123
Media Akuakultur Volume 5 Nomor 2 Tahun 2010
basah, saturated steam (uap jenuh), dan superheated steam FUNGSI STEAM
(uap kelewat jenuh). Steam basah terdiri atas air (20%) Pada saat proses pembuatan pelet ada tahapan di mana
dan steam (80%) dengan kandungan energi 956 BTU/LB, bahan baku pakan harus dikondisikan pada suhu dan kadar
sedangkan saturated dan superheated steam merupakan air tertentu. Tahapan ini terjadi di dalam alat yang disebut
murni uap air dengan kandungan energi berturut-turut conditioner (kondisioner), sedangkan prosesnya dinamakan
1.150 BTU/LB dan 1.384 BTU/LB. Steam basah dan saturated conditioning. Conditioning sangat berpengaruh terhadap
steam terbentuk pada suhu 150°C sampai 300°C. Bila kualitas pelet yang dihasilkan. Jika suhu terlalu tinggi akan
terjadi penurunan suhu menjadi lebih rendah dari 100°C merusak kandungan vitamin dan protein pakan, tetapi
maka steam basah akan terbawa jatuh bersama air. Fleck jika suhu terlalu rendah proses gelatinisasi tidak
(2002) mengatakan bahwa steam basah selalu menghasilkan sempurna sehingga kualitas fisik pelet akan mudah pecah.
butiran air pada suhu ebullition. Sedangkan ketika satu- Sedangkan jika kadar air bahan terlalu tinggi pelet yang
rated steam mendingin akan terjadi proses pengembunan.
dihasilkan tidak stabil, tetapi jika kadar air terlalu rendah
Berbeda pula dengan superheated steam, terbentuk pada proses produksi akan berjalan sangat lambat. Untuk
suhu 700°C dan ketika suhu turun maka superheated steam
menghindari hal-hal tersebut maka diperlukan penambahan
akan kembali berubah menjadi saturated steam tahap awal.
steam ke dalam kondisioner (Tabel 1).
Di antara ketiga jenis steam, yang biasa digunakan
Penambahan steam ini sama dengan menambahkan air
dalam proses pembuatan pakan akuakultur adalah satu-
dan suhu untuk mematangkan beberapa bahan secara
rated steam. Steam basah jika dipakai akan menghasilkan
bersama-sama (Smith, 2003). Pengaturan banyaknya steam
pakan yang kurang baik. Sedangkan superheated steam
bisa dilakukan berdasarkan tekanan, dan kecepatan laju
biasanya dipakai untuk pembangkit energi. Proses
bahan baku di dalam kondisioner.
penguapan air menjadi steam dapat dilihat pada Gambar
1, sedangkan kurva karakteristik pembentukan steam Keuntungan lain penggunaan steam dalam pembuatan
diilustrasikan pada Gambar 2. pelet akuakultur adalah meningkatkan produktivitas antara
lain melalui penghematan energi listrik, mempercepat
Beberapa keunggulan penggunaan steam dalam
terjadinya gelatinisasi, menghindari kehilangan berat
pembuatan pelet ikan dibandingkan dengan sumber panas
akibat penyusutan, mengurangi biaya produksi,
lainnya adalah: ketersediaan air yang berlimpah, lebih
meningkatkan daya rekat antar bahan, mengurangi bakteri
aman, butuh temperatur yang rendah, air dapat menyerap
patogen, pakan jadi lebih awet dan meningkatkan kualitas.
energi yang lebih besar, steam akan terkondensasi pada
Menurut Nef (2002), penambahan steam dalam proses
suhu yang konstan, serta hubungan antara tekanan dan
pembuatan pelet lebih menguntungkan dibandingkan
temperatur steam mudah dipahami melalui steam table .
penambahan air dingin dan air hangat. Schofield (2005)
menambahkan bahwa jika air saja yang dibutuhkan dalam
proses pembuatan pelet, maka penggunaan selang air yang
ditempelkan ke mesin akan lebih ekonomis dibandingkan
steam. Sebaliknya jika panas saja yang dibutuhkan maka
penggunaan gas panas langsung dari hasil pembakaran
juga bisa lebih efektif. Namun yang dibutuhkan adalah
panas dan air yang bisa tepat mengenai permukaan seluruh
1 2 3 4 5 bahan, sehingga hanya steam saja yang praktis digunakan
untuk hal ini (Tabel 2).
Pembuatan pelet secara tradisional biasanya tidak
menggunakan steam, tetapi perlu diketahui bahwa steam
Air dingin Air Steam Saturated Superheated sangat berpengaruh terhadap kualitas pakan, dari sisi
mendidih basah steam steam
kecernaan nutrisi maupun fisik. Faktor lain yang
berpengaruh terhadap kualitas pelet menurut Reimer
(1992), antara lain formulasi, spesifikasi die, pendinginan
Pertama kali terbentuk Air yang terakhir
gelembung steam menguap menjadi steam
(cooling), dan grinding (Gambar 3).
Formulasi dengan bahan berlemak tinggi akan
Gambar 1. Proses penguapan air menjadi steam pada mempercepat proses pembuatan pelet, tetapi kualitas
tekanan yang sama peletnya menurun. Sebaliknya bahan-bahan yang
124
Steam dalam pembuatan pakan untuk komoditas akuakultur (Sukarman)
100oC
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0
Derajat kekeringan
Temperatur (o C)
Garis sub
Fasa cair
cooled water
0oC Entalpi (kJ/kg)
Entalpi cair (hf) Entalpi penguapan (hfg)
Tabel 2. Perbandingan penggunaan air dengan steam pada proses pembuatan pelet
125
Media Akuakultur Volume 5 Nomor 2 Tahun 2010
20%
40%
Formulasi
Conditioning
5%
20%
Gambar 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelet
mengandung pati tinggi seperti terigu akan mening- dalam steam, dinyatakan dalam bentuk dryness fraction atau
katkan kualitas pelet. Spesifikasi mesin pelet terutama derajat kekeringan.
die juga mempunyai pengaruh yang cukup nyata. Die Prinsip produksi steam pada mesin boiler pada dasarnya
merupakan salah satu bagian dari mesin pelet, berbentuk sama dengan ketika merebus air (Gambar 4). Perbedaannya
seperti roda, berlubang-lubang dengan diameter lubang ada pada jumlah dan kontrol pengeluaran steam. Steam
dan panjang tertentu. Perbandingan diameter lubang die yang terbentuk pada mesin boiler disalurkan melalui pipa-
dengan panjang lubang inilah yang berpengaruh terhadap pipa yang dilapisi penahan panas agar energi (kalor) tidak
kualitas pelet. Besarnya pengaruh conditioning terhadap banyak terbuang. Meski demikian di dalam pipa-pipa
kualitas pelet mencapai 20%, sehingga pengaturan menuju kondisioner akan terjadi pembuangan kondensat
conditioning dan penggunaan kualitas steam yang tepat akibat penurunan suhu. Pipa tersebut juga tidak boleh
juga dirasa penting. bocor, karena akan mengurangi jumlah steam yang ter-
sedia. Hal terpenting yang harus dilakukan adalah penga-
PENGATURAN STEAM DAN CONDITIONING turan jumlah steam yang masuk ke dalam kondisioner dan
Steam yang bisa digunakan dalam proses pembuatan lamanya bahan baku pakan terkena steam (retention time).
pakan mempunyai beberapa kriteria. Kriteria tersebut Retention time steam berhubungan dengan kapasitas
adalah jumlahnya mencukupi, kualitasnya bagus; diberikan kondisioner, kecepatan putaran bearing dan kemiringan
pada suhu dan tekanan yang konstan (stabil), bebas dari paddle conditioner. Menurut Koch (2008), retention time (Rt)
udara (gas lain) dan kondesat, bersih, dan kering. Jumlah dapat diperoleh dari jumlah bahan baku yang mampu
dan pengaturan steam ini bisa diatur di dalam kondisioner. ditampung oleh kondisioner (Cf) dibagi dengan rata-rata
Sedangkan hal yang berhubungan dengan kualitas steam produksi pelet (P), dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
diatur mulai dari mesin boiler sampai dengan kondisioner. Cf
Rt =
Kualitas steam sendiri yaitu derajat atau kandungan air P
Steam
Boiler
Gelembung Steam
126
Steam dalam pembuatan pakan untuk komoditas akuakultur (Sukarman)
Semakin lama bahan baku pakan di dalam kondisioner diatur berkisar antara 45°–75°. Atau bisa dengan cara
semakin baik kualitas pelet yang dihasilkan. Umumnya penambahan jumlah kondisioner. Sementara kecepatan
industri pakan ikan menggunakan 2 atau 3 kondisioner putaran bearing selain mempengaruhi retention time juga
dalam 1 mesin pelet (Gambar 5). Hal tersebut di- berpengaruh terhadap pencampuran bahan baku dengan
maksudkan agar pakan yang dihasilkan tidak banyak yang steam (Gambar 6). Jika kecepatan terlalu rendah maka
berbentuk tepung, hal ini selaras dengan pendapat steam tidak akan bercampur dengan bahan baku, tetapi
Winowiski (1995) bahwa pakan yang berbentuk tepung jika kecepatan bearing terlalu cepat maka bahan baku akan
biasanya akan terbuang jika sampai di dasar kolam. berada di bagian luar kondisioner sedangkan steam akan
Terlebih pada pakan udang, nilai Pellet Durability Index (PDI) ditengah-tengah. Akibatnya steam dan bahan baku tidak
harus tinggi karena udang makan sangat lambat. Retention tercampur secara merata dan proses gelatinisasi tidak
time sendiri dipengaruhi oleh kecepatan putaran bearing
akan sempurna.
conditioner dan paddle. Sudut kemiringan paddle diatur
mulai dari 0°, 15°, 45°, 75°, sampai dengan 90°. Semakin Faktor lain yang mempengaruhi proses gelatinisasi
tinggi derajat kemiringan paddle, laju bahan baku dalam pada kondisioner adalah ukuran partikel dari bahan baku.
kondisioner semakin lambat, dan sebaliknya semakin Semakin kecil ukuran bahan baku semakin besar luas
rendah kemiringannya semakin cepat bahan baku melewati permukaan bahan. Sehingga bahan akan lebih mudah
kondisioner. Untuk menyeimbangkan antara kecepatan tergelatinisasi, serta akan menghasilkan pelet yang lebih
produksi dan kualitas pelet sebaiknya kemiringan paddle kokoh. Indikasi jika ukuran bahan baku terlalu besar adalah
Conditioner 1
Conditioner
Conditioner 2
Conditioner 3
Mesin pelet
Mesin pelet
Isolator
STEAM
Gambar 6. Ilustrasi pengaruh kecepatan bearing terhadap penetrasi steam dalam kondisioner
127
Media Akuakultur Volume 5 Nomor 2 Tahun 2010
25
15 50 oC
10 60 oC
80 oC
5
0
0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,1
Ukuran diameter bahan (mm)
Gambar 7. Hubungan partikel baku, suhu konditioner, dan kualitas pelet
banyaknya pakan yang berbentuk tepung. Jika ukuran Anonymous. 2005. Dasar-Dasar Steam. PT Spirax Sarco
partikel bahan besar kemudian diproses pada suhu rendah Indonesia.
maka akan semakin banyak tepung yang terbentuk. Bigliani, G. 2008. Steam Conditioning and Moisture Con-
Hubungan antara partikel bahan baku, suhu dalam trol for Aquaculture Feed. 16 th Annual ASAIM South
kondisioner, dan kualitas pelet menurut Bilgiani (2008), East Asia Feed Technology and Nutrition Workshop.
dapat dilihat pada Gambar 7. Selain meningkatkan kualitas Fleck, D. 2002. Liquid and Steam Addition. Swiss Insti-
pelet, ukuran bahan yang kecil akan menaikkan kapasitas tute of Feed Technology.
produksi, density pakan dan membuat mesin pelet menjadi Koch, K.B. 2008. Pelleting : A Rievew of the Process and
lebih awet. a New Ingredient. 16th Annual ASAIM South East Asia
Feed Technology and Nutrition Workshop.
Namun demikian, keberhasilan proses gelatinisasi
perlu didukung oleh kualitas steam yang bagus. Steam basah McDowell, L.R. 2005. Optimum Vitamin Nutrition for
tidak mudah terserap dalam bahan yang ukurannya kecil Poultry. Department of Animal Sciences, University
of Florida, Gainesville, Florida 32611, USA.
sekalipun. Karena steam basah banyak mengandung air
sehingga akan membasahi permukaan bahan. Sehingga Nef, E. 2002. Technology of Pelleting. Swiss Institute of
bahan akan bertambah licin. Berbeda dengan saturated Feed Technology.
steam, akan mudah masuk ke dalam bahan dan menjadikan Reimer, L. 1992. Conditioning. Proc. Northern Crops
bahan seperti plastik. Pada akhirnya pelet yang terbentuk Institute Feed Mill Management and Feed Manufac-
akan lebih lengket. turing Technology. Short Course. California Pellet Mill
Co. Crawfordsville, I.N., p. 7.
PENUTUP Schofield, E.K. 2005. Feed Manufacturing Technology.
Pemahaman mengenai proses pembuatan pakan American Feed Industry Association, Inc.
terutama pakan pelet harus dikuasai. Khususnya Schmittou, H.R; Chremer, M.C., & Zhang, J. 1997.
penggunaan steam sebaiknya dimengerti agar pakan yang Principle and Practice of High Density Fish Culture
dibuat oleh para praktisi meningkat kualitasnya in Low Volume Cages. (Copyright 2004) American
mendekati pakan dari pabrik. Harapan ke depannya, Soybean Meal Assosiation.
kemampuan tersebut bisa menjadi pemicu penurunan Smith, G. 1997. Steam for Pelleting in Feedmill. Spirax
harga pakan karena kompetisi yang sehat. Sarco Pty Limeted.
Smith, G. 2003. Steam: The Delicate Balance Heat and
DAFTAR ACUAN Temperature. Feed Technology, 7(7).
Anonymous. 2001. Pelleting Machine and Process Con- Winowiski, T.S. 1995. Pellet Quality in Animal Feed. Feed
trol. Swiss Institute of Feed Technology. Technology 21.
128