Anda di halaman 1dari 47

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA
Mata pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Ikatan Kimia
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

Kompetensi Inti (KI)

KI-1 (Sikap Religius) dan KI-2 (Sikap Sosial)


Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dan perilaku jujur,
disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong), kerjasama, toleran, damai, santun,
responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 (Pengetahuan) KI-4 (Keterampilan)
Memahami, menerapkan, menganalisis Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
pengetahuan faktual, konseptual, prose-dural ranah konkret dan ranah abstrak terkait
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu dengan pengembangan dari yang
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, dan mampu menggunakan metode
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban sesuai kaidah keilmuan
terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

A. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator


3.5 Membandingkan ikatan ion, ikatan 3.5.1 Mengetahui susunan elektron valensi
kovalen, ikatan kovalen koordinasi, atom gas mulia (duplet dan okted)
dan ikatan logam serta kaitannya 3.5.2 Menjelaskan cara suatu unsur untuk
dengan sifat zat
mencapai kestabilan
3.5.3 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan
ion
3.5.4 Menjelaskan struktur Lewis pada
pembentukan ikatan kovalen
3.5.5 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan
kovalen tunggal, rangkap dua, dan
rangkap tiga
3.5.6 Menjelaskan terbentuknya ikatan
koordinasi pada beberapa senyawa
dengan menggunakan struktur lewis
3.5.7 Menjelaskan terjadinya ikatan logam
4.5 Merancang dan melakukan 4.5.1 Merancang struktur Lewis pada beberapa
percobaan untuk menunjukkan unsur
karakteristik senyawa ion atau 4.5.2 Merancang terbentuknya ikatan ion
senyawa kovalen (berdasarkan titik
leleh, titik didih, daya hantar listrik, 4.5.3 Menyajikan hasil analisis perbandingan
atau sifat lainnya) perbedaan pembentukan ikatan kovalen
tunggal dan rangkap dua, rangkap tiga,
dan Ikatan kovalen koordinasi

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran discovery learning, peserta didik diharapkan terlibat aktif selama proses belajar mengajar berlangsung,
memiliki sikap ingin tahu, teliti, dalam melakukan pengamatan, dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi
saran dan kritik serta dapat menjelaskan kecenderungan unsur untuk mencapai kestabilan, menerapkan struktur Lewis dalam ikatan kimia,
menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis) dan menjelaskan
proses pembentukan ikatan ion.

A. Materi Pembelajaran
Materi Pembelajaran
1. Faktual
 Senyawa ion, kovalen polar dan non polar.
 Sifat fisik senyawa
2. Konseptual
 Kestabilan atom
 Struktur lewis
3. Prosedural
 ikatan ion,
 ikatan kovalen,
 ikatan kovalen koordinasi
 ikatan logam

B. Pendekatan/ Metode/ Model


1. Pendekatan : saintifik
2. Model : discovery learning
3. Metode : ceramah, diskusi, tanya jawab, presentasi, dan penugasan
4. Media/alat, dan Bahan
1. Media/alat : tabel SPU, papan tulis, spidol, laptop, power point, LCD, proyektor, smartphone dan speaker.

5. Sumber Belajar
1. Buku Kimia Kelas X yang Relevan

6. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan ke-1
Tahap Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Kegiatan - Peserta didik bersama guru membuka pelajaran 15 menit
Pendahuluan dengan mengucapkan salam. (religius)
- Peserta didik menjawab salam dari guru.
(religius)
- Peserta didik bersama-sama dengan guru berdoa
sebelum belajar (religius dan kolaboratif)
- Peserta didik diperiksa kesiapan peserta didik
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dalam hal
kerapihan pakaian, posisi, dan tempat duduk serta
keberhasilan kelas. (disiplin)
- Peserta didik dicek kehadirannya dengan cara
mengabsennya satu-persatu oleh guru. (disiplin)
- Peserta didik menjawab satu-persatu panggilan
dari guru ketika sedang mengabsen.
- Peserta didik menyimak dan menanggapi ulasan
guru tentang materi/kompetensi pada pertemuan
sebelumnya yang telah dipelajari oleh peserta
didik serta hubungannya dengan
materi/kompetensi yang akan dipelajari pada
pembelajaran saat ini.
- Peserta didik mendengarkan penjelasan guru
tentang kompetensi dan indikator yang akan
dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran serta manfaatnya dalam kehidupan
sehari-sehari.
Indikator Pencapaian Kompetensi:
1. Menjelaskan kecenderungan unsur untuk
mencapai kestabilan
2. Menerapkan struktur Lewis dalam ikatan
kimia
3. Menggambarkan susunan elektron valensi
atom gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron
valensi bukan gas mulia (struktur Lewis)
4. Menjelaskan proses pembentukan ikatan ion
- Guru memberikan apersepsi “Sekarang, coba
perhatikan garam dapur yang berwujud padatan
putih. Garam dapur tersusun dari ion-ion natrium
dan ion-ion klorin. Bagaimanakah ion-ion
tersebut dapat bergabung satu dengan lainnya
sehingga membentuk garam dapur? Ion-ion
tersebut bergabung dengan berikatan secara kimia
atau bisa disebut ikatan kimia.” (berpikir kritis)
- Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang
garis besar cakupan materi dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
- Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang
ruang lingkup dan teknik penilaian yang akan
digunakan.
Kegiatan Inti  Mengamati 100 menit
- Peserta didik mengamati slide power point dan
video yang menampilkan pembentukan ikatan
kimia.
- Peserta didik diberikan penguatan terhadap hasil
pengamatannya.
 Menanya
- Peserta didik/guru saling diberikan kesempatan
untuk mengajukan pertanyaan singkat tentang
ikatan kimia. (rasa ingin tahu)
Peserta didik diharapkan bertanya:
1. Mengapa atom gas mulia stabil sedangkan
atom yang lain tidak stabil?
2. Bagaimana cara unsur-unsur berikatan agar
mencapai kestabilan?
- Peserta didik/guru menanggapi secara singkat
beberapa jawaban yang diberikan oleh guru.
(berpikir kritis)
 Mengumpulkan Informasi/mencoba
- Guru menjelaskan kecenderungan suatu unsur
untuk mencapai kestabilan, cara menggambarkan
susunan elektron valensi atau struktur Lewis, dan
proses pembentukan ikatan ion dan memberikan
contoh senyawa ionik.
- Peserta didik mencatat atau meresume materi
yang dijelaskan guru.
- Peserta didik dibagi ke dalam lima kelompok
(setiap satu kelompok terdiri dari 4-5 peserta
didik). (kolaboratif)
- Guru membagikan lembar kerja kepada setiap
kelompok
- Peserta didik mencari informasi dan berdiskusi
tentang hubungan antara kestabilan atom dengan
ikatan ion dan proses pembentukan ikatan ion
(berpikir kritis dan kolaboratif)
 Menalar/Mengasosiasi
- Siswa melakukan diskusi dalam kelompok dan
mencatat hasil diskusi pada lembar kerja (berpikir
kritis dan kolaboratif)
 Mengomunikasikan
- Siswa melakukan diskusi kelas hasil kajian
literature dan diskusi kelompok untuk
menyamakan persepsi hubungan antara
kestabilan atom dengan ikatan ion dan proses
pembentukan ikatan ion (komunikatif)
Kegiatan Penutup 1. Peserta didik mengumpulkan lembar kerja 20 menit
2. Peserta didik bersama dengan guru membuat
kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan. (komunikatif dan kolaboratif)
3. Peserta didik diberikan kesempatan bertanya
jika masih ada materi pembelajaran yang
belum atau kurang dipahami. (rasa ingin
tahu)
4. Peserta didik ditunjuk secara acak oleh guru
untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan. (komunikatif)
5. Peserta didik dan guru saling memberikan
umpan balik terhadap refleksi yang telah
dilakukan serta terhadap proses dan hasil
pembelajaran yang telah dicapai. (komunikatif
dan kolaboratif)
6. Guru memberikan evaluasi dan penugasan
7. Peserta didik menyimak penjelasan guru
tentang materi/kompetensi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya.
8. Peserta didik mengakhiri pembelajaran
dengan berdoa bersama-sama dengan guru.
(religius)

2. Pertemuan ke-2
Tahap Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Kegiatan - Peserta didik bersama guru membuka pelajaran 15 menit
Pendahuluan dengan mengucapkan salam. (religius)
- Peserta didik menjawab salam dari guru.
(religius)
- Peserta didik bersama-sama dengan guru berdoa
sebelum belajar (religius dan kolaboratif)
- Peserta didik diperiksa kesiapan peserta didik
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dalam hal
kerapihan pakaian, posisi, dan tempat duduk serta
keberhasilan kelas. (disiplin)
- Peserta didik dicek kehadirannya dengan cara
mengabsennya satu-persatu oleh guru. (disiplin)
- Peserta didik menjawab satu-persatu panggilan
dari guru ketika sedang mengabsen.
- Peserta didik menyimak dan menanggapi ulasan
guru tentang materi/kompetensi pada pertemuan
sebelumnya yang telah dipelajari oleh peserta
didik serta hubungannya dengan
materi/kompetensi yang akan dipelajari pada
pembelajaran saat ini.
- Peserta didik mendengarkan penjelasan guru
tentang kompetensi dan indikator yang akan
dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran serta manfaatnya dalam kehidupan
sehari-sehari.
Indikator Pencapaian Kompetensi:
5. Menjelaskan proses pembentukan ikatan
kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua,
ikatan kovalen rangkap tiga dan sifat-sifat
senyawa kovalen
6. Menjelaskan proses pembentukan ikatan
kovalen koordinasi
7. Menentukan kepolaran senyawa kovalen
berdasarkan nilai keelektronegatifan
8. Menjelaskan proses pembentukan ikatan
logam.
- Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang
garis besar cakupan materi dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
- Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang
ruanglingkup dan teknik penilaian yang akan
digunakan.
Kegiatan Inti  Mengamati 100 menit
- Peserta didik mengamati slide power point materi
pembelajaran.
- Guru memberikan stimulus terkait materi
pembelajaran dan mengajukan pertanyaan untuk
memancing keingintahuan siswa.
 Menanya
- Peserta didik/guru saling diberikan kesempatan
untuk mengajukan pertanyaan singkat tentang
ikatan kimia. (rasa ingin tahu)
- Peserta didik/guru menanggapi secara singkat
beberapa jawaban yang diberikan oleh guru.
(berpikir kritis)
 Mengumpulkan Informasi/mencoba
- Guru menjelaskan proses pembentukan ikatan
kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua,
ikatan kovalen rangkap tiga dan sifat-sifat
senyawa kovalen, menjelaskan proses
pembentukan ikatan kovalen koordinasi,
menentukan kepolaran senyawa kovalen
berdasarkan nilai keelektronegatifan, dan
menjelaskan proses pembentukan ikatan logam.
- Peserta didik mencatat atau meresume materi
yang dijelaskan guru.
- Guru memperhatikan sikap rasa ingin tahu peserta
didik pada saat menyampaikan materi
pembelajaran
- Peserta didik dibagi ke dalam lima kelompok
(setiap satu kelompok terdiri dari 4-5 peserta
didik). (kolaboratif)
- Guru membagikan lembar kerja kepada setiap
kelompok
- Peserta didik mencari informasi dan berdiskusi
dalam menyelesaikan soal dalam lembar kerja
(berpikir kritis dan kolaboratif)
 Menalar/Mengasosiasi
- Peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok
dan mencatat hasil diskusi pada lembar kerja
(berpikir kritis dan kolaboratif)
- Guru mengawasi jalannya diskusi dan
membimbing peserta didik dalam berdiskusi
- Guru memperhatikan sikap kerja sama peserta
didik pada saat berdiskusi
 Mengomunikasikan
- Siswa melakukan diskusi kelas hasil kajian
literature dan diskusi kelompok untuk
menyamakan persepsi hubungan antara
kestabilan atom dengan ikatan ion dan proses
pembentukan ikatan ion (komunikatif)
- Guru memperhatikan sikap komunikatif peserta
didik pada saat presentasi dan diskusi kelas
Kegiatan Penutup - Peserta didik mengumpulkan lembar kerja 20 menit
- Peserta didik bersama dengan guru membuat
kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan. (komunikatif dan kolaboratif)
- Peserta didik diberikan kesempatan bertanya jika
masih ada materi pembelajaran yang belum atau
kurang dipahami. (rasa ingin tahu)
- Peserta didik ditunjuk secara acak oleh guru untuk
melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan. (komunikatif)
- Peserta didik dan guru saling memberikan umpan
balik terhadap refleksi yang telah dilakukan serta
terhadap proses dan hasil pembelajaran yang telah
dicapai. (komunikatif dan kolaboratif)
- Guru memberikan evaluasi dan penugasan
- Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang
materi/kompetensi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
Peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan
berdoa

3. Pertemuan ke-3
Tahap Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Kegiatan 1. Peserta didik merespon salam dari guru sebagai 10 menit
Pendahuluan tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling
mendoakan.
2. Guru memberikan pertanyaan bagaimana
terbentuknya ikatan kovalen dari materi
sebelumnya
3. Peserta didik mendiskusikan bagaimana sifat
senyawa ion dan kovalen serta ikatan logam
4. Peserta didik menerima informasi secara proaktif
tentang hal-hal yang akan dipelajari dan dikuasai
khususnya tentang penulisan resensi
5. Guru menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai dalam pembelajaran tentang sifat-sifatnya
pada senyawa ion dan kovalen serta ikatam logam
dengan dilanjutkan membentuk kelompok kerja
terdiri dari 4 peserta sesuai kelompok minggu
lalu

Kegiatan Inti  Mengamati 80 menit


Guru meminta peserta didik menyiapkan
buku literature dari berbagai sumber belajar
yang berkaitan dengan materi pembelajaran
- Menanya
- Peserta didik/guru saling diberikan
kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan singkat tentang ikatan kimia.
(rasa ingin tahu)
- Peserta didik/guru menanggapi secara
singkat beberapa jawaban yang diberikan
oleh guru. (berpikir kritis)
 Mengumpulkan Informasi/mencoba
- Guru menjelaskan sifat-sifat ion, kovalen dan
logam
- Peserta didik mencatat atau meresume materi
yang dijelaskan guru.
- Peserta didik dibagi ke dalam lima kelompok
(setiap satu kelompok terdiri dari 4-5 peserta
didik). (kolaboratif)
- Guru membagikan lembar kerja kepada setiap
kelompok
- Peserta didik mencari informasi dan berdiskusi
tentang hubungan antara kestabilan atom dengan
ikatan ion dan proses pembentukan ikatan ion
(berpikir kritis dan kolaboratif)

 Menalar/Mengasosiasi
- Siswa melakukan diskusi dalam kelompok dan
mencatat hasil diskusi pada lembar kerja (berpikir
kritis dan kolaboratif)

 Mengomunikasikan
Siswa melakukan diskusi kelas hasil kajian
literature dan diskusi kelompok untuk
menyamakan persepsi hubungan antara
kestabilan atom dengan ikatan ion dan proses
pembentukan ikatan ion (komunikatif)
Kegiatan Penutup - Peserta didik mengumpulkan lembar kerja 45 menit
- Peserta didik bersama dengan guru membuat
kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan. (komunikatif dan kolaboratif)
- Peserta didik diberikan kesempatan bertanya jika
masih ada materi pembelajaran yang belum atau
kurang dipahami. (rasa ingin tahu)
- Peserta didik ditunjuk secara acak oleh guru untuk
melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan. (komunikatif)
- Peserta didik dan guru saling memberikan umpan
balik terhadap refleksi yang telah dilakukan serta
terhadap proses dan hasil pembelajaran yang telah
dicapai. (komunikatif dan kolaboratif)
- Guru memberikan evaluasi dan penugasan
- Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang
materi/kompetensi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
Peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan
berdoa

B. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


Teknik Bentuk Waktu
No. Aspek Keterangan
Penilaian Instrumen Pelaksanaan
Lembar Saat kegiatan
1 Afektif Observasi Terlampir
observasi pembelajaran
Setelah
2 Kognitif Tertulis Tes uraian kegiatan Terlampir
pembelajaran

C. Lampiran
1. Materi Pembelajaran
2. Lembar Kerja Peserta Didik
3. Instrumen Penilaian Afektif
4. Instrumen Penilaian Kognitif
5. Remedial dan Pengayaan

Mengetahui Karanganyar, 17 Juli 2017

Kepala SMA Negeri Gondangrejo Guru Kimia

Drs. Sukarni, M.Hum Joko Raharjo, S.Pd NIP. 19580804 198302 1 006
NIP.19680452 200501 1 007
Lampiran 1 :
Materi Pembelajaran

Lampiran (1) Materi Pembelajaran

IKATAN KIMIA

A. Kestabilan Atom
Di antara atom-atom di alam, hanya atom gas mulia yang stabil sedangkan atom yang lain tidak stabil kecuali atom He. Atom-atom yang
tidak stabil tersebut cenderung bergabung dengan atom lain untuk mendapatkan kestabilan. Mengapa atom gas mulia stabil sedangkan atom
yang lain tidak stabil?
Kossel dan Lewis berpendapat bahwa pada dasarnya, sifat unsur ditentukan oleh bagaimana elektron-elektron dalam atom tersebut
tersusun. Oleh karena itu, maka dicarilah hubungan antara konfigurasi elektron dengan kestabilan atom. Untuk lebih jelasnya, simak konfigurasi
elektron gas mulia yang merupakan atom-atom stabil berikut :
2He : 1s2
10Ne : 1s2 2s2 2p6
18Ar : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
36Kr : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2
54Xe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2
Dari konfigurasi elektron tersebut, Kossel dan Lewis membuat kesimpulan bahwa konfigurasi elektron atom-atom akan stabil bila jumlah
elektron luarnya 2 (duplet) atau 8 (oktet). Untuk mencapai keadaan stabil seperti gas mulia, maka atom-atom membentuk konfigurasi elektron
seperti gas mulia. Untuk membentuk konfigurasi elektron seperti gas mulia, dapat dilakukan dengan cara membentuk ion atau membentuk
pasangan elektron bersama.
1. Pembentukan Ion
Dalam membentuk ion, suatu atom akan melepas atau mengikat elektron. Atom-atom yang mempunyai energi ionisasi rendah,
misalnya atom-atom dari unsur golongan IA dan IIA dalam sistem periodik unsur, akan mempunyai kecenderungan untuk melepaskan
elektronnya, sedangkan atom-atom yang mempunyai afinitas elektron yang besar, misalnya atom-atom unsur golongan VIA dan VIIA
dalam sistem periodik unsur akan cenderung mengikat elektron.
Contoh

1. Atom 11Na : 2 8 1 (konfigurasi elektron tidak stabil)


Agar stabil, atom Na melepas sebuah elektronnya sehingga konfigurasi
elektronnya sama dengan atom Ne (konfigurasi elektron 10Ne : 2 8).
11Na  Na+ + e-
(2 8 1) (2 8)
Proses pembentukan ion positif tersebut mudah terjadi karena atom Na
mempunyai energi ionisasi yang rendah.

2. Atom 17Cl : 2 8 7 (konfigurasi elektron tidak stabil)


Agar stabil, cara yang memungkinkan adalah menjadikan konfigurasi
elektron seperti 18Ar : 2 8 8 dengan mengikat sebuah elektron, sehingga
atom Cl menjadi ion Cl-
17Cl + e
-
 Cl-
(2 8 7) (2 8 8)
Proses penangkapan elektron tersebut mudah terjadi dikarenakan
afinitas elektron atom klorin besar.

Jadi untuk mencapai kestabilan, atom-atom yang energi ionisasinya rendah akan melepaskan elektron sedangkan atom-atom yang afinitas
elektronnya tinggi akan mengikat elektron.
Dalam kehidupan sehari-hari pada gambar diatas tersebut dapat diilustrasikan sebagai si kaya dan si miskin, dimana yang berlebih (+) harus memberi
kepada yang kurang mampu (-)

2. Penggunaan Pasangan Elektron Bersama


Atom-atom yang mempunyai energi ionisasi tinggi akan sukar melepaskan elektronnya, sehingga dalam mencapai kestabilan akan sukar
membentuk ion positif. Demikian pula atom-atom yang mempunyai afinitas elektron yang rendah, dalam mencapai kestabilan tidak membentuk
ion negatif.
Atom-atom yang sukar melepas elektron atau mempunyai energi ionisasi yang tinggi dan atom yang sukar menarik elektron atau mempunyai
afinitas elektron yang rendah mempunyai kecenderungan untuk membentuk pasangan elektron yang dipakai bersama. Pasangan elektron yang
dibentuk oleh atom-atom yang berikatan dapat berasal dari kedua atom yang bergabung atau dapat pula berasal dari salah satu atom yang
bergabung.
B. Ikatan Ion
1. Pengertian Ikatan ion
Ikatan ion (ikatan elektrovalen) adalah ikatan yang terjadi akibat adanya serah terima elektron sehingga membentuk ion postif dan ion
negatif yang diikat oleh suatu gaya elektrostatis. Gaya elektrostatis adalah gaya tarik-menarik antara kedua ion yang berbeda muatan.
Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik.
Untuk mencapai kestabilan, atom-atom yang energi ionisasinya rendah akan melepaskan elektron sedangkan atom-atom yang afinitas
elektronnya tinggi akan mengikat elektron. Atom yang melepas elektron berubah menjadi ion positif, sedangkan atom yang menerima
elektron menjadi ion negatif.
Unsur-unsur logam umumnya mempunyai energi ionisasi yang rendah sedangkan unsur-unsur non logam mempunyai afinitas elektron
yang tinggi. Oleh karena itu, ikatan ion dapat terjadi antara unsur-unsur logam dengan unsur-unsur non logam.

Atom-atom unsur logam : Golongan I A, II A, dan III A (kecuali hidrogen dan boron)

Atom-atom unsur nonlogam : Golongan V A, VI A, dan VII A

Contoh: NaCl, MgO, K2O, KBr, MgCl2, NaI, LiF dan CaCl2.

2. Proses terbentuknya ikatan ion


Dalam membentuk ion, suatu atom akan melepas atau mengikat elektron. Atom-atom yang mempunyai energi ionisasi rendah, misalnya
atom-atom dari unsur golongan I A dan II A dalam sistem periodik unsur akan mempunyai kecenderungan untuk melepaskan elektronnya dan
membentuk ion positif (kation), sedangkan atom-atom yang mempunyai afinitas elektron yang besar, misalnya atom-atom unsur golongan VI A
dan VII A dalam sistem periodik unsur akan cenderung mengikat elektron akan membentuk ion negatif (anion). Ion positif dan ion negatif yang
terbentuk selanjutnya akan saling tarik menarik dengan gaya elektrostatis membentuk senyawa netral.
Contoh :
a) Proses pembentukan senyawa kalsium klorida (CaCl2) dari atom kalsium dan atom klor
20 Ca : 2 8 8 2 (untuk melepas 2e- )
Reaksi : Ca → Ca2+ + 2e-
17 Cl : 2 8 7 ( menerima e- )
Reaksi : Cl + e- → Cl-
Berdasarkan notasi reaksi di atas, maka dapat di tuliskan
Ca → Ca2+ + 2e- X 1

Cl + e- → Cl- x 2
Ca → Ca + 2e
2+ -

2Cl + 2e → 2Cl-
-

Ca + 2Cl → Ca2+ + 2Cl-


Reaksi dapat di tulis Ca2+ + 2Cl- → CaCl2
Antara Ca2+ dan Cl- terjadi gaya elektrostatis, sehingga kedua ion itu bergabung membentuk CaCl2.
b) Ikatan ion pada 19K dan 8O dalam K2O
Konfigurasi elektron:

K : 2, 8, 8, 1 (melepas 1 elektron) membentuk K+

O : 2, 6 (menerima 2 elektron) membentuk O2–

19 K : 2 8 8 1 (untuk melepas 1e- )


Reaksi : K → K+ + e-
8O : 2 6 (menerima 2e- )
Reaksi : O + 2e- → O2-
Berdasarkan notasi reaksi di atas, maka dapat di tuliskan
K → K+ + e- x 2
O + 2e -
→ O 2-
x 1
2K → 2K + 2e
+ -

O + 2e → O2-
-

2K + O → 2K2+ + O2-
Reaksi dapat di tulis 2K+ + O2– → K2O
3. Sifat senyawa ionik
a) Kristalnya keras tetapi rapuh
Apabila senyawa ion dipukul, akan terjadi pergeseran posisi ion positif dan ion negatif dari semula berselang seling menjadi berhadapan
langsung. Hal ini menyebabkan ion positif bertemu dengan ion positif dan terjadi gaya tolak menolak. Inilah yang menyebabkan kristal
senyawa ionik bersifat rapuh.
b) Mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi
Secara umum, senyawa ionik mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi karena kuatnya gaya elektrostatis yang ditimbulkan oleh ion
positif dan ion negatif.
c) Mudah larut di dalam air
Pada saat Kristal senyawa ionik dimasukkan ke dalam air, maka molekul-molekul air akan menyusup di antara ion positif dan ion negatif
sehingga gaya Tarik- menarik elektrostatis dari ion positif dan ion negatif akan melemah, dan akhirnya terpecah.
d) Lelehan dan larutannya dapat menghantarkan arus listrik
Ion positif dan ion negatif apabila bergerak dapat membawa muatan listrik. Apabila senyawa ionik terpecah menjadi ion positif dan ion negatif
serta dapat bergerak secara leluasa, maka senyawa dalam keadaan cair dan larutan dapat menghantarkan listrik karena ion-ionnya dapat
bergerak secara bebas. Akan tetapi, dalam keadaan padat, senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ionnya tidak dapat
bergerak.
C. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron oleh atom-atom yang berikatan. Ikatan kovalen
umumnya terjadi antara atom-atom unsur nonlogam, bisa sejenis (contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2). Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut
pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut pasangan elektron bebas
(PEB). Senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen disebut senyawa kovalen.
Macam-macam ikatan kovalen:
Berdasarkan jumlah PEI, ikatan kovalen dibagi 3:
1. Ikatan Kovalen Tunggal
Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan kovalen dimana masing-masing atom menyumbang satu elektron untuk digunakan bersama dalam berikatan. Contoh: H 2, HCl, dan H2O.

H  x H  H x H  HH
xx xx
H  xCl x  x 
xx
x H xCl
xx
x H Cl
2. Ikatan Kovalen Rangkap Dua
Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan kovalen dimana masing-masing atom menyumbangkan dua elektron untuk digunakan bersama dalam berikatan. Contoh: O2.
 xx   xx
O  O  O O  OO
 

x x
xx
x

 x x x
3. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
Ikatan kovalen rangkap tiga adalah ikatan kovalen dimana masing-masing atom menyumbangkan tiga elektron untuk digunakan bersama dalam berikatan. Contoh: N 2.
 xx 
N  N  N N N
 

x x
x N
  x xx
xx
Berdasarkan kepolaran ikatan, ikatan kovalen dibagi 2:
1. Ikatan kovalen polar
Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron yang dipakai bersama cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan. Kepolaran ikatan terjadi
karena adanya perbedaan keelektronegatifan.
Syarat kovalen polar
 Terdapat perbedaan keelektronegatifan. Contoh: HF, HCl, dan HBr.
(jumlah atom = 2 harus berbeda)
 Atom pusat memiliki pasangan elektron bebas (PEB). Contoh: H 2O, NH3, dan PCl3
(jumlah atom > 2 memiliki PEB).
 Bentuknya asimetris. Contoh: CH3Cl
 Dapat menghantarkan arus listrik.
2. Ikatan kovalen nonpolar
Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron tersebar secara merata.
Syarat kovalen polar
 Tidak terdapat perbedaan keelektronegatifan. Contoh: H2, N2, dan F2.
(jumlah atom = 2 harus sama)
 Atom pusat tidak memiliki pasangan elektron bebas (PEB). Contoh: CH4, PCl5, dan BCl3
(jumlah atom > 2 memiliki PEB).
 Bentuknya simetris. Contoh: CH2Cl2
 Tidak dapat menghantarkan arus listrik.

D. Ikatan Kovalen Koordinasi


Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan. Contoh:
NH4+
NH3 + H+ → NH4+

Sifat-sifat senyawa kovalen


 Memiliki titik didih dan titik leleh yang rendah (di bawah 200 oC)
 Bersifat lunak dan tidak rapuh.
 Mudah larut dalam pelarut organik/nonpolar (alkohol, eter, dan benzena) dan sukar larut dalam pelarut polar (air).
 Pada umumnya larutannya tidak dapat menghantarkan arus listrik (kovalen nonpolar) tetapi ada juga yang dapat menghantarkan arus listrik (kovalen polar).

E. Ikatan Logam
Ikatan logam merupakan ikatan antar atom logam, namun bukan ikatan ion maupun kovalen. Logam tersusun dalam suatu kisi kristal yang terdiri dari ion-ion positif logam
di dalam lautan elektron. Elektron-elektron yang bebas bergerak dari satu inti atom ke inti atom lain disebut elektron terdislokalisasi. Gaya tarikan inti atom-atom logam dengan
lautan elektron mengakibatkan terjadinya ikatan logam.
Adanya ikatan logam menyebabkan logam bersifat:
1. Pada suhu kamar berwujud padat, kecuali Hg
2. Keras tapi dapat ditempa
3. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi
4. Penghantar listrik dan panas yang baik
5. Mengkilap

Lampiran (2) Lembar Kerja Peserta Didik

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


IKATAN KIMIA

I. Kompetensi Dasar
3.5 Membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan
ikatan logam serta kaitannya dengan sifat zat

II. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.5.1 Menjelaskan kecenderungan unsur untuk mencapai kestabilan
3.5.2
3.5.3 Menerapkan struktur Lewis dalam ikatan kimia
Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet)
3.5.4 dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis)

Menjelaskan proses pembentukan ikatan ion

III. Tujuan Pembelajaran


Melalui model pembelajaran discovery learning, peserta didik diharapkan terlibat aktif selama proses belajar mengajar berlangsung,
memiliki sikap ingin tahu, teliti, dalam melakukan pengamatan, dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan,
memberi saran dan kritik serta dapat menjelaskan kecenderungan unsur untuk mencapai kestabilan, menerapkan struktur Lewis dalam ikatan
kimia, menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis) dan
menjelaskan proses pembentukan ikatan ion.

Kelompok :
Kelas :
Nama Anggota : 1.
2.
Waktu : 15 menit

Petunjuk Kegiatan
1. Diskusikanlah bersama teman sebangkumu mengenai hubungan antara kestabilan atom dengan ikatan ion!
2. Tuliskan proses pembentukan ikatan ion pada unsur berikut:
a. 19K dan 9F
b. 11Na dan 8O
c. 11Li dan 7N
d. 12Mg dan 17Cl
e. 20Ca dan 16S
Lampiran (2) Penilaian Afektif

ASPEK YANG DINILAI

Komunikatif Kerjasama
Rasa ingin
NO NAMA
tahu

1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
dst

Rubrik Penilaian Afektif


Aspek yang
No. Skor Penjabaran
dinilai
Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias, aktif
3
dalam kegiatan baik kelompok maupun individu
Menunjukkan rasa ingin tahu namun tidak terlalu antusias,
1. Rasa ingin tahu
dan baru terlibat aktif dalam kegiatan kelompok ketika
2
disuruh atau kurang antusias dalam menyelesaikan
masalah secara individu.
Aspek yang
No. Skor Penjabaran
dinilai
Tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan, sulit
terlibat aktif dalam pengamatan, sulit terlibat aktif dalam
1
kegiatan kelompok atau individu walaupun telah dialog
untuk terlibat
Aktif dalam kerja kelompok, bersedia membantu orang
3
lain, dan memusatkan perhatian pada tujuan kelompok
Kurang aktif dalam kerja kelompok, kurang bersedia
Bekerjasama 2 membantu orang lain, dan kurang memusatkan perhatian
2.
dalam kelompok pada tujuan kelompok
Tidak aktif dalam kerja kelompok, tidak bersedia
1 membantu orang lain, dan tidak memusatkan perhatian
pada tujuan kelompok
Berani menyampaikan hasil diskusi di depan kelas,
mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum
3
dipahami serta menanggapi pertanyaan maupun pendapat
orang lain dengan bahasa yang mudah dipahami.
Berani menyampaikan hasil diskusi di depan kelas,
3. Komunikatif mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum
2
dipahami serta menanggapi pertanyaan maupun pendapat
orang lain dengan bahasa yang kurang dipahami.
Mampu mengajukan pertanyaan mengenai materi yang
1 belum dipahami. Akan tetapi kurang berani dalam
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas,

Pedoman Penskoran
Skor maksimum = skor maksimum setiap butir soal x jumlah butir soal
=3x3
=9
Konversi nilai = Skor total jawaban x 100
Skor maksimum
Kriteria penilaian
A = 80 - 100
B = 65 - 79
C = 41 - 64
Lampiran (2) Lembar Kerja Peserta Didik

Kelompok :
Kelas :
Nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Petunjuk Kegiatan :
 Diskusikanlah bersama teman sekelompokmu untuk menjawab soal-soal tersebut!
 Selamat mengerjakan, Good Luck 
Kerjakan soal-soal berikut ini!
1. Setelah Bohr mengembangkan model atom menyerupai planet dalam sistem tata surya, Lewis menyimpulkan bahwa elektron boleh jadi berputar
di sekitar inti dalam beberapa orbit, maka penggambaran rumus titik elektron berubah menjadi mengelilingi lambang unsurnya. Gambarkan
struktur Lewis pada beberapa senyawa berikut serta tentukan PEI dan PEB-nya. Analisalah senyawa mana yang mengikuti aturan oktet.
a. SF4
b. C2H2
c. H2SO4
d. PCl5
Coba kalian simpulkan berdasarkan hasil analisa pada senyawa-senyawa tersebut. Menurutmu, apakah semua unsur atau molekul dapat dibuat
struktur Lewis? Berikan alasannya!
2. Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan.
Gambarkan terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada senyawa-senyawa berikut.
b. NH4Cl
c. SO3
d. H2SO4
3. Atom S (nomor atom 16) bergabung dengan atom Cl (nomor atom 17) membentuk molekul SCl2.
a. Gambarkan struktur Lewis dari molekul SCl2.
b. Tentukan berapa jumlah pasangan elektron ikatan dan elektron bebas di sekitar atom pusat (S)
4. Berdasarkan kepolarannya, ikatan kovalen dapat dibagi dua yaitu ikatan kovalen polar dan nonpolar. Tentukan manakah senyawa berikut ini yang
termasuk polar dan nonpolar! Jelaskan!
a. N2 e. CO2
b. CH4
c. H2O
d. PCl5

Lampiran (3) Penilaian Afektif

ASPEK YANG DINILAI

Rasa ingin
NO NAMA
tahu Komunikatif Kerjasama

1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Rubrik Penilaian Afektif


Aspek yang
No. Skor Penjabaran
dinilai
Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias, aktif
3
dalam kegiatan baik kelompok maupun individu
Menunjukkan rasa ingin tahu namun tidak terlalu antusias,
1. Rasa ingin tahu
dan baru terlibat aktif dalam kegiatan kelompok ketika
2
disuruh atau kurang antusias dalam menyelesaikan
masalah secara individu.
Aspek yang
No. Skor Penjabaran
dinilai
Tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan, sulit
terlibat aktif dalam pengamatan, sulit terlibat aktif dalam
1
kegiatan kelompok atau individu walaupun telah dialog
untuk terlibat
Aktif dalam kerja kelompok, bersedia membantu orang
3
lain, dan memusatkan perhatian pada tujuan kelompok
Kurang aktif dalam kerja kelompok, kurang bersedia
Bekerjasama 2 membantu orang lain, dan kurang memusatkan perhatian
2.
dalam kelompok pada tujuan kelompok
Tidak aktif dalam kerja kelompok, tidak bersedia
1 membantu orang lain, dan tidak memusatkan perhatian
pada tujuan kelompok
Berani menyampaikan hasil diskusi di depan kelas,
mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum
3
dipahami serta menanggapi pertanyaan maupun pendapat
orang lain dengan bahasa yang mudah dipahami.
Berani menyampaikan hasil diskusi di depan kelas,
3. Komunikatif mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum
2
dipahami serta menanggapi pertanyaan maupun pendapat
orang lain dengan bahasa yang kurang dipahami.
Mampu mengajukan pertanyaan mengenai materi yang
1 belum dipahami. Akan tetapi kurang berani dalam
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas,

Pedoman Penskoran
Skor maksimum = skor maksimum setiap butir soal x jumlah butir soal
=3x3
=9
Konversi nilai = Skor total jawaban x 100
Skor maksimum
Kriteria penilaian
A = 80 - 100
B = 65 - 79
C = 41 - 64
Lampiran 3 :

INSTRUMEN PENILAIAN PRESENTASI


Nama Satuan pendidikan : SMA .........
Tahun pelajaran : 2017/2018
Kelas/Semester : X / Semester I
Mata Pelajaran : Kimia
Kelengkapan Penulisan Kemampuan
Total Nilai
No Nama Siswa Materi Materi Presentasi
Skor Akhir
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Cara pengisian lembar penilaian sikap pada kegiatan praktikum adalah dengan memberikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan
yaitu:.
Skor 1, jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan
Skor 2, jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan
Skor 3, jika sering berperilaku dalam kegiatan
Skor 4, jika selalu berperilaku dalam kegiatan
Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus dan predikat berikut:

PREDIKAT NILAI
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐤𝐨𝐫 Sangat Baik ( SB) 80 ≤ AB ≤ 100
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝐱𝟏𝟎𝟎
𝟏𝟐 Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79
Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69
Kurang (K) <60
Tabel 2 : Kisi-kisi

KISI-KISI PENILAIAN KOGNITIF

No IPK Indikator Soal Level No. Deskripsi Soal Kunci


. Soal Jawaban
1. 3.5.2 Menjelaskan cara suatu Menentukan unsur yang C1 Pilgan Diantara unsur unsur dibawah D
unsur untuk mencapai paling stabil 1 ini unsur yang paling stabil
kestabilan adalah ..
A. 13N
B. 16M
C. 12O
D. 18P
E. 21Q

Menentukan kecenderungan C2 Pilgan B


suatu unsur untuk mencapai 2 Atom unsur 35Br menjadi stabil
kestabilan dengan kecenderungan …
A. Melepas sebuah
elektron dan
+
membentuk ion Br
B. Mengikat sebuah
elektron dan
-
membentuk ion Br
C. Melepas sebuah
elektron dan
-
membentuk ion Br
D. Mengikat sebuah
elektron dan
membentuk ion Br-
E. Membentuk pasangan
elektron bersama

Diketahui konfigurasi C2 Pilgan Diketahui konfigurasi elektron A


elektron suatu atom. Peserta 3 atom Y : 2 8 6 atom akan
didik dapat menentukan cara mencapai kestabilan dengan
untuk mencapai kestabilan cara …
atom tersebut A. Mengikat 2 elektron
B. Melepaskan 4 elektron
C. Mengikat 6 elektron
D. Menggunakan 3
elektron bersama
E. Melepaskan 3 elektron

Menentukan kecenderungan C1 Uraian Bagaimana kecenderungan


atom dalam mencapai 1 atom atom berikut ini dalam
kestabilan mencapai kestabilan ?

19K 13Al 16S 4Be


2. 3.5.1 Mengetahui susunan Menjelaskan terjadinya C3 Uraian Jelaskan terjadinya ikatan ion
electron valensi atom gas ikatan ion pada suatu 2 pada senyawa berikut :
mulia (duplet dan oktet) senyawa K2S

4.5.1 Merancang struktur MgF2


Lewis pada beberapa unsur (Sertakan struktur Lewisnya)

4. 4.5.2 Merancang terbentuknya Menentukan atom-atom C2 Pilgan Atom unsur yang akan E
ikatan ion yang dapat membentuk 4 membentuk ikatan ion dengan
ikatan ion atom unsure X yang bernomor
atom 35 adalah …
A. 9F
B. 12Mg
C. 7N
D. 13Al
E. 11Na

Mengidentifikasi senyawa C1 Pilgan D


ion 5 Diantara senyawa ini yang
merupakan senyawa ion adalah

A. NH3
B. CH4
C. CO2
D. NaBr
Mengidentifikasi ikatan ion C3 Pilgan E. N2 D
yang mungkin terjadi dari 6 Diketahui atom nomor unsur
beberapa data nomor atom 10P, 11Q, 17R, dan 18S. Ikatan ion
mungkin dihasilkan antara atom
unsur ....

A. P dan Q
B. R dan S
C. P dan R
D. P dan S
E. Q dan R
1. Diantara unsur unsur dibawah ini unsur yang paling stabil adalah ..
A. 13N
B. 16M
C. 12O
D. 18P
E. 21Q

2. Atom unsur 35Br menjadi stabil dengan kecenderungan …


A. Melepas sebuah elektron dan membentuk ion Br+
B. Mengikat sebuah elektron dan membentuk ion Br-
C. Melepas sebuah elektron dan membentuk ion Br-
D. Mengikat sebuah elektron dan membentuk ion Br-
E. Membentuk pasangan elektron bersama

3. Diketahui konfigurasi elektron atom Y : 2 8 6 atom akan mencapai kestabilan dengan cara …
A. Mengikat 2 elektron
B. Melepaskan 4 elektron
C. Mengikat 6 elektron
D. Menggunakan 3 elektron bersama
E. Melepaskan 3 elektron
4. Atom unsur yang akan membentuk ikatan ion dengan atom unsure X yang bernomor atom 35 adalah

A. 9F
B. 12Mg
C. 7N
D. 13Al
E. 11Na

5. Diantara senyawa ini yang merupakan senyawa ion adalah …


A. NH3
B. CH4
C. CO2
D. NaBr
E. N2
6. Diketahui atom nomor unsur 10P, 11Q, 17R, dan 18S. Ikatan ion mungkin dihasilkan antara atom unsur
....
A. P dan Q
B. R dan S
C. P dan R
D. P dan S
E. Q dan R
Soal Uraian
1. Bagaimana kecenderungan atom atom berikut ini dalam mencapai kestabilan ?
19K 13Al 16S 4Be
2. Jelaskan terjadinya ikatan ion pada senyawa berikut :
a. K2S
b. MgF2
(Sertakan struktur Lewisnya)

Skor maksimal pilgan = 6 x 10 = 60


Skor maksimal uraian = 2 x 20 = 40
Nilai total = (skor pilgan + skor uraian) = 60 + 40 = 100

Anda mungkin juga menyukai