TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu hasil olahan bebek adalah bebek tulang lunak. Mempunyai ciri yakni
tulang, hingga kepalanya cukup lunak, sehingga dapat dimakan tanpa menimbulkan
gangguan duri pada mulut (Arifudin, 2008).
Menurut SNI No: 4106.1-2009, bebek presto/tulang lunak adalah produk olahan
hasil perternakan dengan bahan baku bebek utuh yang mengalami perlakuan sebagai
berikut: penerimaan bahan baku, sortasi, penyiangan, pencucian, perendaman,
pembungkusan, pengukusan, pendinginan, pengepakan, pengemasan, penandaan, dan
penyimpanan.
Bebek tulang lunak merupakan salah satu jenis diversifikasi pengolahan hasil
perternakan terutama sebagai modifikasi yang memiliki kelebihan yaitu tulang sampai
kepala lunak sehingga dapat dimakan tanpa menimbulkan gangguan duri pada mulut
(Arifudin, 2008).
Dalam pengolahan bebek tulang lunak dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara
tradisional dan modern. Pada pengolahan bebek tulang lunak secara tradisional, wadah
yang digunakan untuk memasak biasanya berupa drum yang dimodifikasi atau dandang
berukuran besar.
Pengolahan bebek tulang lunak secara tradisional dilakukan dengan menggunakan
prinsip pemindangan. Dalam proses pemindangan, bebek diawetkan dengan cara
mengukus atau merebusnya dalam lingkungan bergaram dan bertekanan normal, dengan
tujuan menghambat aktivitas atau membunuh bakteri pembusuk maupun aktivitas enzim
(Afrianto dan Liviawaty, 2009).
Secara modern, pengolahan bebek tulang lunak menggunakan presto. Bebek presto
merupakan hasil olahan dari bebek yang melalui proses pemanasan dan tekanan.
Pengolahan bebek presto menggunakan suhu tinggi (115-121 0C) dengan tekanan 1,5
atmosfer. Suhu dan tekanan yang tinggi dicapai dengan menggunakan autoclave yaitu
alat bertekanan tinggi atau dalam skala rumah tangga dengan alat presscooker selama 60-
90 menit (Arifudin, 2013). Pada pemasakan presto adanya uap bertekanan tinggi akan
dapat melunakkan tulang sehingga tulang bebek akan menjadi rapuh dan mudah hancur,
namun bentuk bebek masih seperti aslinya (Achyadi, 2011).
Dalam pengolahan bebek presto juga ditambahkan garam sebagai pengawet yang
berfungsi mengurangi kadar air pada suatu bahan pangan sehingga akan menghambat
atau menghentikan sama sekali aktivitas enzim dan bakteri yang berperan dalam proses
penurunan mutu bebek, selain itu garam juga bersifat bakteristatik (Wahyuningsih,
2012).
Menurut (Loppies, 2012) kandungan protein bebek presto mengalami peningkatan
menjadi 28,8 – 32,1 persen akibat adanya proses pengolahan dengan menggunakan
garam serta penggunaan suhu tinggi karena adanya pengeluaran dari daging bebek yang
menyebabkan protein lebih terkonsentrasi dibandingkan dengan bebek segar yang belum
mengalami pengolahan.
Proses pengolahan bebek duri lunak dengan uap air panas bertekanan tinggi
menyebabkan tulang menjadi lunak. Selain itu uap air panas yang bertekanan tinggi ini
sekaligus berfungsi menghentikan aktifitas mikroorganisme pembusuk bebek, kerasnya
tulang bebek disebabkan adanya bahan organik dan anorganik pada tulang. Bahan
anorganik meliputi unsur-unsur kalsium, phosphor, magnesium, khlor dan flour
sedangkan bahan organik adalah serabut-serabut kolagen. Tulang menjadi rapuh dan
mudah hancur bila bahan organik yang terkandung di dalamnya larut (Soesetiadi, 2017).
Panci presto menggunakan tutup yang rapat sehingga uap air tidak dapat. Pada waktu
tertentu alat ini mencapai ambang batas atau standar dimulainya perhitungan lama
pemasakan. Pada presto ditandai bunyi berdesing karena uap air melewati savety valve.
Gambar 1. Panci Presto
Ketika merebus atau mengukus, maka temperatur maksimal rebusan atau kukusan
tidak akan lebih dari 1000C (pada tekanan atmosfer) selama masih terdapat air dalam fase
cair. Untuk menaikkan temperatur rebusan ini, maka perlu dinaikkan tekanan air dalam
panci, sehingga temperatur air rebusan juga akan naik. Karena bentuk panci yang
tertutup, maka tekanan air dalam panci dapat dibuat naik, sehingga temperaturnya juga
naik, maka bahan makanan yang kita letakan dalam panci presto akan lebih cepat empuk
dan menjadi lebih lunak. Untuk Lebih jelasnya perhatikan Gambar berikut :
Kalor yang diterima sistem
terperangkap didalam sistem
sehingga tidak ada kalor yang
{SYSTEM}
dilepas
Berdasarkan skema diatas dapat disimpulkan bahwa kalor yang diberikan oleh
lingkungan kepada sistem tidak dapat dilepaskan kembali kepada lingkungan yang
dikarenankan sistem tertutup rapat, sehingga dapat disimpulkan apabila volume gas yang
berada diruang tertutup dipertahankan konstant, maka tekanan gas sebanding suhu
mutlaknya dan hal ini sesuai dengan hukum Gay Lussac untuk lebih jelasnya perhatikan
air. Grafik ini dinamakan diagram fasa. Dimana bagian diagram antara titik O dan C
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan panci presto bila dipanaskan, kerapatan
cairan akan berkurang dan kerapatan uap bertambah. Dimana molekul gas didalam uap
bertambah dan bergerak sangat cepat dan tidak ada gaya yang cukup besar yang beraksi
pada molekul tersebut kecuali selama tumbukan yang bersifat elastik dan terjadi dalam
waktu yang sangat singkat, dan tekanan dari banyaknya molekul gas didalam uap dapat
Sedangkan pada titik C merupakan titik kritis dimana tidak terdapatnya perbedaan
antara cairan dengan gas. Dan jika panci presto didinginkan, maka sebagian uap
mengembun menjadi cairan sewaktu bergerak kembali kekurva OC sampai zat mencapai
titik O pada gambar 2.7. dimana titik O adalah titik triple yaitu suatu titik fasa uap,cair
Persyaratan mutu bandeng duri lunak menurut SNI No: 4106.1-2009 adalah sebagai
berikut:
Tabel 4. Persyaratan mutu bebek presto menurut SNI No: 4106.1-2009
Bebek memiliki kandungan gizi per-100 gram daging bebek yang terdiri dari energi
129 kkal, protein 20 gr, lemak 4.8 gr, kalsium 20 mg, fosfor 150 mg, besi 2 mg, vitamin
A 150 SI serta vitamin B1 0.05 mg (Saparinto, 2016: 11).
Dari kandungan nutrisi tersebut terlihat bahwa kandungan protein bebek cukup tinggi.
Hal ini yang menjadikan bebek mudah dicerna serta sangat baik untuk dikonsumsi oleh
semua usia dalam mencukupi kebutuhan protein tubuh, menjaga dan memelihara
kesehatan serta mencegah penyakit akibat kekurangan zat gizi mikro.
Bebek yang diolah menjadi bebek presto akan memiliki beberapa nilai lebih
diantaranya :
a. Jika disimpan, bebek mempunyai daya tahan yang lama.
b. Tulangnya menjadi lunak, sehingga mudah dalam penyajiannya.
c. Harga dan nilai jualnya akan meningkat jika dibandingkan sebelum dibuat presto.
(Suhaeni, 2017: 12)
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto dan Liviawati. 2009. Pengawetan dan Pengolahan Bebek. Kanisius. Yogyakarta.
Arifudin, R. 2008. Bebek Presto dalam Kumpulan Hasil Penelitian Teknologi Pasca Panen
Perternakan. BPTP. Jakarta.
Rizal, Syamsul. 2012. Prinsip Kerja Presto.
http://fisikagoblog.blogspot.co.id/2012/06/prinsip-kerja-presto.html. Diakses pada 24
April 2017
Susanto, Eko. 2010. Pengolahan Bebek (Channos channos forsk) Duri Lunak.
eprints.undip.ac.id/19138/1/bandeng_duri_lunak.pdf. Diakses pada 24 April 2017