M A K A L AH
KONSEP DIRI
PRODI D3 KEPERAWATAN
TK. I B
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “KONSEP DIRI”.
Makalah ini disusun untuk menjelaskan tentang Konsep Diri dalam Keperawatan agar
dapat diterapkan dalam praktek keperawatan, serta diajukan demi memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Dasar Semester Ganjil.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Penulis
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda dalam proses kehidupannya, mulai
dari lahir hingga mencapai titik kedewasaannya. Sehingga di dalam diri setiap individu
terdapat berbagai macam cara identifikasi serta perubahan melalui proses yang berbeda pula
dan diharapkan menuju arah yang lebih baik. Di dalamnya terdapat hubungan timbal balik
antara satu individu dengan individu lainnya dan dari identifikasi tersebut didapatkan pola
tingkah laku dari hasil pemikiran yang panjang.
Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita
terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Kita mulai membentuk konsep diri
saat usia muda. Masa remaja adalah waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontinu
mempengaruhi konsep diri.
Konsep diri adalah citra subyektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari
perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri dikembangkan melalui
proses yang sangat kompleks yang melibatkan banyak variable. Keempat komponen konsep
diri adalah identitas, citra tubuh, harga diri dan peran.
Dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia
sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya
menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut
kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.
Konsep diri dan persepsi tentang kesehatan sangat berkaitan erat satu sama lain. Klien
yang mempunyai keyakinan tentang kesehatan yang baik akan dapat meningkatka konsep
diri. Tetapi sebaliknya, klien yang memiliki persepsi diri yang negatif akan menimbulkan
keputusasaan.
Maka disini kami akan memaparkan tentang konsep diri dalam keperawatan yang
nantinya akan dibutuhkan oleh kita selaku askep. Didalamnya terkandung komponen-
komponen konsep diri, faktor pengaruh konsep diri, dan proses keperawatan dalam konsep
diri.
Rumusan Masalah
3
4
Tujuan
4
5
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum, Konsep diri berasal dari bahasa inggris yaitu “selfconcept”merupakan
suatu konsep mengenai diri individu itu sendiri yang meliputi bagaimana seseorang
memandang, memikirkan dan menilai dirinya sehingga tindakan-tindakannya sesuai dengan
konsep tentang dirinya tersebut.
Konsep diri mempunyai banyak pengertian dari beberapa ahli.Berikut merupakan konsep
diri menurut para ahli yang lain:
1. Seifert dan Hoffnung (1994), misalnya, mendefinisikan konsep diri sebagai “suatu
pemahaman mengenai diri atau ide tentang konsep diri.“.
2. Santrock (1996) menggunakan istilah konsep diri mengacu pada evaluasi bidang tertentu
dari konsep diri.
3. Atwater (1987) menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang
meliputi persepsi seseorang tentang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang
berhubungan dengan dirinya.
4. Menurut Burns (1982), konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang
diri kita sendiri. Sedangkan Pemily (dalam Atwater, 1984), mendefisikan konsep diri
sebagai sistem yang dinamis dan kompleks diri keyakinan yang dimiliki seseorang
tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik
dari individu tersebut.
5. Cawagas (1983) menjelaskan bahwa konsep diri mencakup seluruh pandangan individu
akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya,
kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.
6. Stuart dan Sudeen (1998), konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan
pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara seseorang untuk
melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang
diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain.
5
6
a. Identitas diri
Menurut Stuart dan Sundeen (1991), identitas adalah kesadaran akan diri yang
bersumber dari obsesi dan penilaian yang merupakan sistesa dari semua aspek konsep diri
sebagai suatu kesatuan yang utuh
Identitas juga bercermin pada yang lain (theother), yang tidak bisa terlepas dari
pengakuan/pengukuhan orang lain. Identitas manusia selama hidupnya di cerminkan oleh
seperangkat opini orang lain.
1. Memandang diri berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya.
2. Memiliki kemandirian, mengerti dan percaya diri, yang timbul dari perasaan
berharga, berkemampuani suatu kesela dan dapat menguasai diri.
3. Mengenal diri sebagai organisme yang utuh dan terpisah dari orang lain .
4. Mengakui jenis kelamin sendiri.
5. Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan.
b. Gambaran diri
Pandangan atau persepsi tentang diri kita sendiri, bukan penilaian orang lain
terhadap dirinya. Sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar (Stuart
dan Sundeen, 1991).
1. Sikap tersebut mencakup: persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk,
fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu.setiap perubahan
tubuh akan berpengaruh terhadap kehidupan individu.
6
7
c. Harga diri
Berupa penilaian atau evaluasi dirinya terhadap hasil yang didapat baik internal
maupun eksternal yang merupakan proses pencapaian ideal diri. Harga diri terkait
dengan berbagai hal yang berperan vital, di antaranya:
1. Kualitas emosi
2. Aktualisasi diri
3. Kepercayaan diri
4. Coopersmith (Stuart dan Sudeen, 1991)
d. Ideal diri
Suatu yang kita harapkan atau harapan individu terhadap dirinya yang akan dinilai
oleh personal lain. Persepsi individu tentang bagaimana ia harus berprilaku sesuai
dengan standartpribadi.Stuart dan Sundeen, (1991) yaitu :
7
8
e. Peran
Merupakan pola sikap, prilaku, posisi dimasyarakat atau fungsi dirinya baik di
lingkungan masyarakat, keluarga, atau komunitas. Peran merupakan pola sikap,
perilaku, nilai dan tujuan yang di harapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di
masyarakat.
Peran dalam kehidupan dijalani dengan kadar dan konsekuensinyan, peran yang
baik adalah peran yang tak menyalahi aturan yang benar, memenuhi kebutuhan dan
sinkron dengan ideal diri. Peran sosial, merupakan hubungan antara satu individu
dengan individu lainnya, terkait dengan etnik, budaya dan agama, karena pada
dasarnya masing-masing diri memiliki berbagai identitas diri yang berbeda
(multipleselfes).
8
9
1. Bayi
Apa yang pertama kali dibutuhkan seorang bayi adalah pemberi perawatan primer
dan hubungan dengan pemberi perawatan tersebut. Bayi menumbuhkan rasa percaya dari
konsistensi dalam interaksi pengasuhan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua
atau orang lain. Penyapihan, kontak dengan orang lain, dan penggalian lingkungan
memperkuat kewaspadaan diri. Tanpa stimulasi yang adekuat dari kemampuan motorik
dan penginderaan, perkembangan citra tubuh dan konsep diri mengalami kerusakan.
Pengalaman pertama bayi dengan tubuh mereka yang sangat ditentukan oleh kasih
sayang dan sikap ibu adalah dasar untuk perkembangan citra tubuh.
2. Todler
Anak usia bermain belajar untuk mengoordinasi gerakan dan meniru orang lain.
Mereka belajar mengontrol tubuh mereka melalui keterampilan locomotion, toilet
training, berbicara dan sosialisasi.
3. Usia prasekolah
Pada masa ini seorang anak memiliki inisiatif, mengenali jenis kelamin,
meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan keterampilan berbahasa, dan sensitive
terhadap umpan balik keluarga.
Anak-anak belajar menghargai apa yang orang tua mereka hargai. Penghargaan
dari anggota keluarga menjadi penghargaan diri. Kaluarga sangat penting untuk
pembentukan konsep diri anak dan masukan negatif pada masa ini akan menciptakan
penurunan harga diri dimana orang tersebut sebagai orang dewasa akan bekerja keras
untuk mengatasinya.
Menurut Bee ( 1981 ) mengungkapkan bahwa pada masa ini seorang anak
menggabungkan umpan balik dari teman sebaya dan lingkungan sosial selain keluarga
mulai mempengaruhi pandangan dan juga penilaian individu terhadap dirinya. Tahap ini
oleh Allport ( Sarason, 1972 ) disebut dengan tahapperkembangan diri sebagai pelaku.
Individu mulai belajar untuk bisa mengatasi berbagai macam masalah secara rasional.
Dengan anak memasuki usia sekolah, pertumbuhan menjadi cepat dan lebih
banyak didapatkan keterampilan motorik, sosial dan intelektual. Tubuh anak berubah,
dan identitas seksual menguat, rentan perhatian meningkat dan aktivitas membaca
memungkinkan ekspansi konsep diri melalui imajinasi ke dalam peran, perilaku dan
tempat lain. Konsep diri dan citra tubuh dapat berubah pada saat ini karena anak terus
berubah secara fisik, emosional, mental dan sosial.
5. Masa remaja
Perkembangan konsep diri dan citra tubuh sangat berkaitan erat dengan
pembentukan identitas. Pengamanan dini mempunyai efek penting. Pengalaman yang
positif pada masa kanan-kanak memberdayakan remaja untuk merasa baik tentang diri
mereka. Pengalaman negatif sebagai anak dapat mengakibatkan konsep diri yang buruk.
Mereka mengumpulkan berbagai peran perilaku sejalan dengan mereka menetapkan rasa
identitas.
Pada masa dewasa muda perubahan kognitif, sosial dan perilaku terus terjadi
sepanjang hidup. Dewasa muda adalah periode untuk memilih. Adalah periode untuk
10
11
Konsep diri dan citra tubuh adalah kreasi sosial, penghargaan dan penerimaan
diberikan untuk penampilan normal dan perilaku yang sesuai berdasarkan standar sosial.
Konsep diri secara konstan terus berkembang dan dapat diidentifikasi dalam nilai, sikap,
dan perasaan tentang diri.
8. Lansia
Parubahan pada lansia tampak sebagai penurunan bertahap struktur dan fungsi.
Terjadi penurunan kekuatan otot dan tonus otot. Konsep diri selama masa lansia
dipengaruhi oleh pengalaman sepanjang hidup. Masa lansia adalah waktu dimana orang
bercermin pada hidup mereka, meninjau kembali keberhasilan dan kekecewaan dan
dengan demikian menciptakan rasa kesatuan dari makna tentang diri makna tentang diri
mereka dan dunia membentu generasi yang lebih muda dalam cara yang positif sering
lansia mengembangkan perasaan telah meninggalkan warisan.
Perjalanan untuk pencarian identitas diri bukan merupakan proses langsung jadi,
melainkan sebuah proses yang berkesinambungan. Konsep diri yang berupa totalitas
persepsi, pengharapan, dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri terbentuk
berdasarkan proses belajar tentang nilai, sikap, peran, dan identitas yang berlangsung
seiring tugas perkembangan yang dikembangkan dalam konsep diri.
11
12
2. Budaya
Dimana pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya,
kelompoknya dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan
membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.
5. Stresor
Stresor menantang kapasitas adaptif seseorang. Selye (1956) menyatakan
bahwa stres adalah kehilangan dan kerusakan normal dari kehidupan, bukan hasil
spesifik tindakan seseorang atau respon khas terhadap sesuatu. Proses normal dari
kematangan dan perkembangan itu sendiri adalah stresor.
E. Asuhan Keperawatan
12
13
keperawatan.
Pengertian Asuhan Keperawatan adalah merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien / pasien di berbagai
tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan
sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat
humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang
dihadapi klien.
Asuhan keperawatan diberikan dalam upaya memenuhi kebutuhan :
Jadi bila menilik hasil dari pengertian di atas maka kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan arti makna pengertian dari asuhan
keperawatan adalah merupakan seluruh rangkaian proses keperawatan yang diberikan
kepada pasien yang berkesinambungan dengan kiat-kiat keperawatan yang di mulai dari
pengkajian sampai dengan evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara
derajat kesehatan yang optimal.
Tahap-tahapan dalam melakukan dan pengkajian pada proses keperawatan ini adalah
lima yaitu :
a. Pengkajian
13
14
3. Diagnosa Keperawatan
14
15
a. Perencanaan Keperawatan
Berikut beberapa hal yang terkait dengan pembuatan rencana keperawatan yaitu :
1.) Yang dimaksud dengan pengertian dan definisi rencana keperawatan adalah
semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih
dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil
yang di harapkan (Gordon,1994).
2.) Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. terorganisasi sehingga
setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang
diberikan.
3.) Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi
kontinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai
hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang
berkualitas tinggi dan konsisten.tertulis mengatur pertukaran informasi oleh
perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga
mencakup kebutuhan klien jangka panjang(potter,1997)
4.) Implementasi Keperawatan
Yang dimaksud dengan pengertian dan definisi implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun
dan ditujukan pada nursingorders untuk membantu klien mencapai tujuan
yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan
untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan
klien.Adapun Tahapan Implementasi Keperawatan adalah sebagai berikut :
15
16
4. Evaluasi Keperawatan
16
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua
ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan
dengan orang lain. Sangatlah penting bagi seorang perawat untuk memahami konsep diri
terlebih dahulu harus menanamkan dalam dirinya sendiri sebelum melayani klien, sebab
keadaan yang dialami klien bisa saja mempengaruhi konsep dirinya, disinilah peran
penting perawat selain memenuhi kebutuhan dasar fisiknya yaitu membantu klien untuk
memulihkan kembali konsep dirinya.
Ada beberapa komponen konsep diri yaitu identitas diri yang merupakan intenal
idividual, citra diri sebagai pandangan atau presepsi, harga diri yang menjadi suatu tujuan,
ideal diri menjadi suatu harapan, dan peran atau posisi di dalam masyarakat.Untuk
membangun konsep diri kita harus belajar menyukai diri sendiri, mengembangkan pikiran
positif, memperbaiki hubungan interpersonal ke yang lebih baik, sikap aktif yang positif,
dan menjaga keseimbangan hidup.
Semua yang kita lakukan pasti ada manfaatnya begitu juga dalam memahami
konsep diri, kita menjadi bangga dengan diri sendiri, percaya diri penuh, dapat beradaptasi
dengan lingkungan, dan mencapai sebuah kebahagiaan dalam hidup.
B. SARAN
17
18
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Wong L. Donna, Hockenberry-Eaton Marilyn, dkk. 2008. “ Buku Ajar Keperawatan Pediartik
Vol.1”. EGC : Jakarta
Brooks, W.D., Emmert, P. Interpersonal Community. Iowa. Brow Company Publisher. 1976
19