dengan Reseptor
PAUL EHRLICH 1845-1945
Drugs cannot act unless they are bound to receptors
Reseptor ?
Suatu makromolekul seluler yang secara spesifik dan
langsung berikatan dengan agonis/ligan (obat, hormon,
neurotransmiter) untuk memicu signaling kimia antara dan
dalam sel menimbulkan efek
RESEPTOR?
2. Neurotransmiter
dilepaskan oleh ujung saraf sebagi respon dari depolarisasi, (contoh: asetilkolin,
norepineprin)
3. Sitokin
ligan yang diproduksi oleh sel-sel pada sistem imunitas, (contoh: interferons,
interleukins)
4. Obat
Merupakan senyawa yang dipaparkan dari luar
Teori interaksi obat reseptor
Analogi kunci dan gembok obat dengan reseptor seperti kunci dan
gemboknya Kenyataan ?
Suatu reseptor dapat berikatan dengan sekelompok senyawa kimia
yang sejenis (a family of chemicals or hormones)
Setiap senyawa tadi akan menunjukkan afinitas yang berbeda
terhadap reseptor (ikatan kuat atau lemah)
Setiap senyawa akan menghasilkan efikasi yang berbeda
Aksi obat spesifik
Okupasi aktivasi
k1
A + R AR AR* respon
k2
agonis
afinitas Efikasi/aktivitas intrinsik
antagonis
efek maksimum ??
= efek dalam skala respon maksimum
jaringan
Kurva Dosis Obat Vs Respon
The Therapeutic Index
Agonis terbagi 2:
Full agonis
Partial agonis
Aktivitas intrinsik = 1 Aktivitas intrinsik < 1
Kurva Dosis-Respon
Kurva Dosis Respon (Lanjutan)
Obat a dan b dengan nilai ED50 berbeda
memperlihatkan kerja obat dalam deretan yang
sama yang bekerja terhadap sisi reseptor yang
sama tapi dengan aktivitas intrinsik berbeda.
Afinitas Obat b lebih rendah dari a sehingga
memerlukan dosis yang semakin besar untuk
mencapai Efek yang sama
Kurva ketiga (a) adalah kerja obat a dengan
penambahan Antagonis
Kurva c adalah kerja Agonis Parsial
Apabila dibuat plot antara dosis obat vs efek/respon, maka kurva yang
dihasilkan :
1 Emax
Respon (% max)
O,5
ED50
Log dosis obat
LD50/ED50 = Indeks terapi
Obat A, B, dan C adalah seri agonis, semua dapat mencapai
Emax. Obat mana yang paling poten ? Bagaimana dengan
obat D ?
hidromorfin morfin kodein Emax
B C
aspirin
Respon (% max)
D
O,5
Istilah:
•Efikasi ?
0.1 1.0 10 100 •Potensi ?
Dosis obat
Konsep Reseptor cadangan (spare receptor)
• JENIS ANTAGONISME
(Berdasarkan mekanisme thd makromolekul reseptor agonis)
1. Antagonisme tanpa melibatkan makromolekul reseptor
agonis
2. Antagonis memelibatkan makromolekul reseptor agonis
Aksi Agonis dan Antagonis
MEKANISME ANTAGONISME YANG TIDAK MELIBATKAN
MAKRO MOLEKUL RESEPTOR
1.Antagonisme kimiawi
Antagonisme yang terjadi pada dua senyawa mengalami reaksi kimia
pada suatu larutan atau media sehingga mengakibatkan efek obat
berkurang
Contoh: tetrasiklin mengikat secara kelat logam-logam bervalensi 2 dan 3
(Ca, Mg, Al) efek obat berkurang
2. Antagonisme farmakokinetika Antagonisme ini terjadi jika suatu
senyawa secara efektif menurunkan konsentrasi obat dalam bentuk
aktifnya pada sisi aktif reseptor
Contoh: fenobarbital induksi enzim pemetabolisme warfarin
konsentrasi warfarin berkurang efek berkurang
3. Antagonisme fungsional atau fisiologi
Antagonisme akibat dua agonis bekerja pada dua macam reseptor yang berbeda dan
menghasilkan efek saling berlawanan pada fungsi fisiologik yangsama
Antagonisme fungsional jika dua macam reseptor yang berbeda tersebut
berada dalam sistem sel yang sama
Contoh: antagonisme antara senyawa histamin dengan obat α1 adrenergik
(fenilefrin) pada pembuluh darah vasodilatasi vs vasokonstriksi
Antagonisme fisiologi --> jika dua macam reseptor tersebut berada pada sistem
yang berbeda.
Contoh: antagonisme glikosida jantung (kenaikanTD) dengan dihidralazin
(penurunanTD
MEKANISME ANTAGONISME YANG MELIBATKAN MAKRO
MOLEKUL RESEPTOR
1.Antagonis kompetitif :
agonis dan antagonis memperebutkan kedudukannya pada reseptor pada sisi ikatan yang
sama dengan agonis, atau
sisi agonis dan antagonis pada reseptor berdekatan, ikatan antagonis pada sisi aktifnya
mengganggu secara fisik interaksi agonis dengan sisi aktifnya, atau
Sisi agonis dan antagonis berbeda, namun ikatan antagonis pada sisi aktifnya
mempengaruhi reseptor agonis sehingga memungkinkan agonis dan antagonis tidak dapat
secarabersamaan berinteraksi dengan reseptor.
Mempunyai afinitas terhadap reseptor, tapi aktivitas intrinsik = 0
Efek antagonis kompetitif dapat diatasi dengan peningkatan konsentrasi agonis, sehingga
meningkatkan proporsi reseptor yang dapat diduduki oleh agonis