Anda di halaman 1dari 7

NAMA : NI KADEK SEPIANTARI

NIM : 1913021009
KELAS : 2A

I. Judul Percobaan
Perpindahan Kalor

II. Tujuan Percobaan


1. Untuk Mengamati peristiwa konduksi pada beberapa logam.
2. Untuk Mengamati peristiwa konveksi pada zat cair dan gas.

III. Landasan Teori


Kalor atau panas merupakan suatu bentuk energi. Kalor bukanlah suatu
jenis zat alir atau fluida melainkan energi yang berpindah karena adanya
perbedaan suhu. Kalor akan berpindah dari sistem yang bersuhu tinggi
menuju sistem yang bersuhu lebih rendah. Oleh karena kalor merupakan
suatu bentuk energi, maka kalor diukur dalam Joule (J).
Pada dasarnya perpindahan kalor dapat berlangsung dengan beberapa
cara, yaitu konveksi (perpindahan panas karena terjadinya perpindahan zat),
konduksi (panas mengalir melalui molekul-molekul zat tanpa memindahkan
atau menggerakkan molekul zat) dan radiasi (perpindahan panas tanpa zat
perantara).
1. Perpindahan Kalor Secara Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi berlangsung pada zat cair dan
gas. Proses perpindahan kalor diikuti oleh perpindahan partikel-partikel
perantaranya. Perpindahan kalor secara konveksi merupakan proses
perpindahan antara konduksi panas, gerakan percampuran dan proses
penyimpanan energi. Konveksi ini sangat besar pengaruhnya dalam
proses perpindahan kalor antara permukaan padat dan cairan atau gas
yang ada di dekatnya. Energi kalor merupakan energi kinetik
molekul-molekul benda. Semakin kalor gerakan molekul benda akan
semakin cepat. Perpindahan panas secara konveksi ada dua jenis,
diantaranya:
a) Perpindahan panas konveksi alami (natural convection)
Fenomena ini terjadi karena fluida yang terjadi karena pemanasan,
berubah densitasnya, sehingga fluida bergerak.
b) Perpindahan panas konveksi paksa (forced convection)
Fenomena ini terjadi apabila sistem dimana fluida di dorong oleh
permukaan perpindahan kalor, atau melaluinya, fluida bergerak
karena adanya faktor pemaksa.
Mekanisme perpindahan kalor terjadi dengan tahap sebagai berikut:
a) Kalor mengalir secara konduksi dari permukaan zat padat ke
partikel-patikel fluida (cairan atau gas) yang berbatasan dengan
permukaan zat padat tersebut.
b) Kalor yang diterima fluida akan menaikkan suhu partikel-partikel
penyusun fluida tersebut.
c) Partikel fluida yang bersuhu lebih tinggi akan bergerak ke daerah
yang bersuhu lebih rendah, kemudian bercampur dan melepaskan
sebagian kalor yang dimilikinya. Jadi, dalam proses konveksi
terjadi aliran energi dalam bentuk kalor dan aliran materi fluida.
Energi yang diterima fluida disimpan oleh partikel-partikel fluida
terebut, kemudian diangkut oleh gerakan massa fluida, sehingga
konveksi dapat didifinisikan sebagai perpindahan kalor dari suatu
bagian fluida ke bagian fluida yang lain yang diikuti pergerakan
fluida tersebut.

Secara matematis diulis sebagai berikut:


Q
 H  h. A.t
t
Dengan: H = jumlah kalor yang berpindah tiap detik (J/s atau kal/s)
h = koefisien konveksi termal (J/s.m˚C)
A = Luas permukaan benda (m2)
L = Panjang benda (m)
∆t = Perubahan suhu (K)
2. Perpindahan Kalor Secara konduksi
Konduksi merupakan perpindahan melalui suatu penghantar tanpa
diikuti oleh molekul-molekul dari zat penghantar tersebut. Konduksi terjadi
pada zat padat (logam), ketika salah satu bagian logam bersentuhan dengan
nyala lilin atau nyala api, secara otomatis kalor mengalir dari nyala lilin
(suhu tinggi) menuju bagian logam dengan suhu yang lebih rendah.
Walaupun hanya salah satu bagian logam yang bersentuhan dengan nyala api,
namun semua bagian logam tersebut akan panas. Bisa dikatakan bahwa
ketika salah satu bagian benda yang bersuhu tinggi bersentuhan dengan
benda yang bersuhu rendah, energy berpindah dari benda yang bersuhu
tinggi menuju bagian benda yang bersuhu rendah.
Ketika benda yang memiliki perbedaan suhu saling bersentuhan,
terdapat sejumlah kalor yang mengalir dari benda atau tempat yang bersuhu
tinggi menuju benda atau tempat yang bersuhu rendah. Ketika mengalir,
kalor juga membutuhkan selang waktu tertentu.Untuk mengetahui secara
pasti hubungan antara jumlah kalor yang mengalir melalui suatu benda
selama selang waktu tertentu akibat adanya perbedaan suhu, maka kita perlu
menurunkan persamaan.
Berdasarkan hasil percobaan, jumlah kalor yang mengalir selama selang
waktu tertentu (Q / t) berbanding lurus dengan perbedaan suhu (T1 – T2), luas
penampang (A), sifat suatu benda (k = konduktivitas termal) dan berbanding
terbalik dengan panjang benda. Secara matematis bisa ditulis sebagai
berikut :

P  kA
T1  T2 
L
Dengan: Q = kalor (kalori atau joule)

t = waktu (sekon)

A = luas penampang benda (m2)

T1 – T2= perbedaan suhu (kelvin atau celcius)

T1 = temperature tinggi (kelvin atau celcius)

T2 = temperature rendah (kelvin atau celcius)

l = panjang benda (m)

k = konduktivitas termal benda

Berikut ini nilai konduktivitas termal beberapa logam pada suhu kamar
dan tekanan 1 atm.
Jenis Benda J/m.s. oC k kal/m.s. oC
Perak 420 1000 x 10-4
Tembaga 380 920 x 10-4
Aluminium 200 500 x 10-4
Baja 40 110 x 10-4
Timbal 35 8,3 x 10-3
Kuningan 110 2,6 x 10-2
Benda yang memiliki konduktivitas termal (k) besar merupakan
penghantar kalor yang baik (konduktor termal yang baik). Sebaliknya, benda
yang memiliki konduktivitas termal yang kecil merupakan penghantar kalor
yang buruk (konduktor termal yang buruk).

I. Alat dan Bahan


1. Percobaan Perpindahan Kalor secara Konduksi
a. Spiritus dan kaki tiga
b. Satu set alat konduksi dengan empat jenis logam (tembaga,
aluminium, kuningan dan besi)
c. Cutter dan Korek api
d. Lilin
e. Stopwatch
2. Percobaan Perpindahan Kalor secara Konveksi (Zat Cair)
a. Set alat konveksi zat cair
b. Dua buah statif
c. Tabung konveksi
d. Pembakar Spritus
e. Serbuk dupa
f. Air
3. Percobaan Perpindahan Kalor secara Konveksi (Gas)
a. Satu set alat konveksi gas
b. Statif
c. Obat nyamuk
d. Dua buah cerobong
e. Lilin
f. Dua buah Thermometer
g. Stopwatch

II. Langkah-Langkah Percobaan


1. Percobaan Perpindahan Kalor secara Konduksi
a. Menyiapkan dan menyusun alat percobaan konduksi seperti gambar

Gambar Set Up Percobaan Konduksi

b. Memotong lilin sesuai dengan kebutuhan dan meletakan lilin pada


masing-masing ujung logam.
c. Menyalakan pembakar spiritus dan meletakannya pada bagian
bawah alat percobaan konduksi, pembakar siritus harus berada
tepat di tengah-tengah dari masing-masing logam agar kalor yang
menyebar terbagi rata
d. Mempersiapkan stopwatch untuk menghitung waktu yang
diperlukan logam untuk melelehkan lilin. Pembakar spritus
dinyalakan bersamaan dengan menekan stopwatch
e. Memperhatikan logam mana logam mana yang paling cepat
melehkan lilin ketika diberi kalor
f. Mencatat waktu yang diperlukan masing-masing logam untuk
membuat lilin meleleh
g. Mencatat proses yang terjadi pada percobaan tersebut
2. Percobaan Perpindahan Kalor secara Konveksi (Zat Cair)
a. Menyiapkan dan menyusun alat percobaan konveksi pada zat cair
seperti pada gambar

Gambar Set Up Percobaan Konveksi zat Cair


b. Mengisi tabung dengan air dengan cairan air di dalam tabung
sampai penuh dan tidak terdapat gelembung udara didalam tabung.
c. Menyisihkan serbuk dupa dan memasukannya ke bagian atas
tabung tersebut.
d. Menyalakan pembakar spiritus dan meletakannya pada salah satu
ujung, bagian bawah tabung.
e. Mengamati dan mencatat proses yang terjadi.

3. Percobaan Perpindahan Kalor secara Konveksi (Gas)


a. Menyiapkan dan menyusun alat percobaan konveksi pada zat
seperti gambar
Statif
Statif

Termometer 1 Obat nyamuk

Termometer 2
Cerobong 1
Cerobong 2

Kaca
Lilin Kotak

Gambar Set Up percobaan Konveksi zat gas


b. Mengukur suhu udara pada kedua cerobong sebelum percobaan
dilakukan dengan thermometer
c. Mengatur posisi thermometer saat dimasukan ke dalam lubang
yang telah disiapkan.
d. Menyalakan lilin yang berada didalam kotak dan menutup kotak
tersebut dengan penutup kaca yang telah disiapkan.
e. Menyalakan obat nyamuk bakar dan meletakkannya di ujung
cerobong 2
f. Mengamati dan mencatat proses yang terjadi didalam kotak tersebut.

Anda mungkin juga menyukai