100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
70 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang evaporasi, yaitu proses pengurangan kadar air larutan dengan cara mendidihkan atau menguapkan pelarut. Dokumen ini menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju evaporasi seperti suhu, tekanan, luas permukaan, serta efek yang terjadi selama proses evaporasi seperti peningkatan viskositas, kehilangan aroma, dan pencoklatan. Dokumen ini juga berisi skema percobaan untuk menent
Dokumen tersebut membahas tentang evaporasi, yaitu proses pengurangan kadar air larutan dengan cara mendidihkan atau menguapkan pelarut. Dokumen ini menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju evaporasi seperti suhu, tekanan, luas permukaan, serta efek yang terjadi selama proses evaporasi seperti peningkatan viskositas, kehilangan aroma, dan pencoklatan. Dokumen ini juga berisi skema percobaan untuk menent
Dokumen tersebut membahas tentang evaporasi, yaitu proses pengurangan kadar air larutan dengan cara mendidihkan atau menguapkan pelarut. Dokumen ini menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju evaporasi seperti suhu, tekanan, luas permukaan, serta efek yang terjadi selama proses evaporasi seperti peningkatan viskositas, kehilangan aroma, dan pencoklatan. Dokumen ini juga berisi skema percobaan untuk menent
Evaporasi menurut Praptiningsih (1999) adalah proses pengurangan
kadar air larutan dengan cara mendidihkan atau menguapkan pelarut. Di dalam pengolahan hasil pertanian proses evaporasi bertujuan untuk, memekatkan larutan sebelum proses lebih lanjut, memperkecil volume larutan, menurunkan aktivitas air (Aw). Evaporasi mengurangi kadar air suatu bahan, tidak untuk tujuan mengawetkan tetapi hanya mengurangi volume dan berat bahan sehingga memudahkan dalam penanganan berikutnya. Selama evaporasi terjadi dua peristiwa penting, yaitu transfer massa dan transfer panas (heat transfer).Transfer massa yang dimaksud adalah perpindahan massa air dari dalam bahan menuju lingkungannya. Sedangkan heat transfer adalah perpindahan kalor berupa panas dari lingkunghan menuju ke dalam bahan. Transfer panas (heat transfer) yang berlangsung selama evaporasi yaitu heat transfer secara konveksi(Handojo, 1995).
Earle (1996), mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi laju
evaporasi, adalah: a. Kecepatan dapat dipindahkannya panas ke bahan. b. Jumlah panas yang diperlukan untuk menguapkan setiap puond air. c. Temperatur maksimum bahan yang diperbolehkan. d. Tekanan dimana evaporasi berlangsung. e. Berbagai perubahan yang dapat terjadi dalam bahan pangan selama evaporasi berlangsung. f. Luas permukaan bahan. Selama proses evaporasi, besarnya suhu dan tekanan sangat berpengaruh. Suhu evaporasi mempengaruhi kecepatan penguapan. Makin tinggi suhu evaporasi maka penguapan akan semaki cepat. Namun penggunaan suhu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada komponen bahan yang peka terhadap panas. Selain itu suhu evaporasi sangat berpengaruh terhadap warna larutan semakin tinggi suhu evaporasi maka warna akan semakin pudar, misalnya bahan yang mengandung karoten merupakan campuran dari beberapa senyawa alfa, beta, dan gama karoten karoten merupakan hidrokarbon atau turunannya yang terdiri dari beberapa unit isoprena (suatu diena). Karoten peka terhadap panas dan larut dalam air. Apabila dipanaskan karoten akan rusak sehingga dapat mengubah warna larutan tidak seperti aslinya (Gaman,1994). Untuk mengurangi terjadinya perubahan-perubahan tersebut dapat dilakukan dengan evaporasi pada suhu rendah yaitu dengan tekanan vakum (Winarno,2002) Selama proses evaporasi bahan menjadi kental terjadi beberapa perubahan tersebut dapat memberikan efek yang menguntungkan maupun merugikan antara lain: a. Peningkatan viskositas, selama proses evaporasi terjadi penguapan pelarut sehingga konsentrasi larutan meningkat. Peningkatan konsentrasi larutan juga meningkat. b. Kehilangan aroma, komponen aroma dan flavor pada beberapa bahan cairan seperti pada jus buah lebih bersifat volatil dibandingkan dengan air. Jika bahan tersebut dievaporasi akan menyebabkan penurunan kualitas pada konsentrat yang dihasilkan. c. Pencoklatan,beberapa bahan yang banyak mengandung gula pada proses evaporasi akan mengalami pencoklatan. Pencoklatan akan lebih intensif bila proses evaporasi dilakukan pada suhu yang tinggi (Kartasapoetra;1989). F3SKEMA KERJA Percobaan A : Membuat neraca massa, menentukan jumlah air yang diuapkan dan konsentrasi produk
Pembuatan larutan gula, garam atau susu bubuk
dengan konsentrasi 10 dan 15 % 200 ml
Penimbangan
Pendidihan dengan variasi waktu 15, 30, 45
Penimbangan
Penghitungan jumlah uap air
Penghitungan konsentarsi produk sesudah evaporasi
Dibuat neraca massa
Percobaan B : Pengaruh luas permukaan pindah panas terhadap kecepatan
penguapan
Penimbangan air @100 g ke dalam beaker glass
150 dan 300 ml
Dicatat diameter beaker glass
Dihitung luas permukaaan
Pendidihan selama 15 menit
Penimbangan berat air setelah mendidih
Dihitung kecepatan penguapan
Daftar Pustaka Earle, R. L. 1996. Satuan Operasi dalam Pengolahan Pangan. Bogor : PT. Sastra Hudaya Gaman, P. M. 1994. Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. Yokyakarta: UGM Press Handojo, L. 1995. Teknologi Kimia. Jakarta: Pradnya Paramita Kartasapoetra. 1989. Teknologi Pengolahan Pasca Panen. Jakarta : Bina Aksara Praptiningsih, Yulia. Dkk. 1999. Petunjuk Praktikum Teknologi Pengolahan. Jember: Jurusan THP FTP UNEJ Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia pustaka Utama