Anda di halaman 1dari 13

AGROKLIMATOLOGI

PROSES TERJADINYA EVAPORASI

Disusun oleh
Nama/Npm :

 Friska Vari Esa 201854211016


 Devida Insoraki K Sarawan 201854211022
 Yuliana Bura Padang 201854211029
 Mahmud Adji Prasetio 201854211003
 Yohanes Daniel Liwu 201854211009
 Vincencia Rosalina Tjiu 201854211025
 Anias Elopore 201854211012
 Mario 201654211002
 Fransina 201954211024

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSAMUS
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Evaporasi merupakan suatu perubahan molekul dalam keadaan cair (air)
yang langsung berbah menjadi gas serta dimana cairan kimia/adektif melakukan
proses penyerapan.Untuk dapat menguapkan air tersebut, diperlukan panas laten
di atmosfer sebanyak 600 kalori per gram air pada temperatur-50’C dengan 540
kalori per gram air pada temperatur 1000’C. Sebaliknya pada proses kondensasi
dan pembekuan, hal tersebut melepaskan panas.
Industri Pangan di Indonesia semakin berkembang. Berbagai bahan pangan
diolah menjadi berbagai macam produk yang bisa dikonsumsi. Semua proses –
proses tersebut dibantu oleh berbagai macam alat dan melewati berbagai macam
proses. Salah satunya adalah proses evaporasi dan menggunakan alat evaporator.
Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga
didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan dari
evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut
yang tidak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam kebanyakan
proses evaporasi, pelarutnya adalah air. Evaporasi tidak sama dengan
pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair, kadang-kadang zat
cair yang sangat viskos, dan bukan zat padat. Begitupula, evaporasi berbeda
dengan distilasi, karena disini uapnya biasanya komponen tunggal, dan walaupun
uap itu merupakan campuran, dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk
memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Biasanya dalam evaporai, zat cair pekat
itulah yang merupakan produk yang berharga dan uapnya biasanya
dikonsentrasikan dan dibuang.
Evaporator merupakan salah satu alat yang banyak digunakan di industry
kimia untuk memekatkan suatu larutan. Peristiwa yang terjadi pada proses
dievaporator adalah evaporasi. Sedangkan pengertian evaporasi sendiri
merupakan proses perubahan molekul yang memiliki fase cair dengan spontan
menjadi fase gas. Proses ini adlah kebalikan dari kondensasi.
Faktor dasar yang mempengaruhi laju penguapan adalah laju panas
dipindahkan kebahan cair, jumlah panas yang dibutuhkan untuk menguapkan
setiap puond air, suhu maksimum yang diperkenankan untuk bahan cair, tekanan
pada saat penguapan terjadi, perubahan yang lain terjadi didalam bahan selama
proses penguapan berlangsung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Evaporasi
Evaporasi adalah proses pengentalan larutan dengan cara mendidihkan atau
menguapkan pelarut. Di dalam pengolahan hasil pertanian proses evaporasi
bertujuan untuk, meningkatkan larutan sebelum proses lebih lanjut, memperkecil
volume larutan, menurunkan aktivitas air aw (Praptiningsih 1999).
Menurut Wirakartakusumah (1989), di dalam pengolahan hasil pertanian
proses evaporasi bertujuan untuk:
 Meningkatkan konsentrasi atau viskositas larutan sebelum diproses
lebih lanjut. Sebagai contoh pada pengolahan gula diperlukan proses
pengentalan nira tebu sebelum proses kristalisasi, spray drying, drum
drying dan lainnya
 Memperkecil volume larutan sehingga dapat menghemat biaya
pengepakan, penyimpanan dan transportasi
 Menurunkan aktivitas air dengan cara meningkatkan konsentrasi solid
terlarut sehingga bahan menjadi awet misalnya pada pembuatan susu
kental manis Sebagai bagian dari suatu proses di dalam pabrik, alat
evaporasi mempunyai dua fungsi, yaitu merubah panas dan
memindahkan uap yang terbentuk dari bahan cair. Ketentuan-
ketentuan penting pada praktek evaporasi adalah :
 Suhu maksimum yang diperkenankan yaitu sebagian besar dibawah
212 F.
 Promosi perputaran bahan cair melalui permukaan pindah panas, untuk
mempertahankan koefisien pindah panas yang tinggi dan untuk
menghindari setiap pemanasan global yang terlalu tinggi.
 Kekentalan bahan cair yang selalu meningkat dengan cepat karena
meningkatnya jumlah bahan yang tidak terlarut.
 setiap kecenderungan untuk berbusa yang mempersulit pemisahan
bahan cair dengan uap
Menurt Earle (1982), adapun faktor-faktor yang menyebabkan dan
mempengaruhi kecepatan pada proses evaporasi adalah :
a. Kecepatan hantaran panas yang diuapkan ke bahan
b. Jumlah panas yang tersedia dalam penguapan
c. Suhu maksimu yang dapat dicapai
d. Tekanan yang terdapat dalam alat yang digunakan
e. Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi selama proses penguapan.

Menurut Buckle (1987), dalam prakteknya ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan selama proses penguapan meliputi :
1. Sirkulasi udara sehingga proses penghantaran panas tinggi.
2. Terjadinya kenaikan viskositas
3. Terbentuknya deposit pada evaporator
4. Kehilangan aroma
5. Kelarutan zat padat.

Tujuan Evaporasi yaitu untuk mengurangi zat cair, memekatkan larutan yang terdiri
dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam
kebanyakan proses evaporasi , pelarutnya adalah air. Evaporasi tidak sama dengan
pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair, kadang-kadang zat cair
yang sangat viskos, dan bukan zat padat.

B. Evaporator
Menurut Gaman (1994), mekanisme kerja evaporator adalah steam yang
dihasilkan oleh alat pemindah panas, kemudian panas yang ada (steam) berpindah
pada bahan atau larutan sehingga suhu larutan akan naik sampai mencapai titik
didih. Steam masih digunakan atau disuplay sehingga terjadi peningkatan tekanan
uap. Di dalam evaporator terdapat 3 bagian, yaitu:
1. Alat pemindah panas
Berfungsi untuk mnsuplai panas, baik panas sensibel (untuk menurunkan suhu)
maupun panas laten pada proses evaporasi. Sebagai medium pemanas umumnya
digunakan uap jenuh.
2. Alat pemisah
Berfungsi untuk memisahkan uap dari cairan yang dikentalkan.
3. Alat pendingin
Berfungsi untuk mengkondnsasikan uap dan memisahkannya. Alat pendingin ini
bisa ditiadakan bila sistem bekerja pada tekanan atmosfer
Selama proses evaporasi dapat terjadi perubahan-perubahan pada bahan, baik
yang menguntungkan maupun yang merugikan. Perubahan-perubahan yang terjadi
antara lain perubahan viskositas, kehilangan aroma, kerusakan komponen gizi,
terjadinya pencokelatan dan lain – lain. Pemekatan dapat dilakukan melalui
penguapan, proses melalui membrane, dan pemekatan beku. Peralatan yang
digunakan untuk memindahkan panas ke bahan bermacam-macam bentuk dan
jenisnya. Penggunaan bermacam-macam peralatan ini akan berpengaruh pada
kemudahan penguapan dan retensi zat gizi. Pada waktu air menguap dan larutan
menjadi pekat, terjadi beberapa perubahan penting. Pertama zat terlarut reaktif
menjadi lebih pekat dan laju kerusakan kimiawi dapat meningkat. Kedua
terjadikenaikan titik didih. Ketiga viskositas larutan meningkat dengan tajam, jika
viskositas meningkat, maka cairan menjadi sulit dipanaskan. Kesulitan ini
menyebabkan penyebaran suhu yang tidak seragam sehingga dapat terjadi bercak
panas dan hangus. Hal ini sangat mempengaruhi retensi zat gizi. Sebagai contoh
adalah susu dan produk olahannya yang merupakan produk umum dengan kadar
protein tinggi yang dipekatkan. Karena adanya gula reduksi kerusakan terjadi
pada lisin. Hasil riset tahum 1960 menunjukkan bahwa pada susu kental manis
yang diolah dengan retort pada suhu 113° C Selma 15 menit, retensi lisin yang
tersedia adalah 80%. Sedangkan pada susu kental manis yang tidak diolah dengan
retort retensi lisin yang tersedia adalah 97%. Kerusakan vitamin pada proses
pemekatan hamper tidak terjadi selama proses pemekatan itu dilakukan dengan
benar. Sari buah yang dikentalkan pada suhu rendah menunjukkan retensi
menunjukkan retensi vitamin C sebesar 92 – 97%. Thiamin adalah perkecualian,
selama pemekatan zat ini dapat mengalami susut sebesar 14 – 27%. Retensi zat
gizi juga dipengaruhi oleh lama waktu pemanasan larutan di dalam evaporator.
Semakin lama lama pemanasan maka retensi zat gizi semakin menurun (Tejasari,
1999)
Besarnya suhu dan tekanan evaporator sangat berpengaruh terhadap proses
penguapan cairan. Semakin tinggi maka semakin cepat proses evaporasi, tetapi
dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan yang dapat menurunkan kualitas bahan
(Gaman, 1994).
BAB III
PEMBAHASAN

A. Proses Terjadinya Evaporasi


Proses penguapan melibatkan penguapan cairan. Namun, perlu dicatat
bahwa perbedaan utama dari penguapan adalah bahwa hal itu hanya terjadi pada
permukaan cairan. Berbeda dengan titik didih karena titik didih mempengaruhi
seluruh volume cairan bukan hanya permukaan atas. Hal ini juga harus dicatat
bahwa penguapan adalah bagian alami dari siklus air bumi.
Selain itu, penguapan dianggap bagian dari fase transisi. Fase transisi ini
mengacu pada bagaimana molekul dalam cairan atau bagian air tiba-tiba menjadi
gas atau tiba-tiba beralih ke uap air. Fase transisi ini penting sebagai pengurangan
bertahap cairan dari materi karena pemaparan sejumlah besar gas.
Umumnya, molekul air dalam gelas tidak secara alami memiliki jumlah
yang cukup energi dalam bentuk panas untuk melarikan diri atau menghilangkan
diri dari cairan. Itulah sebabnya sistem yang kompleks telah dikembangkan oleh
produsen di hampir setiap industri untuk membantu dalam mempercepat proses
penguapan untuk membantu dengan penghapusan misalnya kontaminan dan
produk sampingan.
Ketika sejumlah besar panas yang ditambahkan ke badan air, air kemudian
memiliki energi panas yang cukup untuk cepat fase ke uap (dengan bantuan titik
didih yang tercapai. Hal ini terjadi karena energi panas sebagai lebih ditambahkan,
lebih cepat molekul dalam air bergerak. Ini lebih cepat dan lebih aktif gerakan
menyebabkan molekul berbenturan. Dan ketika molekul air ini bertabrakan,
mereka mengambil energi panas bahwa mereka telah menyerap dan kemudian
mentransfer energi yang satu sama lain dalam jumlah yang berbeda. Ketika
transfer energi sangat nikmat satu molekul dekat bagian atas permukaan cairan (di
mana satu molekul menyerap mayoritas panas atau semua itu) karena sudut
tabrakan, transfer energi dapat cukup signifikan untuk menyebabkan molekul
yang melarikan diri tubuh utama cair.
Hal ini juga harus dicatat bahwa penguapan belum tentu selalu terlihat.
Kadang-kadang molekul ini tidak memiliki cukup dari perpindahan panas untuk
membuat transisi cukup untuk uap. Namun, penguapan masih berlangsung selama
proses ini tetapi pada tingkat signifikan lebih lambat dari energi tinggi proses
molekul penguapan.
Menurut Wirakartakusumah (1989), di dalam pengolahan hasil pertanian
proses evaporasi bertujuan untuk:
a. Meningkatkan konsentrasi atau viskositas larutan sebelum diproses lebih
lanjut. Sebagai contoh pada pengolahan gula diperlukan proses
pengentalan nira tebu sebelum proses kristalisasi, spray drying, drum
drying dan lainnya
b. Memperkecil volume larutan sehingga dapat menghemat biaya
pengepakan, penyimpanan dan transportasi
c. Menurunkan aktivitas air dengan cara meningkatkan konsentrasi solid
terlarut sehingga bahan menjadi awet misalnya pada pembuatan susu
kental manis Sebagai bagian dari suatu proses di dalam pabrik, alat
evaporasi mempunyai dua fungsi, yaitu merubah panas dan memindahkan
uap yang terbentuk dari bahan cair. Ketentuan-ketentuan penting pada
praktek evaporasi adalah :
d. Suhu maksimum yang diperkenankan yaitu sebagian besar dibawah 212 F.
e. Promosi perputaran bahan cair melalui permukaan pindah panas, untuk
mempertahankan koefisien pindah panas yang tinggi dan untuk
menghindari setiap pemanasan global yang terlalu tinggi.
f. Kekentalan bahan cair yang selalu meningkat dengan cepat karena
meningkatnya jumlah bahan yang tidak terlarut.
g. setiap kecenderungan untuk berbusa yang mempersulit pemisahan bahan
cair dengan uap

B. Faktor Yang Mempengaruhi Evaporasi


Proses perubahan bentuk dari air menjadi uap air terjadi baik pada evaporasi
maupun evapotranspirasi. Penguapan dipengaruhi oleh kondisi klimatologi, yang
meliputi : radiasi matahari, temperatur udara, kelembaban udara, dan kecepatan
angin. Untuk memperkirakan besarnya penguapan yang terjadi diperlukan data-
data tersebut. Beberapa instansi seperti BMKG, Dinas Pengairan, dan Dinas
Pertanian secara rutin melakukan pengukuran data klimatologi.
a. Radiasi Matahari
Pada setiap perubahan bentuk zat; dari es menjadi air (pencairan), dari zat cair
menjadi gas (penguapan) dan dari es lengsung menjadi uap air (penyubliman)
diperlukan panas laten (laten heat). Panas laten untuk penguapan berasal dari
radiasi matahari dan tanah. Radiasi matahari merupakan sumber utama panas dan
mempengaruhi jumlah evaporasi di atas permukaan bumi, yang tergantung letak
pada garis lintang dan musim.
Radiasi matahari di suatu lokasi bervariasi sepanjang tahun, yang tergantung
pada letak lokasi (garis lintang) dan deklinasi matahari. Pada bulan Desember
kedudukan matahari berada paling jauh di selatan, sementara pada bulan Juni
kedudukan matahari berada palng jauh di utara. daerah yang berada di belahan
bumi selatan menerima radiasi maksimum matahari pada bulan Desember,
sementara radiasi terkecil pada bulan Juni, begitu pula sebaliknya. Radiasi
matahari yang sampai ke permukaan bumi juga dipengaruhi oleh penutupan awan.
Penutupan oleh awan dinyatakan dalam persentase dari lama penyinaran matahari
nyata terhadap lama penyinaran matahari yang mungkin terjadi.
b. Temperatur
Temperatur udara pada permukaan evaporasi sangat berpengaruh terhadap
evaporasi. Semakin tinggi temperatur semakin besar kemampuan udara untuk
menyerap uap air. Selain itu semakin tinggi temperatur, energi kinetik molekul air
meningkat sehingga molekul air semakin banyak yang berpindah ke lapis udara di
atasnya dalam bentuk uap air. Oleh karena itu di daerah beriklim tropis jumlah
evaorasi lebih tinggi, di banding dengan daerah di kutub (daerah beriklim dingin).
Untuk variasi harian dan bulanan temperatur udara di Indonesia relatif kecil.
c. Kelembaban Udara
Pada saat terjadi penguapan, tekanan udara pada lapisan udara tepat di atas
permukaan air lebih rendah di banding tekanan pada permukaan air. Perbedaan
tekanan tersebut menyebabkan terjadinya penguapan. Pada waktu penguapan
terjadi, uap air bergabung dengan udara di atas permukaan air, sehingga udara
mengandung uap air.
Udara lembab merupakan campuran dari udara kering dan uap air. Apabila
jumlah uap air yang masuk ke udara semakin banyak, tekanan uapnya juga
semakin tinggi. Akibatnya perbedaan tekanan uap semakin kecil, yang
menyebabkan berkurangnya laju penguapan. Apabila udara di atas permukaan air
sudah jenuh uap air tekanan udara telah mencapai tekanan uap jenuh, di mana
pada saat itu penguapan terhenti. Kelembaban udara dinyatakan dengan
kelembaban relatif.
Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan perairan laut cukup
luas, mempunyai kelembaban udara tinggi. Kelembaban udara tergantung pada
musim, di mana nilainya tinggi pada musim penghujan dan berkurang pada
musim kemarau. Di daerah pesisir kelembaban udara akan lebih tinggi daripada di
daerah pedalaman.
d. Kecepatan Angin
Penguapan yang terjadi menyebabkan udara di atas permukaan evaporasi
menjadi lebih lembab, sampai akhirnya udara menjadi jenuh terhadap uap air dan
proses evaporasi terhenti. Agar proses penguapan dapat berjalan terus lapisan
udara yang telah jenuh tersebut harus diganti dengan udara kering. Penggantian
tersebut dapat terjadi apabila ada angin. Oleh karena itu kecepatan angin
merupakan faktor penting dalam evaporasi. Di daerah terbuka dan banyak angin,
penguapan akan lebih besar daripada di daerah yang terlindung dan udara diam.
C.Kelebihan Dan Kelemahan Evaporasi
Adapun Kelebihan dan Kelemahan dari Proses evaporasi dalam kehidupan
sehari-hari antara lain yaitu :
Kelebihan

 Proses pembuatan garam dengan cara menguapkan air dengan bantuan


energi matahari dan angin.
 Bersamaan dengan proses pengembunan, evaporasi dapat dimanfaatkan
oleh lemari pendingin atau pada kulkas dalam proses pendinginan
 Mengurangi berat yang dalam artian dapat bermanfaat mengurangi biaya
penyimpanan dan transport.
 Mengawetkan makanan dengan mengurangi kadar air dan meningkatkan
kandungan padat (solid content).
 Menyediakan bentuk makanan yang disukai konsumen.
 Proses penjemuran baju hingga menjadi kering
 Proses pengeringan biji padi agar dapat digiling.
 Kulit terasa dingin saat menggunakan parfum cair atau kolonyet.
 Kegiatan pengompresan pada tubuh orang yang sakit.
 Pengompresan dapat mengakibatkan kalor yang terserap sehingga dapat
menyebabkan tubuh orang yang sakit dapat tetap terjaga

Kelemahan Evaporasi

Adapun kelemahan metode evaporasi antara lain:

 Investasi tinggi
 Potensi korosif (konsentrasi garam meningkat)
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Panas, yaitu energi, harus hadir untuk terjadinya evaporasi. Ini
adalah energi yang memecah ikatan molekul air yang bergabung. Hal ini
menjelaskan mengapa air menguap dengan mudah saat mencapai titik
didih daripada titik beku, tingkat penguapan sangat lambat.
Penguapan terjadi ketika tingkat penguapan lebih tinggi dari tingkat
penguapan. Ketika tingkat penguapan dan tingkat penguapan ini sama,
saturasi terjadi. Tingkat kelembaban di udara biasanya pada 100% selama
saturasi. Kondensasi, yang merupakan kebalikan dari penguapan, terjadi
ketika jumlah udara yang jenuh didinginkan di luar titik embun. Titik
embun mengacu pada suhu di mana udara didinginkan di bawah tekanan
terus menerus sehingga menjadi jenuh penuh dengan air. Sebagai soal
fakta penguapan ekstrak panas dari atmosfer. Itu menjelaskan efek
pendinginan yaitu penguapan air dari kulit pada tubuh manusia.

Anda mungkin juga menyukai