Anda di halaman 1dari 34

UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN

SIRUP RACIKAN YANG MENGANDUNG


SEFADROKSIL

FEBRIAN PURWO SANTOSO


1008010043
LATAR BELAKANG
• Dewasa ini masih sering ditemukan sediaan racikan yang diberikan
khususnya untuk anak. Bentuk sediaan racikan antara lain bentuk serbuk
terbagi atau puyer yang dibuat dengan cara menghancurkan lebih dari
satu tablet, bisa juga mencampurkan bentuk sediaan serbuk ke dalam
sirup. Sediaan racikan ini diberikan untuk anak dikarenakan anak yang
tidak biasa dalam menelan obat, membutuhkan beberapa dosis terlarut
yang digunakan untuk usia dewasa, serta untuk menutupi rasa kurang
enak dari obat yang digunakan. Namun belakangan ini terdapat banyak
sediaan racikan yang terdiri dari banyak komponen dan salah satu
komponen penyusunnya tidak diketahui dengan pasti, sehingga hal ini
dapat menyebabkan masalah pada kestabilan fisik, kestabilan kimia, dan
kemungkinan terdapat cemaran mikroba yang akan berimbas pada
efikasi dan keamanan pada sediaan racikan tersebut.
• Salah satu sediaan sirup yang biasa digunakan sebagai racikan adalah
sirup sefadroksil
PERMASALAHAN

Bagaimana stabilitas fisik


dan kimia sirup Apakah ada perbedaan
sefadroksil tunggal dan stabilitas fisik dan kimia
sirup sefadroksil racikan antara sirup sefadroksil
dikaitkan dengan suhu tunggal dan sirup
dan lama sefadroksil racikan?
penyimpanannya?
Membandingkan
Membandingkan
stabilitas fisik dan
Tujuan
stabilitas fisik dan
kimia diukur dari
kimia antara sirup
sefadroksil tunggal Penelitian
waktu dan suhu dan sirup sefadroksil
racikan
Manfaat Penelitian

Memberikan informasi pada tenaga kesehatan tentang


stabilitas fisik, kimia, serta stabilitas kadar zat aktif
sefadroksil pada sirup sefadroksil.
Metode penelitian :
Eksperimental Variabel tergantung :
stabilitas fisik (viskositas)
dan kimia (pH dan kadar)
sirup sefadroksil

Variabel bebas : suhu dan


Variabel lama penyimpanan

Variabel terkendali : alat,


bahan, dan metode
Alat dan bahan

Alat : spektrofotometer ultraviolet/visibel, pH


meter, viskometer, neraca analitik, penangas air,
kertas saring, alat-alat gelas

Bahan : baku standar sefadroksil, sirup sefadroksil, sirup


racikan sefadroksil yang terdiri dari CTM, metil
prednisolon, dan ambroksol. Etil asetat, formaldehid, asam
asetat glasial, natrium asetat, dan aquadest
Penyiapan
sampel

Analisis Pengukuran
data pH sediaan

metode
Pengukuran
Penetapan
viskositas
kadar
sediaan

Analisis
Validasi larutan
sefadroksil
Analisa data

Analisis data yaitu untuk mengetahui pengaruh


suhu dan lama penyimpanan terhadap kadar zat
aktif, pH, dan viskositas sirup sefadroksil tunggal
dan sirup sefadroksil racikan maka dilakukan uji
analisis varian two way anova dengan uji lanjutan
LSD dengan selang kepercayaan 95%. Analisa
statistik dilakukan dengan bantuan software SPSS
versi 20.
Hasil
Penentuan panjang gelombang maksimum

Diperoleh panjang gelombang maksimum 364nm


Penetuan kurva baku
Pembuatan kurva baku ini bertujuan untuk
mendapatkan persamaan kurva baku yang akan
digunakan untuk menghitung kadar sefadroksil dari
sampel yang dianalisis berdasarkan absorbansi yang
dihasilkan dari pengukuran serapan larutan baku
sefadroksil menggunakan spektrofotometer Ultraviolet-
Visibel.
Konsentrasi (ppm) Absorbansi
80,16 0,289
160,32 0,417
240,48 0,517
320,65 0,637
400,8 0,767
Kurva baku
Didapatkan persamaan kurva baku y = 0,001467 x + 0,172
Dengan r= 0,999
Validasi Metode Analisis
a. Uji ketelitian
Uji ketelitian digunakan untuk mengetahui ukuran kedekatan
hasil penelitian seseorang dengan metode yang berulang-
ulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran
homogen dan juga untuk membuktikan ketelitian suatu alat
berdasarkan tingkat akurasi individual hasil analisis (Harmita,
2006). Presisi dapat diukur sebagai simpangan baku atau
simpangan baku relatif (koefisien variasi). Kriteria presisi
diberikan jika metode memberikan simpangan baku relatif
atau koefisien variasi 2% atau kurang. Dengan harga KV < 2%
dan SD < 2 dapat dikatakan bahwa metode tersebut
memberikan presisi yang bagus (Harmita, 2004).
No Y X X-
1 0,821 80,821 0 0
2 0,136 80,136 -0,685 0, 469
3 0,821 80,821 0 0
4 0,191 82,191 1,37 1,876
5 0,136 80,136 -0,685 0,469
6 0,821 80,821 0 0
    = 80,821   Σ=
SD       0,750
KV       0,927%
Ketelitian alat       99, 07%

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa alat


spektrofotometri UV-Vis tersebut memiliki ketelitian alat
yang baik karena nilai % KV < 2% dan memenuhi syarat
presisi yang baik.
b. Uji linearitas
Linieritas merupakan kemampuan metode analisis yang memberikan
respon secara langsung atau dengan bantuan transformasi respon
yang baik, proposional terhadap konsentrasi analit dalam sampel
(Harmita, 2004). Linearitas suatu metode dapat dilihat dari respon
hasil pengukuran dengan konsentrasi mendekati garis lurus.
Linearitas diperoleh dengan membuat seri konsentrasi 80; 160; 240;
320; dan 400 ppm pada panjang gelombang 364 nm sehingga dapat
diperoleh persamaan garis lurus antara konsentrasi dan absoransi.
Dari data yang diperoleh dari hasil absorbansi pada masing-masing
seri konsentrasi maka diperoleh (r) sebesar 0,999 dengan nilai
intersep (a) sebesar 0,172 dan slope (b) sebesar 0,001467 sehingga
dapat dikatakan bahwa linearitas yang diperoleh sangat baik karena
koefisien korelasi (r) > 0,99.
c. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi
(LOQ)
Batas deteksi digunakan untuk mengetahui jumlah
analit dalam sampel yang masih dapat dideteksi yang
bisa memberikan respon signifikan dibanding dengan
blanko. Batas kuantitasi digunakan untuk mengetahui
kuantitasi terkecil dari analit dalam smpel yang masih
dapat melalui garis regresi linier dari kurva baku
(Harmita, 2004). Batas deteksi dan batas kuantitasi
dapat dihitung secara statistik melalui persamaan garis
liner dari kurva baku Y = 0,001467x + 0,172.
Dari data hasil perhitungan maka jumlah terkecil analit
yang bisa memberikan tanggap detektor yang tinggi
sebesar 17,330 ppm, sedangkan batas kuantitasi yang
masih dapat memberikan pengukuran ketelitian untuk
analisis adalah sebesar 57,770 ppm.
d. Uji ketepatan
Ketepatan diartikan sebagai kedekatan ukuran hasil
analisis terhadap nilai sebenarnya. Ketepatan
dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (%
recovery) analit yang ditambahkan. Untuk menentukan
ketepatan ada dua cara yaitu dengan metode simulasi
(spiked-placebo) dan metode penambahan baku
(standard addition). Nilai perolehan kembali (%
recovery) dikatakan baik jika hasil perhitungan
perolehan kembali (recovery) memenuhi persyaratan
yaitu antara 80 – 120 % (Mulya dan Suharman, 1995).
Hasil recovery sirup sefadroksil tunggal
Replikasi Sampel+baku Sampel Kadar Kadar Recovery
non terukur teoritis
baku
1 0,476 0,345 89,3 80 111,62%
2 0,477 0,346 89,29 80 111,61%
3 0,471 0,341 88,61 80 110,76%

Hasil recovery sirup sefadroksil racikan


Replikasi Sampel+baku Sampel Kadar Kadar Recovery
non terukur teoritis
baku
1 0,433 0,312 82,48 80 103,1%
2 0,435 0,314 82,48 80 103,1%
3 0,438 0,317 82,48 80 103,1%
Dari hasil perhitungan didapat bahwa nilai recovery
rata-rata pada sediaan sirup sefadroksil tunggal sebesar
111,33% dan pada sediaan sirup sefadroksil racikan
103,1%. Hal ini menunjukan bahwa aplikasi metode
penetapan kadar sirup sefadroksil tunggal maupun
racikan dengan menggunakan pelarut aquadest secara
Spektrofotometri Ultraviolet-Visibel ini memiliki
ketepatan atau validitas yang baik dimana nilai recovery
hasil analisis memenuhi persyaratan yaitu berada pada
kisaran 80-120%.
Penetapan kadar sirup sefadroksil tunggal
dan sirup sefadroksil racikan
Hal yang terpenting dalam uji stabilitas sediaan farmasi
adalah kontrol kualitas yang harus dipenuhi oleh
sediaan farmasi karena untuk menjamin mutu
persyaratan obat yang diberikan kepada pasien.
Hasil penetapan kadar sirup sefadroksil tunggal
Suhu T0 T3 T4 T5 T6 T7
Dingin 116,56% 115,20% 115,88% 114,50% 114,50% 110,41%
117,24% 116,56% 117,34% 115.20% 116,56% 113,14%
118,60% 119,28% 116,56% 118,60% 113,82% 111,10%
Kamar 115,88% 117,24% 115,20% 115,20% 113,82% 110,41%
117,24% 116,56% 116,56% 113,82% 114,50% 109,73%
117,92% 115.2% 113,82% 115,88% 111,78% 111,78%
Panas 117,24% 112,46% 111,11% 107,60% 107,01% 99,52%
116,56% 113,14% 110,42% 109,05% 103,60% 100,88%
117,92% 111,10% 111,78% 109,73% 104,28% 102,24%

Hasil penetapan kadar sirup sefadroksil racikan


Suhu T0 T3 T4 T5 T6 T7
Dingin 97,46% 96,78% 96,10% 95,43% 94,05% 92,01%
98,14% 98,83% 95,42% 96,78% 91,33% 89,96%
99,52% 97,46% 99,52% 94,05% 95,42% 92,69%
Kamar 95,42% 95,42% 97,46% 94,05% 92,01% 89,28%
97,46% 96,10% 96,10% 92,06% 89,96% 90,65%
100,88% 97,46% 94,74% 95,42% 94,05% 93,37%
Panas 97,46% 92,01% 91,33% 91,34% 88,60% 83,84%
98,84% 94,05% 93,37% 87,93% 84,52% 85,88%
98,14% 93,37% 89,96% 89,29% 85,20% 82,18%
Hasil penetapan kadar dari ketiga perlakuan
menunjukan konsentrasi sirup sefadroksil tunggal tiap
waktu mengalamai perubahan kadar hal ini dikarenakan
sefadroksil tidak stabil dalam air sehingga dapat
merubah kadar yang ada dalam sediaan sirup. Hasil
penelitian yang didapat juga tidak sesuai yang tertera
pada etiket, namun tiap-tiap perlakuan sirup sefadroksil
tersebut masih berada dalam rentang persyaratan yang
ditetapkan USP.
Kurva hubungan kadar sirup sefadroksil tunggal dengan
suhu dan lama penimpanan

Kurva hubungan kadar sirup sefadroksil racikan dengan


suhu dan lama penimpanan
Penurunan kadar wajar terjadi karena sefadroksil
merupakan zat yang tidak stabil dalam air sehingga
suspensi sefadroksil dipasaran dibuat dalam bentuk
sediaan sirup kering atau suspensi rekonstitusi.
Perubahan kadar yang terjadi pada sampel sirup tunggal
berbeda dengan sampel sirup racikan. Hal ini
menunjukan bahwa ketidakstabilan kadar sefadroksil
dalam racikan lebih rendah dikarenakan adanya
penambahan zak aktif beserta eksipien campuran
serbuk tablet.
Pengukuran pH sediaan
Tujuan dari pengukuran pH adalah untuk mengukur
tingkat keasaman suatu zat dalam penelian ini zat yang
dimaksud adalah sirup sefadroksil baik sirup sefadroksil
tunggal atau sirup sefadroksil racikan. Dalam USP
sefadroksil memiliki rentang pH antara 4,0 sampai 6,0.
pH memberi pengaruh yang signifikan terhadap laju
dekomposisi obat yang terhidrolisis dalam larutan
(Lachman et al, 2008). Sefadroksil merupakan senyawa
yang dapat terhidrolisis dalam air. Perubahan pH akibat
pencampuran obat-obat lain dikhawatirkan dapat
meningkatkan dekomposisi sefadroksil.
Hasil uji pH sirup sefadroksil tunggal
Suhu T0 T3 T4 T5 T6 T7
Dingin 5,20 5,24 5,27 5,28 5,31 5,33

Kamar 5,20 5,23 5,23 5,26 5,27 5,28

Panas 5,20 4,94 4,90 4,87 4,85 4,76

Hasil uji pH sirup sefadroksil racikan


Suhu T0 T3 T4 T5 T6 T7
Dingin 5,35 5,41 5,43 5,45 5,48 5,49

Kamar 5,34 5,41 5,42 5,43 5,45 5,46

Panas 5,34 5,28 5,24 5,20 5,18 5,14


Kurva hubungan pH sirup sefadroksil tunggal dengan
lama penyimpanan dan suhu

Kurva hubungan pH sirup sefadroksil racikan dengan


lama penyimpanan dan suhu
Pengukuran viskositas sediaan
Uji viskositas ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan tuang dan penerimaan konsumen terhadap
suatu sirup agar mudah dimakan (Lachman et al, 2008).
Kekentalan harus cukup tinggi tetapi masih bisa dituang,
apabila suatu sediaan sangat kental dapat menahan
pengenceran oleh cairan lambung dan usus yang dapat
mengganggu penglepasan dan absorbsi obat (Lachman et
al, 2008). Viskositas sediaan menjadi parameter dasar dan
harus diamati karena perubahan viskositas dapat
mempengaruhi kemudahan untuk dituang dan dosis
(Costello, 2007).
Hasil uji viskositas sirup sefadroksil tunggal
Suhu T0 T3 T4 T5 T6 T7
Dingin 358,6 406 423,26 428,73 439,8 442,86

Kamar 357,13 358,86 361,6 364,26 363 362,33

Panas 360,53 353,6 304,4 297,8 291,26 285,2

Hasil
Suhu ujiT0
viskositas
T3 sirup
T4 sefadroksil
T5 T6 racikan
T7
Dingin 386,06 453,23 464,73 466,4 471,96 488,2

Kamar 386,4 401,2 416,6 423 426,36 429,23

Panas 386,86 362,4 357,8 355,13 350,06 342,26

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa viskositas racikan


meningkat akibat adanya penambahan obat lain beserta zat
tambahannya. Dilihat dari suhu penyimpanan viskositas
suhu dingin dan suhu kamar mengalami peningkatan
sedangkan suhu panas dari hari ketiga sampai ketujuh
mengalami penurunan dikarenakan faktor penguapan
Kurva hubungan viskositas sirup sefadrosil tunggal
dengan lama penyimpanan dan suhu

Kurva hubungan viskositas sirup sefadrosil racikan


dengan lama penyimpanan dan suhu
Hasil analisis data
Tujuan dari analisis data yaitu untuk mengetahui
pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap kadar
zat aktif, pH, dan viskositas sirup sefadroksil tunggal
dan sirup sefadroksil racikan maka dilakukan uji analisis
varian two way anova dengan uji lanjutan LSD.
Pengaruh suhu dan lama penyimpanan berpengaruh
terhadap sirup sefadroksil tunggal dan racikan
mempunyai pengaruh yang nyata.
Pada pengaruh penyimpanan dan suhu terhadap pH
sirup sefadroksil tunggal pada lama penyimpanan
tidak ada pengaruh nyata namun pengaruh nyata
terhadap suhu
Pada pengaruh penyimpanan dan suhu terhadap pH
sirup sefadroksil racikan pada lama penyimpanan
tidak ada pengaruh nyata namun pengaruh nyata
terhadap suhu
Pada pengaruh penyimpanan dan suhu terhadap
viskositas sirup sefadroksil tunggal pada lama
penyimpanan tidak ada pengaruh nyata namun
pengaruh nyata terhadap suhu
Pada pengaruh penyimpanan dan suhu terhadap
viskositas sirup sefadroksil racikan pada lama
penyimpanan tidak ada pengaruh nyata namun
pengaruh nyata terhadap suhu
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai