
30% kalori berasal dari lemak (DiPiro et. al.,2008).

B. Aktivitas Fisik
Gerak atau aktivitas jasmani yang disarankan untuk menjaga kebugaran
jasmani bagi anak adalah minimal tiga kali dalam satu Minggu dengan durasi waktu
60-90 menit dengan intensitas sedang. Melalui aktivitas jasmani yang terukur ini
diharapkan dapat membantu menjaga kebugaran jasmani dan membantu
penyaluran tenaga serta pembakaran lemak sehingga dapat mencegah terjadinya
kegemukan (Djoko, 2000).
Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan
berat badan :
1. Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin,
mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori.
2. Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara
perlahan dan stabil.
Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan
kesehatan secara menyeluruh. Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan
setelah penurunan berat badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit
dari pengendalian berat badan. Program yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan
makan dan aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu
menyokong terjadinya penambahan berat badan. Program ini harus menyelenggarakan
perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yang sehat dan rencana
jangka panjang untuk mengatasi masalah berat badan (Mexitalia dkk, 2005).


Mexitalia M, Susanto JC, Faizah Z, Hardian. Hubungan pola makan dan aktifitas fisik pada
anak dengan obesitas usia 6-7 tahun di Semarang. M Med Indones. 2005;40:62-70
Budiyanto. (2002). Obesitas dan Perkembangan Anak. Jakarta: Grafindo
Persada.
Djoko Pekik Irianto. (2000). Panduan Latihan Kebugaran yang Efektif dan
Aman. Yogyakarta: Lukman Offset.
Dipiro, J.T., Robert, L.T., Gary, C.Y., Barbara, G.W., and Michael, P. 2008.
Pharmacotheraphy :A Pathophysiologic Approach 7
th
. United States : McGraw-Hill
Companies. Hal. 2441.

Anda mungkin juga menyukai