Anda di halaman 1dari 32

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas / Semester :X/1
Materi Pokok : Ikatan Kimia
Jumlah Pertemuan :3
Alokasi Waktu : 3 x 2JP

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran discovery learning, peserta didik diharapkan terlibat aktif
selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, bertanggungjawab dalam
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik serta dapat menjelaskan
proses pembentukan ikatan kimia dan sifat fisiknya dan hubungan interaksi partikel dengan sifat
fisik materi.

C. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.5 Membandingkan proses 3.5.1 Menjelaskan proses pembentukan
pembentukan ikatan ion, ikatan ikatan ion dan sifat fisik senyawa ion
kovalen, ikatan kovalen koordinasi 3.5.2 Menjelaskan proses pembentukan
dan ikatan logam serta interaksi ikatan kovalen dan sifat fisik senyawa
antar partikel (atom, ion, molekul) kovalen
materi dan hubungannya dengan 3.5.3 Menjelaskan proses pembentukan
sifat fisik materi ikatan logam dan sifat fisik senyawa
logam
3.5.4 Membandingkan proses pembentukan
ikatan ion, kovalen, dan logam
4.5 Merancang dan melakukan 4.5.1 Merancang percobaan untuk
percobaan untuk menunjukkan mengetahui kepolaran suatu senyawa
karakteristik senyawa ion atau 4.5.2 Melakukan percobaan kepolaran
senyawa kovalen berdasarkan suatu senyawa
beberapa sifat fisika 4.5.3 Mempresentasikan hasil percobaan
kepolaran suatu senyawa berdasarkan
data pengamatan

D. Materi Pembelajaran
1. Faktual
a. Sifat fisik senyawa ion, kovalen, dan logam
2. Konseptual
a. Ikatan ion
b. Ikatan kovalen
c. Ikatan logam
3. Prosedural
a. Langkah kerja sifat kepolaran senyawa
4. Metakognitif
a. Perbandingan proses pembentukan ikatan

E. Pendekatan, Metode, Model


1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Diskusi, tanya jawab, praktikum, penugasan
3. Model : Discovery learning

F. Media dan Alat Pembelajaran


1. Media : Lembar kerja peserta didik, video
2. Alat : Laptop, proyektor, papan tulis, buret, statif+klem, gelas kimia,
penggaris plastik, kain wol
3. Bahan : Air, bensin, alkohol, larutan HCl

G. Sumber Belajar
Justianan, S. 2009. Kimia 1. Solo: Yudhistira.
Rahardjo, SB. 2007. Panduan Belajar Kimia 1. Solo: PT Wangsa Jastra Lestari.
Sudarmo, U. 2016. Kimia Untuk SMA / MA Kelas X. Surakarta. Penerbit: Erlangga.

H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
2 JP
Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.5.1 Menjelaskan proses pembentukan ikatan ion dan sifat fisik senyawa ion

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam dari guru sebagai 10 menit
tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling
mendoakan
2. Guru melakukan presensi kepada peserta didik
sebelum memulai pembelajaran
3. Guru memberikan rangsangan kepada peserta didik
4. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
pembelajaran
Kegiatan Inti 1. Stimulation and Problem Statement 65 menit
a. Guru memberikan stimulus agar peserta didik
dapat mengidentifikasi ikatan ion dengan
menayangkan video
b. Guru memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk mengidentifikasi dan menemukan
jawaban tentang:
1) Bagaimana proses pembentukan ikatan
ion?
2) Bagaimana sifat senyawa ion?
2. Collecting Data
a. Peserta didik mengumpulkan informasi yang
relevan berdasarkan media yang ditayangkan
oleh guru
3. Processing Data
a. Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi
untuk mengolah data hasil pengamatan dengan
cara:
1) Mengolah data hasil pengamatan untuk
menganalisis pembentukan ikatan ion
2) Mengolah data hasil pengamatan untuk
menganalisis sifat senyawa ion
4. Verification
a. Peserta didik mencari data berdasarkan
literature untuk menjelaskan pembentukan
ikatan ion dan sifat senyawa ion
b. Guru membimbing peserta didik dengan
menanyakan kesulitan yang dialami peserta
didik
5. Generalization
a. Peserta didik menyimpulkan hasil pengamatan
dan diskusi dengan cara:
1) Menyimpulkan pengertian ikatan ion dan
proses terbentuknya
2) Menyimpulkan sifat fisik senyawa ion
Penutup 1. Peserta didik dan guru mereview hasil kegiatan 15 menit
pembelajaran
2. Guru menanyakan kepada peserta didik terutama
untuk bagian materi yang kurang dipahami
3. Guru memberikan post test kepada peserta didik
4. Pelajaran ditutup dengan berdoa bersama

Pertemuan ke-2
2 JP
Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.5.2 Menjelaskan proses pembentukan ikatan kovalen dan sifat fisik senyawa kovalen

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam dari guru sebagai 10 menit
tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling
mendoakan
2. Guru memberikan pertanyaan bagaimana
terbentuknya ikatan ion dari materi sebelumnya
3. Peserta didik mendiskusikan bagaimana
terbentuknya ikatan kovalen dari struktur lewis
4. Peserta didik menerima informasi secara proaktif
tentang hal-hal yang akan dipelajari dan dikuasai
khususnya tentang ikatan kovalen
5. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
dan manfaat pembelajaran pembentukan ikatan
kovalen, dan sifatnya dengan dilanjutkan
membentuk kelompok sesuai kelompok minggu
lalu
Kegiatan Inti 1. Stimulation and Problem Statement 65 menit
a. Guru meminta peserta didik menyiapkan buku
literature dari berbagai sumber belajar yang
berkaitan dengan materi pembelajaran
2. Collecting Data
a. Peserta didik menemukan bagaimana suatu
atom membentuk struktur lewis
b. Peserta didik menemukan dan mencatat
tentang pembentukan ikatan kovalen
c. Peserta didik menemukan dan mencatat
tentang pembentukan ikatan kovalen
koordinasi
3. Processing Data
a. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatan
dan menjawab pertanyaan – pertanyaan pada
LKPD
b. Peserta didik mengkomunikasikan hasil diskusi
dalam kelompok
4. Verification
a. Setiap kelompok menampilkan hasil diskusi di
depan kelas
b. Setiap kelompok memberikan komentar
kepada kelompok yang sudah maju
5. Generalization
a. Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi
dalam kelompoknya
Penutup 1. Peserta didik dengan bantuan guru menyimpulkan 15 menit
hasil diskusi
2. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang berkinerja baik
3. Guru memberikan latihan soal/post test
4. Guru memberi tugas untuk mempelajari materi
minggu depan

Pertemuan ke-3
2JP
Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.5.3 Menjelaskan proses pembentukan ikatan logam dan sifat fisik senyawa logam
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam dari guru sebagai 10 menit
tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling
mendoakan
2. Guru memberikan pertanyaan bagaimana
terbentuknya ikatan kovalen dari materi
sebelumnya
3. Peserta didik mendiskusikan bagaimana sifat
senyawa ion dan kovalen serta ikatan logam
4. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
dalam pembelajaran tentang sifat-sifatnya pada
senyawa ion dan kovalen serta ikatam logam
dengan dilanjutkan membentuk kelompok kerja
terdiri dari 4 peserta sesuai kelompok minggu lalu
Kegiatan Inti 1. Stimulation and Problem Statement 65 menit
a. Guru meminta peserta didik menyiapkan buku
literature dari berbagai sumber belajar yang
berkaitan dengan materi pembelajaran
2. Collecting Data
a. Peserta didik menemukan bagaimana sifat-sifat
senyawa ion, kovalen dan logam
3. Processing Data
a. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatan
dan menjawab pertanyaan – pertanyaan pada
LKPD
b. Peserta didik mengkomunikasikan hasil diskusi
dalam kelompok
4. Verification
a. Setiap kelompok menampilkan hasil diskusi di
depan kelas
b. Setiap kelompok memberikan komentar
kepada kelompok yang sudah maju
5. Generalization
a. Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi
dalam kelompoknya
Penutup 1. Peserta didik dengan bantuan guru menyimpulkan 15 menit
hasil diskusi
2. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang berkinerja baik
3. Guru memberikan soal ulangan harian terprogram
dalam 1 KD

I. Penilaian
Aspek Teknik Penilaian Instrumen
Pengetahuan Tes tertulis  Soal
 Evaluasi
Sikap Observasi Lembar angket
Keterampilan Observasi Lembar observasi
presentasi

Semarang, 26 April 2019


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kimia

Riana Maylinda
4301416046
Lampiran 1: Bahan Ajar

BAHAN AJAR IKATAN KIMIA

A. Kestabilan Atom
Di antara atom-atom di alam, hanya atom gas mulia yang stabil sedangkan atom yang
lain tidak stabil kecuali atom He. Atom-atom yang tidak stabil tersebut cenderung bergabung
dengan atom lain untuk mendapatkan kestabilan. Mengapa atom gas mulia stabil sedangkan
atom yang lain tidak stabil?
Kossel dan Lewis berpendapat bahwa pada dasarnya, sifat unsur ditentukan oleh
bagaimana elektron-elektron dalam atom tersebut tersusun. Oleh karena itu, maka dicarilah
hubungan antara konfigurasi elektron dengan kestabilan atom. Untuk lebih jelasnya, simak
konfigurasi elektron gas mulia yang merupakan atom-atom stabil berikut :
2He : 1s2
10Ne : 1s2 2s2 2p6
18Ar : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
36Kr : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2
54Xe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2
Dari konfigurasi elektron tersebut, Kossel dan Lewis membuat kesimpulan bahwa
konfigurasi elektron atom-atom akan stabil bila jumlah elektron luarnya 2 (duplet) atau 8
(oktet). Untuk mencapai keadaan stabil seperti gas mulia, maka atom-atom membentuk
konfigurasi elektron seperti gas mulia. Untuk membentuk konfigurasi elektron seperti gas
mulia, dapat dilakukan dengan cara membentuk ion atau membentuk pasangan elektron
bersama.
1. Pembentukan Ion
Dalam membentuk ion, suatu atom akan melepas atau mengikat elektron. Atom-
atom yang mempunyai energi ionisasi rendah, misalnya atom-atom dari unsur golongan
IA dan IIA dalam sistem periodik unsur, akan mempunyai kecenderungan untuk
melepaskan elektronnya, sedangkan atom-atom yang mempunyai afinitas elektron yang
besar, misalnya atom-atom unsur golongan VIA dan VIIA dalam sistem periodik unsur
akan cenderung mengikat elektron.
Contoh

1. Atom 11Na : 2 8 1 (konfigurasi elektron tidak stabil)


Agar stabil, atom Na melepas sebuah elektronnya sehingga konfigurasi
elektronnya sama dengan atom Ne (konfigurasi elektron 10Ne : 2 8).
11Na  Na+ + e-
(2 8 1) (2 8)
Proses pembentukan ion positif tersebut mudah terjadi karena atom Na
mempunyai energi ionisasi yang rendah.

2. Atom 17Cl : 2 8 7 (konfigurasi elektron tidak stabil)


Agar stabil, cara yang memungkinkan adalah menjadikan konfigurasi
elektron seperti 18Ar : 2 8 8 dengan mengikat sebuah elektron,
sehingga atom Cl menjadi ion Cl-
17Cl + e
-
 Cl-
(2 8 7) (2 8 8)
Proses penangkapan elektron tersebut mudah terjadi dikarenakan
afinitas elektron atom klorin besar.

Jadi untuk mencapai kestabilan, atom-atom yang energi ionisasinya rendah akan melepaskan
elektron sedangkan atom-atom yang afinitas elektronnya tinggi akan
mengikat elektron.

Dalam kehidupan sehari-hari pada gambar diatas tersebut dapat


diilustrasikan sebagai si kaya dan si miskin, dimana yang berlebih (+)
harus memberi kepada yang kurang mampu (-)

2. Penggunaan Pasangan Elektron Bersama


Atom-atom yang mempunyai energi ionisasi tinggi akan sukar
melepaskan elektronnya, sehingga dalam mencapai kestabilan akan sukar
membentuk ion positif. Demikian pula atom-atom yang mempunyai
afinitas elektron yang rendah, dalam mencapai kestabilan tidak
membentuk ion negatif.
Atom-atom yang sukar melepas elektron atau mempunyai energi ionisasi yang tinggi dan
atom yang sukar menarik elektron atau mempunyai afinitas elektron yang rendah mempunyai
kecenderungan untuk membentuk pasangan elektron yang dipakai bersama. Pasangan elektron
yang dibentuk oleh atom-atom yang berikatan dapat berasal dari kedua atom yang bergabung
atau dapat pula berasal dari salah satu atom yang bergabung.
B. Ikatan Ion
1. Pengertian Ikatan ion
Ikatan ion (ikatan elektrovalen) adalah ikatan yang terjadi akibat adanya serah terima
elektron sehingga membentuk ion postif dan ion negatif yang diikat oleh suatu gaya
elektrostatis. Gaya elektrostatis adalah gaya tarik-menarik antara kedua ion yang berbeda
muatan. Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik.
Untuk mencapai kestabilan, atom-atom yang energi ionisasinya rendah akan
melepaskan elektron sedangkan atom-atom yang afinitas elektronnya tinggi akan mengikat
elektron. Atom yang melepas elektron berubah menjadi ion positif, sedangkan atom yang
menerima elektron menjadi ion negatif.
Unsur-unsur logam umumnya mempunyai energi ionisasi yang rendah sedangkan
unsur-unsur non logam mempunyai afinitas elektron yang tinggi. Oleh karena itu, ikatan
ion dapat terjadi antara unsur-unsur logam dengan unsur-unsur non logam.

Atom-atom unsur logam : Golongan I A, II A, dan III A (kecuali hidrogen dan


boron)

Atom-atom unsur nonlogam : Golongan V A, VI A, dan VII A

Contoh: NaCl, MgO, K2O, KBr, MgCl2, NaI, LiF dan CaCl2.

2. Proses terbentuknya ikatan ion


Dalam membentuk ion, suatu atom akan melepas atau mengikat elektron. Atom-atom yang
mempunyai energi ionisasi rendah, misalnya atom-atom dari unsur golongan I A dan II A
dalam sistem periodik unsur akan mempunyai kecenderungan untuk melepaskan elektronnya
dan membentuk ion positif (kation), sedangkan atom-atom yang mempunyai afinitas elektron
yang besar, misalnya atom-atom unsur golongan VI A dan VII A dalam sistem periodik unsur
akan cenderung mengikat elektron akan membentuk ion negatif (anion). Ion positif dan ion
negatif yang terbentuk selanjutnya akan saling tarik menarik dengan gaya elektrostatis
membentuk senyawa netral.
Contoh :
a) Proses pembentukan senyawa kalsium klorida (CaCl2) dari atom kalsium dan atom klor
20 Ca : 2 8 8 2 (untuk melepas 2e- )
Reaksi : Ca → Ca2+ + 2e-
17 Cl : 2 8 7 ( menerima e- )
Reaksi : Cl + e- → Cl-
Berdasarkan notasi reaksi di atas, maka dapat di tuliskan
Ca → Ca2+ + 2e- X 1

Cl + e- → Cl- x 2
Ca → Ca + 2e
2+ -

2Cl + 2e → 2Cl-
-

Ca + 2Cl → Ca2+ + 2Cl-


Reaksi dapat di tulis Ca2+ + 2Cl- → CaCl2
Antara Ca2+ dan Cl- terjadi gaya elektrostatis, sehingga kedua ion itu bergabung membentuk
CaCl2.
b) Ikatan ion pada 19K dan 8O dalam K2O
Konfigurasi elektron:

K : 2, 8, 8, 1 (melepas 1 elektron) membentuk K+

O : 2, 6 (menerima 2 elektron) membentuk O2–

19 K : 2 8 8 1 (untuk melepas 1e- )


Reaksi : K → K+ + e-
8O : 2 6 (menerima 2e- )
Reaksi : O + 2e- → O2-
Berdasarkan notasi reaksi di atas, maka dapat di tuliskan
K → K+ + e- x 2
O + 2e -
→ O 2-
x 1
2K → 2K + 2e
+ -

O + 2e → O2-
-

2K + O → 2K2+ + O2-
Reaksi dapat di tulis 2K+ + O2– → K2O
3. Sifat senyawa ionik
a) Kristalnya keras tetapi rapuh
Apabila senyawa ion dipukul, akan terjadi pergeseran posisi ion positif dan ion negatif dari
semula berselang seling menjadi berhadapan langsung. Hal ini menyebabkan ion positif
bertemu dengan ion positif dan terjadi gaya tolak menolak. Inilah yang menyebabkan kristal
senyawa ionik bersifat rapuh.
b) Mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi
Secara umum, senyawa ionik mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi karena
kuatnya gaya elektrostatis yang ditimbulkan oleh ion positif dan ion negatif.
c) Mudah larut di dalam air
Pada saat Kristal senyawa ionik dimasukkan ke dalam air, maka molekul-molekul air akan
menyusup di antara ion positif dan ion negatif sehingga gaya Tarik- menarik elektrostatis
dari ion positif dan ion negatif akan melemah, dan akhirnya terpecah.
d) Lelehan dan larutannya dapat menghantarkan arus listrik
Ion positif dan ion negatif apabila bergerak dapat membawa muatan listrik. Apabila senyawa
ionik terpecah menjadi ion positif dan ion negatif serta dapat bergerak secara leluasa, maka
senyawa dalam keadaan cair dan larutan dapat menghantarkan listrik karena ion-ionnya
dapat bergerak secara bebas. Akan tetapi, dalam keadaan padat, senyawa ion tidak dapat
menghantarkan arus listrik karena ion-ionnya tidak dapat bergerak.
C. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron oleh
atom-atom yang berikatan. Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom-atom unsur nonlogam,
bisa sejenis (contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2). Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut
pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam
pembentukan ikatan kovalen disebut pasangan elektron bebas (PEB). Senyawa yang hanya
mengandung ikatan kovalen disebut senyawa kovalen.

Macam-macam ikatan kovalen:


Berdasarkan jumlah PEI, ikatan kovalen dibagi 3:
1. Ikatan Kovalen Tunggal
Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan kovalen dimana masing-masing atom menyumbang satu
elektron untuk digunakan bersama dalam berikatan. Contoh: H2, HCl, dan H2O.

H  x H  H x H  HH
xx xx
H  xCl x  H xCl x  HCl
x  x
xx xx

2. Ikatan Kovalen Rangkap Dua


Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan kovalen dimana masing-masing atom
menyumbangkan dua elektron untuk digunakan bersama dalam berikatan. Contoh: O2.
 xx   xx
 O   x O x  O x O  OO
 xx  x xx

3. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga


Ikatan kovalen rangkap tiga adalah ikatan kovalen dimana masing-masing atom
menyumbangkan tiga elektron untuk digunakan bersama dalam berikatan. Contoh: N2.
 xx 
  x xx
N   xNx x  N xx N
 N
N
Berdasarkan kepolaran ikatan, ikatan kovalen dibagi 2:
1. Ikatan kovalen polar
Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron yang dipakai bersama
cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan. Kepolaran ikatan terjadi karena adanya
perbedaan keelektronegatifan.
Syarat kovalen polar
 Terdapat perbedaan keelektronegatifan. Contoh: HF, HCl, dan HBr.
(jumlah atom = 2 harus berbeda)
 Atom pusat memiliki pasangan elektron bebas (PEB). Contoh: H2O, NH3, dan PCl3
(jumlah atom > 2 memiliki PEB).
 Bentuknya asimetris. Contoh: CH3Cl
 Dapat menghantarkan arus listrik.
2. Ikatan kovalen nonpolar
Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron tersebar secara
merata.
Syarat kovalen polar
 Tidak terdapat perbedaan keelektronegatifan. Contoh: H2, N2, dan F2.
(jumlah atom = 2 harus sama)
 Atom pusat tidak memiliki pasangan elektron bebas (PEB). Contoh: CH4, PCl5, dan BCl3
(jumlah atom > 2 memiliki PEB).
 Bentuknya simetris. Contoh: CH2Cl2
 Tidak dapat menghantarkan arus listrik.

D. Ikatan Kovalen Koordinasi


Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron yang dipakai bersama
berasal dari salah satu atom yang berikatan. Contoh:
NH4+
NH3 + H+ → NH4+

Sifat-sifat senyawa kovalen


 Memiliki titik didih dan titik leleh yang rendah (di bawah 200oC)
 Bersifat lunak dan tidak rapuh.
 Mudah larut dalam pelarut organik/nonpolar (alkohol, eter, dan benzena) dan sukar larut dalam
pelarut polar (air).
 Pada umumnya larutannya tidak dapat menghantarkan arus listrik (kovalen nonpolar) tetapi ada
juga yang dapat menghantarkan arus listrik (kovalen polar).

E. Ikatan Logam
Ikatan logam merupakan ikatan antar atom logam, namun bukan ikatan ion maupun kovalen.
Logam tersusun dalam suatu kisi kristal yang terdiri dari ion-ion positif logam di dalam lautan
elektron. Elektron-elektron yang bebas bergerak dari satu inti atom ke inti atom lain disebut
elektron terdislokalisasi. Gaya tarikan inti atom-atom logam dengan lautan elektron
mengakibatkan terjadinya ikatan logam.
Adanya ikatan logam menyebabkan logam bersifat:
1. Pada suhu kamar berwujud padat, kecuali Hg
2. Keras tapi dapat ditempa
3. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi
4. Penghantar listrik dan panas yang baik
5. Mengkilap
Lampiran 2: Media Pembelajaran

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


IKATAN ION DAN IKATAN KOVALEN

A. Tujuan
1. Siswa mampu menjelaskan proses terjadinya ikatan ion dan contoh senyawanya.
2. Siswa mampu menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan
rangkap tiga serta contoh senyawanya.
3. Siswa mampu menganalisis perbandingan titik leleh berbagai senyawa dan
mengidentifikasi jenis ikatan yang ada didalamnya.

B. Kegiatan
1. Pembentukan Ikatan Ion
a. Gambarkan proses terjadinya ikatan ion antara unsur-unsur berikut!
i. 11Na dengan 17Cl

Agar stabil :

Atom Na akan melepas 1 elektron sehingga bermuatan (+1) menjadi Na +


sedangkan atom Cl akan menangkap 1 elektron sehingga bermuatan (-1)
menjadi Cl -.

Penyelesaian:
11Na → Na+ + 1e
2.8.1 2.8
17Cl + 1 e- → Cl -
….. ….. +
Na+ + Cl - → Na+. Cl -
Skema proses serah terima elektron:
-
+

11Na 17Cl Na+ Cl-

Rumus lewisnya:
xx
+ xx

Na + x Cl x x Na x
Cl xx
xx
xx
Jadi rumus kimianya: …..

b. 12Mg dengan 8O
Penyelesaian:
12Mg → ….. + …..
….. …..
8O + ….. → …..
….. ….. +
….. + ….. → …..

Skema proses serah terima elektron:

Rumus lewisnya:

Jadi rumus kimianya: …..

c. 20Ca dengan 17Cl

20Ca → ….. + …..


(…..) (…..)
20Ca + ….. → …..
(…..) (…..) +
….. + ….. → …..
Skema proses serah terima elektron:

Rumus lewisnya:

Jadi rumus kimianya: …..

Pertanyaan
a. Berdasarkan kegiatan di atas, bagaimanakah ciri-ciri unsur yang
berikatan ion? Jelaskan!
Jawab:

b. Berdasarkan kegiatan di atas, jika ditinjau dari sifat logam


nonlogam, unsur apakah yang membentuk ikatan ion?
Jawab:

2. Kesimpulan
2. Pembentukan Ikatan Kovalen
a. Gambarkan proses terjadinya ikatan kovalen dalam senyawa berikut!
i. HCl
Penyelesaian:
Konfigurasi elektron atom penyusunnya yaitu: H : 1
Cl : 2 . 8 . 7

Atom H memiliki ….. elektron valensi dan atom Cl memiliki …. elektron valensi. Agar
atom H dan Cl memiliki konfigurasi electron yang stabil, maka atom H memerlukan …..
elektron tambahan (sesuai dengan konfigurasi elektron He) dan atom Cl memerlukan …..
elektron tambahan (sesuai dengan konfigurasi elektron Ar). Untuk bisa mencapai
konfigurasi tersebut maka atom H dan Cl masing-masing menyumbangkan ….. elektron
dan ….. elektron untuk dipakai bersama.

ii. Cl2
Penyelesaian:
Konfigurasi elektron atom penyusunnya yaitu:
Cl : …..
Struktur Lewis atom penyusunnya yaitu:

Atom Cl memiliki …. elektron valensi. Agar kedua atom Cl memiliki


konfigurasi elektron yang stabil, maka setiap atom Cl memerlukan …..
elektron tambahan (sesuai dengan konfigurasi elektron Ar). Untuk bisa
mencapai konfigurasi tersebut maka setiap atom Cl masing-masing
menyumbangkan ….. elektron untuk dipakai bersama.
Proses pembentukan ikatannya yaitu:

a. O2
Penyelesaian:
Konfigurasi elektron atom penyusunnya yaitu:
O : …..
Struktur Lewis atom penyusunnya yaitu:

Atom O memiliki …. elektron valensi. Agar kedua atom O memiliki


konfigurasi elektron yang stabil, maka setiap atom O memerlukan …..
elektron tambahan (sesuai dengan konfigurasi elektron Ne). Untuk
bisa mencapai konfigurasi tersebut maka setiap atom O masing-masing
menyumbangkan ….. elektron untuk dipakai bersama.
Proses pembentukan ikatannya yaitu:

b. N2
Penyelesaian:
Konfigurasi elektron atom penyusunnya yaitu:
N : …..
Struktur Lewis atom penyusunnya yaitu:

Atom N memiliki …. elektron valensi. Agar kedua atom N memiliki


konfigurasi elektron yang stabil, maka setiap atom N memerlukan …..
elektron tambahan (sesuai dengan konfigurasi elektron Ne). Untuk
bisa mencapai konfigurasi tersebut maka setiap atom N masing-masing
menyumbangkan ….. elektron untuk dipakai bersama.
Proses pembentukan ikatannya yaitu:
3. Pertanyaan
a. Berdasarkan tabel di atas, bagaimanakah ciri-ciri unsur yang
berikatan kovalen? Jelaskan!
Jawab:

b. Berdasarkan tabel di atas, ditinjau dari sifat logam nonlogam unsur


apakah yang membentuk ikatan kovalen? Jelaskan!
Jawab:

a. Berdasarkan tabel di atas, ditinjau dari jumlah pasangan elektron yang


dipakai bersama, sebutkan jenis ikatan kovalen!
Jawab:

4. Kesimpulan
3. Titik Leleh dan Jenis Ikatan
a. Berikut ini diberikan data beberapa senyawa dan titik leleh dari
senyawa tersebut!

No Senyawa Nama Kimia Titik Leleh

1 KCl Kalium klorida 770 °C

2 HCl Hidrogen klorida -85,01 °C

3 NH3 Amonia -77.73 °C

4 MgF2 Magnesium fluorida 1263 °C

5 H 2O Air 0 °C

6 NaCl Natrium klorida 801 °C

7 CO2 Karbon dioksida −57 °C

8 CaCO3 Kalsium karbonat 825 °C


b. Pertanyaan
i. Identifikasi dan kelompokkan senyawa-senyawa dalam tabel diatas
berdasarkan jenis ikatannya!
Jawab :
Jenis Ikatan Senyawa Titik Leleh
KCl 770 °C
……………... ……………...
Ikatan ion ……………... ……………...
……………... ……………...
……………... ……………...
……………... ……………...
……………... ……………...
Ikatan kovalen ……………... ……………...
……………... ……………...
……………... ……………...

ii. Apakah ada perbedaan titik leleh antara senyawa yang berikatan ion
dengan senyawa yang berikatan kovalen? Jelaskan!
Jawab:

iii. Bagaimanakah pengaruh jenis ikatan terhadap titik leleh sebuah


senyawa? Jelaskan!
Jawab:
c. Kesimpulan

4. Tugas
a. Apakah perbedaan antara ikatan ion dan ikatan kovalen? Jelaskan!
Jawab:

b. Tentukan jenis ikatan yang membentuk senyawa berikut ini!


i. NH3
ii. CaO
iii. PCl3
iv. Fe2O3
v. NO2
vi. KOH
vii. H2SO4
Jawab:

c. Tentukan rumus senyawa yang terbentuk oleh unsur-unsur berikut!


i. 38Sr dengan 17Cl
ii. 13Al dengan 9F
iii. 12Mg dengan 7N
iv. 4Be dangan 16S

v. 19K dengan 8O
vi. 13Al dengan 8O
Jawab:

d. Gambarkan struktur Lewis molekul-molekul berikut!


i. CCl4
ii. SiH4
iii. H2S
iv. H2O2
v. C 2H6
Jawab:

e. Unsur X dengan nomor massa 31 dan jumlah neutron dalam


intinya 16 bereaksi dengan unsur 17Y dengan jumlah
neutron dalam inti 18, membentuk senyawa dengan
mengikuti kaidah Oktet . Tentukanlah:
i. ikatan yang terjadi antara X dengan Y.
ii. struktur Lewis senyawa yang terbentuk.
Jawab:
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM PESERTA DIDIK

SENYAWA KOVALEN POLAR DAN NON POLAR

Kepolaran Suatu Senyawa


1. Tujuan Percobaan
Siswa dapat menyelidiki kepolaran suatu senyawa.

2. Alat dan Bahan


Alat:
a. Buret
b. Statif + klem
c. Gelas kimia
d. Penggaris plastik
e. Kain wol

Bahan:
a. Air
b. Bensin
c. Alkohol
d. Larutan HCl

3. Langkah Kerja
a. Pasang buret pada statif dalam keadaan keran tertutup.
b. Letakkan gelas kimia di bawah buret, dengan jarak 7 cm.
c. masukkan air ke dalam buret dengan bantuan corong.
d. Gosokkan penggaris pada kain wol atau rambut yang kering secara searah
hingga bermuatan listrik (penggaris terasa hangat).
e. Buka keran buret dan dekatkan penggaris yang sudah bermuatan listrik pada
aliran air.
f. Amati aliran airnya dan catat hasilnya.
g. Cuci buret dengan akuades dan keringkan.
h. Ulangi langkah kerja untuk larutan yang lain.

4. Hasil Pengamatan

Pengamatan
No Larutan
Dibelokkan/Tidak Dibelokkan Polar/Nonpolar

1 Air ….. …..

2 Bensin ….. …..


3 Alkohol ….. …..

4 HCl ….. …..

5. Pertanyaan
a. Mengapa penggaris yang digosokkan pada kain wol dapat
membelokkan larutan polar? Jelaskan!
Jawab:

b. Larutan apa yang tidak dibelokkan oleh penggaris? Jelaskan!


Jawab:

c. Larutan apa yang alirannya dibelokkan setelah didekatkan dengan penggaris?


Jelaskan!
Jawab:

d. Mengapa larutan polar dapat dibelokkan oleh penggaris sedangkan larutan


nonpolar tidak? Jelaskan!
Jawab:

e. Bagaimana hubungan antara kepolaran senyawa terhadap


keelektronegatifan masing-masing senyawa?
Jawab:
6. Simpulan

Tugas

1. Apakah perbedaan senyawa kovalen polar dan senyawa kovalen nonpolar? Jelaskan!
Jawab:

2. Mengapa suatu senyawa dapat bersifat polar?


Jawab:

3. Sebutkan masing-masing tiga contoh senyawa kovalen polar dan nonpolar!


Jawab:

4. Bagaimana hubungan momen dipol terhadap kepolaran suatu senyawa? Jelaskan!


Jawab:

5. Apa pengaruh keelektronegatifan terhadap kepolaran suatu senyawa? Jelaskan!


Jawab:
Lampiran 3: Alat Evaluasi
1. Pengetahuan
Kisi-kisi Soal
Tingkat No.
IPK Indikator Soal
Kesukaran Soal
Siswa dapat menganalisis Siswa dapat menentukan
proses pembentukan ikatan rumus senyawa dan jenis
C2 1
ion dan sifat fisik senyawa ikatan dari unsur-unsur yang
ion diketahui
Siswa dapat menentukan
rumus senyawa dan jenis
C3 2
ikatan dari suatu perhitungan
stoikiometri
Siswa dapat menyebutkan
contoh senyawa yang berikatan
C2 5
ion dan kovalen dalam
kehidupan sehari-hari
Siswa dapat menentukan atom-
atom yang dapat membentuk C2 6
ikatan ion
Siswa dapat menganalisis Siswa dapat menentukan C
7
proses pembentukan ikatan contoh senyawa kovalen polar
kovalen dan sifat fisik Siswa dapat menentukan
senyawa kovalen contoh senyawa kovalen C 8
koordinasi
Siswa dapat menganalisis Siswa dapat menentukan
proses pembentukan ikatan definisi ikatan logam
C2 9
logam dan sifat fisik
senyawa logam
Siswa dapat Siswa dapat menentukan jenis
membandingkan proses ikatan suatu zat dari sifat fisik
pembentukan ikatan ion, materi
C1 3,4
kovalen, dan logam serta
masing-masing sifat
fisiknya
SOAL

1. Jika unsur 12X24 berikatan dengan unsur 17Y35, rumus senyawa dan jenis ikatan yang
terjadi adalah….
a. XY2, kovalen
b. X2Y, ionik
c. X3Y2, ionik
d. XY, kovalen
e. XY2, ionic

2. Sebanyak 16 gram logam M direaksikan dengan larutan H2SO4 menghasilkan 8,96


liter gas H2 dalam keadaan STP. Jika atom M mengandung 20 netron dan berikatan
dengan unsur S yang bernomor atom 17, senyawa yang terbentuk dan jenis ikatannya
adalah….
a. MS2 dan kovalen
b. M2S dan kovalen
c. M3S2 dan kovalen
d. M2S dan ionik
e. MS2 dan ionic

3. Disajikan data suatu senyawa sebagai berikut!


No. Sifat Fisik Senyawa A Senyawa B
0
1. Titik leleh ( C) -82,5 800
2. Daya hantar listrik Menghantarkan Menghantarkan
3. Kelarutan dalam air Tidak larut Larut
Berdasarkan data di atas, jenis ikatan yang terdapat pada senyawa B dan A adalah….

a. Ionik dan kovalen polar


b. Kovalen polar dan ionik
c. Kovalen non polar dan kovalen polar
d. Kovalen polar dan ionik
e. Ionik dan kovalen non polar

4. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!


1) Bentuk larutan dapat menghantarkan listrik
2) Bentuk lelehan tidak dapat menghantarkan listrik
3) Memiliki titik didih rendah
Berdasarkan data tersebut, jenis ikatan yang terjadi pada zat tersebut adalah….
a. Kovalen non polar
b. Logam
c. Ionik
d. Kovalen polar
e. Hidrogen
5. Perhatikan bahan-bahan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari berikut!
1) Pengembang ragi atau soda kue
2) Etanol
3) Garam dapur
4) Asam cuka
Pasangan yang merupakan senyawa yang berikatan ionic adalah nomor….
a. 1) dan 4)
b. 2) dan 4)
c. 3) dan 4)
d. 1) dan 3)
e. 2) dan 3)

6. Atom unsur yang akan membentuk ikatan ion dengan atom unsure X yang bernomor
atom 35 adalah ….
a. 9F
b. 12Mg
c. 7N
d. 13Al
e. 11Na

7. Senyawa manakah di bawah ini yang termasuk senyawa kovalen koordinasi, bila
diketahui nomor atom N = 7, H = 1, O = 8?
a. NH3
b. N2O3
c. NH4+
d. NO2-
e. NO3-
8. Senyawa berikut yang bersifat kovalen polar adalah ….
a. H2O
b. CH4
c. CO2
d. N2
e. BH3
9. Manakah diantara pernyataan berikut mengenai ikatan logam yang paling tepat?
a. Ikatan logam dibentuk oleh gaya tarik menarik antar atom logam
b. Electron valensi dapat bergerak bebas diantara atom logam karena jumlahnya
banyak sehingga mudah lepas dari kulit valensinya masing-masing
c. Electron valensi dapat bergerak bebas diantara atom logam karena banyaknya
ruang kosong pada orbital terluar atom
d. Electron valensi dapat bergerak bebas diantara atom logam karena gaya tarik dari
atom logam yang cenderung bermuatan positif
e. Tidak ada pilihan yang tepat
2. Sikap
LEMBAR PENILAIAN SIKAP
PENILAIAN ANTAR PESERTA DIDIK

Kelas :X
Materi : Ikatan Kimia
Teman yang Dinilai : .................................
Penilai : .................................

Indikator:
1. Siswa tidak meniru (menyontek) hasil kerja teman ketika mengerjakan tugas
2. Siswa tangguh dalam menyelesaikan masalah
3. Siswa menunjukkan sikap kritis dalam diskusi kelompok
4. Siswa menunjukkan sikap disiplin dalam menyelesaikan tugas individu maupun
kelompok
Instrumen Penilaian

Petunjuk:
Berilah tanda cek (√) pada pilihan yang paling menggambarkan kondisi teman Anda.

Tidak Pernah
Jarang
Sering
Selalu
No. Aspek Penilaian 4 3 2 1
1. Siswa tidak bertanya kepada teman ketika mengerjakan tugas
individu
2. Siswa tidak meniru/menyontek pekerjaan teman pada saat ulangan
3. Siswa tidak mengeluh ketika menyelesaikan tugas individu atau
kelompok
4. Siswa menuntaskan tugas yang diberikan guru
5. Siswa bertanya kepada teman ketika proses pembelajaran
berlangsung
6. Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu
Jumlah
Total Skor
Keterangan:
 Tidak Pernah (intensitas sikap yang diamati tidak muncul)
 Jarang (intensitasnya sikap yang diamati sebagian kecil muncul)
 Sering (intensitasnya sikap yang diamati sebagian besar muncul)
 Selalu (intensitasnya sikap yang diamati selalu muncul)

Total skor
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100%
24
3. Keterampilan

LEMBAR OBSERVASI PRESENTASI

Mata Pelajaran : Kimia


Materi : Ikatan Kimia
Kelompok : ........................

Kinerja Presentasi
No. Nama Siswa Visual / Skor Nilai
Kreativitas Kebenaran Penyajian
Substansi Materi Grafis
1.
2.
3.
4.
...

Keterangan pengisian skor


4. Sangat tinggi
3. Tinggi
2. Cukup tinggi
1. Kurang

Keterangan:

No. Indikator Keterangan

1. Kreativitas Baru, unik, tidak asal berbeda

2. Kebenaran substansi  Sesuai dengan konsep dan teori yang


materi benar dari sisi keilmuan
 Tidak ada bagian yang salah/keliru
 Tidak ada kesalahan penempatan
gambar, suara dan teks
3. Penyajian materi  Runut sesuai dengan struktur keilmuan
 Mengikuti alur logika yang jelas
(sistematis)
 Bervariasi
No. Indikator Keterangan

4. Grafis  Tampilan layar (warna, tata


letak/layout)
 Ilustrasi

Anda mungkin juga menyukai