Anda di halaman 1dari 4

Nama: Windiya Januarita Imelda

NIM : 211540139

Toxoplasmosis atau bisa disebut dengan Toxoplasma gondii merupakan parasit protozoa (yang
bersel satu). Virus ini bersifat zoonosis, yang artinya virus ini pertama kali hidup di hewan
sebelum ditularkan ke tubuh manusia. Dalam kasus penyebarannya virus toksoplasma ini dibagi
menjadi beberapa macam :
1. Makanan
Makanan sendiri merupakan objek paling umum sebagai perantara penyebaran virus ini.
Seseorang bisa terserang toksoplasmosis dari :
 Makan daging mentah atau setengah matang dan telah terkontaminasi oleh
parasit. Contohnya babi, domba
 Minum susu terutama susu kambing yang tidak dipasteurisasi atau tidak melalui
proses pemanasan yang berguna untuk membunuh patogen dan memperpanjang
umur simpan makanan/minuman.
 Menggunakan makanan yang diolah dengan barang bekas yang terkontaminasi,
seperti talenan dan pisau
2. Transmisi hewan ke manusia
Seseorang bisa terkena virus toksoplasma dari hewan yang terinfeksi. Virus ini bisa hidup
dan berkembang biak pada tubuh hewan seperti kucing, burung, tikus, kambing, domba,
sapi, babi, dan rusa
Adapun perantaranya sendiri adalah kotoran hewan atau fesesnya. Kucing merupakan
hewan yang paling sering menularkan virus toxoplasma ke manusia. Hewan ini lebih
dahulu terinfeksi karena memakan tikus dan burung.
3. Ibu ke anak
Seorang Wanita yang baru terinfeksi virus toxoplasma kemungkinan selama
kehamilannya bisa menularkan virus toxoplasma ke janinnya. Wanita bisa saja tidak
menyadari gejalanya, namun akan berdampak buruk pada kondisu janinnya, seperti
gangguan pada system saraf dan mata
4. Penularan yang jarang terjadi
Donor darah dan transplantasi organ dari orang yang positif juga bisa tertular virus ini.
Begitu juga dengan pekerja laboratorium yang menangani darah orang yang terinfeksi,
dapat tertular meski tidak sengaja.

A. Orang yang berisiko terkena toxoplasmosis


Virus toksoplasma ini dapat ditemukan di seluruh dunia, namun lebih banyak hidup di
Negra beriklim tropis dan panas. Ada beberapa kelompok yang berisiko tinggi terkena
virus tokso, yaitu seseorang yang mengidap penyakit tertentu yang berhubungan dengan
penurunan system kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS dan kanker. Selain itu orang yang
sedang menjalani pengobatan menggunakan steroid dan imunosupresan juga memiliki
peluang tinggi untuk terpapar.

B. Gejala dan ciri-ciri toksoplasmosis


1. Pada orang sehat
Biasanya menunjukkan gejala diawal waktu. Sistem imun bisa melawan keberadaan
parasit, meski tubuh tetap dapat merasakan tanda-tanda ringan menyerupai flu, seperti
:
- Pegal-pegal
- Sakit kepala
- Demam
- Pembengkakan kelenjar getah bening
Virus tokso masih verada dalam tubuh orang namun dalam keadaan tidak aktif. Virus
bisa kembali aktif jika terajadi imunosupresi (reaksi kekebalan dalam kondisi
tertekan)
2. Ibu hamil
Jika seorang wanita terinfeksi virus sebelum hamil, janin yang dikandung akan
terlindungi. Sebab, tubuh ibu telah mengembangkan kekebalannya.
Tapi jika seorang wanita tertular Ketika sudah hamil, gejala biasanya tidak dirasakan
sang ibu, tetapi pada janinnya, seperti :
- Toksoplasmosis kongenital, ditandai dengan pembesaran atau pengecilan ukuran
kepala janin
- Kejang
- Penyakit kuning pada mata
- Infeksi mata yang parah
- Cacat mental
3. Orang dengan kekebalan renedah
Orang dengan kekebalan tubuh rendah kemungkinan mengalami gejala lebih parah.
Penyintas HIV/AIDS misalnya, dapat mengalami infeksi primer yang lebih serius
Gejala yang mungkin terjadi adalah sakit kepala aku, mual, kebingungan, hingga
kejang.
C. Komplikasi yang mungkin terjadi akibat virus toxoplasma
o Kebutaan : virus ini dapat menyebabkan infeksi mata yang parah,
mengaburkan penglihatan, hingga memicu kebutaan permanen.
o Radang otak : toksoplasmosis yang parah bisa menyebabkan encefalitis
atau peradangan otak. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat
meningkatkan resiko demensia, skizofrenia, hingga koma.
Pada penyintas HIV, komplikasinya bisa lebih parah dari yang dibayangkan. Kejang
berkepanjangan dapat terjadi hingga membahayakan nyawa. Sedangkan pada anak-anak,
komplikasi bisa muncul lebih dari satu, misalnya kehilangan penglihatan, masalah pendengaran,
hingga gangguan mental.
D. Cara mengatasi dan mengobati virus Toxoplasma
1. Perawatan toksoplasmosis dokter
Sebelum melakukan serangkaian pemeriksaan dokter biasanya akan melakukan
pemeriksaan untuk membuat diagnosis, seperti :
a. Tes Serologi
Dilakukan dengan pengambilan sampel darah untuk mendeteksi adanya antibody
di dalam tubuh.
b. Tes untuk janin
Tes ini perlu dilakukan untuk meminimalkan resiko komplikasi ketika lahir,
seperti gangguan mental, infeksi mata, hingga gangguan pendengaran.
Tes pada janin dilakukan dengan cara :

 Amniosentesis: Prosedur ini dilakukan setelah 15 minggu usia kehamilan, menggunakan


jarum halus untuk mengeluarkan sedikit cairan dari kantong ketuban yang mengelilingi
janin.
 Ultrasound:  Tes menggunakan teknologi gelombang suara ini bukan untuk mendeteksi
virus Toxoplasma,  melainkan bentuk tubuh janin yang terindikasi mengalami
toksoplasmosis. Salah satu indikasi itu adalah pembesaran kepala akibat penumpukan
cairan (hidrosefalus).
c. Magnetic resonance imaging (MRI)
Tes yang menggunakan gelombang elektromagnetik ini bertujuan membuat
gambar atau citra visual dari penampang kepala dan otak. Selama prosedur, kamu
akan berbaring di dalam mesin berbentuk bulat dengan lubang di tengah yang
dikelilingi pemancar gelombang.
d. Biopsi otak
Pada kasus yang jarang, dokter atau ahli bedah saraf akan mengambil sampel
kecil dari jaringan otak. Sampel tersebut kemudian di analisis di laboratorium
untuk diperiksa apakah terdapat kista toksoplasmosis
E. Cara mengatasi toksoplasmosis secara alami di rumah
Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasite, sehingga
penyembuhannya hany bisa dilakukan dengan prosedur medis. Tapi, untuk mencegah
agar kondisinya tak memburuk, kamu bisa mengonsumsi makanan bergizi yang dapat
meningkatkan kekebalan, seperti :
 Buah-buahan sitrus seperti jeruk, mengandung vitamin C tinggi yang bisa
mengoptimalkan produksi sel darah putih (leukosit). Keberadaan sel darah putih sangat
penting dalam perlawanan terhadap infeksi.
 Brokoli, mengandung vitamin A, C, dan E. Sayuran ini bisa berperan sebagai antioksidan
alami bagi tubuh.
 Bayam, mengandung beta-karoten yang bisa meningkatkan sistem imun dan melawan
infeksi.
 Teh hijau, kaya akan flavonoid yang bisa berpengaruh positif pada sistem kekebalan
tubuh. Green tea  juga merupakan sumber asam amino L-theanine yang dapat membantu
produksi senyawa pelawan parasit di sel T.
F. Obat Virus Toxoplasma di apotik
Obat yang sering digunakan untuk mengatasi virus toxoplasma adalah pirimetamin. Obat
ini bekerja dengan menghentikan proses kembang biak parasite yang telah berada aliran
darah. Pirimetamin memblokir dihidrofolat reductase, enzim yang terlibat dalam proses
reproduksi parasite seperti virus tokso.
Pirimetamin biasanya diresepkan Bersama dengan leucovorin, yaitu obat injeksi asam
folat. Ini karena pirimetamin sendiri adalah obat yang bersifat antagonis folat, sehingga
leucovorin dibutuhkan untuk menjaga pemenuhan kadar vitamin B9 di dalam tubuh.
G. Obat virus Toxoplasma alami
Ada beberapa herbal yang bisa digunakan untuk membasmi dan menghambat proses
kembang biak Toxoplasma, diantaranya adalah :
 Artemisia annua
 Daun mimba
 Kunyit
 Jahe
 Ginkgo biloba
 Buah zaitun
 Kayu manis
 Pasak bumi
 Pala
 Daun jambu biji
 Bawang putih
 Jintan hitam
H. Cara mencegah toxoplasma
- Hindari minum air yang tidak higienis
- Hindari makan-makanan mentah atau setengah matang, terutama daging
- Cuci buah sebelum dikonsumsi, dan buang kulitnya jika memungkinkan
- Hindari minum susu yang tidak dipasteurisai, karena bisa mengandung virus
toxoplasma
- Selalu cuci tangan dengan saben, terutama setelah menyentuh hewan peliharaan
seperti kucing
- Gunakan sarung tangan saat berkebun, karena tanah atau pasir bisa terkontaminasi
kotoran kucing yang mengandung virus toxoplasma
- Beri makan kucing hanya dengan produk kering kalengan, bukan daging mentah atau
setengah matang
- Bersihkan kotoran kucing setiap hari. Virus toxoplasma tidak menjadi infeksius
hingga lima hari setelah dikeluarkan dari kotoran kucing

Anda mungkin juga menyukai