Anda di halaman 1dari 5

Perubahan entalpi reaksi (ΔH) dapat ditentukan dengan berbagai cara, yaitu

menggunakan kalorimeter, data entalpi pembentukan standar, diagram tingkat energi


(hukum Hess), dan energi ikatan.Dibawah ini akan kita jelaskan secara rinci tentang
penentuan perubahan entalpi reaksi.

Penentuan ΔH Reaksi dengan Kalorimeter


Kalorimeter merupakan suatu sistem terisolasi sehingga tidak memungkinkan terjadinya
pertukaran energi dan materi antara sistem dengan lingkungan. Oleh karena itu,
kalorimeter dapat digunakan untuk menentukan jumlah kalor yang diserap oleh air dan
perangkat kalorimeter. Semua kalor yang dilepaskan oleh sistem tidak ada yang terbuang

MGMP KIMIA SMAK FRATERAN SURABAYA


EMMI DWI ASTUTI, S.T.
OCTHAN SETYAWAAN, S.Si.
ke lingkungan. Proses pengukuran kalor reaksi dengan kalorimeter dinamakan
kalorimetri.
Rumus yang berlaku untuk menentukan besar (jumlah) kalor dalam kalorimeter:
q = m . C . AT
Keterangan:
q = jumlah kalor (joule)
m = massa zat (g)
c = kalor jenis (Jg-1 °C-1)
ΔT = perubahan suhu (T akhir – Tawal)(°C)

Kalor jenis (c) merupakan jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan 1 g zat sebesar
1 °C atau 1 K. Sementara itu, kapasitor panas (C) merupakan jumlah panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebesar 1°C.
q = C • ΔT
ΔH = -q/mol
Keterangan:
q = jumlah kalor (joule)
C = kapasitas kalor (J°C_1)
ΔT = perubahan suhu (°C)
ΔH = perubahan entalpi

Penentuan ΔH Reaksi Berdasarkan Hukum Hess


Beberapa reaksi kimia ada yang berlangsung satu tahap ada yang berlangsung melalui
beberapa tahap
dan tiap-tiap tahap memiliki sejumlah kalor tertentu.
Menurut Henry Hess, besarnya kalor reaksi (ΔH) suatu reaksi yang berlangsung
beberapa tahap ditentukan sebagai berikut.

MGMP KIMIA SMAK FRATERAN SURABAYA


EMMI DWI ASTUTI, S.T.
OCTHAN SETYAWAAN, S.Si.
a. Apabila suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai penjumlah aljabar, kalor reaksi juga
merupakan penjumlah aljabar dari kalor yang menyertai reaksi-reaksi tersebut.
b. Kalor reaksi yang ditentukan/diserap tidak bergantung jalannya reaksi, tetapi
bergantung pada kondisi zat-zat yang bereaksi dan zat-zat hasil reaksi.
Dengan demikian berlaku rumus hukum Hess:
∆H = ∆H1 + ∆H2 + ∆H3

Dalam hukum hess dapat dinyatakan dengan menggunakan diagram yang mana
diagram tersebut disebut diagram siklus Hess. Seperti yang dijelaskan dalam
buku (ruminten, 2009) bahwa Hukum Hess dapat digambarkan secara skematis
sebagai berikut : Perubahan A menjadi C dapat berlangsung 2 tahap

Tahap I (secara Iangsung)

Tahap II (secara tidak langsung)

Berdasarkan Hukum Hess maka harga ΔH1 = ΔH2 + ΔH3

MGMP KIMIA SMAK FRATERAN SURABAYA


EMMI DWI ASTUTI, S.T.
OCTHAN SETYAWAAN, S.Si.
menurut Hess (1840) berapa pun tahap reaksinya, jika bahan awal dan hasil akhirnya
sama, akan memberikan perubahan entalpi yang sama.

Perhatikan contoh berikut :


• Reaksi langsung:
S(s) + 3/2 O2(g)  SO3(g) H = - 395,72 kJ
• Reaksi tak langsung, 2 tahap:
S(s) + O2(g)  SO2(g) H = -296,81 kJ
SO2(g) + ½ O2(g)  SO3(g) H = - 98,96 kJ
• Bila dijumlahkan:
S(s) + 3/2 O2(g)  SO3(g) H = -395,72 kJ

Persamaan reaksi tersebut dapat dinyatakan dalam diagram tingkat energi atau diagram
siklus, seperti pada gambar :

MGMP KIMIA SMAK FRATERAN SURABAYA


EMMI DWI ASTUTI, S.T.
OCTHAN SETYAWAAN, S.Si.
Diagram diatas dapat juga digambarkan sebagai berikut :

MGMP KIMIA SMAK FRATERAN SURABAYA


EMMI DWI ASTUTI, S.T.
OCTHAN SETYAWAAN, S.Si.

Anda mungkin juga menyukai