Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN FISIKA TERAPAN

“ KAPAL UAP SEDERHANA”

Disusun oleh:
1. Elleina Kartika Devyanti (12)
2. Jihan Nur Aini (15)
3. Rachmad Bagus Pamardhiko (19)
4. Wysmo Agung Utomo (23)

POLITEKNIK NEGERI MALANG


Jl. Soekarno Hatta No. 9 Malang
Telp : (0341) 404424, 404425
Fax : (0341) 404420
KAPAL UAP SEDERHANA
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum kapal uap sederhana ini antara lain:
1. Mengetahui prinsip kerja kapal uap sederhana
2. Membuktikan bahwa energi panas dapat menghasilkan energi gerak
3. Membuktikan adanya hubungan antara Hukum Newton 3, yaitu Hukum Aksi-
Reaksi, Tekanan Uap, Massa Jenis dan Perpindahan Kalor pada kapal uap.

B. Landasan Teori
Praktikum kapal uap sederhana ini memiliki landasan teori sebagai berikut.
1. Hukum Aksi-Reaksi (Hukum Newton III)
Kapal uap menggunakan konsep hukum III Newton. Mesin kapal uap
memberikan gaya aksi dengan menyemburkan gas keluar lewat belakang kapal
dan gas tersebut memberikan gaya reaksi dengan mendorong kapal ke depan.
Sehingga kapal uap tersebut dapat bergerak.
Bunyi Hukum Newton III: “Jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda
kedua maka benda kedua tersebut mengerjakan juga gaya pada benda pertama,
yang besar gayanya = gaya yang diterima tetapi berlawanan arah”. Perlu
diperhatikan bahwa kedua gaya tersebut harus bekerja pada dua benda yang
berlainan.

F aksi = -F reaksi

2. Tekanan Uap
Tekanan uap adalah suatu uap pada kesetimbangan dengan fase bukan uapnya.
Massa jenis adalah pengukur massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Rumus  untuk menentukan massa jenis adalah

ρ=mxV
Dengan:ρ = massa jenis
m = massa
V = volume

3. Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor pada kapal uap sederhana termasuk jenis perpindahan kalor
secara konveksi. Konveksi adalah perpindahan kalor melalui zat penghantar yang
disertai dengan perpindahan bagian-bagian zat itu. Perpindahan kalor secara
konveksi terjadi pada zat cair dan gas. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan
massa jenis dalam zat tersebut. Rumus perpindahan kalor adalah

Q = m . c . ∆T 
Dengan: Q = Kalor yang diterima atau dilepas suatu zat
(J, kJ, kal, kkal)
m = Massa zat (g, kg)
c = Kalor jenis (J/kg°C, J/g°C, kal/gram°C)
∆T = Perubahan suhu (°C)→ (t2 - t1)

Q=m.L
Dengan: Q = Kalor yang diterima atau dilepas suatu zat
(J, kJ, kal, kkal)
m = Massa zat (g, kg)
L = Kalor laten atau lebur (J/kg)

4. Perpindahan Kalor secara Konveksi


Konveksi adalah perpindahan kalor melalui zat penghantar yang disertai dengan
perpindahan bagian-bagian zat itu. Zat penghantar yang dipakai adalah berupa
zat cair dan gas. Kalor dapat berpindah karena adanya aliran zat yang dipanaskan
akibat adanya perbedaan massa jenis. Massa jenis bagian yang dipanaskan lebih
kecil daripada massa jenis bagian zat yang tidak dipanaskan. Rumus perpindahan
kalor secara konveksi adalah

Q
H= = h . A . ∆T
t

Q = h . A . t . ∆T
Dengan: H = Laju kalor (J/s atau watt)
Q = Kalor yang diterima atau dilepas suatu zat
(J, kJ, kal, kkal)
k = koefisien konveksi termal (W/m2K)
A = Luas penampang (m 2)
∆T = Perubahan suhu (°C)→ (t2 - t1)
L = Panjang (m)
t = Waktu (s)

C. Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kapal uap sederhana ini antara lain:

 Botol bekas ukuran 1500 ml dan 550 ml


 Stik es krim
 Kaleng bekas minuman (bear brand)
 Pisau
 Lilin 1 buah
 Kawat 50 cm
 Lem tembak dan lem G
 Baskom
 Air
 Korek api

D. Langkah Pembuatan Alat


Berikut langkah-langkah praktikum kapal uap sederhana:
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Potong botol bekas sesuai dengan bentuk yang dibutuhkan

3. Potong stik es krim dan tempel pada bagian belakang botol

4. Beri 2 lubang pada setiap sisi botol, lalu masukkan stik es krim hingga
menembus kedua sisi botol

5. Tumpuk stik es krim diatas stik es krim yang menembus sisi botol tadi, susun
sedemikian rupa
6. Lilitkan kawat pada kedua sisi kaleng, lalu kaitkan kawat ke stik es krim yang
menembus kedua sisi kaleng

7. Tambah beban dikedua sisi agar seimbang dengan botol bekas ukuran 550 ml
yang telah dipotong menjadi dua bagian

8. Potong lilin menjadi dua bagian dan pasang dibagian bawah kaleng dialasi
dengan tutup botol

9. Jadilah kapal uap sederhana yang siap untuk diamati

10. Masukkan air kedalam kaleng secukupnya


11. Hidupkan lilin, dan letakkan kapal uap sederhana diatas air, tunggu hingga air
mendidih dan amatilah.

E. Prinsip Kerja
Percobaan kapal uap sederhana mencakup beberapa prinsip fisika dasar yang dapat
lebih dipahami apabila dipraktekkan dan diamati, yaitu mecakup hukum aksi reaksi,
tekanan uap, dan perpindahan kalor. Prinsip kerja kapal uap sederhana yang
dihasilkan dari pemanasan air pada kaleng akan keluar lewat lubang kaleng dan
menyebabkan kapal terdorong kedepan. Hukum Aksi-Reaksi (Hukum Newton III)
merupakan prinsip utama dalam percobaan kapal uap. Mesin kapal uap (kaleng dan
air yang dipanaskan) memberikan gaya aksi dengan menyemburkan gas atau uap
keluar lewat lubang di belakang kapal dan gaya reaksi dengan mendorong kapal ke
depan, sehingga kapal bergerak ke depan. Bunyi hukum Newton III: “Jika suatu
benda mengerjakan gaya pada benda kedua maka benda kedua tersebut mengerjakan
juga gaya pada benda pertama, yang besar gayanya = gaya yang diterima tetapi
berlawanan arah”. Selain hukum aksi-reaksi, terdapat pula prinsip tekanan yang
mendasari percobaan ini, yaitu apabila suhu pada ruangan ditingkatkan maka tekanan
akan meningkat pula. Dapat disimpulkan bahwa kenaikan suhu atau temperatur
berbanding lurus dengan kenaikan tekanan. Dengan memanaskan kaleng dan air atau
sistem, maka tekanan pada kaleng akan meningkat. Dengan adanya tekanan ini, kapal
dapat terdorong ke depan dan bergerak. Selain hukum aksi-reaksi dan prinsip tekanan,
dalam percobaan kapal uap sederhana terdapat perpindahan kalor. Kalor berpindah
secara konveksi pada zat cair dan gas. Hal ini disebabkan adanya perbedaan massa
jenis.

F. Analisa/Pembahasan
Mesin uap adalah mesin yang menggunakan energi panas dalam uap air dan
mengubahnya menjadi energi mekanis. Dalam percobaan ini, kami menggunakan lilin
dan kaleng bekas.
Kapal uap menggunakan sarana penggerak dengan uap yang keluar dari dalam
kaleng. Ketika bagian bawah kaleng dipanaskan, udara didalam kaleng pada bagian
bawah mengalami kenaikan temperatur kemudian memuai. Hal ini menyebabkan
massa jenisnya menjadi lebih ringan daripada udara di atasnya sehingga udara naik
(terjadi perpindahan kalor secara konveksi). Temperatur udara yang ada di luar kaleng
lebih rendah daripada yang ada di dalam kaleng sehingga uap yang ada didalam
kaleng terdesak keluar melalui lubang pada permukaan tutup kaleng lalu
menimbulkan gaya aksi. Gaya  aksi ini kemudian akan memunculkan gaya reaksi
yang mendorong kapal uap maju kedepan.

G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan kapal uap sederhana, ternyata membuktikan
bahwa energi panas dapat menghasilkan energi mekanik. Air dalam kaleng yang
dipanaskan mengeluarkan uap karena ada energi panas dari lilin yang membuat
rakitan mirip kapal tersebut berjalan. Ini membuktikan adanya konversi dari energi
panas ke energi uap. Percobaan ini juga membuktikan bahwa adanya hubungan antara
hukum aksi reaksi dimana uap yang keluar melalui permukaan tutup kaleng akan
menimbulkan gaya reaksi yang mendorong kapal uap sederhana maju ke depan.
Selain itu, percobaan ini juga membuktikan bahwa tekanan uap, massa jenis dan
perpindahan kalor juga menyebabkan kapal uap tersebut bisa berjalan.

Anda mungkin juga menyukai