Anda di halaman 1dari 37

FERMENTASI

PAKAN
UMUKA 2023
• TDN. Total Digestible Nutrient. merupakan partisi energi yang digunakan untuk
menghitung energi pakan dimana digunakan sebagai acuan untuk penyusunan
bahan pakan untuk ternak ruminansia.
• PK: protein kasar. Merupakan semua ikatan yang mengandung Nitrogen (N), baik
protein sesungguhnya (true protein) maupun zat-zat yang mengandung protein,
tapi bukan protein.
• SK: serat kasar. Merupakan komponen karbohidrat yang terdiri atas polisakarida
yang tidak larut (selulosa dan hemiselulosa) serta lignin. Dalam ikatan
lignoselulosa lignin memiliki koefisiensi cerna sangat rendah. Semakin tua
tanaman, kandungan ligninnya semakin tinggi. Jerami padi termasuk bahan pakan
dengan kandungan lignin tinggi sehingga sulit dicerna.
• LK: lemak kasar. Merupakan kandungan yang penting dalam bahan baku pakan
ternak, kadar lemak dalam pakan dapat diketahui melalui ekstrak yang dilarutkan
dalam ether, meski zat-zat lain juga larut di dalamnya. Karena itu, kadar lemak
yang menjadi acuan perhitungan lebih tepat disebut lemak kasar(LK)
Biofermentasi Pakan

Umumnya bahan pakan asal limbah


berkadar air tinggi (ampas, daun,
limbah pasar, limbah resrotan dll) 
mencemari lingkungan
Sulit untuk disimpan, mudah busuk
 Perlu pengeringan (BK 85%)
Pengeringan terbatas, perlu waktu,
alat dan biaya  Tidak efisien utk
diterapkan pd limbah yg banyak
Diperlukan teknologi alternatif  bisa
mengolah limbah dalam waktu dan
jumlah yang tdk terbatas
•Terknologi biofermetasi  Mengawetkan bahan berkadar air tingi
dengan memanfaatkan bakteri asam laktat (pH 4, awet, aman)
•Bahan campuran KA tiggi, Tempat fermentasi (silo), Disimpan 
waktu tk terbatas
Silase Ransum Komplit

Campuran bahan pakan yang


berkadar air tinggi (ampas tahu, kulit
nenas, ampas kecap, kulit jagung,
jerami, ampas bir, urea, molases,
dedak dll) disimpan dalam tempat
(silo) hampa udaha (anaerob), dimana
setelah terjadi proses fermentasi oleh
bakteri asam laktat pH campuran
menjadi asam(+4) dan tahan disimpan
lama, dengan komposisi nutrien
tertentu (BK 50%, PK 15%, TDN 65%)
FERMENTASI

• Hijauan yang diawetkan atau diolah secara


fermentasi pada suasana an aerob. Kelas ini
tidak termasuk silase ikan, biji-bijian, umbi-
umbian dan akar-akaran.
PROSES
PEMBUATAN
• Masa aktif fermentasi selama satu minggu hingga satu
bulan. Proses pembentukan asam laktat berlangsung
5-8 hari dan berhenti pada hari ke-21 dimana derajat
keasaman mencapai 4,0.
• Jenis mikroba yang dikehendaki dalam fermentasi
adalah bakteri penghasil asam laktat. Proses
fermentasi dikontrol melalui peningkatan dan
perkembangan asam laktat .
• Asam laktat yang terbentuk dalam
proses fermentasi inilah yang akan
bertindak sebagai pengawet, karena
sifatnya yang asam maka bakteri
pembusuk lainnya tidak dapat
berkembang sehingga substrat
terhindar dari kerusakan.
Fase Aerob
• Pada proses ensilase yang dilakukan terhadap substrat, fase aerob
dimulai sejak substrat dimasukan ke dalam silo. Pada fase ini
berlangsung dua macam proses yaitu proses respirasi dan proses
proteolisis yang disebabkan oleh adanya aktivitas enzim yang berada
pada tanaman tersebut (Muck dan Bolsen, 1991).
Fase Fermentasi
• Fase fermentasi terjadi pada saat kondisi anaerob tercapai. Fase ini
merupakan masa aktif pertumbuhan bakteri penghasil asam laktat.
Bakteri tersebut akan memfermentasi gula menjadi asam laktat
disertai produksi asam asetat, etanol, karbondioksida dan lain-lain.
Masa fermentasi berlangsung selama 1 minggu sampai 1 bulan.
Fase Stabil
• Setelah masa aktif pertumbuhan pengahasil bakteri asam laktat
berakhir, maka proses ensilase akan memasuki fase stabil. Jika silo
ditutup dan disegel dengan baik, hanya sedikit sekali aktivitas mikroba
yang terjadi ini. Penguraian hemiselulosa secara kimiawi berlangsung
sngat lambat dan akan menghasilkan beberapa macam gula (Muck
dan Bolsen, 1991).
KUALITAS SILASE YG BAIK DAN LAYAK UNTUK
MENJADI PAKAN TERNAK
INDIKATOR PENILAIAN : WANGI

1. WANGI SEPERTI BUAH-BUAHAN DAN SEDIKIT ASAM, SANGAT WANGI


DAN TERNAK TERDORONG UNTUK MENCICIPINYA (SKOR NILAI 25)
2. TERNAK INGIN MENCOBA MENCICIPINYA, TETAPI RASANYA ASAM,
BAUNYA WANGI BUAH-BUAHAN (SKOR NILAI 2O)
3. BAUNYA ASAM, DAN APABILA DIISAP OLEH HIDUNG, BAUNYA
SEMAKIN KUAT ATAU SEBALIKNYA SAMA SEKALI TIDAK TERASA BAU
ASAM . (SKOR NILAI 10)
4. SEPERTI BAU JAMUR ATAU KOMPOS DG BAU TDK SEDAP (SKOR NILAI
O)
KUALITAS SILASE YG BAIK DAN LAYAK UNTUK
MENJADI PAKAN TERNAK
INDIKATOR PENILAIAN : RASA

1. APABILA DICOBA DIGIGIT, MANIS DAN TERASA ASAM


SEPERTI YOGURT/YAKULT (SKOR NILAI 25)
2. RASANYA SEDIKIT ASAM (SKOR NILAI 2O)
3. TIDAK ADA RASA. (SKOR NILAI 5)
4. RASA YG TDK SEDAP, TERNAK SAMA SEKALI TIDAK
TERANGSANG UNTUK MENCOBANYA (SKOR NILAI O)
KUALITAS SILASE YG BAIK DAN LAYAK UNTUK
MENJADI PAKAN TERNAK
INDIKATOR PENILAIAN : WARNA

1. HIJAU KEKUNINGAN (SKOR NILAI


25)
2. COKLAT AGAK KEHITAMAN (SKOR NILAI
1O)
3. HITAM, MENDEKATI WARNA KOMPOS (SKOR
NILAI O)
KUALITAS SILASE YG BAIK DAN LAYAK UNTUK
MENJADI PAKAN TERNAK
INDIKATOR PENILAIAN : SENTUHAN

1. KERING, TETAPI APABILA DIPEGANG TERASA LEMBUT DAN EMPUK.


BAU WANGI DI TANGAN MUDAH HILANG TANPA HARUS DICUCI (SKOR
NILAI 25)
2. KANDUNGAN AIRNYA TERASA SEDIKIT BANYAK, TETAPI TIDAK TERASA
BASAH. APABILA TANGAN DICUCI WANGINYA LANGSUNG HILANG
(SKOR NILAI 1O)
3. KANDUNGAN AIRNYA BANYAK, TERASA BASAH SEDIKIT (BECEK) BAU
YANG MENEMPEL DI TANGAN BARU AKAN HILANG BILA DICUCI
DENGAN SABUN (SKOR NILAI O)
KUALITAS SILASE YG BAIK DAN LAYAK UNTUK
MENJADI PAKAN TERNAK
PENILAIAN
JUMLAH NILAI = NILAI WANGI + NILAI RASA + NILAI WARNA +
NILAI SENTUH

KRITERIA PENILAIAN DARI JUMLAH NILAI


1. 100 S/D 80  BAIK SEKALI. DAPAT DIGUNAKAN DALAM
JUMLAH BANYAK
2. 79 S/D 60  BAIK. JANGAN DIBERIKAN TERLALU BANYAK
3. 59 S/D 40  CUKUP. JUMLAH YG DIBERIKAN SEDIKIT.
4. 39 S/D 0  KURANG BAIK. TIDAK BOLEH DIBERIKAN
PADA TERNAK
SILASE SORGUM
SILASE R. GAJAH
SILASE
BIJI JAGUNG +
Bt PISANG +
UBI SINGKONG
SILASE BATANG PISANG
Nilai Kandungan Zat Makanan
Pakan Bahan Kering Protein Lemak Abu
Silase Ampas 32,44 20,79 18,44 3,64
barley
Silase Kulit 14,46 9,41 tad 8,57
Nenas
Silase Rumput 21,49 11,46 tad tad
Gajah
Silase Tebon 28,24 11,96 tad tad
Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Silase

• Ukuran Pemotongan
• Kematangan
• Processing mekanik
Efek pada Ternak

• Pemberian silase dapat meningkatkan lemak susu


• Dilaporkan dapat meningkatkan bobot tubuh
Cara Pemberian Ke Ternak
• Kalau silo dibuka harus digunakan pada hari itu juga sampai habis
• Untuk sapi perah diberikan setelah pemerahan susu
• Diangin-anginkan terlebih dahulu untuk menghilangkan asam butirat
• Untuk pemberian secara rutin harus diberikan bufer melalui
konsentrat.

Anda mungkin juga menyukai